Anda di halaman 1dari 11

A.

Fungsi Sistem Reproduksi (Price, 2005)

1. Untuk berkembang biak dan menghasilkan individuyang baru


2. Pada alat reproduksi wanita, system reproduksi berfungsi untuk menghasilkan
sel gamet untuk pemupukan
3. Pada alat reproduksi pria, system reproduksi berfungsi untuk menghasilkan,
menyimpan, dan mengirimkan sperma.

B.Anatomi Sistem Reproduksi pada Pria dan Fungsinya (Sloane, 2003)

1. Skrotum adalah kantong longgar yang tersusun dari kulit, fasia, dan otot polos
yang membungkus dan menopang testis di luar tubuh pada suhu optimum
untuk produksi spertmatozoa.
2. Testis adalah organ lunak, berbentuk oval, dengan panjang 4 cm sampai 5
cm (1,5 inci sampai 2 inci) dan berdiameter 2,5 cm (1 inci).
a. Tunika albuginea adalah kapsul jaringan ikat yang membungkus testis dan
merentang ke arah dalam untuk membaginya menjadi sekitar 250 lobulus.
b. Tubulus seminiferus, tempat berlangsungnya spermatogenesis, terlilit
dalam lobules. Epitelium germinal khusus yang melapisi tubulus
seminiferus mengandung sel-sel batang (spermatogonia) yang kemudian
menjadi sperma; sel-sel sertoli yang menopang dan memberi nutrisi
sperma yang sedang berkembang; dan sel-sel interstisial (Leydig), yang
memiliki fungsi endokrin.
3. Duktus pada saluran reproduksi laki-laki membawa sperma matur dari testis
ke bagian eksterior tubuh.
a. Dalam testis sperma bergerak ke lumen tubulus seminiferus, kemudian
menuju tubulus rekti (tubulus rekti). Dari tubulus rekti, sperma kemudian
menuju jarring-jaring kanal rete testis yang bersambungan dengan 10
sampai 15 duktus eferen yang muncul dari bagian atas testis
b. Epididimis adalah tuba yang terlilit yang panjangnya mencapai 20 kaki (4-6
meter) yang terletak di sepanjang sisi posterior testis. Bagian ini menerima
sperma dari duktus eferen.
 Epididimis menyimpan sperma dan mampu mempertahankannya
sampai 6 minggu.
 Selama Eksitasi seksual, lapisan otot polos dalam dinding epididimal
berkontraksi untuk mendorong sperma ke dalam duktus deferen.
c. Duktus deferen adalah kelanjutan epididimis. Duktus ini adalah tuba lurus
yang terletak dalam korda spermatik yang juga mengandung pembuluh
darah dan pembuluh limfatik, saraf SSO, otot kremaster, dan jaringan ikat.
Masing-masing duktus deferen meninggalkan skrotum, menanjak menuju
dinding abdominal kanal inguinal.
d. Duktus ejaculator pada kedua sisi terbentuk dari pertemuan pembesaran di
bagian ujung duktus deferen dan duktus dari vesikel seminalis. Setiap
duktus ejaculator panjangnya mencapai sekitar 2 cm dan menembus
kelenjar prostat untuk bergabung dengan uretra yang berasal dari kandung
kemih.
e. Uretra merentang dari kandung kemih sampai ujung penis dan terdiri dari 3
bagian diantaranya :
 Uretra prostatic merentang mulai dari bagian dasar kandung kemih,
menembus prostat dan menerima sekresi kelenjar tersebut.
 Uretra membranosa panjangnya mencapai 1-2 cm.
 Uretra penis (cavernous, berspons) dikelilingi oleh jaringan erektin
berspon (korpus spongiosum). Bagian ini membesar ke dalam fosa
navicularis sebelum berakhir pada mulut uretra eksternal dalam glans
penis.
4. Kelenjar aksesoris
a. Sepasang vesikel seminalis adalah kantong terkenvolusi yang bermuara ke
dalam duktus ejaculator.Sekretnya adalah cairan kental dan basa yang
kaya akan fruktosa, berfungsi untuk memberi nutrisi dan melindungi
sperms.
b. Kelenjar prostat menyelubungi uretra saat keluar dari kandung kemih.
Sekresi prostat bermuara ke dalam uretra prostatic setelah melalui 15
sampai 30 duktus prostatic.
c. Sepasang kelenjar bulbouretral (cowper) adalah kelenjar kecil yang ukuran
dan bentuknya menyerupai kacang polong dan mensekresi cairan basa
yang mengandung mucus ke dalam uretra penis untuk melumasi dan
melindungi serta ditambahkan pada semen.
5. Penis terdiri dari 3 bagian yaitu akar, badan, dan glans penis yang membesar
yang banyak mengandung ujung-ujung saraf sensorik. Organ ini berfungsi
untuk tempat keluar urine dan semen serta sebagai organ kopulasi.
C.Anatomi Sistem Reproduksi pada Wanita dan Fungsinya (Sloane, 2003)

1. Ovarium, panjang 3-5 cm, lebar 2-3 cm, dan tebal 1 cm dan berbentuk seperti
kacang kenari.
a. Masing-masing ovarium terletak pada dinding samping rongga pelvis
posterior dalam sebuah ceruk dangkal, yaitu fosa varian, dan di tahan
dalam posisi tersebut oleh mesenterium pelvis.
b. Medula ovrium adalah area terdalam, mengandung pembuluh darah dan
limfatik, serabut saraf, sel-sel otot polos, dan sel-sel jaringan ikat.
Sedangkan korteks adalah lapisan stroma luar yang rapat, mengandung
folikel ovarian, yaitu unit fungsional pada ovarium.
c. Oogenesis, perkembangan folikel ovarian.
2. Dua tuba uterin (tuba fallopii atau oviduk) menerima dan mentranspor oosit ke
uterus setelah ovulasi.
3. Uterus adalah organ tunggal muscular dan berongga. Oosit yang telah di
buahi akan tertanam dalam lapisan endometrium uterus dan di penuhi
kebutuhan nutrisinya untuk tumbuhdan berkembang sampai lahir.
4. Vagina adalah tuba fibromuskular yang berdistensi. Organ ini merupakan
jalan lahir bayi dan aliran menstruasi, fungsinya adalah sebagai organ
kopulasi perempuan.
5. Genitalia eksternal secaar kesatuan di sebut vulva atau pudendum
a. Mons pubis adalah bantalan jaringna lemak dan kulit yang terletak di atas
simfisis pubis. Bagian ini tertutup rambut pubis stelah pubertas.
b. Labia mayora adalah dua lipatan kulit longitudinal yang merentang ke
bawah dari mons pubis dan menyatu di sisi posterior perineum, yaitu kulit
antara pertemuan dua lipatan ini dan anus.
c. Labia minora adalah dua lipatan kulit di antara labia mayora. Lipatan ini
tidak berambut, tetapi mengandung kelenjar sebasea dan beberapa
kelenjar keringat.
 Prepusium klitoris adalah pertemuan lipatan-lipatan labia minora di
bawah klitoris.
 Batang klitoris mengandung dua korpora kavernosum yang tersusun dari
jaringan erektil
d. Klitoris homolog dengan penis pada laki-laki, tetapi lebih kecil dan tidak
memiliki mulut uretra.
e. Vestibula adalah area yang di kelilingi labia minora. Vestibula menutupi
mulut uretra, mulut vagina, dan duktus kelenjar Bartolin.
 Kelenjar Bartolin memproduksi beberapa tetes sekresi mucus untuk
membantu melumasi orifisium vaginal saat eksitasi seksual.
 Bulba Vestibular adalah massa jaringan erektil dalam di substansi
jaringan lablal.
f. Orifisium uretra adalah jalur keluar urine dari kandung kemih. Tepi
lateralnya mengandung duktus untuk dua kelenjar pareuretral (Skene) yang
di anggap homolog dengan kelenjar prostat pada laki-laki.
g. Mulut vagina terletak di bawah orifisium uretra. Himen (selaput darah),
suatu membran yang bentuk dan ukurannya bervariasi, melingkari mulut
vagina.
h. Perineum (pada laki- laki dan perempuan) adalah area berbentuk seperti
intan yang terbentang dari simfiis pubis di sisi anterior sampai ke koksiks di
sisi posterior dan ke tuberositas iskial di sisi lateral.

D.Proses Spermatogenesis (Sloane, 2003)

1. Spermatogenesis proses perkembangan spermatogonia menjadi


spermatozoa dan berlangsung sekitar 64 hari (lebih atau kurang empat hari).
2. Spermatogonia terletak berdekatan dengan membrane basalis tubulus
seminiferus. Spermatogonia berproliferasi melalui mitosis dan berdiferensiasi
menjadi spermatosit primer.
3. Setiap spermatosit primer mengalami pembelahan meiosis untuk membentuk
dua spermatosit sekunder. Pembelahan meiosis kedua pada spermatosit
sekunder menghasilkan 4 spermatid.
4. Tahap akhir spermatogenesis adalah maturasi spermatid menjadi
spermatozoa (sperma). Panjang spermatozoa matur mencapai 60 𝜇𝑚.
Sperma matur memiliki satu kepala, satu badan, dansatu flagellum (ekor).
a. Kepala berisi nucleus da dilapisi akrosom yang mengandung enzim
diperlukan untuk menembus ovum.
b. Badan mengandung mitokondriayang memproduksi ATP diperlukan untuk
pergerakan.
c. Goyangan flagellum mengakibatkan motilitas sperma (untuk berenang).

E.Proses Oogenesis (Sloane, 2003)

1. Oogenesis prenatal. Oogonium berproliferasi selama kehidupan janin dan


merupakan asal dari 6-7 juta oosit primer.
a. Setiap oosit primer di selubungi oleh satu lapisan tunggal sel-sel folikular
yang di sebut folikel primordial.
b. Oosit primer akan tetap berada pada tahap profase 1 meiosis selama
kehidupan janin dan setelah lahir sampai pubertas.
c. Jumlah folikel primordial dapat berkurang seiring usia karena atresia.
2. Oogenesis postnatal
a. Saat lahir, jumlah folikel primordial dalam ovarium berkurang menjadi 2
juta.
b. Pada usia 7 tahun, 300.000 oosit primer bertahan; saat pubertas, 50.000-
100.000 folikel mampu bertahan untuk menyediakan oosit pada ovulasi
mendatang.
c. Kebalikan dengan laki-laki, yang terus menerus memproduksi
spermatogonia dan spermatosit primer, perempuan dilahirkan dengan
semua oosit primer yang pernah mereka miliki.
3. Oogenesis postpubertal
a. Folikel primer
 Oosit primer di stimulasi untuk membesar. Sel-sel folikular di sekitarnya
akan membelah diri untuk membentuk lapisan ganda sle-sel granulose.
 Lapisan zona pellucid bening non-selular terbentuk antara oosit dan sel-
sel granulose
 Sel-sel stroma di sekitar folikel primer membentuk dua lapisan
 Ruang-ruang akan terbentuk antar sel-sel granulosa yang kemudian di
penuhi cairan folikular.
b. Folikel sekunder
 Folikel yang sedang tumbuh dengan sebuah antrum di dalamnya di
sebut folikel sekunder.
 Cumulus oophorus adalah tumpukan sel-sel granulose yang
menyelubungi dan menunjang oosit dalam folikel sekunder .
 Oosit primer terdorong ke salah satu rongga antral akibat akumulasi
cairan antral dan masuk ke dalam ronggaa.
c. Folikel matur
 Folikel pertama yang akan berovulasi memerlukan waktu 10-14 hari
untuk terbentuk.
 Sebelum ovulasi, oosit primer dalam folikel matang menyelesaikan
pembelahan meiosis pertamanya.
 Oosit sekunder kemudian mengalami metaphase pembelahan meiosis
kedua dan berhenti. Jika oosit di buahi setelah ovulasi, pembelahan
meiosis akan berlanjut.
d. Ovulasi
 Oosit membebaskan diri dari sel-sel yang menyelubunginya dan
mengambang bebas dalam antrum yang di selubungi korona radiate.
 Oosit terdorong keluar dari permukaan ovarium disertai dengan
sebagian cairan folikular dan korona radiat yang melekat padanya.
 Jika oosit tidak di buahi, oosit akan berdisintegrasi dalam beberapa hari
e. Korpus luteum
 Dinding folikel kosong runtuh; sel glanulosanya mengalami perubahan
structural dan biokimia sehingga menjadi sel lutein.
 Sel lutein korpus luteum memproduksi estrogen dan progesteron yang
akan mencapai puncak aktivitas pada 5-7 hari setelah ovulasi.
f. Korpus albikans (jaringan parut putih) terbentuk setelah jaringan ikata
menginvasi korpus luteum yang terdisintegrasi.

F. Proses Fertilisasi (Sloane, 2003)

Fertilisasi adalah penyatuan spermatozoa dan oosit sekunder untuk


membentuk sel diploid-zigot yang mengandung kromosom materal dan paternal.
1.Spermatozoa, selama berlangsungnya senggama sekitar 250-400 juta
sperma disemprotkan ke dalam vagina saat laki-laki mengejakulasi semen
a. Spermatozoa berenang dengan kekuatannya sendiri dan dibantu kontraksi
muscular uterus dan tuba uterin, berasenden melalui serviks, rongga
uterus, dan ismus tuba uterin menuju ampula tubal.
b. Kapasitas sperma, sewaktu dalam lingkungan cairan pada uterus dan tuba,
sperma mengalami pengkondisian membran sel dan akrosom sperma yang
membuat sperma mampu berfertilisasi.
c. Reaksi akrosomal, sperma terkapasitasi melepas enzim hidrolitik dari
akrososm untuk mencerna sel korona radiate dan zona pellucid oosit, dan
membuka jalan untuk satu sperma menembus oosit.
2.Oosit. Biasanya hanya oosit tunggal yang dilepas ovarium ke dalam tuba
uterin saat ovulasi
a. Saat satu sperma menembus membran sel oosit, zona pellucida oosit
mengalami perubahan kimia dan menjadi tidak tertembus oleh sperma lain.
b. Oosit diaktivasi oleh penetrasi sperma untuk menyelesaikan pembelahan
meiosis keduanya dan membentuk ovum dan badan polar kedua.
Kromosom mendapat membran nuklear yang baru yang disebut pronukleus
perempuan.
3.Fusi pronukleus
a. Sperma yang menembus oosit kehilangan flagellum dan membran
nuklearnya menghilang. Dengan terbentuknya selaput pronuklir yang baru,
maka sperma berkembang menjadi pronukleus laki-laki.
b. Pronukleus laki-laki bergerak menuju pronukleus perempuan untuk bersatu
dengannya.
4.Oosit mampu menjalani fertilisasi selama 24 jam. Sperma aktif dalam saluran
reproduksi perempuan selama 48 sampai 72 jam. Dengan demikian, agar
fertilisasi dapat terjadi, senggama harus berlangsung antara tiga hari sebelum
ovulasi sampai satu hari setelah ovulasi.

G.Patofisiologi System Reproduksi pada Pria dan Wanita (Price, 2005)

1. Hipogonadisme laki-laki dicirikan dengan penurunan abnormal fungsi


testikularis. Terdapat banyak penyebab hipogonadisme primer yang meliputi
gangguan perkembangan atau congenital (misal, sindrom Klinefelter, sindrom
resistensi androgen), gangguan di dapat (misal, orkitis muraps,
hipopituitarisme), atau gangguan sistemik (misal, paraplegia, penyakit kronis).
Akibat spesifik (hambatan sempurna kejantanan, infertilitas, impotensi)
bergantung pada usia awita, focus masalah (defek pada testis atau
hipotalamus-hipofisis), dan status fungsional testes.
2. Epididimitis, yaitu inflamasi epididimis, dapat terjadi akibat trauma atau
infeksi, menyebabkan nyeri skrotum, pembengkakan, dan infertilitas akibat
pembentukan jaringan parut dan striktura bila tidak segera di obati. Infeksi
digolongkan sebagai infeksi bacterial nonspesifik (misal penyebaran dari
infeksi saluran kemih atau prostatitis) dan epididimitis yang ditularkan secara
seksual (misal gonorhea, Chlamydia).
3. Leiomioma (fibroid uterus) merupakan tumor jinak uterus yang paling sering
terjadi, mengenai 25% perempuan yang berusia di atas 35 tahun. Secara
klinis, tumor ini berkaitan dengan pendarahan abnormal atau infertilitas.
Leiomioma bergantung pada aksi trofik estrogen untuk mempertahankan
ukuran, dan tumor biasanya mengerut setelah menopause.
4. Karsinoma endometrium merupakan kanker yang paling sering terjadi pada
saluran genitalia perempuan dan sebagian besar berkaitan dengan estrigen
yang berlebihan (endogen atau eksogen) dan hiperpiasia endometrium.
5. Karsinoma prostat tipe kanker tersering kedua kepada laki-laki di Amerika
Serikat dan penyebab kematian ketiga akibat kanker pada laki-laki yang
berusia lebih dari 55 tahun.. Karena karsinoma prostat berasal dari kelenjar
perifer sehingga sering di kenali dengan baik sebelum terjadi gejala kesulitan
miksi akibat obstruksi uretra. Karsinoma prostat bermetastasis ke tulang
(paling sering ke pelvis dan vertebrata lumbalis) dan kelenjar getah bening
pelvis dan menginvasi dasar kandung kemih.
Dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA

Price, Sylvia Anderson and Wilson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Jakarta : EGC.
Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta : EGC.
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA

“SISTEM REPRODUKSI”

OLEH KELOMPOK 6 :

1.INDAH HERMAN
2.YASMINDA RUMDHANI
3.RIDHA FITRI ALBARIU
4.RAHMA FADILA
5.NURSITI MEYLANI OHORELLA

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2017

Anda mungkin juga menyukai