Anda di halaman 1dari 8

JURNAL PRAKTIKUM ALAT UKUR LISTRIK 1

UNTAI AC (RANGKAIAN RLC)


(P- 6)
Eken puspitasari, Ayustina Ozianti, Ilan Fitria, Lu’lu Almira Rahmah, Nadia, Nor Latifah Hasani,
Reyza Kurniawan S, Zulyan Rahman Dan Emiliani Indah Safputri
Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan IPA, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin
Jl. Brigjen H.Hasan Basry kotak pos 219 Banjarmasin 70123
e-mail: info@unlam.ac.id

Abstrak— Abstrak.
Percobaan bertujuan mengetahui karakteristik, sifat
Dari latar belakang diatas dapat diambil rumusan
komponen sirkuit AC, membedakan sirkuit dengan RC, RL, masalah yaitu "Bagaimana karakteristik dan sifat-sifat dari
RCL dalam hubungan seri dan paralel, menentukan komponen-komponen sirkuit AC (alternatif current)?",
impedansi(Z) ketiga sirkuit RC, RL, RLC metodenya bagaimana perbedaan antara sirkuit dengan resistansi (R),
mengubah rangkaian dan membaca tegangan yang terbaca
pada multimeter. Dengan menggunakan persamaan 𝒁 = dan kapasitansi (C) dalam hubungan seri dan paralel, sirkuit
dengan resistansi dan induktansi (L) dalam hubungan seri
√𝑹𝟐 + 𝑿𝑪 𝟐 . Diperoleh nilai impedansi secara percobaan
dan paralel, serta sirkuit RLC dalam hubungan seri dan
untuk sirkuir RC, RL dan nilai teoritis nya dengan paralel, bagaimana menentukan besar impedanzi (z) dari
menggunakan persamaan 𝒁 = √𝑹𝟐 + 𝑿𝑳 𝒕𝒆𝒐𝒓𝒊 𝟐 . sedangkan ketiga sirkuit"?
untuk rangkaian RLC menguunakan persamaan 𝒁= Adapun tujuan percobaan adalah mengetahui
𝟐
√𝑹𝟐 + 𝑿𝑪 𝒅𝒂𝒏 𝒁 = √𝑹𝟐 + 𝑿𝒍 − 𝑿𝒄𝟐 . Nilai impedansi yang karakteristik dan sifat-sifat dari komponen-komponen sirkuit
diperoleh adalah {Besar impedansi pada sirkuit RC seri AC (alternatif current), dapat membedakan antara sirkuit
berdasarkan teoritis adalah 27 Ω dan 47 Ω. Sedangkan secara dengan resistansi (R), dan kapasitansi (C) dalam hubungan
teoritis adalah (28,7 ± 2,4 )Ω dan ( 48,6 ±3,2) Ω. Besar seri dan paralel, sirkuit dengan resistansi dan induktansi (L)
impedansi pada sirkuit RL seri secara teoritis adalah 27 Ω dan
47 Ω. Sedangkan secara percobaan adalah (28,7 ± 2,4) Ω dan dalam hubungan seri dan paralel, serta sirkuit RLC dalam
(48,6 ± 3,16) Ω, dan pada sirkuit RLC nilai impedansi secara hubungan seri dan paralel, serta menentukan besar
teoritis adalah 27 Ω dan 47 Ω, sedangkan hasil percobaan impedanzi (z) dari ketiga sirkuit
sebesar (29,3± 2,7)Ω dan (49,6 ± 3,86) Ω}

Kata Kunci— Impedansi, Arus, Tegangan, Sirkuit,


Kapasitansi II. KAJIAN TEORI
Tegangan output (V) dari suatu sumber
I. PENDAHULUAN tegangan AC, biasanya bervariasi dengan
Untai listrik atau rangkaian listrik adalah suatu oerubahan waktu (t) sesuai dengan persamaan :
kumpulan elemen atau komponen listrik yang saling
dihubungkan dengan cara – cara tertentu dan paling sedikit 𝑉 = 𝑉0 sin(2𝜋𝑓𝑡) (1)
mempunyai suatu lintasan tertutup.
Pembatasan elemen atau komponen listrik pada Dimana V0 adalah tegangan maksimum dan f adalah
rangkaian listrik dapat dikelompokan kedalam elemen atau frekuensi. Ini berarti bahwa polaritas dari sumber berubah
komponen aktif dan pasif. Elemen aktif adalah elemen yang dua kali setiap pulsa, dan arah aliran arus akan berubah
mengahsilkan energi yaitu sumber tegangan dan sumber dalam setiap pulsa tersebut.
arus. Elemen lain adalah elemen pasif dimana elemen ini Voltmeter dan amperemeter AC mengukur harga rata-rata
tidak dapat menghasilkan energi, dapat dikelompokan kuadrat (Root Mean Square) RMS dari tegangan dan arus.
menjadi elemen yang hanya dapat menyerap energi dalam Nilai RMS ini menghubungkan nilai tegangan maksimum,
hal ini hanya terdapat pada komponen resistor atau disebut Vm oleh persamaan :
dengan tahanan atau hambatan dengan simbol R, dan
𝑉𝑚
komponen pasif yang dapat menyimpan energi juga 𝑉𝑒 = (2)
√2
diklasifikasikan menjadi dua yaitu komponen atau elemen
yang menyerap energi dalam bentuk medan magnet dalam Dan untuk eksperimen ini kita akan selalu menggunakan
hal ini induktor atau lilitan. Lilitan atau komponen dengan nilai RMS, yang juga biasa disebut sebagai nilai efektif.
simbol L. Dan komponen pasif yang menyerap energi dalam Hukum Ohm untuk resistor dalam sirkuit AC adalah:
bentuk medan magnet adalah kapsitor atau kondensator
dengan simbol C. 𝑉 = 𝐼𝑅 (3)
JURNAL PRAKTIKUM ALAT UKUR LISTRIK 2

Kapasitor dan induktor adalah elemen-elemen penting tidak mengindikasi bahwa tegabfab melintasi induktor tetapi
dalam sirkuit AC. Elemen-elemen tersebut bergantung pada teganagn yang bersifat induktansi.
karakteristik-karakteristik fisis dan frekuensi dari teganagn Tegangan, resistansi dan reaktansi yang ditunjukkan
yang di aplikasikan untuk menghasilkan arus adalah suatu sebagai 3 vektor memiliki panjang yang proporsional pada
konstanta yang disebut reaktansi. Reaktansi kapasittif dan besar dari kuantitas dan memiliki arah seperti yang
reaktansi Induktif yang masing-masing disimbolkan dengan ditunjukkan pada gambar 1. Gambar 2 menunjukkan vektor
Xc dan XL, dan satuan keduanya adalah Ohm (Ω). Untuk pelengkap dari ketiga vektor yang ditunjukkan pada gambar
mendefinisikan kedua reaktansi tersebut dapat dilihat dalam 2. Dari diagram disamping, kita lihat bahwa impedansi dari
hubungan: sirkuit diberikan oleh:
𝑍 2 = 𝑅2 + 𝑋 2 = 𝑅2 + (𝑋𝐿 − 𝑋𝐶 )2 (7)
𝑉𝑐 1
= 𝑋𝑐 = (4)
𝐼 2𝜋𝑓𝐶
𝑉𝐿
= 𝑋𝐿 = 2𝜋𝑓𝐿 (5)
𝐼

Diaman f adalah frekuensi dalam hertz (Hz). C adalah


kapasitansi daloam farad (F), dan L adalah induktansi dalam
henry (H).
Sirkuit AC biasanya berisi dua atau lebih dari ketiga
kuantitas: resistansi, akapasitansi, dan induktansi, dimana
masing-masing disimbolakn dengan R,C, dan L. Resistansi
total yang mengkombinasi ketiga elemen tersebut disebut
impedansi (Z). Impedasnsi merupakan perbandinagn antara
Gambar 3. Pembagaian arah vektor dari reaktansi dalam
teganagn yang dioperasikan dengan arus yang mengalir sirkuit.
dalam rangkaian adau dalam hukum ohm untuk sirkuit AC:
Dengan jalan yang sama, tegangan total yang melintasi
𝑉 = 𝐼𝑍 (6) ketiga elemen dapat ditentukan dengan :

Ketika reaktansi “murni” membawa arus AC, maka 𝑉 2 = 𝑉𝑅 2 + (𝑉𝐿 2 − 𝑉𝐶 2 ) (8)


perbedaan potensial yang melintasi resistor adalah sefase
Catatan bahwa dalam persamaan 7 dan 8 adalah mungkin
dengan arus. Ini berartibahwa tegangan nol, maka arus juga beberapa faktor menjadi nol ketika sirkuit kekuranagn satu
nol, ketika tegangan mencapai maksimum, maka arus juga atau lebih dari ketiga elemen tersebut.
mencapai nilai maksimum. Ini tidaklah berlaku sepenuhnya Dari dagram 2 kita lihat bahwa sudut fase φ antara
untuk induktor dan kapasitor. Tegangan yang melintasi teganagn dan arus diberikan oleh:
suatu kapasitor adalah nol ketika arus bernilai maksimum,
𝑥
dan ketika maksimum, arus justru menjadi nol. Kita katakan tan 𝜑 = (9)
𝑅
bahwa tegangan mendahului arus denagn fase sebesar 900.
Hal yang sama juga terjadi pada induktor kecuali bahwa Dimana x adalah reaktansi total dan R adalah resistansi
tegangan didahului oleh arus denan fase sebesar 900. total.[1]
Isyarat AC merupakan bentuk gelombang yang sangat
Karena fase-fase tersebut berhubungan, tegangan dari
penting dalam bidang elektronika. Alasan utama
elemen RLC harus digambarkan dalam bentuk diagram penggunaan tegangan AC adalah karena kemudahannya
vktor hubungan untuk tegangan yang melintasi ketiga untuk ditransmisikan pada tegangan tinggi dan dengan arus
elemen tersebut ketika dihubungkan seri pada suatu sumber yang rendah. Kemudian dengan mudah teganganna dapat
AC. diturunkan dengan menggunakan transformator. [2]
Pada rangkaian listrik AC, arus yang mengalir bolak – balik
dimana arah arus listriknya senantiasa berbalik arah secara
teratur. Dalam selang waktu tertentu bagian atas sumber ac
berpolaritas positif sementara bagian bawahnya berpolaritas
negatif. Ini menyebabkan arus listrik dalam rangkaian AC
mengalir berlawanan arah jarum jam. Karena arus AC
selalu berubah – ubah, maka untuk memasang meter dalam
rangkaian AC tidak perlu memperhatikan polaaritas titik
(ujung) mana positif atau negatif.[3]
GG
Rangkaian paralel RLC yaitu sebuah rangkaian kapasitor
Gambar 2. Vektor Hubungan Reaktansi Dalam yang dihubungkan paralel dengan sebuah induktor,
kemudian listrik LC ini dihubungkan seri dengan suatu
Hal yang sama pada gambar 2 menunjukkan vektor resistor R. Resistor R mungkin terdapat sebagai hambatan
hubungan untuk resistansi dan reakstansi dari ketiga elemen dalam sumber. Sumber tegangan yang digunakan adalah
ketika dihubungkan secara seri. Sebagai contoh bahwa, V L suatu isolator yang frekuensinya dapat diubah – ubah
JURNAL PRAKTIKUM ALAT UKUR LISTRIK 3

dengan tegangan sumber yang ditentukan. Semua besaran dalam satuan volt. Dan untuk DOV Kontrol adalah
yang digunakan yaitu arus, tegangan, dan impedansi harus kapasitansi kapasitor yang didefinisikan sebagai
ditulikan dalam bentuk bilangan kompleks.[4] kemampuan kapasitor untuk menyimpan muatan listrik yang
ditetapkan sebesar 2,2 10-3F, tegangan sumber adalah
III. METODE PERCOBAAN
besarnya tegangan yang tertulis pada power supply yang
A. Alat dan Bahan. ditetapkan sebesar 12 V. Dan frekuensi PLN adalah
Pada percobaan ini alat dan bahan yang dibutuhkan besarnya frekuensi arus bolak-balik yang diperoleh dari
adalah power supply sebanyak 1 buah, multimeter digital PLN yang ditetapkan sebesar 50 Hz.
sebanyak 4 buah, basicmter 2 buah, resistor sebanyak 2 Percobaan 2 (sirkuit RL hubungan seri). Untuk DOV
buah, kapasitor sebanyak 1 buah, induktor sebanyak 1 buah, Manipulasi, resistansi resistor didefinisikan sebagai
dan kabel penghubung sebanyak 12 buah. kemampuan resstor untuk menghambat arus listrik yang
diubah-ubah sebanyak 2 kali yaitu sebesar 27 Ω dan 47Ω.
B. Rumusan Hipotesis.
Sedangkan untuk DOV Respon, tegangan pada resistor
Sirkuit RC seri didefinisikan sebagai besarnya beda potensial pada ujung-
Jika nilai resistor semakin besar, maka semakin besar pula ujung resistor yang terbaca oleh voltmeter dalam satuan
nilai tegangan VR , dan nilai tegangan Vc semakin kecil. volt. tegangan pada induktor adalah besarnya beda potensial
Sirkuit RL seri antara ujung-ujung induktor yang terbaca oleh voltmeter
Semakin besar nilai resistor, maka semakin besar pula nilai dalam satuan volt, dan tegangan total adalah teganagn
tegangan VR dan nilai tegangan VL semakin kecil gabungan antara tegangan pada induktor dan resistor yang
Sirkuit RLC seri juga terbaca oleh voltmeter dalam satuan volt. Dan untuk
Semakin besar nilai resistansi, maka semakin besar pula DOV Kontrol adalah jumlah lilitan yang didefinisikan
nilai tegangan VR, dan nilai tegangan VL serta VC semakin sebagai lilitan pada induktor yang ditetapkan sebesar 150,
kecil tegangan sumber adalah besarnya tegangan yang tertulis
C. Identiikasi dan Definisi Operasional Variabel (DOV) pada power supply yang ditetapkan sebesar 12 V. Dan
frekuensi PLN adalah besarnya frekuensi arus bolak-balik
Identifikasi variabel.Percobaan 1 (sirkuit RC
yang diperoleh dari PLN yang ditetapkan sebesar 50 Hz.
hubungan seri). Untuk variabel manipulasi yaitu rersistansi
Percobaan 3 (sirkuit RLC hubungan seri). Untuk
resistor. Sedangkan untuk variabel respon adalah tegangan
DOV Manipulasi, resistansi resistor didefinisikan sebagai
pada resistor, teganagn pada kapasitor, dan tegangan total.
kemampuan resistor untuk menghambat arus listrik yang
Dan untuk variabel kontrol adalah kapasitansi kapasitor,
diubah-ubah sebanyak 2 kali yaitu sebesar 27 Ω dan 47Ω.
tegangan sumber, dan frekuensi PLN.
Sedangkan untuk DOV Respon, tegangan pada resistor
Percobaan 2 (sirkuit RL hubungan seri). Untuk
didefinisikan sebagai besarnya beda potensial pada ujung-
variabel manipulasi yaitu reistansi resistor. Sedangkan untuk
ujung resistor yang terbaca oleh voltmeter dalam satuan
variabel respon adalah tegangan pada resistor, tegangan
volt. tegangan pada induktor adalah besarnya beda potensial
pada induktor, dan tegangan total. Dan untuk variabel
antara ujung-ujung induktor yang terbaca oleh voltmeter
kontrol adalah jumlah lilitan pada induktor, tegangan
dalam satuan volt, tegangan pada kapasitor adalah besarnya
sumber, dan frekuensi PLN.
beda potensial antara ujung-ujung kapasitor yang terbaca
Percobaan 3 (sirkuit RLC hubungan seri). Untuk
oleh voltmeter dalam satuan volt dan tegangan total adalah
variabel manipulasi yaitu resistansi resistor. Sedangkan
tegangan gabungan antara tegangan pada induktor, kapasitor
untuk variabel respon adalah tegangan pada resistor,
dan resistor yang juga terbaca oleh voltmeter dalam satuan
tegangan pada kapasitor, tegangan pada induktor dan
volt. Dan untuk DOV Kontrol adalah jumlah lilitan yang
tegangan total. Dan untuk variabel kontrol adalah
didefinisikan sebagai lilitan pada induktor yang ditetapkan
kapasitansi kapasitor, jumlah lilitan pada induktor, tegangan
sebesar 150, kapasitansi kapasitor yang didefinisikan
sumber, dan frekuensi.
sebagai kemampuan kapasitor untuk menyimpan muatan
Definisi operasional variabel. Percobaan 1 (sirkuit
listrik yang ditetapkan sebesar 2,2 10-3F,tegangan sumber
RC hubungan seri). Untuk DOV Manipulasi, resistansi
adalah besarnya tegangan yang tertulis pada power supply
resistor didefinisikan sebagai kemampuan resistor untuk
yang ditetapkan sebesar 12 V. Dan frekuensi PLN adalah
menghambat arus listrik yang diubah-ubah sebanyak 2 kali
besarnya frekuensi arus bolak-balik yang diperoleh dari
yaitu sebesar 27 Ω dan 47Ω. Sedangkan untuk DOV
PLN yang ditetapkan sebesar 50 Hz.
Respon, tegangan pada resistor didefinisikan sebagai
besarnya beda potensial pada ujung-ujung resistor yang D. Langkah Percobaan
terbaca oleh voltmeter dalam satuan volt. tegangan pada a. Percobaan 1 (sirkuit RC hubungan seri).
kapasitor adalah besarnya beda potensial antara ujung-ujung Langkah perama adalah menghubungkan sirkuit pada
kapasitor yang terbaca oleh voltmeter dalam satuan volt, dan gambar 4a pada rancangan percobaan. Dengan
tegangan total adalah teganagn gabungan antara tegangan menggunakan voltmeter AC untuk mengukur tegangan pada
pada kapasitor dan resistor yang juga terbaca oleh voltmeter kapasitor (titik A dan B), dilanjutkan pada resistor (titik B
JURNAL PRAKTIKUM ALAT UKUR LISTRIK 4

dan G), dan kemudian pada kedua elemen (titik A dan G).
Selanjutnya mengulangi kegiatan tersebut untuk nilai
resistor yang bervariasi hingga 2 kali. Lalu dengan
menggunakan hukum ohm untuk menentukan arus yang
mengalir pada resitor yang merupakan arus dari keseluruhan
elemen dari sirkuit sei. Lalu mencatat hasil pengukuran pada
tabel pengamatan. Selanjutnya dari data yang diperoleh
𝑉𝑐
dengan menggunakan persamaan Xc= hitung nilai Xcdan
𝐼
bandingkan hasilnya dengan melibatkan frekuensi standart
(50Hz). Lalu melanjutkan dengan menghitung nilai Gambar 4a. Rancangan percobaan sirkuit RC.
impedansi sirkuit dengan dengan menggunakan persamaan
𝑍 = √𝑅2 + (𝑋𝐿 − 𝑋𝐶 )2 dengan Xc yang telah diperoleh, dan
dengan nilai ini, hitung besar tegangan pada sirkuit dengan
menggunakan persamaan 𝑉 = 𝐼𝑍. Hitunglah persen
perbedaan antara nilai tegangan ini dengan nilai teganagn
yang diukur.
b. Percobaan 2 (sirkuit RL hubungan seri).
Langkah pertama adalah dengan menghubungkan sirkuit
pada gambar 4b. Lalu menggunakan voltmeter AC untuk
mengukur tegangan pada induktor (titik A dan B),
dilanjutkan pada resistor (titik B dan G), dan kemudian pada Gambar 4b. Rancangan percobaan sirkuit RL
kedua elemen (titik A dan G). Selanjutnya mengulangi
kegiatan tersebut untuk nilai resistor yang bervariasi hingga
2 kali. Lalu dengan menggunakan hukum ohm untuk
menentukan arus yang mengalir pada resitor yang
merupakan arus dari keseluruhan elemen dari sirkuit sei.
Lalu mencatat hasil pengukuran pada tabel pengamatan.
Selanjutnya dari data yang diperoleh dengan menggunakan
𝑉
persamaan XL= Xc= 𝐿 , induktor yang (persamaan 2𝜋𝑓𝐿).
𝐼
Kemudian menghitung nilai impedansi (Z) sirkuit dengan
menggunakan persamaan 𝑍=
√𝑅2 + (𝑋𝐿 − 𝑋𝐶 )2 dengan XL yang telah diperoleh, dan
dengan nilai ini, hitung besar tegangan pada sirkuit dengan Gambar 4c. Rancangan percobaan sirkuit RL
menggunakan persamaan 𝑉 = 𝐼𝑍. Hitunglah persen
perbedaan antara nilai teganagn ini dengan nilai teganagn
yang diukur. F. Teknik Analisis
c. Percobaan 3 (sirkuit RLC hubungan seri).
Langkah yang pertama dilakukan adalah menghubungkan Rangkaian RC Seri
sirkuit seperti gambar 4c. Lalu dengan menggunakan  Arus yang mengalir
voltmeter AC, mengukur tegangan yang ada pada setiap 𝑉𝑅
𝐼=
komponen dan tegangan total yang ada pada sirkuit (titik A 𝑅
dan G). Kemudian dengan menggunakan hukum Ohm untuk 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑝𝑜𝑟𝑎𝑛 𝐹𝑖𝑠𝑖𝑘𝑎 = (𝐼 ± ∆𝐼)𝐴
menentukan arus yang melalui resistor, yang merupakan
 Reaktansi Kapasitif
arus total sirkuit. Lalu mencatat data yang diperoleh pada 𝑉𝐶
tabel pengamatan. Kemudian menggunakan tegangan total 𝑋𝑐 =
𝐼
dan arus total yang terukur untuk menghitung impedansi (Z) 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑝𝑜𝑟𝑎𝑛 𝐹𝑖𝑠𝑖𝑘𝑎 = (𝑋𝑐 ± ∆𝑋𝑐 )Ω
dari sirkuit dengan menggunakan persamaan 𝑉 = 𝐼𝑍 di atas.
Lalu menggunakan nilai-nilai reakstansi XL, XC, dan RL  Reaktansi Kapasitif Teori
yang diperoleh dari kegiatan sebelumnya untuk menghitug 1
𝑋𝑐 =
impedansi (Z) dan menggunakan persamaan 𝑍 = 2𝜋𝑓𝑐
√𝑅2 + (𝑋𝐿 − 𝑋𝐶 )2 . Kemudian menentukan presentase  Impedansi Secara Percobaan
antara kedua nilai Z tersebut.
𝑍 = √𝑅2 + 𝑋𝐶 2
E. Rancangan Percobaan.
𝑃𝑒𝑙𝑎𝑝𝑜𝑟𝑎𝑛 𝐹𝑖𝑠𝑖𝑘𝑎 = (𝑍 ± ∆𝑍)Ω
JURNAL PRAKTIKUM ALAT UKUR LISTRIK 5

 Reaktansi Kapasitif Teori


 Impedansi Secara Teori 1
𝑋𝑐 =
2𝜋𝑓𝑐
𝑍 = √𝑅2 + 𝑋𝐶 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 2
 Tegangan Total  Impedansi Secara Percobaan
2 2
𝑉 = √𝑉𝑅 + 𝑉𝐶 𝑍 = √𝑅2 + 𝑋𝐶 2
𝑃𝑒𝑙𝑎𝑝𝑜𝑟𝑎𝑛 𝐹𝑖𝑠𝑖𝑘𝑎 = (𝑍 ± ∆𝑍)Ω
 Perbandingan Impedansi
𝑍𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖  Impedansi Secara Teoritis
× 100%
𝑍𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 𝑍 = √𝑅2 + 𝑋𝑙 − 𝑋𝑐 2
Rangkaian RL Seri  Tegangan Total teoritis
 Arus yang mengalir
𝑉𝑅 𝑉 = √𝑉𝑅 2 + 𝑉𝐶 2
𝐼=
𝑅
𝑃𝑒𝑙𝑎𝑝𝑜𝑟𝑎𝑛 𝐹𝑖𝑠𝑖𝑘𝑎 = (𝐼 ± ∆𝐼)𝐴  Perbandingan Impedansi
𝑍𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
 Reaktansi Induktif 𝑍𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
× 100%
𝑉𝐿
𝑋𝐿 = G. Hasil
𝐼
𝑃𝑒𝑙𝑎𝑝𝑜𝑟𝑎𝑛 𝐹𝑖𝑠𝑖𝑘𝑎 = (𝑋𝐿 ± ∆𝑋𝐿 )Ω Komponen yang digunakan
R1 = 27 Ω
 Reaktansi Induktif Teori R2 = 47Ω
𝑋𝑙 = 2𝜋𝑓𝐿 C = 2,2 x 10-6 F
𝐿 = 𝜋𝑁 2 𝐴 N = 150 lilitan
VS = 12 Volt
 Impedansi Secara Percobaan
a. Tabel 1. Hasil Percobaan Sirkuit RC
𝑍 = √𝑅2 + 𝑋𝐿 2
Resistansi
𝑃𝑒𝑙𝑎𝑝𝑜𝑟𝑎𝑛 𝐹𝑖𝑠𝑖𝑘𝑎 = (𝑍 ± ∆𝑍)Ω NO Resistor (Vc±0,01)V (VR±0,1)V (VT±0,1)V
(Ω)
 Impedansi Secara Teoritis 1 27 0,30 18,2 11,5
𝑍 = √𝑅2 + 𝑋𝐿 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 2 2 47 0,82 10,75 11,9
 Tegangan Total
b. Tabel 2. Hasil Percobaan sirkuit RL
𝑉 = √𝑉𝑅 2 + 𝑉𝐿 2 Resistansi
NO Resistor (VL±0,01)V (VR±0,1)V (VT±0,1)V
 Perbandingan Impedansi (Ω)
𝑍𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 1 27 0,48 10,2 11,7
× 100%
𝑍𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 2 47 0,62 12,4 12,0
Rangkaian RLC Seri
 Arus yang mengalir
𝑉𝑅
𝐼=
𝑅 c. Tabel 3. Hasil Percobaan Sirkuit RLC
𝑃𝑒𝑙𝑎𝑝𝑜𝑟𝑎𝑛 𝐹𝑖𝑠𝑖𝑘𝑎 = (𝐼 ± ∆𝐼)𝐴
 Reaktansi Induktif Resistansi
𝑉𝐿 Resistor
𝑋𝐿 = NO (Ω) (VR±0,1)V (VL±0,01)V (VC±0,01)V (VT±0,1)V
𝐼
𝑃𝑒𝑙𝑎𝑝𝑜𝑟𝑎𝑛 𝐹𝑖𝑠𝑖𝑘𝑎 = (𝑋𝐿 ± ∆𝑋𝐿 )Ω
1 27 10,2 2,37 0,22 11,8
 Reaktansi Induktif Teori
𝑋𝑙 = 2𝜋𝑓𝐿 2 47 10,4 2,57 0,35 11,7
𝐿 = 𝜋𝑁 2 𝐴

d. Perbandingan Nilai Resistor


 Reaktansi Kapasitif
𝑉𝐶 NO R teori (Rpercobaan±0,01)Ω
𝑋𝑐 =
𝐼
𝑃𝑒𝑙𝑎𝑝𝑜𝑟𝑎𝑛 𝐹𝑖𝑠𝑖𝑘𝑎 = (𝑋𝑐 ± ∆𝑋𝑐 )Ω 1 27 28,7
JURNAL PRAKTIKUM ALAT UKUR LISTRIK 6

sesuai dengan teoritisnya, jika dilihat dari ketidak pastian


2 47 48.5
yang diperoleh dari percobaan tersebut dapat dikatakan
bahwa percobaan tersebut dapat dipercaya atau berhasil.
IV. PEMBAHASAN Dari data yang telah diperoleh dapat ditentukan besar
reaktansi kapasitifnya, yaitu berdasarkan percobaan dan
Pada percobaan untai AC ini bertujuan mengetahui
teoritis. Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut:
karakteristik dan sifat – sifat dari komponen – kompoen Reaktansi kapasitif berdasarkan teori
sirkuit AC (Alternating current), dapat membedakan antara 1
sirkuit dengan resistansi R dan kapasitansi C, dalam 𝑋𝑐 =
hubungan seri dan paralel, sirkuit dengan resistansi R dan 2𝜋𝑓𝑐
induktansi L dalam hubunganseri dan paralel, serta sirkut Reaktansi kapasitif berdasarkan percobaan
𝑉𝐶
RLC dalam hubungan seri dan paralel. Dan menentukan 𝑋𝑐 =
besar impedansi Z dari ketiga sirkuit RC, RL, RLC. 𝐼
Dengan menggunakan persamaan tersebut diperoleh
Percobaan untai AC (rangkaian RLC) dibagi menjadi tiga
nilai reaktansi secara teoritis berturut – turut sebesar 1,45 Ω,
kegiatan, yaitu melakukan percobaan dengan rangkaian RC
dan 1,45 Ω. Sedangkan nilai reaktansi kapasitif secara
seri, sirkuit RL seri, dan sirkuit RLC seri. Nilai resistor yang
percobaan dengan menggunakan persamaan diatas
digunakan pada percobaan kali ini adalah 27 Ω, dan 47 Ω
diperoleh sebesar,
nilai resistor tersebut merupakan resistor teori, sedangkan
Tabel 7. Nilai reaktansi kapasitif secara percobaan
dalam percobaan ini sebelum melakukan pengukuran
No R percobaan (Ω) (Xc ± ∆ Xc)Ω KR% DK%
tegangannya praktikan mengukur besar resistor teori
tersebut dengan menggunakan multimeter, yang mana hasil 1 28,7 (0,473 ± 0,020) 4,23 95,76
pengukuran tersebut merupakan nilai resistor secara 2 48,5 (3,26 ± 0,07) 2,24 97,76
percobaan. Besar resistor (R) percobaan berturut – turut Dari hasil yang telah diperoleh terlihat bahwa nilai
sebesar 28,7 Ω dan 48,5 Ω. Kapasitor yang digunakan reaktansi kapasitif berdasarkan percobaan dan teoritis
sebesar 220 x 10-6 F, dan nilai induktansi sebesar 3,78 x 10 - berbeda, hal ini dikarenakan ketidak setabilan alay ukur
4
H. yang digunakan serta kurang telitinya praktikan dalam
Pada percobaan pertama yaitu pengukuran dengan sirkuit melakukan pengamatan. Dalam hal ini tegangan pada
RC seri, metode yang digunakan trafo dihubungkan kabel ke kapasitor mungkin juga berpengaruh, karena pada saat
kapasitor (C) dan resistor (R) secara seri dengan melakukan pengukuran sudah ada arus yang mengalir pada
menggunakan multimeter digital, praktikan melakukan kapasitor dan menyebabkan tegangan yang terbaca oleh
pengamatan terhadap perubahan tegangannnya di tiap – tiap multimeter tidak sesuia dengan kenyataannya.
resistor yang digunakan. Setelah didapatkan nilai reaktansi kapasitif berdasarkan
Pertama melakukan pengamatan terhadap tegangan pada percobaan maunpun secara teoritis,maka dapat dihitung nilai
resistor, dengan nilai tegangan VR yang diperoleh secara impedansi berdasarkan percobaan dan teoritisnya.
berturut – turut 18,2 V, dan 12,2 V, selanjutnya nilai Dengan menggunakanm persamaan
tegangan pada kapasitor berturut – turut sebesar 0,30 V, dan 𝑍 = √𝑅2 + 𝑋𝐶 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 2
0,82 V. Dari hasil yang telah diperoleh untuk tegangan pada
resistor terlihat bahwa semakin besar resitor yang digunakan Diperoleh nilai impedansi secara teori, berturut – turut
maka tegangan yang diperoleh mengecil sedangkan pada sebesar, dengan R 27 Ω sebesar 27 Ω, dan dengan R
tegangan kapasitor, semakin besar resitor yang digunakan sebesar 47 Ω diperoleh nilai impedan si sebesar 47 Ω.
tegangannya semakin besar. Hasil yang diperoleh belum Sedangkan dengan menggunakan persamaan
sesuai dengan teori yaitu seharusnya, jika nilai resitor
𝑍 = √𝑅2 + 𝑋𝐶 2
semakin besar , maka semakin besar pula nilai tegangan V R,
dan nilai tegangan VC semakin kecil. Ketidak sesuaian ini Diperoleh nilai impedansi secara percobaan sebagai berikut.
dikarenkan kurang telitinya praktikan dalam menentukan Tabel 8. Nilai impedansi secara percobaan
nilai tegangan yang terbaca pada multimeter, karena nilai No Rpercobaan (Ω) (Z ± ∆ Z)Ω KR% DK%
yang terbaca pada multimeter tidak tetap sehingga praktikan 1 28,7 (28,7 ± 2,4) 8,4 91,6
sulit untuk menentukan nilai tegangannya. 2 48,5 (48,6 ± 3,2) 6,6 93,4
𝑉
Kemudian dengan menggunakan persamaan 𝐼 = 𝑅
𝑅
Diperoleh nilai arus yang mengalir pada resistor yang Adapun persentase yang dimiliki impedansi tersebut
merupakan arus dari keseluruhan elemen dalam sirkuit. Arus adalah sebagai berikut 94,2%, dan 96,7%. Dari hasil
yang diperoleh berdasarkan R teori adalah sebagai berikut persentase impedansi yang diperoleh menunjukan sudah
Tabel 5. Arus pada Rteori baik.
No R (Ω) Arus (A) Dengan menggunakan persamaan
1 27 0,67 𝑉 = √𝑉𝑅 2 + 𝑉𝐶 2
2 47 0,26
Berikut nilai arus yang diperoleh dengan R secara percobaan Diperoleh nilai tegangangan total pada setiap percobaan
Tabel 6. Arus pada Rpercobaan sebagai berikut, 18,20 V, dan 12,22 V. Tegangan total dari
hasil percobaan dengan perhitungan berbeda hal ini
No R (Ω) (I ± ∆I) A KR% DK%
diakibatkan karena kabel penghubung yang digunakan
1 28,7 (0,6341 ± 0,0057) 0,89 99,10
longgar, muatan kapasitor yang tidak stabil.
2 48,5 (0,252 ± 0,002) 1 99
Percobaan kedua yaitu sirkui RL seri. Metode yang
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, diketahui bahwa digunakan yaitu melakukan pengamatan terhadap tegangan
semakin besar resitor yang digunakan maka semakin kecil pada resistor dengan memanipulasi nilai resitornya. Hasil
nilai arus yang diperoleh. Hasil ang telah diperoleh sudah
JURNAL PRAKTIKUM ALAT UKUR LISTRIK 7

yang diperoleh saat percobaan yait VR 10,2 v dan 12, 4 v, Dengan menggunakan persamaan diatas diperoleh nilai
dan tegangan induktornya VL 0,48 v dan 0.62 v. Dari hasil impedansi secara teoritis yaitu sebesar 27 Ω dan 47 Ω.
yang diperoleh nilai tegangan kapasitor sudah sesuai teori Sedangkan dengan menggunkan persamaan untuk nilai
dimana semakin besar resistor yang digunakan maka nilai impedansi secara percobaan diperoleh sebesar
tegangan resistor semakin besar juga, namun pada tegangan Tabel 12. Nilai impedansi secara percobaan
induktor belum sesuai seharusnya semakin besar resistor No Rpercobaan (Ω) (Z ± ∆ Z)Ω KR% DK%
yang digunakan maka nilai tegangan induktor semakin kecil. 1 28,7 (28,7 ± 2,4) 8,42 91,58
𝑉
Dari hasil tersebut dengan menggunkan persamaan 𝐼 = 𝑅 . 2 48,5 (48,6 ± 3,12) 6,5 93,5
𝑅
Akan diperoleh nilai arus secara percobaan maupun teori, Dari hasil yang telah diperoleh secara teoritis maupun
jika mencari arus secara percobaan maka menggunakan secara percobaan hasil yang diperoleh sama dengan resistor
resistor secara percobaan yang telah diukur dengan yang digunakan.
menggunakan multi meter yaitu 28,7 Ω, dan 48,5 Ω. Adapun persentase perbandingan impedansi adalah sebagai
Sedangakan resistor secara teori yaitu 27 Ω dan 47 Ω. berikut 93,97%dan 96,78 %.
Dengan menggunakan persamaan diatas diperoleh nilai kuat Dan dengan menggunakan persamaan
arus sebagai berikut. 𝑉 = √𝑉𝑅 2 + 𝑉𝐿 2
Tabel 9. Arus pada Rteori
No R (Ω) Arus (A)
1 27 0,38 Diperoleh nilai tegangan total secara perhitungan sebesar
2 47 0,26 10,21 V dan 12,41 V sedangkan nilai tegangan total
Tabel 10. Arus pada Rpercobaan percobaan adalah 11,7 V dan 12,0 V dari hasil yang telah
No R (Ω) (I ± ∆I) A KR% DK% diperoleh mendekati antara nilai tegangan total secara
1 28,7 (0,355 ± 0,005) 1,35 98,68 percobaan maupun secera perhitungan.
percobaan ketiga yaitu dengan menggunakan sirkuit RLC
2 48,5 (0,256 ± 0,003) 1 99
seri. Metode yang digunakan pada percobaan kali ini yaitu
pada rangkaian ditambahkan induktor yang disusun secara
Berdasarkan arus secara percobaan maupun secara teori
seri dengan resistor dan kapasitor. Dengan menggunakan
terlihat bahwa semakin besar resistor ang digunakan maka
multimeter digital, dapat diperoleh nilai tegangan pada
semakin kecil arus ang mengalir, hal tersebut sudah sesuai
resistor, kapasitor, dan induktor.
dengan teori jika dilihat dari ketidak pastiannya maka dapat
Besar tegangan yang diperoleh selama percobaan adalah
dikatakan percobaan ini berhasil.
sebagai beriukut.
Berdasarkan data yang telah diperoleh dapat ditentukan
Tabel 13. Hasil percobaan
besar reaktansi induktifnya yaitu berdasarkan percobaan dan
berdasarkan teoritis. Dengan menggunakan persamaan Resistansi
Resistor
berikut. NO (Ω) (VR±0,1)V (VL±0,01)V (VC±0,01)V (VT±0,1)V
Reaktansi induktif berdasarkan persobaan
𝑉𝐿
𝑋𝐿 = 1 27 10,2 2,37 0,22 11,8
𝐼
Reaktansi induktif secara teoritis
2 47 10,4 2,57 0,35 11,7
𝑋𝑙 = 2𝜋𝑓𝐿
Nilai reaktansi yang diperoleh dengan menggunakan Dari hasil yang telah diperoleh selama percobaan dengan
persamaan diatas adalah sebagai berikut. Nilai reaktansi menggunakan hukum ohm maka dapat ditentukan nilai arus
secara teori yaitu sebesar 0,118 Ω dan 0,118 Ω. Sedangkan yang mengalir pada resistor yang merupakan arus dari
nilai reaktansi induktif secara percobaan adalah keseluruhan elemen dalam sirkuit. Arus yang diperoleh
Tabel 11. Nilai reaktansi induktif secara percobaan dengan menggunaka Resistor secara teori maupun secara
No R percobaan (Ω) (XL ± ∆ XL)Ω KR% DK% percobaan adalah sebagai berikut.
1 28,7 (1,35 ± 0,05) 3,4 97,6 Dengan menggunakan resitor teori yaitu 27 Ω dan 47 Ω
2 48,5 (2,42 ± 0,06) 2,63 93,5 diperoleh arus 0,37 A dan 0,22 A. Sedangkan dengan
Dari hasil yang diperoleh terlihat bahwa nilai reaktansi menggunakan R secara percobaan diperoleh nilai arus
induktif berdasarkan percobaan dengan teori memiliki sebagai berikut.
perbedaan. Hal ini dikarenakan ketidak stabilan alat ukur Tabel 14. Arus pada Rpercobaan
yang digunakan dan kurang telitinya praktikan dalam No R (Ω) (I ± ∆I) A KR% DK%
melakukan pengamatan. 1 28,7 (0,355 ± 0,005) 1,33 98,67
Setelah diperoleh nilai reaktansi induktif berdasarkan 2 48,5 (0,214 ± 0,002) 1,2 98,8
percobaan maupun secara teoritis, maka dapat dihutung Dari hasil yang telah diperoleh terlihat bahwa semakin
nilai impedansi berdasarkan percobaan maupun teoritisny. besar resistor yang digunakan maka arus yang mengalir
Adapun persamaan yang digunakan yaitu untuk secara akan semakin kecil hal tersebut sudah sesuai dengan teori
teoritis adalah sebagai berikut nya.
Berdasarkan data yang telah diperoleh dapat ditentukan
𝑍 = √𝑅2 + 𝑋𝐶 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 2
besar reaktansi kapasitif secara percobaan maupun secara
Sedangakan persamaan yang digunakan untuk percobaan teoritis.
adalah Dengan menggunakan persamaan
1
𝑍 = √𝑅2 + 𝑋𝐶 2 𝑋𝑐 =
2𝜋𝑓𝑐
Akan diperoleh nilai reaktansi kapasitif secara percobaan.
JURNAL PRAKTIKUM ALAT UKUR LISTRIK 8

Dan dengan menggunakan persamaan berapa besar impedansi dalam rangkaian tersebut, mulai-
𝑉𝐶 mulai dengan mengukur besar tegangan resistor, kemudian
𝑋𝑐 = pada kapasitor lalu induktor.
𝐼
Diperoleh nilai reaktansi kapasitif secara percobaan. Nilai
reaktansi secara teoritis adalah 1,44 Ω dan 1,44 Ω. Pada percobaan kali menggunakan resistor sebesar 27 Ω
Sedangkan nilai reaktansi kapasitif secara percobaan adalah dan 47 Ω nilai resistor tersebut adalah niali resistor teori,
sebagai berikut sendangkan nilai resistor percobaan yang di ukur dengan
Tabel 15. Nilai reaktansi kapasitif secara percobaan menggunkan multimeter adalah sebesar 28,7 Ω dan 48,5 Ω.
No R percobaan (Ω) (Xc ± ∆ Xc)Ω KR% DK% Sirkuit RC seri, sirkuit RL seri, dan sirkuit RLC seri
1 28,7 (0,62 ± 0,04) 10,24 89,76 yang membedakan ketiganya adalah nilai reaktansi kapasitif
2 48,5 (1,63± 0,07) 4 96 dan nilai reaktansi induktifnya. Dimana besar reaktansi
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh secara teori kapasitif dan kapasitansi induktif bergantung pada besar
maupun secara percobaan berbeda, namun pada percobaan kapasitor induktor yang digunakan.
kedua dengan R secara percobaan nilai reaktansinya
Besar impedansi pada sirkuit RC seri berdasarkan
mendekati dengan nilai reaktansi secara teori.
teoritis adalah 27 Ω dan 47 Ω. Sedangkan secara teoritis
Selanjutnya dapat pula diperoleh nilai reaktansi induktif
adalah (28,7 ± 2,4 )Ω dan ( 48,6 ±3,2) Ω. Besar impedansi
secara teori dengan menggunakan persamaan
pada sirkuit RL seri secara teoritis adalah 27 Ω dan 47 Ω.
𝑉𝐿
𝑋𝐿 = Sedangkan secara percobaan adalah (28,7 ± 2,4) Ω dan
𝐼 (48,6 ± 3,16) Ω, dan pada sirkuit RLC nilai impedansi
Reaktansi induktif secara teoritis
secara teoritis adalah 27 Ω dan 47 Ω, sedangkan hasil
𝑋𝑙 = 2𝜋𝑓𝐿
percobaan sebesar (29,3± 2,7)Ω dan (49,6 ± 3,86) Ω. Dari
Diperoleh nilai reaktansi induktif secara teoritis yaitu 0,118
hasil yang telah diperoleh terlihat bahwa nilai teori dengan
Ω dan 0,118 Ω. Sedangakn secara percobaan adalah.
percobaan hampir sama, ini menunjukan bahwa percobaan
Tabel 16. Nilai reaktansi induktif secara percobaan
yang kami lakukan cukup berhasil.
No R percobaan (Ω) (XL ± ∆ XL)Ω KR% DK%
1 28,7 (6,67 ± 0,12) 1,76 98,24
2 48,5 (11,98 ± 0,19) 1,5 98,5 UCAPAN TERIMAKASIH
Dari hasil yang diperoleh nilai secara teori dan secara
percobaan berbeda, hal ini karenakan ketidak setabilan alat Penulis mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT
dan kurang telitinya praktikan. karena berkat rahmatNya penulis dapat menyelesaikan
Setelah diperoleh nilai reaktansi kapasitif dan induktif laporan ini dengan lancar. Penulis juga mengucapkan
berdasarkan percobaan dan teori, maka dapat dihitung nilai terimakasih kepada Abdul Salam , M.Pd selaku dosen
impedansinya secara teori maupun secara percobaan. pembimbing. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada
Dengan menggunakan persamaan Andy Azhari selaku asisten praktikum selama pengambilan
data dan pembimbingan pembuatan laporan. Serta tidak lupa
𝑍 = √𝑅2 + 𝑋𝑙 − 𝑋𝑐 2
ucapan terimakasih ditujukan kepada kedua orang tua yang
Dari persamaan tersebut nilai impedansi secara percobaan
selalu mendukung dan mendoakan. Terakhir untuk teman-
adalah 27 Ω dan 47 Ω. Sedangkan secara percobaan adalah
teman seperjuangan Pendidikan Fisika UNLAM yang telah
Tabel 17. Nilai impedansi secara percobaan
membantu banyak hal dalam menyelesaikan laporan ini.
No Rpercobaan (Ω) (Z ± ∆ Z)Ω KR% DK%
1 28,7 (29,3± 2,7) 9,40 90,60
2 48,5 (49,6 ± 3,86) 8 92 DAFTAR PUSTAKA

Nilai impedansi secara teori sama dengan nilai resitor [1] Tim Dosen Alat Ukur Listrik. 2015. Penuntun Praktikum
yang digunakan namun nilai impedan si secara percobaan Alat Ukur Listrik. Banjarmasin: FKIP UNLAM.
berbeda hal tersebut dikarenakan kesalahan praktikan,
karena kurang telitinya praktikan dalam melakukan [2] Ahmad, jayadin. 2013. Elektronika Dasar. Tidak
percobaan. dipublikasikan
Adapun persentase yang di miliki impedansi adalah 92,18 % [3] kanginan, Marthen . 2007. Fisika SMA kelas X. Jakarta :
dan 94,80%. Erlangga
Dengan menggunakan persamaan [4] Sutrisno. 1979. Fisika dasar II. Bandung . ITB
𝑉 = √𝑉𝑅 2 + 𝑉𝐶 2
Diperoleh nilai tegangan total secara perhitungan yaitu 11,6
v dan 12.25 v. Sedangkan tegangan total percobaan adalah
11,8 v dan 11,7 v. Perbedaa nilai tegangan total ini
dikarenakan, saat melakukan percobaan kabel penghubung
yang digunakan longgar sehingga nilai tegangan total yang
diperoleh berbeda.

V. SIMPULAN
Pada percobaan kali ini, bertujuan mengetahui
karakteristik dan sifat-sifat dari komponen rangkaian
RC,RL, dan RLC yaitu dapat mengukur dan menghitung

Anda mungkin juga menyukai