Anda di halaman 1dari 10

RACUN PADA TUBUH IKAN

Oleh :
Mifta Nuzuli Rahma 21001019
Rizka Indriani Kuatno 21001007

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN


SEKOLAH TINGGI PERIKANAN DAN KELAUTAN PALU
2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kepadaAllah SWT. Karena atas berkat dan Rahmat dan karunia-
nya kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Teknologi Proses Thermal dengan judul
“Racun pada Tubuh Ikan”.
Sholawat serta salam tak lupa kami panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW. Penulis
menyadari bahwa dalam pengerjaan makalah ini masih terdapat kekurangan, baik dalam segi
materi yang menunjangnya maupun data hasil praktikum. Maka dari itu kritik dan saran dari
pembaca sangat diharapkan sebagai acuan untuk melahirkan karya-karya tulis yang lebih baik
lagi. Semoga apa yang ada didalam makalah ini dapat memberikan pengetahuan lebih dalam
mengenai peoduk terbarukan dari limbah hasil perikanan yang berkaitan dengan dunia
perikanan. Akhirul kalam terimakasih atas segala atas perhatian dari pembaca.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR..................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI................................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................... 4
1.1 LATAR BELAKANG.......................................................................................................4
1.2 TUJUAN........................................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................. 5
2.1 JENIS RACUN YANG TERDAPAT PADA IKAN..................................................................5
2.1 BAGIAN TUBUH IKAN YANG BERACUN..........................................................................6
BAB III PENUTUP....................................................................................................................... 9
3.1 KESIMPULAN............................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................... 10
BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Ikan adalah segala jenis organisme yang seluruh atau sebagian dari siklus hidupnya berada
di dalam lingkungan perairan. Ikan sebagai bahan makanan yang mengandung protein tinggi
16-20%, yang berfungsi sebagai zat pembangun, pengatur, pengganti bagian-bagian jaringan
tubuh yang rusak, serta sebagai sumber energi dan mengandung asam amino esensial yang
diperlukan oleh tubuh manusia. Disamping itu nilai biologisnya mencapai 90%, dengan jaringan
pengikat sedikit sehingga mudah dicerna.

Ikan memang makanan yang lezat dan menyehatkan untuk tubuh. Tapi ternyata tidak
semua bagian ikan menyehatkan dan boleh dimakan. Bahkan ada beberapa bagian ikan yang
beracun bila dimakan. Ikan adalah jenis makanan yang memiliki banyak kandungan yang
menyehatkan seperti omega-3, asam lemak tak jenuh, mineral, dan beragam vitamin. Walaupun
begitu, kandungan bermanfaat itu hanya ada di beberapa bagian tubuh ikan.

1.2 TUJUAN
Untuk mengetahui apa saja racun yang terdapat pada ikan dan dibagian tubuh mana saja,
serta jenis ikan apa saja yang bisa berbahaya jika dikonsumsi.
BAB II PEMBAHASAN

2.1 JENIS RACUN YANG TERDAPAT PADA IKAN

Kandungan racun pada ikan dapat mempengaruhi kesegaran ikan. Ikan yang diketahui
memiliki racun umumnya ditolak konsumen meskipun masih memiliki tingkat kesegaran tinggi.
Ikan kembung dengan tingkat kesegaran yang sudah agak lama menurun lebih diterima
konsumen dibandingkan dengan ikan buntal yang masih hidup, karena masyarakat lebih
mengenal ikan buntal sebagai ikan beracun. Berdasarkan jenis racun yang dikandungnya, ikan
dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu :

1. Ciguatera
Ciguatera adalah kelompok ikan yang memiliki sifat beracun atau tidak beracun secara cepat.
Ikan ini menjadi beracun apabila memakan pakan tertentu yang beracun, tetapi menjadi tidak
beracun kembali apabila ikan tersebut tidak mengkonsumsi makanan tersebut. Masalahnya,
kita tidak mengetahui apakah kelompok ikan ini yang berhasil ditangkap sedang dalam kondisi
beracun atau tidak. Konsumen yang mengkonsumsi ikan ini akan mengalami keracunan,
karena racun ini tidak dapat dirusak oleh suhu tinggi pada saat pemanasan. Contoh ikan yang
mengandung ciguatera adalah barakuda, kerapu, kakap merah, dan belut.
2. Puffer Fish
Puffer Fish adalah kelompok ikan yang lebih berbahaya dibandingkan kelompok ciguatera,
karena racun yang dikandungnya bersifat mematikan. Lebih dari 50% kematian dialami oleh
konsumen yang mengkonsumsi ikan kelompok ini yang mengandung racun sedangkan bagian
lainnya aman untuk dikonsumsi. Masyarakat Jepang senang mengkonsumsi ikan ini setelah
membuang bagian perutnya yang mengandung racun.
3. Paralytic Shellfish Poisoning
Para shellfish poisoning adalah keracunan yang diakibatkan karena mengkonsumsi kelompok
jenis-jenis kerrang. Jenis-jenis kerrang ini mengandung racun karena ditangkap diperairan yang
mengandung dinofagellata dengan konsentrasi tinggi. Kerrang yang mengkonsumsi
dinofagellata akan menampung racun yang dikeluarkan dinofagellata didalam tubuhnya tanpa ia
sendiri mengelami keracunan. Masyarakat yang mengkonsumsi kerrang tersebut akan
mengalami keracunan berupa kesulitan bernafas dan dapat menyebabkan kematian. Racun
tersebut tidak seluruhnya dapat dirusak oleh suhu tinggi selama pemasakan kerrang.

Lingkungan dapat mempengaruhi kesegaran ikan karena dengan ketersediaan pangan, cuaca
atau pencemaran. Ketersediaan pangan di lingkungan tempat hidupnya akan memperngaruhi
kesegaran ikan. Pangan dapat mempengaruhi rasa dan penampilan ikan. Selain itu, pangan juga
dapat memperngaruhi komposisi kimia ikan. Kondisi pangan yang kurang memadai akan
menurunkan nilai gizi ikan dan dengan demikian akan mempercepat proses pembusukan.
Kualitas hasil perikanan yang ditangkap di daerha beriklim panas lebih baik dibandingkan ikan
yang ditangkap di daerah dingin. Ikan daerah panas di dominasi oleh mikroba mesofilik,
sehingga pada saat disimpan ditempat dingin Sebagian mikrobanya mati. Dengan demikian, ikan
daerah panas lebih tahan disimpan pada suhu rendah dibandingkan ikan yang ditangkap di perairan
dingin. Cuaca berpengaruh terhadap ketersediaan pangan bagi ikan.
Cuaca terang akan meningkatkan populasi plankton, sedangkan kondisi mendung menghasilkan
sebaliknya. Cuaca yang tidak menguntungkan dapat meningkatkan pertumbuhan plankton merugikan
(red tide) sehingga mempengaruhi kualitas ikan. Ikan yang ditangkap di perairan tercemar bahan
organik mengandung mikroba lebih banyak dibandingkan dengan ikan yang ditangkap di perairan
kurang tercemar. Masa simpan ikan yang ditangkap di perairan tercemar lebih singkat dibandingkan
dengan ikan yang berasal dari perairan kurang tercemar. Hal ini dapat dikatakan bahwa ikan yang
ditangkap di perairan tercemar lebih rendah dibandingkan ikan yang ditangkap di perairan kurang
tercemar. Selain bahan pencemar organik, tingginya kandungan logam berat di perairan akan
mempengaruhi kualitas ikan yang dihasilkan. Jenis-jenis kerang yang hidup di perairan dengan
kandungan logam berat yang tinggi akan tumbuh lebih besar, namun warna dagingnya lebih gelap
sehingga kurang menarik.
2.1 BAGIAN TUBUH IKAN YANG BERACUN

Ikan memang merupakan makanan yang menyehatkan bagi tubuh karena mengandung
protein, asam lemak omega-3, zat besi, dan lain sebagainya. Ikan mengandung banyak asama
lemak omega-3 yang sehat yang dapat mengurangi peradangan, membantu melindungi
jantung, dan mencegah penyakkit kronis. Menurut national institutes of health, ikan
mengandung vitamin D yang tinggi, dan dianggap sebagai salah satu sumber makanan terbaik
untuk nutrisi penting ini.

Dibalik banyaknya manfaat dari ikan, ada beberapa bagian tubuh ikan yang beracun dan
berbahaya jika di konsumsi. Bagian ikan yang beracun yaitu :

1. Empedu ikan
Menurut ahli gizi, manusia tidak disarankan untuk makan empedu hewan secara umum.
Bahkan empedu ikan termasuk didalamnya dan menjadi yang sangat berbahaya. Dalam
empedu ikan terdapat racun yang bisa berbahaya bila dikonsumsi. Empedu ikan memiliki
kandungan enzim yang memiliki banyak racun. Saat mengkonsumsi empedu ikan, akan
mengalami syok septik yang merupakan infeksi berat pada organ tertentu, seperti saluran
pernapasan hingga pencernaan. Racun tersebut juga bisa menyebabkan pendarahan berat
dalam tubuh. Bahkan pada kondisi terburuk, konsumsi empedu ikan bisa menyebabkan
kematian.
2. Usu ikan
Bagian lain dari tubuh ikan yang harus dihindari adalah usus ikan. Usus adalah bagian
tubuh ikan yang sangat kotor dan sebaiknya dibuang. Ikan yang hidup di air rentan terhadap
racun dan mikroorganisme yang hidup didalam air. Selain itu ada banyak jenis ikan yang
hidup dengan ,engkonsumsi berbagai jenis kotoran. Setiap makanan ayng dikonsumsi itu
pun akan masuk dari mulut dan tertinggal didalam usus. Karena itu, usus ikan sangat
mudah terinfeksi parasite, telur cacing, hingga cacing.
3. Kepala ikan
Selain bagian dalam tubuh ikan, kepala ikan juga termaksud yang tidak disarankan untuk
dikonsumsi. Pada jenis ikan tertentu, kepala ikan justru mengandung racun berbahaya.
Racun ciguatoxin yang berbahaya bisa ditemukan pada bagian kepala ikan, sisik, dan organ
dalam ikan. Jika racun tersebut masuk kedalam tubuh, bisa menimbulkan penyakit
ciguatera atau Ciguatera Desh Poisoning. Racun ini akan menyebabkan gangguan
pencernaan akut hingga gangguan system saraf. Meski begitu tidak semua jenis ikan
memiliki racun pada bagian kepalanya.
Selain bagian tubuhnya, ada juga beberapa jenis ikan yang berbahaya jika di konsumsi atau
jika salah dalam pengolahannya. Beberapa ikan yang pantang dikonsumsi sembarang :
a. Ikan todak, tidak boleh dikonsumsi karena dua alasan. Pertama, itu kerna jenis ikan ini
memiliki kandungan merkuri yang tinggi dan tidak akan berkurang. Makin dewasa dan
besar ikan, kandungan merkuri pada ikna todak juga akan semakin banyak. Alasan lain
kita sebaiknya tidak mengonsumsi ikan todak karena jenis ikan ini biasanya ditangkap
dengan long line.
b. Ikan hiu, pantang dikonsumsi karena banyak mengandung merkuri, mengonsumsi
daging atau sirip ikan hiu berbahaya karena bisa menyebabkan gangguan hubungan
anggota tubuh, kebutaan, hingga kematian.
c. Ikan gindara, juga dikenal sebagai ikan tuna putih. Ini merupakan jenis ikan dengan cita
rasa daging yang enak. Sayangnya ikan gindara pantang dikonsumsi dalam jumlah
besar dan sangat dibatasi jumlahnya bahkan tidak boleh dikonsumsi sama seklai oleh
orang dengan kondisi tertentu. Ikan gindara mengandung zat lemak Bernama
gempylotoxin yang membuat dagingnya terasa lezat, namun kandungan tersebut juga
bisa menimbulkan masalah pada usus kalua dikonsumsi secara berlebihan.
d. Tuna sirip biru, mengandung gizi yang tinggi, tetapi tidak boleh mengonsumsinya karena
kandungan merkuri pada tuna sirip biru juga termasuk tinggi. Disamping itu jenis ikan ini
juga sudah terancam punah.
e. Ikan buntal, pantang dikonsumsi karena dagingnya mengandung racun berbahaya. Ikan
buntal mengandung racun tetrodoksin yang dapat menyerang system saraf dan sangat
mematikan. Racun ini bahkan diketahui lebih mematikan daripada sianida.
BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Ikan merupakan makanan yang lezat dan bergizi. Ikan banyak mengandung zat-zat kimia
yang dibutuhkan oleh tubuh manusia dan sangat banyak di olah untuk dijadikanan makanan.
Namun dibalik itu semua, ikan juga memiliki racun, bahkan ada beberapa jenis ikan
mengandung racun mematikan, tidak hanya itu saja, dibeberapa bagian tubuh ikan juga
mengandung racun yang berbahaya bagi tubuh manusia. Walaupun hanya beberapa jenis ikan
saja yang mengandung racun, tapi kita juga harus tetap waspada dalam mengenalinya, karena
racun yang dikandung dalam tubuh ikan sangat mematikan jika dikonsumsi oleh manusi.
DAFTAR PUSTAKA

Gordon, M. S., Plaut, I., and D. kim. 1996. How puffers (Teleostei : Tetraodontidae) swim.
Journal of Fish Biology 49: 319-328.
Connel, D. W., and Miller G.J. 1995. Kimia dan ekotoksikologi pencemaran. Penerbitan
Universitas Indonesia, Jakarta. Hal 331-341
Dhahiyat, Y., dan Djuangsih. 1997. Uji Hayati (Bioassay) LC50 (Acute TixxicityTest)
Mengandung Daphnia dan Ikan. PPSDAL LP UNPAD. Bandung

Anda mungkin juga menyukai