Anda di halaman 1dari 14

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERBASIS CTL PADA FLUIDA


STATIS DAN FLUIDA DINAMIS UNTUK MENINGKATKAN
PRESTASI FISIKA SMA KELAS XI IPA

JURNAL INKUIRI
Untuk Memenuhi Sebagian Persaratan Mencapai Derajat Megister

Program Studi Pendidikan Sains dengan Minat Utama

Pendidikan Fisika

Oleh:
Widarto
S831202065

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN SAINS


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit
2015to user

i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERBASIS CTL PADA FLUIDA


STATIS DAN FLUIDA DINAMIS UNTUK MENINGKATKAN
PRESTASI FISIKA SMA KELAS XI IPA

Widarto1, Suparmi2,Sarwanto3
1
Guru Fisika SMA Yos Sudarso Cilacap
eedgautama@yahoo.co.id
2
Dosen Program Studi Pendidikan Sains Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret
suparmiuns @gmail.com
3
Dosen Program Studi Pendidikan Sains Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret
sar1to@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis kelayakan modul fisika berbasis CTL pada fluida statis dan fluida
dinamis untuk kelas XI IPA SMA; (2) menganalisis efektivitas modul fisika SMA berbasis CTL untuk meningkatkan
hasil prestasi fisika kelas XI IPA SMA yang dikembangkan. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan,
untuk mengembangan modul fisika berbasis CTL, pengembangan ini menggunakan model 4-D dengan tahapan
pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop), dan penyebaran (disseminate). Sampel
pengembangan meliputi sampel validasi produk sejumlah 6 validator, sampel uji coba terbatas sejumlah 10 orang
siswa, dan sampel uji coba diperluas sejumlah 20 siswa. Teknik pengumpulan data dimulai dengan tahap studi
pendahuluan, desain produk, validasi draf I, uji coba produk secara terbatas dan diperluas. Instrumen yang digunakan
adalah lembar validasi modul, silabus, RPP, kisi-kisi soal hasil belajar, serta angket respon siswa. Kelayakan modul
fisika SMA berbasis CTL layak digunakan dalam pembelajaran, di dasarkan atas validasi oleh 2 ahli dengan nilai rata-
rata 3,92 dengan katagori sangat baik, 2 guru SMA dengan nilai rata-rata 3,95 dengan katagori sangat baikdan 2
teman sejawat dengan nilai rata-rata 3,96 dengan katagori sangat baik serta respon siswa uji coba terbatas juga
sangat baik. Modul fisika berbasis CTL efektif untuk meningkatkan prestasi belajar fisika kelas XI IPA, dengan
rata-rata Ngain siswa yang belajar menggunakan modul fisika bebasis CTL lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata
Ngain siswa yang menggunakan LKS . Data ini diambil dari nilai pretes dan postes pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol, Ngain dari hasil nilai pretes dan postes dianalisis dengan independent samples t test menggunakan program
SPSS 19, dan didapatkan bahwa p-value sebesar 0,008; p-value < 0,050 maka H0 ditolak. Hal ini berarti terdapat
perbedaan antara kelas eksperimen yang menggunakan modul fisika berbasis CTL dan kelas kontrol yang
menggunakan LKS.

Kata kunci: Modul, CTL (Contextual Teaching and Learning), fluida.

Pendahuluan kepada siswa agar dapat mengembangkan dan


menggunakan keterampilan proses untuk
Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan memperoleh, menghayati, dan menerapkan
suatu lembaga pendidikan menengah secara formal konsepkonsep dan hukum-hukum serta asas-asas
bertanggung jawab memberikan bekal pengetahuan fisika, melatih siswa menggunakan metode ilmiah
dasar untuk dapat diterapkan dalam kehidupan dalam memecahkan masalah yang dihadapi,
sehari-hari dan untuk melanjutkan pendidikan ke meningkatkan kesadaran siswa tentang keteraturan
jenjang yang lebih tinggi. Fisika sebagai salah satu alam dan keindahannya sehingga siswa terdorong
mata pelajaran IPA yang diberikan di commit SMA to untuk
user mencintai dan mengagungkan Tuhan Yang
mempunyai fungsi memberikan pengetahuan Maha Esa, memperkuat pendekatan ilmiah

1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(scientific), tematik terpadu (tematik antar mata pelajaran 2011/2012 dari 101 siswa ada 56 siswa,
pelajaran), dan tematik (dalam suatu mata ini berarti ada 56 % yang belum tuntas.
pelajaran) perlu diterapkan pembelajaran berbasis Seorang guru yang mau mengajar selain
penelitian (inquiry learning). Untuk mendorong memperhatikan pemilihan pendekatan, juga
kemampuan peserta didik untuk menghasilkan memilih metode yang tepat. Pemilihan metode
karya kontekstual, baik individual maupun yang akan di gunakan harus sesuai dengan tujuan
kelompok (Permendikbud No 65/2013). pengajaran, ada beberapa metode yang dapat
Pernyataanpernyataan tersebut menunjukan digunakan dalam pembelajaran. Salah satunya
bahwa pengajaran fisika di SMA berfungsi untuk adalah modul. Modul merupakan alat atau sarana
memberikan pengetahuan dasar kepada siswa dan pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-
melatih siswa untuk melakukan penelitian, sesuai batasan dan cara mengevaluasi yang dirancang
proses/metode ilmiah baik di dalam laboratorium secara sistimatis dan menarik untuk mencapai
maupun di alam sekitar kehidupan siswa. Selain itu kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat
siswa diharapkan mampu mengembangkan kompleksitasnya (Depdiknas, 2007). Untuk
pengetahun dasar tersebut sehingga akan terbentuk membantu guru dalam pengembangan modul,
sikap ilmiah dalam diri siswa, yang dapat perlu disusun suatu acuan yang bersifat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan dapat operasional. Acuan yang dimaksud berupa
digunakan untuk mengembangkan daya kreasi dan pedoman teknis yang minimal memuat prinsip-
inovasi yang dimiliki siswa sejalan dengan prinsip, kaidah-kaidah, ketentuan-ketentuan dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di prosedur pengembangan modul. Pedoman teknis
era globalisasi seperti sekarang ini. perlu dirancang sedemikian rupa sehingga praktis
Pemahaman konsep dan hasil belajar fisika di dan menarik untuk dibaca oleh siswa dan
SMA secara umum masih belum optimal, untuk itu digunakan oleh guru (Suaidinmath, 2010). Modul
perlu dirancang pengemasan pendidikan yang juga merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang
sejalan dengan hakekat belajar dan mengajar antara dikemas utuh dan sitimatis, modul minimal
lain siswa belajar, guru mengajar, pesan memuat tujuan pembelajaran, materi belajar, dan
pembelajaran di dalam bahan ajar itu, dan evaluasi sehingga modul berfunsi sebagai sarana
bagaimana hasil belajar. Salah satu indikatornya belajr yang bersifat mandiri (Daryanto,2013).
adalah masih rendahnya hasil prestasi belajar fisika Mitri Irianti (2010) mengungkapkan bahwa
kelas XI siswa SMA Yos Sudarso Cilacap, dalam pembelajaran kontekstual, tugas guru adalah
khususnya pada pokok bahasan fluida. Untuk membantu siswa mencapai tujuan belajar. Oleh
pembelajaran fisika kelas XI, guru masih karena itu guru lebih banyak berurusan dengan
menggunakan cara konvensional untuk strategi daripada memberi informasi. Tugas guru
menjelaskan materi, salah satunya memberikan mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja
rumus rumus pada siswa untuk menyelesaikan bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi
soalsoal. Sehingga prestasi belajar fisika yang anggota kelas (siswa). Sesuatu yang baru
dicapai oleh siswa kelas XI belum optimal. (pengetahuan, keterampilan) datang dari
Sebagai contoh kelas XI SMA Yos Sudarso menemukan sendiri, bukan dari informasi guru.
Cilacap prestasi belajar fisikanya masih belum Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual
memenuhi harapan. Hal ini dapat dilihat dari data mempunyai karakteristik sebagai berikut: a)
nilai fisika pada materi fluida. Siswa kelas XI pembelajaran dilaksanakan dalam konteks
SMA Yos Sudarso Cilacap masih banyak yang autentik, yaitu pembelajaran yang diarahkan pada
belum tuntas atau belum mencapai KKM (Kriteria ketercapaian keterampilan dalam konteks
Ketuntasan Minimal) yaitu 70. Siswa kelas XI IPA kehidupan nyata atau pembelajaran yang
yang mendapat nilai kurang dari 70 untuk tahun dilaksanakan dalam lingkungan yang alamiah; b)
pembelajaran memberikan kesempatan kepada

commit to user

2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

siswa untuk mengerjakan tugas-tugas yang harus dipelajari sebagai pelengkap materi
bermakna; c) pembelajaran dilaksanakan dengan dicantumkan pula dalam lembar ini; 3) Lembar
memberikan pengalaman bermakna kepada siswa; kerja siswa, lembar ini terdiri dari pertanyaan atau
d) pembelajaran dilaksanakan melalui kerja masalah yang harus dijawab dan dipecahkan oleh
kelompok, berdiskusi, saling mengoreksi antar siswa. Pada lembar kerja siswa tidak boleh
teman; e) pembelajaran memberikan kesempatan membuat coretan, karena modul akan digunakan
untuk menciptakan rasa kebersamaan, bekerja oleh siswa yang berbeda di lain waktu. Semua
sama, dan saling memahami antara satu dengan pekerjaan yang dilakukan siswa ditulis pada
yang lain secara mendalam; f) pembelajaran lembar kerja siswa; 4) Kunci lembar kerja siswa,
dilaksanakan secara aktif, kreatif, produktif, dan adanya kunci lembar kerja memungkinkan siswa
mementingkan kerja sama; g) pembelajaran untuk mengecek ketepatan hasil pekerjaannya.
dilaksanakan dalam situasi yang menyenangkan. Dengan kunci lembar kerja ini akan terjadi
Modul merupakan alat atau sarana konfirmasi dengan segera terhadap jawaban yang
pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan benar dan koreksi terhadap jawaban yang salah; 5)
batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang Lembar evaluasi, penilaian guru terhadap tercapai
secara sistematis dan menarik untuk mencarai tidaknya tujuan yang dirumuskan pada modul oleh
kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat siswa, ditentukan oleh hasil ujian akhir yang
kompleksitasnya (Depdiknas, 2007). Modul terdapat pada lembar evaluasi. Lembar evaluasi
merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang dan kuncinya harus disimpan oleh guru dan; 6)
dikemas secara utuh dan sistematis, didalamnya Kunci lembar evaluasi kunci lembar evaluasi juga
memuat seperangkat pengalaman belajar yang ditulis oleh penyusun modul untuk mencocokkan
terencana dan didesain untuk membantu peserta jawaban siswa. Jawaban siswa dapat digunakan
didik menguasai tujuan belajar yang spesifik. untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan
Modul minimal memuat tujuan pembelajaran, (kompetensi dasar) yang dirumuskan pada modul.
materi/substansi belajar, dan evaluasi. Modul Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1)
berfungsi sebagai sarana belajar yang bersifat menganalisis kelayakan modul fisika SMA
mandiri, sehingga peserta didik dapat belajar berbasis untuk meningkatkan prestasi fisika kelas
sesuai dengan kecepatan masing- XI IPA SMA; 2) menganalisis efektivitas modul
masing.(Suaidinmath, 2010). fisika berbasis CTL pada fluida statis dan fluida
Menurut Vembriarto (1975 : 4953), modul dinamis untuk kelas XI IPA SMA. Produk
yang dikembangkan di Indonesia saat ini pengembangan modul fisika yang akan di
mengandung komponen sebagai berikut : 1) kembangkan dalam penelitian ini adalah: 1) modul
Petunjuk guru yang memuat penjelasan tentang pembelajaran fisika berbasis CTL yang
bagaimana pembelajaran itu dapat dilakukan oleh berdasarkan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan
guru secara efisien, yang menyangkut macam- Pendidikan); 2) Modul pembelajaran fisika
macam kegiatan yang harus dikerjakan di kelas. berbasis CTL pada materi fluida statis dan fluida
Selain itu, juga memuat waktu yang disediakan dinamis untuk kelas XI IPA SMA; 3) secara garis
untuk menyelesaikan modul, alat pelajaran, sumber besar modul pembelajaran fisika berbasis CTL
yang digunakan, prosedur evaluasi, dan jenis untuk SMA berisikan: pendahuluan, standar
evaluasi yang digunakan; 2) Lembar kegiatan kompetensi dan kompetensi dasar, diskripsi,
siswa, lembar ini memuat materi pelajaran yang petunjuk penggunaan modul, tujuan pembelajaran,
harus dikuasai oleh siswa. Materi pelajaran disusun materi, rangkuman, tugas, evaluasi, kunci jawaban,
langkah demi langkah secara teratur dan sistematis dan glosarium.
sehingga siswa dapat mengikutinya dengan mudah
dan cepat. Kegiatan yang harus dilakukan siswa,
seperti observasi dan percobaan, serta buku yang

commit to user

3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Metode Penelitian sejawat serta uji coba secara terbatas pada 10 siswa
SMA kelas XI IPA; 2) Hasil prestasi belajar siswa
Penelitian ini merupakan penelitian dan kelas eksperimen sebelum dan sesudah belajar
pengembangan atau Research and Development (pretes dan postes), menggunakan modul fisika
(R&D) adalah metode penelitian yang digunakan berbasis CTL yang dikembangkan dan hasil
untuk menghasilkan produk, dan menguji prestasi belajar siswa kelas kontrol sebelum dan
keefektifan produk tersebut. Dalam penelitian ini sesudah belajar (pretes dan postes), yang
prosedur pengembangan modul fisika berbasis menggunakan LKS.
CTL menggunakan model 4-D Thiagarajan Intrumen pengumpulan data dilakukan dengan
(1974). Model Thiagarajan terdiri dari 4 tahap tes dan angket. Metode tes digunakan untuk
yang dikenal dengan model 4-D (four D model). mengetahui aspek kognitif siswa. Dengan adanya
Keempat tahap tersebut adalah tahap pendefinisian tes akan membantu sejauh mana tingkat
(define), tahap perancangan (design), tahap pemahaman siswa terhadap materi fluida statis dan
pengembangan (develop), dan tahap penyebaran fluida dinamis. Tes awal (pretest) adalah tes yang
(disseminate). dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberikan
Uji coba produk pada penelitian ini bertujuan kepada peserta didik. Tes ini dilaksanakan dengan
untuk mendapatkan umpan balik secara langsung tujuan untuk mengetahui sejauh manakah materi
dari pengguna kualitas modul yang dikembangkan. fluida statis dan fluida dinamis yang akan
Uji coba produk berupa modul fisika berbasis diajarkan telah dapat dikuasai oleh para peserta
Contextual Teaching and Learning (CTL) yang didik. Tes akhir (postest) adalah tes yang
telah divalidasi oleh ahli materi, guru SMA dan dilaksanakan sesudah bahan pelajaran diberikan
teman sejawat. Hal ini dilakukan agar mendapat kepada peserta didik. Tes ini dilaksanakan dengan
masukan serta saran yang membangun untuk tujuan untuk mengetahui semua materi pelajaran
merevisi modul fisika berbasis CTL yang yang tergolong penting sudah dapat dikuasai
dikembangkan, sehingga modul ini layak untuk dengan sebaik-baiknya oleh para peserta didik.
digunakan. Bahan tes yang digunakan pada postest ini, sama
Subjek penelitian dari penelitian dan dengan bahan yang diberikan pada saat pretest.
pengembangan modul fisika berbasis Contextual Sedangkan metode angket dipakai untuk
Teaching and Learning (CTL) adalah: 1) Untuk mengetahui respon siswa terhadap modul untuk
menguji kelayakan modul fisika berbasis kelas kecil, respon siswa terhadap modul untuk
Contextual Teaching and Learning (CTL) kelas besar dan respon guru terhadap modul.
dilakukan validasi oleh dua ahli, dua guru SMA, Uji validitas modul fisika berbasi CTL yang
dan dua teman sejawat serta uji coba secara dikebangkan, di vaildasi oleh dua Ahli, dua guru
terbatas pada 10 siswa SMA Kelas XI IPA; 2) SMA dan dua teman sejawat. Yang di validasi
Untuk mengetahui kefektifan modul fisika berbasis modul fisika berbasis CTL: 1) Komponen materi;
Contextual Teaching and Learning (CTL) dilakuan 2) Komponen bahasa dan gambar; 3) Penyajian; 4)
pada kelompok eksperimen kelas XI IPA1 yang Menunjang inovasi dan mutu kegiatan belajar
berjumlah 20 siswa menggunakan modul fisika mengajar; 5) Kesesuaian modul dengan silabus; 6)
berbasis CTL dibandingkan dengan kelas kontrol Kesesuaian modul dengan RPP. Uji validitas pada
pada XI IPA2 yang berjumlah 20 siswa tes prestasi kognitif dilakukan untuk mengetahui
menggunakan LKS. alat evaluasi itu layak digunakan atau tidak. Hasil
Jenis data dalam penelitian dan pengembangan soal kognitif uji coba kemudian dihitung daya beda
modul fisika berbasis Contextual Teaching and soal, indeks kesukaran, validitas dan reliabilitas.
Learning (CTL) ada 2 yaitu: 1) Hasil validasi Sedangkan tes kemampuan berpikir dan motivasi
kelayakan modul fisika berbasis CTL di validasi berprestasi dihitung validitas dan reliabilitas.
oleh dua ahli, dua guru SMA, dan dua teman Teknik analisis data pada penelitian ini adalah uji

commit to user

4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

prasyarat meliputi uji normalitas dan uji


homogenitas. Uji normalitas menggunakan metoda Tabel 1 Hasil Validasi Akhir Modul
Skor Katagori
Kolmogorov Smirnov, sedangkan uji
homogenitas dengan metode Levenes test. Validator
I II Rata-rata

Hasil Penelitia dan Pembahasan Ahli 3,92 3,92 3,92 Sangat Baik
Penelitian pengembangan modul fisika berbasis Guru SMA 3,92 3,97 3,95 Sangat Baik
Contextual Teaching and Learning (CTL)
Teman Sejawat 4 3,92 3,96 Sangat Baik
dilakukan dengan model 4-D (pendefisian,
perancangan, pengembangan, dan penyebaran).
1. Pendefisian Tabel 1 adalah hasil validasi yang
Pada penelitian pengembangan modul fisika dilakukan oleh dua ahli, dua guru SMA dan dua
berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL), teman sejawat pada modul fisika berbasis CTL
tahap pendefisian dilakukan melalui analisis untuk pakok bahasan fluida statis dan fluida
kurikulum pada SK dan KD fluida statis dan dinamis dengan katagori sangat baik.
fluida dinamis yang terdiri 2 bab. Untuk Tabel 1.2 Hasil Respon Siswa kecil
mengetahui permasalahan yang sedang dihadapi Siswa ke Rata-rata Katagori
dan mengetahui kebutuhan siswa SMA dan guru, 1 3,9 Sangat Baik
maka dilakukan penyebaran angket kepada 20 2 4 Sangat Baik
3 3,9 Sangat Baik
siswa kelas XII IPA SMA dan 8 guru SMA. Dari 4 3,9 Sangat Baik
hasil analisis kebutuhan siswa dan guru tujuan 5 4 Sangat Baik
pembelajaran yang dikembangkan dalam modul ini 6 3,8 Sangat Baik
7 3,9 Sangat Baik
adalah pembelajaran dapat berjalan dengan optimal 8 3.9 Sangat Baik
dan siswa dilibatkan dalam penemuan konsep 9 3.5 Sangat Baik
melalui pembelajaran menggunakan modul fisika 10 4 Sangat Baik
Rata-rata 3,8 Sangat Baik
berbasis CTL serta siswa dapat memahami konsep
fluida statis dan fluida dinamis.
2. Tahap Perancangan Tabel 1.2 adalah hasil respon siswa pada uji
Setelah mengadakan penyebaran angket coba terbatas terhadap modul fisika CTL untuk
kebutuhan siswa dan angket kebutuhan guru maka pakok bahasan fluida statis dan fluida dinamis,
dirancang produk yang akan dikembangkan. dengan kategori Sangat baik.
Produk yang akan dikembangkan adalah modul Tahap uji coba diperluas dengan mengajar 20
fisika berbasis CTL pada fluida statis dan fluida siswa kelas XI IPA di SMA Yos Sudarso Cilacap,
dinamis. Modul tersebut dilengkapi dengan dengan menggunakan modul fisika berbasis CTL
silabus, RPP, dan kisi-kisi tes hasil belajar. untuk pokok bahasan fluida statis dan fluida
3. Tahap Pengembangan dinamis, sebelum mengajar diadakan tes pretes
Pada tahap pengembangan ini, validasi Ahli, terlebih dahulu adapun diskripsi hasinya disajikan
Guru SMA, dan Teman Sejawat pada modul fisika pada tabel 3.
berbasis CTL pada pokok bahasan fluida statis dan Tabel 3 Diskripsi Hasil Belajar pretes
fluida dinamis untuk SMA kelas XI IPA, hasilnya Std.
Kelas N Mean Max Min
pada tabel 1. Dev
Kon. 20 68,5 10 84 52
Eksp. 20 73,8 8,6 88 60

commit to user

5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 3 diatas menunjukan prestasi pada pretes Berdasarkan Tabel 5 data telah diketahui
kelas kontrol dan kelas eksperimen. berdistribusi normal dan berasal dari populasi yang
Prestasi belajar kelas kontrol dan kelas homogen, selanjutnya dianalisis dengan uji t-test
eksperimen pada postes ditunjukan pada tabel 4. menggunakan SPSS versi 19 diperoleh bahwa p-
Tabel 4 Diskripsi Hasil Belajar Postes value sebesar 0,008; p-value < 0,050 maka H0
Std.
Kelas N Mean
Dev
Max Min ditolak. Hal ini berarti terdapat perbedaan antara
Kontrol kelas esperimen yang menggunakan modul fisika
20 76,4 10,5 92 60
(LKS) berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL)
Eksp.
(Modul) 20 84,6 7,9 96 68
dan kelas kontrol yang menggunakan LKS.
Hasil pembahasan pengembangan modul
Hasil uji normalitas menggunakan Shapiro-Wilk berbasis CTL dengan model Thiagarajan terdiri
dan uji homogenitas menggunakan Levene Statistic dari 4 tahap yang dikenal dengan model 4-D (four
hasilnya dapat ditunjukan tabel 5. D model) adalah:
1. Hasil Pedefinisian
Tabel 5 Ringkasan Hasil Analisis Normalitas, Homogenitas dan Ngain a. Analisis Kurikulum
Yang Diuji Jenis Uji Hasil Keputusan
Kesimpulan Tahap awal studi pendahuluan,yaitu
menganalisis kurikulum , setelah dianalisis SK dan
Shapiro- Sig Modul=
Normalitas
Wilk 0,126
H0 diterima Data Normal
KD serta materi pembelajaran kelas XI IPA SMA
Sig LKS =
0,480 semester I dan II, dari hasil analisis yang telah
Homogenitas
Levene
Statistic
Sig=0,106 H0 diterima
Data
Homogen
dilakukan, terdapat 3 SK dan 11 KD. Terdiri dari 5
Independe p- H0 ditolak Ada bab diselesaikan di semester 1 dan 4 bab
Ngain nt Samples value=0,008 perbedaan
Test <g>=0,412 diselesaikan di semester 2. SK dan KD yang telah
analisis tersebut diidentifikasi dari SK dan KD
Berdasarkan Tabel 5 hasil analisis data uji yang terdapat pada Standar Isi Permendiknas
normalitas Shapiro-Wilk, taraf signifikansi untuk Nomor 22 Tahun 2006 untuk dipolakan/dipetakan
kelas yang menggunakan modul fisika berbasis sesuai dengan berbagai pendekatan. seperti
Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah pendekatan dari mudah ke sukar, dari konkrit ke
sebesar 0,126 sedangkan untuk kelas yang abstrak, dan dengan pendekatan terpadu. Untuk
menggunakan LKS sebesar 0,480. Nilai tersebut memilih pendekatan pembelajaran juga terdapat
lebih besar dari = 0,05 (Sign. > 0,05) yang pada Permendikbud No 65/2013 antara lain untuk
mengartikan bahwa Ho diterima. Sehingga dapat memperkuat pendekatan ilmiah (scientific),
disimpulkan bahwa data hasil belajar kognitif tematik terpadu (tematik antarmata pelajaran),
untuk kelas yang menggunakan modul fisika dan tematik (dalam suatu mata pelajaran) perlu
berbasis CTL dan kelas yang menggunakan LKS diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/
adalah berdistribusi normal. penelitian. Untuk mendorong kemampuan peserta
Berdasarkan Tabel 5 hasil analisis data uji didik untuk menghasilkan karya kontekstual, baik
homogenitas Levene Statistic, taraf signifikansi individual maupun kelompok. Dari analisis
untuk kelas yang menggunakan modul fisika kurikulum yang telah dilakukan dipilih bab fluida
berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) sebagai materi penelitian, dengan alasan materi
dan kelas yang menggunakan LKS adalah sebesar fluida statis dan dinamis adalah materi yang sangat
0,106, nilai tersebut lebih besar dari = 0,05 (Sign. penting dalam kehidupan sehari-hari dan dapat
> 0,05) yang mengartikan bahwa Ho diterima. diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, dan nilai
Sehingga dapat disimpulkan bahwa data hasil fluida statis dan dinamis di kelas XI IPA masih
belajar kognitif untuk kelas yang menggunakan banyak yang kurang dari KKM (kriteria ketuntasan
modul fisika berbasis CTL dan kelas yang minimal).
menggunakan LKS adalah homogen.

commit to user

6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Survei Lapangan merupakan alat atau sarana pembelajaran yang


Setelah melakukan analisis kurikulum berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara
kemudian dilakukan survei lapangan dengan mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan
menyebarkan angket kepada gutu fisika SMA se menarik untuk mencapai kompetensi yang
Kotatip dan siswa SMA kelas XI IPA. Dari angket diharapkan dengan tingkat kompleksitasnya
yang disebarkan kepada 8 guru fisika dari SMA (Depdiknas, 2007). Tujuan penulisan modul adalah
yang berbeda, ternyata semua guru SMA yang : (a) memperjelas dan mempermudah penyajian
diberikan angket mempunyai buku pegangan lain pesan agar tidak terlalu bersifat verbal, (b)
untuk mengajar fluida statis dan fluida dinamis, mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya
tetapi bukan buku buatan sendiri melainkan buatan indera,baik siswa maupun guru, dan (c) dapat
MGMP fisika kabupaten. Sehingga ada beberapa digunakan secara tepat dan bervariasi. Pada hasil
sub pokok bahasan yang tidak sesuai dengan pemberian angket pada guru, terdapat 100% guru
metode pembelajaran guru, karena yang membuat dalam pembelajaran menggunakan metode
buku MGMP hanya 40% yang memiliki buku eksperimen dilaboratorium pada materi tertentu.
berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL). Tetapi ada juga materi yang bisa di ekperimenkan
Masih banyak guru mengajar dengan dengan alat-alat limbah tertentu misalnya untuk
menggunakan LKS dalam ekperimen, terutama mempaktekkan mengapung, melayang dan
pada mengajar fluida statis dan fluida dinamis tenggelam menggunakan bekas botol aqua , garam
sedangkan teorinya sudah diberikan terlebih dan air. sehingga siswa lebih dapat
dahulu. Jadi anak hanya melengkapi LKS yang mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, dan
diberikan guru dalam eksperimen fluida statis dan menumbuhkan motivas belajar siswa. Menurut
dinamis. Padahal menurut Nana Sudjana (1989) Nasution (2000), motivasi yang timbul karena
hakekat mengajar adalah suatu proses, yaitu kebutuhan dari dalam diri siswa dianggap lebih
proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang baik dibandingkan dengan motivasi yang
ada disekitar anak didik, sehingga dapat disebabkan oleh rangsangan dari luar.
menumbuhkan dan mendorong anak didik
melakukan proses belajar. Pada tahap berikutnya 2. Tahap Perancangan.
adalah proses memberikan bimbingan dan bantuan a. Penyusunan Modul Fisika Berbasis
kepada anak didik dalam melakukan proses Contextual Teaching And Learning (CTL).
belajar. Dalam proses belajarmengajar, guru perlu Pada tahap perancangan produk yang
menimbulkan aktivitas anak dalam berpikir dan dikembangkan adalah modul fisika berbasis CTL
bertidak. Penerimaan pelajaran dengan aktivitas pada fluida statis dan fluida dinamis. Alasan
sendiri, kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, diambil materi fluida statis dan fluida dinamis
tetapi dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi adalah materi yang sangat penting dalam
dalam bentuk yang berbeda. kehidupan sehari-hari dan dapat diterapkan dalam
Dalam survei lapangan ditemukan guru yang kehidupan sehari-hari. Modul yang akan
mengajar dengan modul buatan sendiri hanya 10% dikembangkan disusun dengan metode CTL. Siswa
dari guru yang diberi angket, sehingga masih dilibatkan secara aktif dalam penemuan konsep.
banyak guru dalam pembelajaran hanya Pembelajaran kontekstual merupakan konsep
menggunakan LKS, padahal menurut Pupuh pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan
Fathurrohman yang dikutip dari Ahmad D. antara materi pembelajaran dengan kehidupan
Marimba (1991) alat bantu belajar merupakan peserta didik secara nyata, sehingga para peserta
segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka didik mampu menghubungkan dan menerapkan
mencapai tujuan pembelajaran. Dalam proses kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-
pengajaran maka alat mempunyai fungsi sebagai hari (Mulyasa 2006: 102).
pelengkap untuk mencapai tujuan. Modul

commit to user

7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Modul yang dikembangkan disusun sesuai 3. Tahap Pengembangan


dengan komponen-komponen yang harus terdapat a. Hasil Tahap Validasi Produk Awal
dalam modul. Susilana (2007) menyatakan bahwa: Validasi modul dilakukan oleh dua ahli yaitu
modul adalah suatu paket program yang disusun Prof. Drs. Cari, M.A.,M.Sc.,Ph.D. dan Drs.
dalam bentuk satuan tertentu dan didesain Widodo Budhi, M.Si. Dua guru SMA yaitu Drs.
sedemikian rupa guna kepentingan belajar siswa. Salpan, M.Pd. dan Dra. MM Arientatmi, M.Pd.
Satu paket modul biasanya memiliki komponen Dua teman sejawat Eka Supriyadi, S.Pd. dan
petunjuk guru, lembar kegiatan siswa, lembaran Sungkono, S.Pd. Secara umum penilaian modul
kerja siswa, kunci lembaran kerja, lembaran tes fisika berbasis CTL pada fluida statis dan fluida
dan kunci lembaran tes. Sedangkan modul dinamis yang dikembangkan oleh dua ahli rata-rata
menurut Vembriarto (1975:47) adalah suatu unit 3,92 berkatagori sangat baik. Adapun aspek-
program belajar mengajar yang terkecil yang aspek penilain modul fisika berbasis CTL pada
secara terperinci menegaskan tujuan, topik, pokok- fluida statis dan fluida dinamis adalah komponen
pokok materi, peranan guru, alat-alat dan sumber materi nilai rata-rata 3,83 berkatagori Sangat
belajar, kegiatan belajar, lembar kerja dan program baik, konponen bahasa dan gambar nilai nilai
evaluasi. rata-rata 4,00 berkatagori sangat baik, komponen
Modul yang dikembangkan adalah modul penyajian nilai rata-rata 3,88 berkatagori sangat
fisika berbasis Contextual Teaching and Learning baik, menunjang inovasi dan mutu kegiatan
(CTL) pada fluida statis dan fluida dinamis. belajar mengajar nilai rata-rata 3,85 berkatagori
Pembelajaran dengan modul ini diharapkan siswa sangat baik, kesesuaian modul dengan silabus
aktif dalam menemukan konsep fluida statis dan nilai rata-rata 4,00 berkatagori sangat baik,
fluida dinamis. Menurut Johnson, (2007: 67) kesesuaian modul dengan RPP nilai rata-rata 4,00
menyatakan bahwa, pendekatan CTL adalah berkatagori sangat baik.
sebuah proses pendidikan yang bertujuan Penilaian modul fisika berbasis CTL pada
menolong para siswa melihat makna di dalam fluida statis dan fluida dinamis yang
materi akademik yang mereka pelajari dengan dikembangkan oleh dua guru SMA rata-rata 3,95
menghubungkan subyek-subyek akademik dengan berkatagori sangat baik. Adapun aspek-aspek
konteks dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu penilain modul fisika berbasis CTL pada fluida
dengan konteks keadaan pribadi, sosial dan budaya statis dan fluida dinamis adalah komponen materi
mereka. Untuk mencapai tujuan ini, sistem tersebut nilai rata-rata 4,00 berkatagori Sangat baik,
meliputi delapan komponen berikut: membuat konponen bahasa dan gambar nilai nilai rata-rata
keterkaitan-keterkaitan yang bermakna, melakukan 3,79 berkatagori sangat baik, komponen
pekerjaan yang berarti, melakukan pembelajaran penyajian nilai rata-rata 4,00 berkatagori sangat
yang diatur sendiri, melakukan kerjasama, berpikir baik, menunjang inovasi dan mutu kegiatan
kritis dan kreatif, membantu individu untuk belajar mengajar nilai rata-rata 3,95 berkatagori
tumbuh dan berkembang, mencapai standar yang sangat baik, kesesuaian modul dengan silabus
tinggi, dan menggunakan penilaian autentik. nilai rata-rata 4,00 berkatagori sangat baik,
Menurut Mitri Irianti (2010) Pendekatan CTL kesesuaian modul dengan RPP nilai rata-rata 4,00
memiliki tujuh komponen utama. Kelas dikatakan berkatagori sangat baik.
menerapkan CTL jika menerapkan ke tujuh Penilaian modul fisika berbasis Contextual
komponen tersebut antara lain Teaching and Learning (CTL) pada fluida statis
kontruktivisme (constructivism),bertanya (question dan fluida dinamis yang dikembangkan oleh dua
ing), menemukan (inquiry), masyarakat belajar teman sejawat rata-rata 3,96 berkatagori sangat
(learning community), pemodelan (modelling), baik. Adapun aspek-aspek penilain modul fisika
refleksi (reflection), penilaian autentik (authentic berbasis CTL pada fluida statis dan fluida dinamis
assessment). adalah komponen materi nilai rata-rata 4,00

commit to user

8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

berkatagori Sangat baik, konponen bahasa dan kegiatan pembelajaran. Untuk guru SMA dan
gambar nilai nilai rata-rata 3,93 berkatagori teman sejawat tidak memberikan revisi, sehingga
sangat baik, komponen penyajian nilai rata-rata silabus dinyatakan layak untuk digunakan setelah
4,00 berkatagori sangat baik, menunjang inovasi revisi sesuai saran.
dan mutu kegiatan belajar mengajar nilai rata-rata Validasi RPP dilakukan oleh ahli yaitu Dr.
3,90 berkatagori sangat baik, kesesuaian modul Nonoh Siti Aminah, M.Pd., guru SMA yaitu Drs.
dengan silabus nilai rata-rata 4,00 berkatagori Salpan, M.Pd, dan teman sejawat Eka Supriyadi,
sangat baik, kesesuaian modul dengan RPP nilai S.Pd. validasi RPP ini sebagai pendamping dan
rata-rata 4,00 berkatagori sangat baik. . pelengkap modul fisika berbasis Contextual
Pada validasi modul fisika berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) pada fluida statis
Teaching and Learning (CTL) pada fluida statis dan fluida dinamis. Setelah divalidasi RPP layak
dan fluida dinamis ada beberapa yang harus untuk digunakan setelah revisi sesuai saran.
direvisi, untuk ahli merevisi, pada deskripsi contoh Pada validasi RPP ada beberapa yang harus
pertanyaan yang menggunakan kata pernahkah, direvisi, untuk ahli memberikan revisi Pada
seandainya, dan bayangkan untuk diganti. Pada indikator psikomotor alat-alat yang digunakan
deskripsi masih banyak contoh yang salah untuk harus disebutkan semua. Salah ketik didalam RPP
fluida statis dan fluida dinamis. Disarankan pada harus diperbaiki. Pada elaborasi kata
setiap gambar harus ada keteranganya. Sebaiknya menyampaikan materi harus diganti dengan
setiap sub pokok bahasan diberi contoh soal. Pada menyampaikan materi hidrostatik. Buku sumber
tugas kelompok media lumpur diganti dengan harus ditulis nama buku, pengarang, terbit tahun
pasir, laporan diganti dengan kesimpulan. Pada berapa. Untuk guru SMA memberikan revisi soal
kuis disarankan kata gadis diganti dengan siswi. pada RPP sebaiknya ditambah soal esay dan teman
Penggunaan istilah harus konsisten kata kalian sejawat tidak memberikan revisi, sehingga RPP
diganti dengan kata anda. Untuk guru SMA dinyatakan layak untuk digunakan setelah revisi
merevisi, sebaiknya tanda hubung pada kata ulang sesuai saran.
tidak diberi spasi. Perbaiki kesalahan ketik pada b. Pembahasan hasil tahap uji coba produk
modul. Pemakaian istilah asing dalam bahasa Setelah dilakukan revisi modul fisika berbasis
Indonesia yang benar misal: dianalisa yang benar Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk
dianalisis. Untuk teman sejawat merevisi, pakok bahasan fluida statis dan fluida dinamis,
sebaiknya titik dua tidak perlu diawali dengan produk yang dikembangkan diujicobakan pada
spasi. Sebaiknya setiap alenia mulai dari hurup ke- kelompok kecil yang terdiri dari 10 siswa diluar
6. Sehingga tahap validasi modul fisika berbasis sampel 5 siswa dari kelas XI IPA-3 dan 5 siswa
CTL pada fluida dinyatakan layak untuk digunakan dari kelas XI IPA-4. Sepuluh siswa tersebut diberi
setelah revisi sesuai saran. modul fisika berbasis CTL pakok bahasan fluida
Validasi Silabus dilakukan oleh ahli yaitu Dr. statis dan fluida dinamis untuk mempelajari selama
Nonoh Siti Aminah, M.Pd., guru SMA yaitu Drs. 14 hari, kemudian diminta memberikan respon
Salpan, M.Pd., dan teman sejawat Eka Supriyadi, terhadap modul fisika berbasis CTL untuk pakok
S.Pd. validasi silabus ini sebagai pendamping dan bahasan fluida statis dan fluida dinamis.
pelengkap modul fisika berbasis Contextual Rata-rata hasil respon siswa pada uji coba
Teaching and Learning (CTL) pada fluida statis terbatas terhadap modul fisika berbasis CTL untuk
dan fluida dinamis. Setelah divalidasi silabus pakok bahasan fluida statis dan fluida dinamis,
layak untuk digunakan setelah revisi sesuai diperoleh rata-rata 3,88 dengan kategori Sangat
saran. baik. Meliputi rata-rata aspek materi 4 dengan
Pada validasi silabus ada beberapa yang harus katagori sangat baik, rata-rata aspek bahasa dan
direvisi, untuk ahli memberikan revisi Indikator gambar 3,9 degan katagori sangat baik, rata-rata
pencapaian kompetensi harus sesuai dengan aspek penyajian 3,9 dengan katagori sangat baik,

commit to user

9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dan rata-rata aspek tampilan 3,7 dengan katagori 12 pertemuan utuk fluda dinamis. Satu pertemuan
sangat baik. 2 jam pelajaran atau 90 menit. Pada kelas
Angket yang telah diberikan respon siswa sangat eksperimen diajarkan sesuai dengan modul fisika
baik terutama pada aspek penyajian, modul fisika yang dikembangkan setiap awal kegiatan siswa
berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) diberi masalah atau informasi yang dapat
pakok bahasan fluida statis dan fluida dinamis memancing daya keingintahuan siswa terhadap
dapat membangkitkan minat/rasa ingin tahu, materi yang terdapat pada bab terebut. Siswa
mendorong siswa terlibat aktif dan melakukan aktivitas dalam modul bekerja secara
menarik/menyenangkan. Russell (1973:25-30) kelompok untuk menemukan sendiri rumusan-
mengemukakan siswa temotivasi untuk lebih aktif rumusan dalam aktivitas (eksperimen), guru hanya
berpartisipasi dalam belajar, karena ia harus belajar mendampingi saja sebagai pembimbing. Hal ini
sambil menemukan sendiri konsep yang dipelajari. sesuai dengan yang dikemukakan oleh Ratna Wilis
Sedangkan menurut Nasution (2000) suasana yang Dahar (1989:107) bila siswa memecahkan masalah
menyenangkan dapat menumbuhkan kegairahan di laboratorium atau secara teoritis, guru
belajar. hendaknya berperan sebagai pembimbing atau
c. Pembahasan pada uji coba diperluas tutor. Setelah siswa melakukan aktivitas secara
Hasil belajar kognitif pada uji coba diperluas berkelompok, data-data yang diperoleh dianalisa
dengan cara mengambil nilai dari pretes dan postes dan disimpulkan. Kemudian secara bergantian tiap
untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen. Soal yang kelompok mempresentasikan hasil eksperimen,
digunakan untuk pretes dan postes sebelumnya sedangkan kelompok lain menanggapi. Hal ini
diujicobakan terlebih dahulu pada 32 siswa kelas sesuai dengan pendapat Sudjana (1989) bahwa
XI IPA SMA Negeri 3 Cilacap. Setelah dilakukan bekerja di dalam kelompok dapat meningkatkan
uji reliabilitas, daya beda, tingkat kesukaran soal cara berpikir mereka sehingga dapat memecahkan
dan validitas, terdapat 5 soal yang tidak valid yaitu masalah dengan lebih baik dan lancar.
nomor 3, 10, 13, 17, dan 23. Sehingga yang Sebelum menganalisa diadakan pengambilan
dipergunakan sebagai alat evaluasi pretes dan nilai pretes dan postes terlebih dahulu pada kelas
postes untuk siswa uji coba diperluas hanya 25 eksperimen dan kelas kontrol, hasil belajar kelas
butir soal. kontrol reratanya adalah 68,5 dengan standar
Uji coba diperluas dilakukan di kelas XI IPA-1 deviasi 10, nilai tertinggi 84 dan nilai terendah 52.
sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA-2 Sedangkan hasil pretes kelas eksperimen reratanya
sebagai kelas kontrol SMA Yos Sudarso Cilacap, 73,8 dengan standar deviasi 8,6, nilai tertinggi 88
selama 4 minggu atau 22 jam pertemuan setiap jam dan nilai terendah 60. Hasil belajar postes kognitif
45 menit. Sebelum diberi pembelajaran dengan siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hasil
mengunakan modul fisika berbasis Contextual belajar kelas kontrol diberi pembelajaran dengan
Teaching and Learning (CTL) pakok bahasan LKS reratanya adalah 76,4 dengan standar deviasi
fluida yang dikembangkan, kelas ekperimen dan 10,5, nilai tertinggi 92 dan nilai terendah 60.
kelas kontrol diberi pretes terlebih dahulu untuk Sedangkan hasil postes kelas eksperimen diberi
mengetahui pengetahuan siswa tentang materi pembelajaran dengan modul fisika berbasis CTL
fluida berdasarkan pembelajaran di SMP dan reratanya adalah 84,6 dengan standar deviasi 7,9,
pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari. nilai tertinggi 96 dan nilai terendah 68. Rata-rata
Setelah diberi pretes kelas kontrol di beri nilai postes kelas eksperimen lebih tinggi
pembelajaran dengan LKS dan kelas eksperimen dibandingkan dengan rata-rata nilai kelas kontrol
diberi pembelajaran dengan menggunakan modul menunjukkan modul fisika berbasis CTL pakok
fisika berbasis CTL pakok bahasan fluida statis bahasan fluida statis dan fluida dinamis efektif
dan fluida dinamis. Pembelajaran dilakukan dalam digunakan dalam pembelajaran, Hal ini sesuai
22 pertemuan, 10 pertemuan untuk fluida statis dan dengan yang dikemukakan oleh Wasis (2006)

commit to user

10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

bahwa model pembelajaran berbasis CTL efektif digunakan dalam pembelajaran fisika SMA; 3)
diterapkan dalam pembelajaran fisika. Dalam Modul fisika berbasis CTL yang dikembangkan
pembelajaran dengan menggunakan modul fisika pada pokok bahasan fluida statis dan fluida
berbasis CTL dan menggunakan LKS diuji dinamis efektif digunakan untuk meningkatkan
normalitas dan homogenitas dan hasilnya normal prestasi belajar siswa. Rata-rata Ngain siswa yang
dan homogin. hasil pretes dan postes kelompok belajar menggunakan modul fisika bersasis CTL
eksperimen diperoleh nilai rata-rata pretes adalah pada pokok bahasan fluida statis dan fluids
73,80 dan nilai postes sebesar 84,60 nilai indeks dinamis yang dikembangkan lebih tinggi
gain (G) dan gain ternormalisasi diperoleh selisih dibandingkan rata-rata Ngain siswa yang belajar
nilai rata-rata pada kelas eksperimen sebesar menggunakan modul LKS.
indeks gain (G) 10,8 dan pada Tabel 4.12 diperoleh Dalam penelitian modul fisika berbasis
<g> sebesar 0,412, dengan kreteria sedang. Contextual Teaching and Learning (CTL) pada
Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan fluida statis dan fluida dinamis hedaknya waktu
modul fisika berbasis CTL dapat meningkatkan penelitian di perpanjang sehingga aktivitas dalam
hasil prestasi fisika mengetahui dari nilai modul dapat dilaksanakan semua.
efektivitas dengan kategori sedang. Hendaknya dalam modul fisika berbasis
Contextual Teaching and Learning (CTL) pada
Kesimpulan dan Rekomendasi fluida statis dan fluida dinamis, perlu ditambahkan
pemberian tugas siswa untuk membuat alat
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sederhana yang berhubungan dengan materi yang
maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1) diajarkan.
Modul fisika berbasis Contextual Teaching and Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
Learning (CTL) pada fluida statis dan fluida acuan untuk penelitian berikutnya yang sejenis
dinamis ini, dikembangkan dengan model 4-D dengan materi yang berbeda.
(four D model). Keempat tahap tersebut adalah Modul fisika berbasis Contextual Teaching and
tahap pendefinisian (define), tahap perancangan Learning (CTL) pada fluida statis dan fluida
(design), tahap pengembangan (develop), dan dinamis. Produk hasil pengembangan diharapkan
tahap penyebaran (disseminate). Hasil tahap digunakan oleh guru fisika SMA/MA sebagai
pendefinisian meliputi Analisis kebutuhan siswa, variasi dalam pembelajaran.
guru dan kurikulum, kajian teori, dan peneliti yang Modul fisika berbasis Contextual Teaching and
relevan. Hasil tahap perancangan meliputi Learning (CTL) adalah modul yang efektif
pemilihan format dan desain awal modul. Hasil digunakan untuk pembelajaran fisika, oleh sebab
tahap pengembangan meliputi Validasi 2 ahli, 2 itu hendaknya pengelola pendidikan mendukung
guru SMA,dan 2 teman sejawat dengan hasil guru-guru fisika dalam menyusun modul fisika
modul berbasis CTL yang dikembangkan Layak berbasis CTL.
Digunakan, Uji coba kecil, uji coba diperluas, dan
analisis hasil. Tahap penyebaran meliputi modul
disebarkan ke SMA sekotatip Cilacap; 2) Kualitas
modul fisika berbasis Contextual Teaching and
Learning (CTL) pada fluida statis dan fluida
dinamis ditinjau dari komponen materi, komponen
bahasa dan gambar, penyajian, kegiatan belajar
mengajar, kesesuaian modul dengan silabus dan
RPP, dan berdasarkan penelitian secara
keseluruhan modul yang dikembangkan setelah
divalidasi ahli berkualitas baik dan layak

commit to user

11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Sudjana, Nana. (2002). Metoda Statistika. Bandung:


Daftar Pustaka Tarsito. Remaja Rosdakarya.

_____________ (1989). Cara Belajar Siswa Aktif


dalam Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Dahar, Ratna Wilis. (1989). Teori-teori Belajar. Ikip
Bandung.
Sugiyono.(2008). Metode Penelitian Pendidikan
(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
Daryanto. (2013). Menyusun Modul Bahan Ajar Untuk
R&D), Bandung: Alfabeta.
Persiapan Guru dalam Mengajar.Yoyakarta:
Gava media.
Thiagarajan, Doroty, dan Melvyn. (1974). Instructional
Development for Training Teachers of
Depdiknas. (2003). kurikulum 2004. Jakarta. Depdiknas
Exeptional Children. Bloomington: Indiana
University.
________. (2012) kurikulum 2013. Jakarta. Depdiknas
Vembriarto. (1975). Pengantar Pengajaran Modul.
_______, (2007). Materi sosialisasi dan penilaian
Yogyakarta. Yayasan Pendidikan Paramitha.
Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan
(KTSP),pengembangan bahan Ajar. Jakarta Wasis. (2006). Contextual Teaching and Learning
:depdiknas. (CTL) Dalam Pembelajaran Sains-Fisika SMP.
Universitas Negeri Surabaya.
Irianti, Mitri. (2010). Pembelajaran Kontekstual
.Riau:FKIP Universitas Riau.

Johnson, Elaine B. (2002). Contextual Teaching and


Learning. California : A Sage Publications
Company.

Mulyasa. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan pendidika.


Sebuah Panduan Praktis. Bandung: PT
Remaja Rodaskarya.

Nasution. S. 2000. Didaktik AsasAsas Mengajar.


Bandung : Jemmars

Pupuh Faturohman dan Sutikno, M. Sobri. (2007).


Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika
Aditama.

Russeli James.D. (1973). Modular Intruction. A Guide


to The Design, selection, utilization and
Evaluation of Mudular Materials. Minnesota:
Burgess publishing Comp

Sutikno, M. Sobri. (2007). Strategi Belajar Mengajar.


Bandung: Refika Aditama.

Susilana, Rudi. (2007). Media Pembelajaran. Bandung:


Wacana Prima.

commit to user

12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Anda mungkin juga menyukai