Abstrak— Abstrak.
Percobaan bertujuan mengetahui karakteristik, sifat
Dari latar belakang diatas dapat diambil rumusan
komponen sirkuit AC, membedakan sirkuit dengan RC, RL, masalah yaitu "Bagaimana karakteristik dan sifat-sifat dari
RCL dalam hubungan seri dan paralel, menentukan komponen-komponen sirkuit AC (alternatif current)?",
impedansi(Z) ketiga sirkuit RC, RL, RLC metodenya bagaimana perbedaan antara sirkuit dengan resistansi (R),
mengubah rangkaian dan membaca tegangan yang terbaca
pada multimeter. Dengan menggunakan persamaan 𝒁 = dan kapasitansi (C) dalam hubungan seri dan paralel, sirkuit
dengan resistansi dan induktansi (L) dalam hubungan seri
√𝑹𝟐 + 𝑿𝑪 𝟐 . Diperoleh nilai impedansi secara percobaan
dan paralel, serta sirkuit RLC dalam hubungan seri dan
untuk sirkuir RC, RL dan nilai teoritis nya dengan paralel, bagaimana menentukan besar impedanzi (z) dari
menggunakan persamaan 𝒁 = √𝑹𝟐 + 𝑿𝑳 𝒕𝒆𝒐𝒓𝒊 𝟐 . sedangkan ketiga sirkuit"?
untuk rangkaian RLC menguunakan persamaan 𝒁= Adapun tujuan percobaan adalah mengetahui
𝟐
√𝑹𝟐 + 𝑿𝑪 𝒅𝒂𝒏 𝒁 = √𝑹𝟐 + 𝑿𝒍 − 𝑿𝒄𝟐 . Nilai impedansi yang karakteristik dan sifat-sifat dari komponen-komponen sirkuit
diperoleh adalah {Besar impedansi pada sirkuit RC seri AC (alternatif current), dapat membedakan antara sirkuit
berdasarkan teoritis adalah 27 Ω dan 47 Ω. Sedangkan secara dengan resistansi (R), dan kapasitansi (C) dalam hubungan
teoritis adalah (28,7 ± 2,4 )Ω dan ( 48,6 ±3,2) Ω. Besar seri dan paralel, sirkuit dengan resistansi dan induktansi (L)
impedansi pada sirkuit RL seri secara teoritis adalah 27 Ω dan
47 Ω. Sedangkan secara percobaan adalah (28,7 ± 2,4) Ω dan dalam hubungan seri dan paralel, serta sirkuit RLC dalam
(48,6 ± 3,16) Ω, dan pada sirkuit RLC nilai impedansi secara hubungan seri dan paralel, serta menentukan besar
teoritis adalah 27 Ω dan 47 Ω, sedangkan hasil percobaan impedanzi (z) dari ketiga sirkuit
sebesar (29,3± 2,7)Ω dan (49,6 ± 3,86) Ω}
Kapasitor dan induktor adalah elemen-elemen penting tidak mengindikasi bahwa tegabfab melintasi induktor tetapi
dalam sirkuit AC. Elemen-elemen tersebut bergantung pada teganagn yang bersifat induktansi.
karakteristik-karakteristik fisis dan frekuensi dari teganagn Tegangan, resistansi dan reaktansi yang ditunjukkan
yang di aplikasikan untuk menghasilkan arus adalah suatu sebagai 3 vektor memiliki panjang yang proporsional pada
konstanta yang disebut reaktansi. Reaktansi kapasittif dan besar dari kuantitas dan memiliki arah seperti yang
reaktansi Induktif yang masing-masing disimbolkan dengan ditunjukkan pada gambar 1. Gambar 2 menunjukkan vektor
Xc dan XL, dan satuan keduanya adalah Ohm (Ω). Untuk pelengkap dari ketiga vektor yang ditunjukkan pada gambar
mendefinisikan kedua reaktansi tersebut dapat dilihat dalam 2. Dari diagram disamping, kita lihat bahwa impedansi dari
hubungan: sirkuit diberikan oleh:
𝑍 2 = 𝑅2 + 𝑋 2 = 𝑅2 + (𝑋𝐿 − 𝑋𝐶 )2 (7)
𝑉𝑐 1
= 𝑋𝑐 = (4)
𝐼 2𝜋𝑓𝐶
𝑉𝐿
= 𝑋𝐿 = 2𝜋𝑓𝐿 (5)
𝐼
dengan tegangan sumber yang ditentukan. Semua besaran dalam satuan volt. Dan untuk DOV Kontrol adalah
yang digunakan yaitu arus, tegangan, dan impedansi harus kapasitansi kapasitor yang didefinisikan sebagai
ditulikan dalam bentuk bilangan kompleks.[4] kemampuan kapasitor untuk menyimpan muatan listrik yang
ditetapkan sebesar 2,2 10-3F, tegangan sumber adalah
III. METODE PERCOBAAN
besarnya tegangan yang tertulis pada power supply yang
A. Alat dan Bahan. ditetapkan sebesar 12 V. Dan frekuensi PLN adalah
Pada percobaan ini alat dan bahan yang dibutuhkan besarnya frekuensi arus bolak-balik yang diperoleh dari
adalah power supply sebanyak 1 buah, multimeter digital PLN yang ditetapkan sebesar 50 Hz.
sebanyak 4 buah, basicmter 2 buah, resistor sebanyak 2 Percobaan 2 (sirkuit RL hubungan seri). Untuk DOV
buah, kapasitor sebanyak 1 buah, induktor sebanyak 1 buah, Manipulasi, resistansi resistor didefinisikan sebagai
dan kabel penghubung sebanyak 12 buah. kemampuan resstor untuk menghambat arus listrik yang
diubah-ubah sebanyak 2 kali yaitu sebesar 27 Ω dan 47Ω.
B. Rumusan Hipotesis.
Sedangkan untuk DOV Respon, tegangan pada resistor
Sirkuit RC seri didefinisikan sebagai besarnya beda potensial pada ujung-
Jika nilai resistor semakin besar, maka semakin besar pula ujung resistor yang terbaca oleh voltmeter dalam satuan
nilai tegangan VR , dan nilai tegangan Vc semakin kecil. volt. tegangan pada induktor adalah besarnya beda potensial
Sirkuit RL seri antara ujung-ujung induktor yang terbaca oleh voltmeter
Semakin besar nilai resistor, maka semakin besar pula nilai dalam satuan volt, dan tegangan total adalah teganagn
tegangan VR dan nilai tegangan VL semakin kecil gabungan antara tegangan pada induktor dan resistor yang
Sirkuit RLC seri juga terbaca oleh voltmeter dalam satuan volt. Dan untuk
Semakin besar nilai resistansi, maka semakin besar pula DOV Kontrol adalah jumlah lilitan yang didefinisikan
nilai tegangan VR, dan nilai tegangan VL serta VC semakin sebagai lilitan pada induktor yang ditetapkan sebesar 150,
kecil tegangan sumber adalah besarnya tegangan yang tertulis
C. Identiikasi dan Definisi Operasional Variabel (DOV) pada power supply yang ditetapkan sebesar 12 V. Dan
frekuensi PLN adalah besarnya frekuensi arus bolak-balik
Identifikasi variabel.Percobaan 1 (sirkuit RC
yang diperoleh dari PLN yang ditetapkan sebesar 50 Hz.
hubungan seri). Untuk variabel manipulasi yaitu rersistansi
Percobaan 3 (sirkuit RLC hubungan seri). Untuk
resistor. Sedangkan untuk variabel respon adalah tegangan
DOV Manipulasi, resistansi resistor didefinisikan sebagai
pada resistor, teganagn pada kapasitor, dan tegangan total.
kemampuan resistor untuk menghambat arus listrik yang
Dan untuk variabel kontrol adalah kapasitansi kapasitor,
diubah-ubah sebanyak 2 kali yaitu sebesar 27 Ω dan 47Ω.
tegangan sumber, dan frekuensi PLN.
Sedangkan untuk DOV Respon, tegangan pada resistor
Percobaan 2 (sirkuit RL hubungan seri). Untuk
didefinisikan sebagai besarnya beda potensial pada ujung-
variabel manipulasi yaitu reistansi resistor. Sedangkan untuk
ujung resistor yang terbaca oleh voltmeter dalam satuan
variabel respon adalah tegangan pada resistor, tegangan
volt. tegangan pada induktor adalah besarnya beda potensial
pada induktor, dan tegangan total. Dan untuk variabel
antara ujung-ujung induktor yang terbaca oleh voltmeter
kontrol adalah jumlah lilitan pada induktor, tegangan
dalam satuan volt, tegangan pada kapasitor adalah besarnya
sumber, dan frekuensi PLN.
beda potensial antara ujung-ujung kapasitor yang terbaca
Percobaan 3 (sirkuit RLC hubungan seri). Untuk
oleh voltmeter dalam satuan volt dan tegangan total adalah
variabel manipulasi yaitu resistansi resistor. Sedangkan
tegangan gabungan antara tegangan pada induktor, kapasitor
untuk variabel respon adalah tegangan pada resistor,
dan resistor yang juga terbaca oleh voltmeter dalam satuan
tegangan pada kapasitor, tegangan pada induktor dan
volt. Dan untuk DOV Kontrol adalah jumlah lilitan yang
tegangan total. Dan untuk variabel kontrol adalah
didefinisikan sebagai lilitan pada induktor yang ditetapkan
kapasitansi kapasitor, jumlah lilitan pada induktor, tegangan
sebesar 150, kapasitansi kapasitor yang didefinisikan
sumber, dan frekuensi.
sebagai kemampuan kapasitor untuk menyimpan muatan
Definisi operasional variabel. Percobaan 1 (sirkuit
listrik yang ditetapkan sebesar 2,2 10-3F,tegangan sumber
RC hubungan seri). Untuk DOV Manipulasi, resistansi
adalah besarnya tegangan yang tertulis pada power supply
resistor didefinisikan sebagai kemampuan resistor untuk
yang ditetapkan sebesar 12 V. Dan frekuensi PLN adalah
menghambat arus listrik yang diubah-ubah sebanyak 2 kali
besarnya frekuensi arus bolak-balik yang diperoleh dari
yaitu sebesar 27 Ω dan 47Ω. Sedangkan untuk DOV
PLN yang ditetapkan sebesar 50 Hz.
Respon, tegangan pada resistor didefinisikan sebagai
besarnya beda potensial pada ujung-ujung resistor yang D. Langkah Percobaan
terbaca oleh voltmeter dalam satuan volt. tegangan pada a. Percobaan 1 (sirkuit RC hubungan seri).
kapasitor adalah besarnya beda potensial antara ujung-ujung Langkah perama adalah menghubungkan sirkuit pada
kapasitor yang terbaca oleh voltmeter dalam satuan volt, dan gambar 4a pada rancangan percobaan. Dengan
tegangan total adalah teganagn gabungan antara tegangan menggunakan voltmeter AC untuk mengukur tegangan pada
pada kapasitor dan resistor yang juga terbaca oleh voltmeter kapasitor (titik A dan B), dilanjutkan pada resistor (titik B
JURNAL PRAKTIKUM ALAT UKUR LISTRIK 4
dan G), dan kemudian pada kedua elemen (titik A dan G).
Selanjutnya mengulangi kegiatan tersebut untuk nilai
resistor yang bervariasi hingga 2 kali. Lalu dengan
menggunakan hukum ohm untuk menentukan arus yang
mengalir pada resitor yang merupakan arus dari keseluruhan
elemen dari sirkuit sei. Lalu mencatat hasil pengukuran pada
tabel pengamatan. Selanjutnya dari data yang diperoleh
𝑉𝑐
dengan menggunakan persamaan Xc= hitung nilai Xcdan
𝐼
bandingkan hasilnya dengan melibatkan frekuensi standart
(50Hz). Lalu melanjutkan dengan menghitung nilai Gambar 4a. Rancangan percobaan sirkuit RC.
impedansi sirkuit dengan dengan menggunakan persamaan
𝑍 = √𝑅2 + (𝑋𝐿 − 𝑋𝐶 )2 dengan Xc yang telah diperoleh, dan
dengan nilai ini, hitung besar tegangan pada sirkuit dengan
menggunakan persamaan 𝑉 = 𝐼𝑍. Hitunglah persen
perbedaan antara nilai tegangan ini dengan nilai teganagn
yang diukur.
b. Percobaan 2 (sirkuit RL hubungan seri).
Langkah pertama adalah dengan menghubungkan sirkuit
pada gambar 4b. Lalu menggunakan voltmeter AC untuk
mengukur tegangan pada induktor (titik A dan B),
dilanjutkan pada resistor (titik B dan G), dan kemudian pada Gambar 4b. Rancangan percobaan sirkuit RL
kedua elemen (titik A dan G). Selanjutnya mengulangi
kegiatan tersebut untuk nilai resistor yang bervariasi hingga
2 kali. Lalu dengan menggunakan hukum ohm untuk
menentukan arus yang mengalir pada resitor yang
merupakan arus dari keseluruhan elemen dari sirkuit sei.
Lalu mencatat hasil pengukuran pada tabel pengamatan.
Selanjutnya dari data yang diperoleh dengan menggunakan
𝑉
persamaan XL= Xc= 𝐿 , induktor yang (persamaan 2𝜋𝑓𝐿).
𝐼
Kemudian menghitung nilai impedansi (Z) sirkuit dengan
menggunakan persamaan 𝑍=
√𝑅2 + (𝑋𝐿 − 𝑋𝐶 )2 dengan XL yang telah diperoleh, dan
dengan nilai ini, hitung besar tegangan pada sirkuit dengan Gambar 4c. Rancangan percobaan sirkuit RL
menggunakan persamaan 𝑉 = 𝐼𝑍. Hitunglah persen
perbedaan antara nilai teganagn ini dengan nilai teganagn
yang diukur. F. Teknik Analisis
c. Percobaan 3 (sirkuit RLC hubungan seri).
Langkah yang pertama dilakukan adalah menghubungkan Rangkaian RC Seri
sirkuit seperti gambar 4c. Lalu dengan menggunakan Arus yang mengalir
voltmeter AC, mengukur tegangan yang ada pada setiap 𝑉𝑅
𝐼=
komponen dan tegangan total yang ada pada sirkuit (titik A 𝑅
dan G). Kemudian dengan menggunakan hukum Ohm untuk 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑝𝑜𝑟𝑎𝑛 𝐹𝑖𝑠𝑖𝑘𝑎 = (𝐼 ± ∆𝐼)𝐴
menentukan arus yang melalui resistor, yang merupakan
Reaktansi Kapasitif
arus total sirkuit. Lalu mencatat data yang diperoleh pada 𝑉𝐶
tabel pengamatan. Kemudian menggunakan tegangan total 𝑋𝑐 =
𝐼
dan arus total yang terukur untuk menghitung impedansi (Z) 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑝𝑜𝑟𝑎𝑛 𝐹𝑖𝑠𝑖𝑘𝑎 = (𝑋𝑐 ± ∆𝑋𝑐 )Ω
dari sirkuit dengan menggunakan persamaan 𝑉 = 𝐼𝑍 di atas.
Lalu menggunakan nilai-nilai reakstansi XL, XC, dan RL Reaktansi Kapasitif Teori
yang diperoleh dari kegiatan sebelumnya untuk menghitug 1
𝑋𝑐 =
impedansi (Z) dan menggunakan persamaan 𝑍 = 2𝜋𝑓𝑐
√𝑅2 + (𝑋𝐿 − 𝑋𝐶 )2 . Kemudian menentukan presentase Impedansi Secara Percobaan
antara kedua nilai Z tersebut.
𝑍 = √𝑅2 + 𝑋𝐶 2
E. Rancangan Percobaan.
𝑃𝑒𝑙𝑎𝑝𝑜𝑟𝑎𝑛 𝐹𝑖𝑠𝑖𝑘𝑎 = (𝑍 ± ∆𝑍)Ω
JURNAL PRAKTIKUM ALAT UKUR LISTRIK 5
yang diperoleh saat percobaan yait VR 10,2 v dan 12, 4 v, Dengan menggunakan persamaan diatas diperoleh nilai
dan tegangan induktornya VL 0,48 v dan 0.62 v. Dari hasil impedansi secara teoritis yaitu sebesar 27 Ω dan 47 Ω.
yang diperoleh nilai tegangan kapasitor sudah sesuai teori Sedangkan dengan menggunkan persamaan untuk nilai
dimana semakin besar resistor yang digunakan maka nilai impedansi secara percobaan diperoleh sebesar
tegangan resistor semakin besar juga, namun pada tegangan Tabel 12. Nilai impedansi secara percobaan
induktor belum sesuai seharusnya semakin besar resistor No Rpercobaan (Ω) (Z ± ∆ Z)Ω KR% DK%
yang digunakan maka nilai tegangan induktor semakin kecil. 1 28,7 (28,7 ± 2,4) 8,42 91,58
𝑉
Dari hasil tersebut dengan menggunkan persamaan 𝐼 = 𝑅 . 2 48,5 (48,6 ± 3,12) 6,5 93,5
𝑅
Akan diperoleh nilai arus secara percobaan maupun teori, Dari hasil yang telah diperoleh secara teoritis maupun
jika mencari arus secara percobaan maka menggunakan secara percobaan hasil yang diperoleh sama dengan resistor
resistor secara percobaan yang telah diukur dengan yang digunakan.
menggunakan multi meter yaitu 28,7 Ω, dan 48,5 Ω. Adapun persentase perbandingan impedansi adalah sebagai
Sedangakan resistor secara teori yaitu 27 Ω dan 47 Ω. berikut 93,97%dan 96,78 %.
Dengan menggunakan persamaan diatas diperoleh nilai kuat Dan dengan menggunakan persamaan
arus sebagai berikut. 𝑉 = √𝑉𝑅 2 + 𝑉𝐿 2
Tabel 9. Arus pada Rteori
No R (Ω) Arus (A)
1 27 0,38 Diperoleh nilai tegangan total secara perhitungan sebesar
2 47 0,26 10,21 V dan 12,41 V sedangkan nilai tegangan total
Tabel 10. Arus pada Rpercobaan percobaan adalah 11,7 V dan 12,0 V dari hasil yang telah
No R (Ω) (I ± ∆I) A KR% DK% diperoleh mendekati antara nilai tegangan total secara
1 28,7 (0,355 ± 0,005) 1,35 98,68 percobaan maupun secera perhitungan.
percobaan ketiga yaitu dengan menggunakan sirkuit RLC
2 48,5 (0,256 ± 0,003) 1 99
seri. Metode yang digunakan pada percobaan kali ini yaitu
pada rangkaian ditambahkan induktor yang disusun secara
Berdasarkan arus secara percobaan maupun secara teori
seri dengan resistor dan kapasitor. Dengan menggunakan
terlihat bahwa semakin besar resistor ang digunakan maka
multimeter digital, dapat diperoleh nilai tegangan pada
semakin kecil arus ang mengalir, hal tersebut sudah sesuai
resistor, kapasitor, dan induktor.
dengan teori jika dilihat dari ketidak pastiannya maka dapat
Besar tegangan yang diperoleh selama percobaan adalah
dikatakan percobaan ini berhasil.
sebagai beriukut.
Berdasarkan data yang telah diperoleh dapat ditentukan
Tabel 13. Hasil percobaan
besar reaktansi induktifnya yaitu berdasarkan percobaan dan
berdasarkan teoritis. Dengan menggunakan persamaan Resistansi
Resistor
berikut. NO (Ω) (VR±0,1)V (VL±0,01)V (VC±0,01)V (VT±0,1)V
Reaktansi induktif berdasarkan persobaan
𝑉𝐿
𝑋𝐿 = 1 27 10,2 2,37 0,22 11,8
𝐼
Reaktansi induktif secara teoritis
2 47 10,4 2,57 0,35 11,7
𝑋𝑙 = 2𝜋𝑓𝐿
Nilai reaktansi yang diperoleh dengan menggunakan Dari hasil yang telah diperoleh selama percobaan dengan
persamaan diatas adalah sebagai berikut. Nilai reaktansi menggunakan hukum ohm maka dapat ditentukan nilai arus
secara teori yaitu sebesar 0,118 Ω dan 0,118 Ω. Sedangkan yang mengalir pada resistor yang merupakan arus dari
nilai reaktansi induktif secara percobaan adalah keseluruhan elemen dalam sirkuit. Arus yang diperoleh
Tabel 11. Nilai reaktansi induktif secara percobaan dengan menggunaka Resistor secara teori maupun secara
No R percobaan (Ω) (XL ± ∆ XL)Ω KR% DK% percobaan adalah sebagai berikut.
1 28,7 (1,35 ± 0,05) 3,4 97,6 Dengan menggunakan resitor teori yaitu 27 Ω dan 47 Ω
2 48,5 (2,42 ± 0,06) 2,63 93,5 diperoleh arus 0,37 A dan 0,22 A. Sedangkan dengan
Dari hasil yang diperoleh terlihat bahwa nilai reaktansi menggunakan R secara percobaan diperoleh nilai arus
induktif berdasarkan percobaan dengan teori memiliki sebagai berikut.
perbedaan. Hal ini dikarenakan ketidak stabilan alat ukur Tabel 14. Arus pada Rpercobaan
yang digunakan dan kurang telitinya praktikan dalam No R (Ω) (I ± ∆I) A KR% DK%
melakukan pengamatan. 1 28,7 (0,355 ± 0,005) 1,33 98,67
Setelah diperoleh nilai reaktansi induktif berdasarkan 2 48,5 (0,214 ± 0,002) 1,2 98,8
percobaan maupun secara teoritis, maka dapat dihutung Dari hasil yang telah diperoleh terlihat bahwa semakin
nilai impedansi berdasarkan percobaan maupun teoritisny. besar resistor yang digunakan maka arus yang mengalir
Adapun persamaan yang digunakan yaitu untuk secara akan semakin kecil hal tersebut sudah sesuai dengan teori
teoritis adalah sebagai berikut nya.
Berdasarkan data yang telah diperoleh dapat ditentukan
𝑍 = √𝑅2 + 𝑋𝐶 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 2
besar reaktansi kapasitif secara percobaan maupun secara
Sedangakan persamaan yang digunakan untuk percobaan teoritis.
adalah Dengan menggunakan persamaan
1
𝑍 = √𝑅2 + 𝑋𝐶 2 𝑋𝑐 =
2𝜋𝑓𝑐
Akan diperoleh nilai reaktansi kapasitif secara percobaan.
JURNAL PRAKTIKUM ALAT UKUR LISTRIK 8
Dan dengan menggunakan persamaan berapa besar impedansi dalam rangkaian tersebut, mulai-
𝑉𝐶 mulai dengan mengukur besar tegangan resistor, kemudian
𝑋𝑐 = pada kapasitor lalu induktor.
𝐼
Diperoleh nilai reaktansi kapasitif secara percobaan. Nilai
reaktansi secara teoritis adalah 1,44 Ω dan 1,44 Ω. Pada percobaan kali menggunakan resistor sebesar 27 Ω
Sedangkan nilai reaktansi kapasitif secara percobaan adalah dan 47 Ω nilai resistor tersebut adalah niali resistor teori,
sebagai berikut sendangkan nilai resistor percobaan yang di ukur dengan
Tabel 15. Nilai reaktansi kapasitif secara percobaan menggunkan multimeter adalah sebesar 28,7 Ω dan 48,5 Ω.
No R percobaan (Ω) (Xc ± ∆ Xc)Ω KR% DK% Sirkuit RC seri, sirkuit RL seri, dan sirkuit RLC seri
1 28,7 (0,62 ± 0,04) 10,24 89,76 yang membedakan ketiganya adalah nilai reaktansi kapasitif
2 48,5 (1,63± 0,07) 4 96 dan nilai reaktansi induktifnya. Dimana besar reaktansi
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh secara teori kapasitif dan kapasitansi induktif bergantung pada besar
maupun secara percobaan berbeda, namun pada percobaan kapasitor induktor yang digunakan.
kedua dengan R secara percobaan nilai reaktansinya
Besar impedansi pada sirkuit RC seri berdasarkan
mendekati dengan nilai reaktansi secara teori.
teoritis adalah 27 Ω dan 47 Ω. Sedangkan secara teoritis
Selanjutnya dapat pula diperoleh nilai reaktansi induktif
adalah (28,7 ± 2,4 )Ω dan ( 48,6 ±3,2) Ω. Besar impedansi
secara teori dengan menggunakan persamaan
pada sirkuit RL seri secara teoritis adalah 27 Ω dan 47 Ω.
𝑉𝐿
𝑋𝐿 = Sedangkan secara percobaan adalah (28,7 ± 2,4) Ω dan
𝐼 (48,6 ± 3,16) Ω, dan pada sirkuit RLC nilai impedansi
Reaktansi induktif secara teoritis
secara teoritis adalah 27 Ω dan 47 Ω, sedangkan hasil
𝑋𝑙 = 2𝜋𝑓𝐿
percobaan sebesar (29,3± 2,7)Ω dan (49,6 ± 3,86) Ω. Dari
Diperoleh nilai reaktansi induktif secara teoritis yaitu 0,118
hasil yang telah diperoleh terlihat bahwa nilai teori dengan
Ω dan 0,118 Ω. Sedangakn secara percobaan adalah.
percobaan hampir sama, ini menunjukan bahwa percobaan
Tabel 16. Nilai reaktansi induktif secara percobaan
yang kami lakukan cukup berhasil.
No R percobaan (Ω) (XL ± ∆ XL)Ω KR% DK%
1 28,7 (6,67 ± 0,12) 1,76 98,24
2 48,5 (11,98 ± 0,19) 1,5 98,5 UCAPAN TERIMAKASIH
Dari hasil yang diperoleh nilai secara teori dan secara
percobaan berbeda, hal ini karenakan ketidak setabilan alat Penulis mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT
dan kurang telitinya praktikan. karena berkat rahmatNya penulis dapat menyelesaikan
Setelah diperoleh nilai reaktansi kapasitif dan induktif laporan ini dengan lancar. Penulis juga mengucapkan
berdasarkan percobaan dan teori, maka dapat dihitung nilai terimakasih kepada Abdul Salam , M.Pd selaku dosen
impedansinya secara teori maupun secara percobaan. pembimbing. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada
Dengan menggunakan persamaan Andy Azhari selaku asisten praktikum selama pengambilan
data dan pembimbingan pembuatan laporan. Serta tidak lupa
𝑍 = √𝑅2 + 𝑋𝑙 − 𝑋𝑐 2
ucapan terimakasih ditujukan kepada kedua orang tua yang
Dari persamaan tersebut nilai impedansi secara percobaan
selalu mendukung dan mendoakan. Terakhir untuk teman-
adalah 27 Ω dan 47 Ω. Sedangkan secara percobaan adalah
teman seperjuangan Pendidikan Fisika UNLAM yang telah
Tabel 17. Nilai impedansi secara percobaan
membantu banyak hal dalam menyelesaikan laporan ini.
No Rpercobaan (Ω) (Z ± ∆ Z)Ω KR% DK%
1 28,7 (29,3± 2,7) 9,40 90,60
2 48,5 (49,6 ± 3,86) 8 92 DAFTAR PUSTAKA
Nilai impedansi secara teori sama dengan nilai resitor [1] Tim Dosen Alat Ukur Listrik. 2015. Penuntun Praktikum
yang digunakan namun nilai impedan si secara percobaan Alat Ukur Listrik. Banjarmasin: FKIP UNLAM.
berbeda hal tersebut dikarenakan kesalahan praktikan,
karena kurang telitinya praktikan dalam melakukan [2] Ahmad, jayadin. 2013. Elektronika Dasar. Tidak
percobaan. dipublikasikan
Adapun persentase yang di miliki impedansi adalah 92,18 % [3] kanginan, Marthen . 2007. Fisika SMA kelas X. Jakarta :
dan 94,80%. Erlangga
Dengan menggunakan persamaan [4] Sutrisno. 1979. Fisika dasar II. Bandung . ITB
𝑉 = √𝑉𝑅 2 + 𝑉𝐶 2
Diperoleh nilai tegangan total secara perhitungan yaitu 11,6
v dan 12.25 v. Sedangkan tegangan total percobaan adalah
11,8 v dan 11,7 v. Perbedaa nilai tegangan total ini
dikarenakan, saat melakukan percobaan kabel penghubung
yang digunakan longgar sehingga nilai tegangan total yang
diperoleh berbeda.
V. SIMPULAN
Pada percobaan kali ini, bertujuan mengetahui
karakteristik dan sifat-sifat dari komponen rangkaian
RC,RL, dan RLC yaitu dapat mengukur dan menghitung