Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

TUMBUHAN SEBAGAI PENCEGAH BENCANA ALAM

PANDAN LAUT

DISUSUN OLEH :

FITRIA S. Amd.AK
NPM

UNIVERSITAS NASIONAL

JAKARTA

2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami dan aktivitas manusia,
seperti letusan gunung, gempa bumi dan tanah longsor. Karena ketidakberdayaan manusia,
akibat kurang baiknya manajemen keadaan darurat, sehingga menyebabkan kerugian dalam
bidang keuangan dan struktural, bahkan sampai kematian. Kerugian yang dihasilkan
tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari bencana dan daya tahan
mereka. Pemahaman ini berhubungan dengan pernyataan: "bencana muncul bila ancaman
bahaya bertemu dengan ketidakberdayaan". Dengan demikian, aktivitas alam yang berbahaya
tidak akan menjadi bencana alam di daerah tanpa ketidakberdayaan manusia, misalnya gempa
bumi di wilayah tak berpenghuni. Konsekuensinya, pemakaian istilah "alam" juga ditentang
karena peristiwa tersebut bukan hanya bahaya atau malapetaka tanpa keterlibatan manusia.
Besarnya potensi kerugian juga tergantung pada bentuk bahayanya sendiri, mulai dari
kebakaran, yang mengancam bangunan individual, sampai peristiwa tubrukan meteor besar
yang berpotensi mengakhiri peradaban umat manusia.
Namun demikian pada daerah yang memiliki tingkat bahaya tinggi (hazard) serta
memiliki kerentanan / kerawanan (vulnerability) yang juga tinggi tidak akan memberi
dampak yang hebat / luas jika manusia yang berada disana memiliki ketahanan terhadap
bencana (disaster resilience). Konsep ketahanan bencana merupakan evaluasi kemampuan
sistem dan infrastruktur-infrastruktur untuk mendeteksi, mencegah & menangani tantangan-
tantangan serius yang hadir. Dengan demikian meskipun daerah tersebut rawan bencana
dengan jumlah penduduk yang besar jika diimbangi dengan ketetahanan terhadap bencana
yang cukup.
Tanaman pandan merupakan tanaman tropis yang tumbuh sangat baik di daerah pesisir
dengan cahaya matahari penuh. Beberapa jenis tanaman pandan yang tumbuh di pesisir pulau
Bali diantaranya pandan laut, pandan berduri, dan pandan wangi. Daun pandan wangi banyak
digunakan sebagai pemberi flavor dan pewarna pada makanan, daun pandan laut dan pandan
berduri dipakai sebagai bahan baku anyaman, baik untuk tikar maupun topi pandan. Berbeda
dengan daunnya yang telah banyak dimanfaatkan, ternyata buah pandan laut yang berwarna
kuning kemerahan belum banyak diperhatikan selama ini, padahal mempunyai potensi
sebagai pewarna alami kuning sampai warna oranye. Disamping sebagai pewarna, kandungan
karotenoid dalam buah juga berperan sebagai sumber vitamin A. Pohon pandan yang banyak
tumbuh di sepanjang pantai Pulau Bali menunjukkan bahwa buah pandan yang terdapat
dalam satu cabang pohon pandan yaitu antara 4-5 buah dan tiap pohon pandan rata-rata
mempunyai 8-10 cabang (hasil survei di pantai Delod Brawah Kabupaten Jembrana). Salah
satu jenis tanaman pandan laut yaitu Pandanus tectorius.
Pandanus tectorius atau disebut juga pandan laut banyak dijumpai dan menjadi
pemandangan umum di Hawaii. Asal mula tanaman ini dari Australia timur dan kepulauan
Pasifik. Termasuk dalam family Pandanaceae, jenis pandan ini merupakan salah satu sumber
daya yang dipergunakan secara luas untuk produksi tenun, makanan dan obat-obatan.
Disamping itu juga digunakan untuk membuat kerajinan ornamen, dan bahan pewarna alami.
Pandan merupakan golongan tumbuhan monokotil dari genus Pandanus, anggota tumbuhan
ini bercirikan dengan daun memanjang (seperti daun palem atau rumput), tepinya bergerigi,
akarnya besar dan memiliki akar tunjang yang menompang tumbuhan ini. Buah pandan
tersusun dalam karangan berbentuk membulat, seperti buah durian. Ukuran tumbuhan ini
bervariasi, mulai dari 50 cm hingga 5 meter, buah pandan yang sudah matang bersifat lengket
dengan rasa manis asam, berwarna kuning pucat sampai oranye bahkan sampai merah
Anonim.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah makalah ini yaitu :
1. Apa tumbuhan pandan laut itu?
2. Apa saja manfaat dari tumbuhan pandan laut?
3. Bagaimanakah peran tumbuhan pandan laut dalam pencegahan bencana alam yang
terjadi?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang tumbuhan pandan laut,
meliputi manfaatnya serta kegunaannya dalam pencegahan bencana alam yang terjadi.

D. Manfaat Penulisan
1. Sebagai syarat pemenuhan tugas individu penulis dalam mata kuliah ilmu lingkungan.
2. Sebagai bahan acuan mahasiswa untuk mengetahui pasti peran dan fungsi tumbuhan
dalam kehidupan sehari-hari khususnya tumbuhan pandan laut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pandan laut, pandan pasir atau pandan pudak duri (Pandanus tectorius) adalah sejenis
pandan besar yang sering dijumpai di pantai berpasir atau berkarang, anggota suku
Pandanaceae. Bunga jantannya (Jawa: pudak) berbau harum dan tahan lama disimpan;
dipergunakan untuk mengharumkan ruangan, pakaian, dan makanan. Sebutan yang lainnya,
di antaranya, pandan kayu ache (Ogan); pandan pasir (Jawa); pandan laut, pandan samak laut,
pandan pudak (Sunda); pandan pudak duri (Betawi); pandan bau-bau, pandan nipah
(Ambon); ponelo (Gorontalo); bokungo (Buol); banga (Makasar, Bugis); lata banga (Sawu);
henak (Rote); yal (Tanimbar); buro-buro (Ternate). Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai
Fragrant Screwpine.
Karakteristik tanaman ini yaitu, pohon atau perdu yang tumbuh tegak, selalu hijau,
tinggi hingga 15 m. Banyak bercabang-cabang hingga nampak seperti wadah lilin;
percabangan dikotomus (bercabang dua berulang-ulang), trikotomus, atau tak beraturan. Akar
tunjang banyak dan tebal, muncul dari batang bagian bawah. Batang yang terbuka biasanya
cokelat keabu-abuan pucat atau kusam, dengan cincin-cincin luka bekas melekatnya daun.
Tengah-tengah batangnya berongga.
Daun-daun berbentuk serupa pedang, 12 m 4-7 cm, berkumpul rapat di ujung
ranting, dalam 3 baris yang tersusun spiral. Daun-daun yang tua dan agak tua dengan ujung,
kurang lebih hingga sepertiga bagian, yang tertekuk dan menjuntai ke bawah; memberikan
tampilan yang khas pandan. Ujung helaian daun panjang meruncing serupa cambuk. Sisi
bawah helaian daun dengan sepasang jalur hijau pucat, di kiri kanan tulang daun utama. Tepi
helaian daun dan sisi bawah ibu tulang daun dengan duri-duri sepanjang 3-5 mm, putih atau
dengan ujung kehitaman, ramping, agak melengkung. Duri-duri di bawah ibu tulang daun itu
mengarah ke bawah (dalam) di sebelah pangkal dan mengarah ke luar di setengah daun yang
ujung.
Berumah dua (dioesis), bunga-bunga jantan berukuran kecil, putih, sangat harum,
tersusun dalam tongkol, yang selanjutnya terangkai dalam malai yang menggantung; tongkol
terlindung oleh seludang besar yang putih atau kekuningan, menyolok. Bunga jantan layu
dalam sehari, keseluruhan perbungaan layu setelah 3-4 hari. Bunga-bunga betina berkumpul
dalam bongkol bulat, serupa nanas. Buah majemuk (dikenal sebagai cephalium) bervariasi
bentuknya: bulat telur (ovoid), menjorong (elipsoid), hampir bulat, dan serupa bola; tersusun
oleh buah-buah batu yang berdaging (disebut falang, phalanges), berbentuk baji, yang
berjejalan pada porosnya. Bagian kulit buah (eksokarp) berwarna hijau, menjadi jingga,
merah, atau merah terang (vermilion) bila masak; daging buah (mesokarp) putih menyerabut
dan berisi udara di bagian ujung, namun berserat dan berdaging di pangkalnya, bagian yang
biasa dimakan orang. Endokarp yang melingkungi biji keras dan membatu.
Pandan laut ditemukan mulai dari wilayah India, Sri Lanka, Maladewa, hingga ke
Tiongkok selatan (Guangdong, Guangxi, Hainan Hong Kong), ke selatan melalui Indocina
dan Filipina hingga ke Indonesia. Kini ia telah diintroduksi ke berbagai daerah termasuk ke
Afrika timur. Sebagaimana kerabat dekatnya, pandan duri, pandan laut umum tumbuh di tepi
pantai, di belakang formasi pes caprae. Meskipun lebih jarang, pandan ini juga ditemukan di
wilayah pedalaman yang jauh dari air laut.
Pandan laut (Pandanus tectorius) bukan sekedar tanaman hias di pinggir pantai,
tanaman yang berdaun hujau abadi (evergreen) ini juga bertugas sebagai penjaga pantai.
Seperti tanaman mangrove, pandan laut berfungsi sebagai pemecah ombak, pencegah erosi
dan abrasi. Pantai bervegetasi pandan laut juga berfungsi sebagai tempat bertelur penyu.
Pandan laut berasal dari Australia Timur dan Kepulauan Pasifik, sehingga banyak
tumbuh di pantai-pantai daerah tropika. Tanaman yang termasuk famili Pandanaceae ini
beradaptasi dengan baik di daerah pesisir dengan cahaya matahari penuh. Di Indonesia
tumbuhan monokotil ini dapat ditemui di pantai selatan Pulau Jawa, pantai barat daya
Sumatera dan pantai Sulawesi.
Pandan laut bertugas mengurangi resiko bencana alam yang sering terjadi di daerah
pesisir. Seperti bencana erosi, abrasi dan tsunami yang menjadi momok daerah pesisir. Akar
tunjangnya yang besar dapat mencengkeram pasir-pasir pantai sehingga mencegah adanya
erosi dan abrasi. Ukuran pandan laut dapat mencapai ketinggian 15 meter dan daun yang
memanjang 4 hingga 8 meter mampu memecah ombak besar. Pada saat tsunami terjadi di
Aceh, Wetlands International-Indonesia melaporkan daerah seperti Bakongan, Aceh Selatan
yang memiliki vegetasi mangrove dengan formasi Rhizopora, cemara, kelapa yang rapat,
serta pandan laut mengalami kerusakan yang lebih kecil dibandingkan daerah yang tidak
memiliki vegetasi tersebut.
Vegetasi pandan laut yang ada di pantai Sukamade Taman Nasional Meru Betiri
(TNMB), Banyuwangi, Jawa Timur mempunyai fungsi lebih dari sekedar pengurangan resiko
bencana erosi, abrasi dan tsunami. Pantai yang jarang di kunjungi wisatawan ini menjadi
habitat bertelur penyu. Habitat bertelur pada umumnya di pantai yang berpasir halus dan
sedang, dengan tepian pantai bervegetasi pandan laut, waru laut (Hibiscus tiliaceus),
ketapang (Termenalia catappa) dan tumbuhan yang menjalar di tanah seperti Ipomea
pescapare. Sukamade mempunyai vegetasi tersebut, sehingga empat dari tujuh macam penyu
di dunia sering mendarat di sini. Telur-telur penyu hijau (Chelonia mydas), penyu sisik
(Eretmochelys imbricata), penyu lekang (Lepidochelys olivacea) dan peyu belimbing
(Dermochelys coriacea) yang mendarat di Sukamade menghadapi banyak ancaman. Selain
perburuan dari manusia, banyak predator yang mengancam seperti babi hutan (Sus scrofa)
yang dapat menggali telur di dalam pasir setelah induk penyu meninggalkan telurnya. Pandan
laut yang memiliki gerigi pada daunnya berfungsi melindungi telur penyu dari babi hutan
untuk sementara, sebelum petugas patroli mengamankan telur untuk di bawa ke penangkaran
semi-alami di Resort Sukamade. Resort Sukamade juga melakukan pembibitan pandan laut,
sehingga pengunjung yang datang dapat menanam pandan laut di bibir pantai.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari berbagai fakta bencana yang ada jelas terlihat bahwa bencana besar yang terjadi
tidak serta merta datang begitu saja, namun didahului oleh adanya eksploitasi lingkungan
yang berlebihan, kebijakan pemerintah yang kurang memperhatikan AMDAL (analisis
mengenai dampak lingkungan), Tata Ruang yang kurang baik dan tidak baiknya managemen
pemerintah untuk mengatisipasi dan penaggulangan bencana.

Saran
Bencana bisa terjadi kapan saja dan dimana saja, namun kita harus mengetahui jenis-
jenis bencana, sebab-sebab yang menimbulkan bencana dan akibat-akibat yang
ditimbulkannya.
Saran-saran, kami sampaikan kepada semua pihak untuk mengantisipasi dan
penanggulangan bencana agar tidak menimbulkan kerusakan, korban meninggal dan kerugian
yang besar.
Kepada Pemerintah agar meningkatkan managemen antisipasi dan penanggulangan
bencana.
Pemerintah agar memiliki Lembaga atau Badan Khusus bahkan mungkin yang lebih
tinggi yaitu setingkat menteri untuk mengantisipasi dan penanggulangan bencana.
Pemerintah agar memberikan sosialisasi dan simulasi kepada masyarakat yang tinggal
di daerah bencana, bagaimana cara mengatasi bencana yang terjadi.
Peran serta masyarakat sangat dibutuhkan dalam penyelamatan dan pelestarian
lingkungan, karena sebagian bencana yang terjadi diakibatkan oleh kerusakan
lingkungan.
Sedapat mungkin tidak tinggal di tempat atau daerah bencana, agar tidak terjadi
korban dan kerugian yang besar.
Masyarakat pada umumnya harus mengetahui baik melalui Media Elektronik (radio,
TV dan Internet) maupun Media Cetak (buku literature, surat kabar, majalah) tentang
bencana-bencana yang terjadi dan bagaimana cara mengatasi atau menyelamatkan
diri.
DAFTAR PUSTAKA

1. Rahman, Dhohir Taufik dan Tarsisius, 2000, Indonesia : Negara Bencana, Jakarta :
Yudhistira.

2. http://www.google.com//sejuta_bencana_terencana_di_Indonesia.

3. http://id.wikipedia.org/wiki/Bencana_alam

4. http://aggilnet.blogspot.com/2011/01/penanggulangan-bencana-alam_07.html

5. https://id.wikipedia.org/wiki/Pandan_laut

6. http://www.anekamakalah.com/2012/08/penanggulangan-bencana-alam.html

7. https://www.kompasiana.com/roootan/pandan-laut-si-penjaga
pantai_552fb3276ea834361e8b45e3

Anda mungkin juga menyukai