Anda di halaman 1dari 21

REAKSI NETRALISASI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Analisis kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang pemisahan


identifikasi dan kualitifikasi komponen kimia dalam bahan alam dan
buatan. Analisa kimia terbagi menjadi dua yaitu analisa kualitatif dan
analisa kuantitatif.
Analisa kualitatif adalah analisis yang bertujuan mengatur
keberadaan suatu unsur atau senyawa kimia, sedangkan Analisa
kuantitatif adalah analisis kimia yang menyangkut penetuan jumlah
unsure atau senyawa tertentu yang ada di dalam suatu sample. Cara
analisa kuantitatif berdasarkan pada pengukuran volume larutan yang
telah diketahui konsentrasinya secara pasti yang bereaksi sempurna
dengan unsur atau senyawa uji.
Analisa kuantitatif terbagi menjadi dua yaitu konvesional dan
modern. Modern terbagi menjadi tiga yaitu spektrafotamik, HPLC, dan
NMR, dan konvensional terbagi menjadi dua yaitu grarimetri dan
titrimetri. Titrimetri terbagi menjadi netralisasi.
Netralisasi adalah suatu reaksi dimana asam dan basa bereaksi
dalam larutan berair untuk menghasilkan garam dan air. Salah satu
prinsip dasar pada reaksi-reaksi kimia yaitu reaksi netralisasi antara
asam dan basa. Reaksi netralisasi merupakan salah satu cara untuk
menentukan jumlah kadar suatu unsur atau senyawa uji yang tedapat
dalam sebuah produk, ini berdasarkan analisa kuantitatif.
Ada 2 cara menentukan reaksi netralisasi yaitu Alkalimetri dan
asidemetri. Alakalimetri adalah suatu teknik anlisis untuk mengetahui
kadar keasaman suatu zat dengan menggunakan larutan standar
basah dan asidimetri adalah suatu teknik analis untuk mengetahui
kadar kebasahan suatu zat dengan menggunakn larutan standar
asam.

NUR ASISI WIDYA SUMARNI


15020170216
REAKSI NETRALISASI
Pada percobaan praktikum reaksi netralisasi ini kita akan
mengetahui apa itu yang dimaksud dengan netralisasi, dan cara
menentukan netralisasi dari larutan Na2CO3 dan NaOH, maka
dilakukan praktikum ini.
1.2 Maksud Praktikum
Adapun maksud dari praktikum ini adalah untuk melakukan titrasi
Asam basa.
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan pada praktikum ini adalah
1. Menentukan kadar Na2CO3 dalam larutan
2. Menentukan kadar NaOH dalam larutan
3. Menentukan pH larutan pada saat terjadi garam NaHCO 3
berdasarkan hasil titrasi.

NUR ASISI WIDYA SUMARNI


15020170216
REAKSI NETRALISASI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum


Salah satu prinsip dasar pada reaksi - reaksi kimia adalah reaksi
netralisasi yaitu reaksi antara asam dan basa (Anonim, 2017)
Reaksi netralisasi atau biasanya disebut reaksi asam basa yaitu
reaksi yang terdiri dari larutan asam beserta campuran atau
sebaliknya yangsalah satunya bertindak sebagai zat peniter (larutan
titer) dan sebagai zat uji. Reaksi netralisasi merupakan salah satu
cara analisa untuk menentukan jumlah kadar suatu zat uji yang
terkandung dalam sampel.Proses ini adalah suatu cara dalam analisa
kuantitatif metode volumetri.(Tim dosen ,2006)
Reaksi kimia terjadi apabila satu atau lebih zat baru dengan sifat-
sifat yang berbeda dalam reaksi suatu zat yang dihasilkan mempunyai
susunan tertentu walaupun zat-zat yang bereaksi dicampurkan dalam
berbagai perbandingan. Cara penulisannya berdasarkan hukum
kekekalan massa yaitu jumlah atom tiap unsur yang ditunjukkan
disebelah kanan. Dalam persamaan reaksi zat-zat yang bereaksi,
hasil reaksi ditulis dalam bentuk molekulnya. Dalam persamaan kimia
reaksi netralisasi yaitu reaksi antara hydronium dengan ion hidroksida
antara suatu asam dengan basanya menghaslkan air (Parning, 2002).
Titrasi merupakan suatu proses analisis dimana suatu volum
larutan standar ditambahkan ke dalam larutan dengan tujuan
mengetahui komponen yang tidak dikenal. Larutan standar adalah
larutan yang konsentrasinya sudah diketahui secara
pasti.Berdasarkan kemurniannya larutan standar dibedakan menjadi
larutan standar primer dan larutan standar sekunder. Larutan standar
primer adalah larutan standar yang dipersiapkan dengan menimbang
dan melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian tinggi
(konsentrasi diketahui dari massa - volum larutan). Larutan standar
sekunder adalah larutan standar yang dipersiapkan dengan

NUR ASISI WIDYA SUMARNI


15020170216
REAKSI NETRALISASI
menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian
relatif rendah sehingga konsentrasi diketahui dari hasil standardisasi.
(Day Underwood dalam Padmaningrum, 2006)
Menurut Bronstad-Lowry, asam adalah zat yang dapat memberikan
proton. sedangkan basa adalah zat yang dapat menerima proton.
Dalam teori Lewis, asam adalah setiap spesi yang mengandung atom
yang dapat menerima pasangan elektron. Sedangkan basa adalah
setiap spesi yang mengandung atom yang dapat menderma pasangan
elektron (Hiskia, 2001).
Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai titrant dan
biasanya diletakan di dalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah
diketahui konsentrasinya disebut sebagai titer dan biasanya
diletakkan di dalam buret. Baik titer maupun titrant biasanya berupa
larutan. Titrasi netralisasi merupakan titrasi dengan menggunakan
asam-basa. Dalam titrasi netralisasi dikenal 2 macam titrasi yaitu:
Titrasi asidimetri adalah titrasi dengan menggunakan larutan standar
asam dan sampelnnya bersifat basa dan Titrasi alkalimetri adalah
titrasi dengan menggunakan larutan standar basa dan sampelnnya
bersifat asam (syarifudin, 2008).
Titrasi asidimetri dan alkalimetri menyangkut reaksi dengan asam
dan basa diantaranya : (1) titrasi yang melibatkan asam kuat dan basa
kuat, (2) titrasi yang melibatkan asam lemah dan basa kuat, dan (3)
titrasi yang melibatkan asam kuat dan basa leamah. Titrasi asam
lemah dan basa lemah dirumitkan oleh terhidrolisisnya kation dan
anion dari garam yang terbentuk (Chang Raymond, 2004).
Kurva titrasi asam kuat dan basa kuat diperoleh dengan cara yang
analog dengan titrasi asam kuat dengan basa kuat. Sebelum titik
ekivalen, larutan bersifat sangat basa dengan konsentrasi ion
hidroksida sama dengan konsentrasi larutan basa mula-mula. Pada
titik ekivalen larutan bersifat netral dan akan menjadi bersifat asam

NUR ASISI WIDYA SUMARNI


15020170216
REAKSI NETRALISASI
pada penambahan lebih lanjut volume asam penitrasi. Konsentrasi ion
hidronium sama dengan konsentrasi kelebihan asam (Widodo, 2009).
Mengukur volume larutan jenuh lebih cepat dibandingkan dengan
menimbang berat zat yang dikenal dengan metode
grafimetri.Denganmenitrasi suatu larutan zat uji untuk mengetahui
kadar proses ini lebih dikenal dengan metode titrimetri.Metode ini
diperlukan adanya zat uji danlarutan baku titer yang berupa asam atau
basa dengan petunjuk indikator.(Michael Purba,2006).
Titik ekuivalen, sebagaimana kita ketahui, ialah titik pada saat
sajumlah mol ion OH- yang ditambahkan ke larutan sama dengan
jumlah mol ion H+ yang semula ada. Jadi untuk menentukan titik
ekuivalen dalam suatu titrasi , kita harus mengetahui dengan tepat
berapa volume basa yang ditambahkan dari buret ke asam dalam
labu. Salah satu cara untuk mencapai tujuan ini adalah dengan
menambahkan beberapa tetes indikator asam-basa ke larutan asam
saat awal titrasi (Chang Raymond, 2004).
Pada umumnya, asam adalah zat-zat molecular yang apabila
direaksikan dengan air akan menghasilkan ion hidronium. Sedangkan
basa, secara prinsip terdiri dari dua macam: hidroksida ion dan zat
molecular yang apabila bereaksi dengan air akan menghasilkan ion
OH- (James, 2002).
Indikator biasanya ialah suatu asam atau basa organik lemah yang
menunjukkan warna yang sangat berbeda antara bentuk tidak
terionisasi dan bentuk terionisasinya. Kedua bentuk ini berikatan
dengan pH larutan yang melarutkan indikator tersebut (Chang
Raymond. 2004).
Titik akhir titrasi terjadi bila indikator berubah warna. Namun, tidak
semua indikator berubah warna pada pH yang sama, jadi pilihan
indikator untuk titrasi tertentu bergantung pada sifat asam dan basa
yang digunakan dalam titrasi. Menentukan titik akhit titik ekuivalen
(Chang Raymond. 2004).
NUR ASISI WIDYA SUMARNI
15020170216
REAKSI NETRALISASI
2.2 Uraian Bahan
1. Air Suling (Ditjen POM, Edisi III, 1979 hal. 96)
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Air Suling / aquades
RM / BM : H2O / 18,02
Pemerian : Cairan jernih, Tidak berwarna, Tidak berasa
dan tidak berbau.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai pereaksi.
2. Fenol merah (Ditjen POM, Edisi III, 1979 hal. 704)
Nama resmi : FENOL SULFAKTEN
Nama lain : 4,4 (3,1 - Bensik satiol 3-1mol)
RM / BM : C6H14O3 / 38,32
Pemerian : Serbuk hablur bermacam-macam warna
merah tua sampai merah.
Kelarutan : Larutan dalam air, mudah larut dalam
Kloroform etet.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan : Sebagai indicator.
3. HCl (Ditjen POM, Edisi III, 1979 hal. 53)
Nama resmi : ACIDIUM HYDROCHIORIDUM
Nama lain : Asam klorida
RM / BM : HCl / 36,46
Pemerian : Cairan tidak berwarna, berasap, bau
merangsang jika diencerkan dengan 2
bagian air asap dan bau hilang.
Kelarutan : Larutan yang sangat encer masih bereaksi
dengan antara hasil terhadap kertas lakmus.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup
Kegunaan : Sebagai zat tambahan

NUR ASISI WIDYA SUMARNI


15020170216
REAKSI NETRALISASI
4. Metil Merah (Ditjen POM, Edisi III, 1979 hal. 709)
Nama resmi : BENZOAT HIDROKSIDA
Nama lain : Metil Merah
RM / BM : C15H15N2O3 / 305,76
Pemerian : Serbuk merah gelap
Kelarutan : Sukar larut dalam air dan larut dalam etanol
Kegunaan : Sebagai indicator
5. NaOH (Ditjen POM, Edisi III, 1979 hal. 40)
Nama resmi : NATRII HYDROXYDIUM
Nama lain : Natrium Hidroksida
RM / BM : NaOH / 40,00
Pemerian : Berbentuk batang, butiran, massa hablur
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan etanol
(95%)
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Zat tambahan
6. Na2CO3 (Ditjen POM, Edisi III, 1979 hal. 4001)
Nama resmi : NATRIUM KARBONAS
Nama lain : Natrium karbonat
RM / BM : Na2CO3 / 04,00
Pemerian : Hablur tidak berwarna, atau serbuk hablur
Putih kelarutan, mudah larut dalam air,
lebih mudah larut dalam air mendidih.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai zat tambahan.

NUR ASISI WIDYA SUMARNI


15020170216
REAKSI NETRALISASI
2.3 Prosedur Kerja (Anonim, 2017)
1. Ambil larutan Na2CO3 X M, sebanyak 25 cm3 masukkan ke
dalam labu takar 100 cm3, kemudian tambah 25 cm3 larutan NaOH
Y M dan tambah air suling sampai batas, kocok sampai merata.
2. Pasang buret 50 cm3 dan isi HCl baku Z M sampai batas tanda 0
cm3
3. Pipet 25 cm3 larutan campuran (1), masukkan ke dalam erlenmeyer
100 cm3 dan tambah 3 4 tetes fenol penunjuk fenol merah
kemudian titrasi dengan larutan HCl baku sambil di goyang sampai
warna berubah menjadi kuning. Catat volume HCl yang dipakai.
4. Larutan (3), ditambah penunjuk metal merah dan titrasi kembali
dengan larutan HCl baku sampai larutan menjadi jingga atau merah
muda. Catat volume HCl yang dipakai.
5. Lakukan kerja 3,4, dan 5 dua kali lagi.

NUR ASISI WIDYA SUMARNI


15020170216
REAKSI NETRALISASI
BAB III METODE KERJA
3.1 Alat Praktikum
Adapun alat yang digunakan untuk praktikum yaitu: Buret, corong,
Erlenmeyer, labu takar, pipet volume, dan pH meter.
3.2 Bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah kertas
penunjuk universal, larutan HCl, Larutan NaOH, larutan Na2CO3 dan
Penunjuk fenol merah dan metal merah.
3.3 Prosedur Kerja
Dipipet Na2CO3 25 mL kemudian masukkan kedalam labu takar 100
mL, tambahkan NaOH 25 mL, tambahkan Aquades sampai 100 mL
(Batas tanda), kemudian dipipet 25 mL larutan ke dalam Erlenmeyer,
tambahkan indikator fenol merah kemudian titrasi dengan HCl baku
dan lihat perubahan warna pink kuning, tambahkan indikator metal
merah kemudian titrasi dengan HCl baku dan lihat perubahan warna
jingga pink, langkah yang terakhir hitung dan catat hasilnya.

NUR ASISI WIDYA SUMARNI


15020170216
REAKSI NETRALISASI
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel 1. Hasil Pengamatan Reaksi Netralisasi

Larutan Titrasipertama Titrasikedua


Campuran
Na2CO3 Volume Volume
Penunjuk Warna Penunjuk Warna
dan NaOH HCl HCl

Kuning
Merah
12,5 mL Fenol 7 mL Metil kemer
25 ml Merah kekuni
merah ah
ng

Kuning
13 Merah
Fenol 6 mL Metil kemer
25 ml ML Merah kekuni
merah ah
ng

Kuning
Merah
14 mL Fenol 6 mL Metil kemer
25 ml Merah kekuni
merah ah
ng

Kuning
Merah
14,5 mL Fenol 7,5 mL Metil kemer
25 ml Merah kekuni
merah ah
ng

NUR ASISI WIDYA SUMARNI


15020170216
REAKSI NETRALISASI
Tabel. 2 Kadar % Na2CO3

Kelomp % Kadar % Persen


Keterangan
ok Na2CO3 NaOH kadar literatur

1 145,824 % 114,576 %

2 124,992 % 145,824 %

3 124,992% 166,656 %

4 156,24 % 145,824 %
Rata-rata 138,012 % 143,197 %

Titrasi 1 :

NaOH + HCl NaCl + H2O

Na2CO3 + HCl NaHCO3 + NaCl

Titrasi 2 :

NaHCO3 + HCl NaCl + H2CO3

4.2. Perhitungan
Percobaan pertama

1
Na2CO3 Praktikum : = fp x 2b x m x Bm x
2


= 4 x b x 1000 x Bm
0,1302
=4x7x x 106
1000

= 0,3864336
Na2CO3label :
= V x m x Bm
0,1
= 25 x 1000 x 106

NUR ASISI WIDYA SUMARNI


15020170216
REAKSI NETRALISASI
= 0,265
NaOHPraktikum :
= fp x (a-b) x m x Bm
0,1302
= 4 x (12,5 7 ) x x 40
1000
0,1302
= 4 x 5,5 x x 40
1000

= 0,114576
NaOHlabel :
= V x m x Bm
0,1
= 25 x 1000 x 40

= 0,1
% kadar Na2CO3
Na2CO3 praktikum
= x 100 %
Na2CO3 label

0,3864336
= x 100 %
0,265

= 145,824 %
% kadarNaOH

NaOH praktikum
= x 100 %
NaOH label
0,114576
= x 100 %
0,1

= 114,576
Percobaan kedua

Na2CO3Praktikum

0,1302
=4x6x x 106
1000

= 0, 3312288
Na2CO3 label
0,1
= 25 x 1000 x 106

= 0,265

NUR ASISI WIDYA SUMARNI


15020170216
REAKSI NETRALISASI
NaOHpraktikum
0,1302
=4x7x x 40
1000

= 0,145824
NaOH label
0,1
= 25 x 1000 x 40

= 0,1
% kadar Na2CO3
0,3312288
= x 100 %
0,265

= 124,992 %
% kadarNaOH
0,145824
= x 100 %
0,1

= 145,824 %
Percobaan ketiga
Na2CO3Praktikum
0,1302
=4x6x x 106
1000

= 0, 3312288
Na2CO3 label
0,1
= 25 x 1000 x 106

= 0,265
NaOHpraktikum
0,1302
=4x8x x 40
1000

= 0,166656
NaOH label
0,1
= 25 x 1000 x 40

= 0,1
% kadar Na2CO3
0,3312288
= x 100 %
0,265

= 124,992 %
NUR ASISI WIDYA SUMARNI
15020170216
REAKSI NETRALISASI
% kadarNaOH
0,166656
= x 100 %
0,1

= 166,656 %
Percobaan keempat

Na2CO3Praktikum

0,1302
= 4 x 7,5 x x 106
1000

= 0, 414036
Na2CO3 label
0,1
= 25 x 1000 x 106

= 0,265
NaOHpraktikum
0,1302
= 4 x 7,5 x x 40
1000

= 0,145824
NaOH label
0,1
= 25 x 1000 x 40

= 0,1
% kadar Na2CO3
0,414036
= x 100 %
0,265

= 156,24 %
% kadarNaOH
0,145824
= x 100 %
0,1

= 145,824 %

NUR ASISI WIDYA SUMARNI


15020170216
REAKSI NETRALISASI
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Pembahasan
Netralisasi adalah suatu senyawa asam dan senyawa basa
yang akan di ubah pHnya menjadi netral. Reaksi netralisasi adalah
reaksi dimana asam dan basa bereaksi dalam larutan berair untuk
menghasilkan garam dan air.Titrasi merupakan suatu metode untuk
menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang
sudah diketahui konsentrasinya.
Maksud praktikum ini adalah untuk melakukan titrasi asam dan
basa sedangkan tujuannya untuk menentukan kadar Na 2CO3 dalam
larutan, menentukan kadar NaOH dalam larutan, menentukan pH
larutan pada saat terjadi garam NaHCO3.
Pada praktikum penelitian tentang reaksi netralisasi kita
menggunakan larutan Na2CO3, larutan NaOH, larutan baku HCl, air
suling, fenol merah dan metil merah.percobaan ini dilakukan
sebanyak dua kali yang tiap larutan di teteskan masing masing 3
tetes fenol merah dan metil merah yang hasil titrasinya memiliki
volume dan warna yang berbeda-beda.
Dari hasil pengamatan yang kita dapatkan bahwa semakin
besar volume HCl baku yang terpakai maka semakin lemah warna
yang didapatkan sebaliknya semakin kecil volume HCl baku yang di
pakai maka semakin kuat warna yang dihasilkan.
indikator yang dipakai dalam titrasi asam basa adalah indikator
yang perubahan warnanya di pengaruhi oleh pH.Penambahan
indikator diusahakan sesedikit mungkin dan umumnya yaitu dua
hingga tiga tetes, maksud dari penambahan indikator adalah untuk
mengetahui reaksi netralisasi dari Na2CO3 kembali setelah
ditambahkan indicator fenol merah pada titrasi (1), dan penambahan
indicator metal merah pada saat titrasi ke (2). Dan hasil yang
didapatkan selama praktikum bahwa benar reaksi netralisasi dari

NUR ASISI WIDYA SUMARNI


15020170216
REAKSI NETRALISASI
Na2CO3 mencapai titik netralisasi dari hasil titrasi dengan
menggunakan tambahan indicator fenol merah dan metal merah.
Adapun faktor kesalahan yang diperoleh bahwa hasil reaksi
netralisasi dari kelompok 1, 2, 3, dan 4 berbeda padahal larutan yang
digunakan sama, hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor yaitu: pada
saat melakukan pipet, pada saat mencukupkan larutan yang akan
digunakan dengan aquades, pada saat proses titrasi yang terlalu
lambat. karena analisis kimia yang digunakan adalah analisis
kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui jumlah unsure atau
senyawa. Dari beberapa faktor kesalahan tersebut yang
menyebabkan hasil volume titrasi dari kelompok 1, 2, 3,dan 4
diperoleh hasil yang berbeda beda.
Untuk memperoleh ketepatan hasil titrasi maka titik akhir titrasi
dipilih sedekat mungkin dengan titik ekuivalen, hal ini dapat dilakukan
dengan memilih indikator yang tepat dan sesuai dengan titrasi yang
akan dilakukan, berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan
pemilihan indikatator telah sesuai sehingga larutan mencapai reaksi
netralisasi dengan penambahan indicator fenol merah dan metal
merah.

NUR ASISI WIDYA SUMARNI


15020170216
REAKSI NETRALISASI
BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan, hasil
dari kelompok 1 kadar Na2CO3 yaitu 145,824% dan kadar NaOH yaitu
144,576% , kelompok 2 kadar Na2CO3 yaitu 124,992% dan kadar
NaOH yaitu 145,824% , kelompok 3 kadar Na2CO3 yaitu 124,992%
dan kadar NaOH yaitu 166,656% , kelompok 4 kadar Na2CO3 yaitu
156,26% dan kadar NaOH yaitu 145,824%.
5.2 Saran
Adapun saran pada praktikum ini adalah pada saat praktikum
di harapkan praktikan melakukan percobaan yang penuh dengan
ketelitian agar mendapatkan hasil yang akurat dan tepat

NUR ASISI WIDYA SUMARNI


15020170216
REAKSI NETRALISASI
SKEMA KERJA

Ambil larutan Na2CO3 sebanyak 25 ml, masukkan kedalam labu


takar 100 ml

kemudian tambahkan 25 ml larutan NaOH dan tambah aquades


sampai tanda batas, homogenkan.

Pasang buret 50 ml dan isi HCl baku sampai batas 0 ml

pipet 25 ml larutan campuran (a), masukkan kedalam erlenmeyer


100 ml dan tambahkan 3 tetes fenol merah

kemudian titrasi dengan larutan HCl baku sampai berubah warna


dari pink ke jingga/kuning

Catat volume HCl yang ada didalam buret

Larutan (b) ditambah metil merah dan di titrasi kembali dengan


HCl baku sampai larutan menjadi jingga atau merah muda

catat volume HCl yang digunakan

NUR ASISI WIDYA SUMARNI


15020170216
REAKSI NETRALISASI
LAMPIRAN

Na2CO3 0,01

NaOH 0,01 M

Fenol Merah

Sebelum Titrasi

Na2CO3 0,01 M

NaOH 0,01 M

Fenol Merah

Setelah titrasi

Na2CO3 0,01 M

NaOH 0,01 M

Metil Merah

Sebelum titrasi

Na2CO3 0,01 M

NaOH 0,01 M

Metil Merah

Setelah titrasi

NUR ASISI WIDYA SUMARNI


15020170216
REAKSI NETRALISASI
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2017. Penuntun Praktikum Kimia Analisis, Universitas Muslim


Indonesia : Makassar.

Chang Raymond, 2004. Kimia Dasar,Edisi Ketiga, Erlangga: Jakarta.

Day Underwood dalam Padmaningrum, 2006. Kimia dasar edisi II


Erlangga: Jakarta.

Farmakope Indonesia Edisi III. 2014. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI.

Haskia Achmad, 2001. Kimia Larutan . PT Citra Aditya bakti: Bandung.

James, 2002. Kimia Universitas. Binarupa Aksara: Jakarta.

Micheal Purba, 2006. Kimia .Erlangga : Jakarta

Parning, M. 2002. Penuntun Belajar Kimia. Yudistira: Jakarta.

Syarifudin, 2008. Indikator Titrasi Asam-Basa. Jurusan Kimia FMIPA UGM


: Yogyakarta.

Tim Dosen Kimia Dasar, 2006. Penuntun Belajar Kimia Dasar. Jurusan

Kimia FMIPA UNM :Makassar

Widodo, Didik Setiyo. 2009. Buku Ajar Analisis Kuantitatif. Laboratorium

Kimia Analitik FMIPA UNDIP : Semarang.

NUR ASISI WIDYA SUMARNI


15020170216
REAKSI NETRALISASI

NUR ASISI WIDYA SUMARNI


15020170216

Anda mungkin juga menyukai