net/publication/335150038
Tanggap pertumbuhan dan hasil sawi (Brassica juncea L.) pada berbagai
taraf dosis pupuk urea
CITATIONS
READS
0
192
3 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
HIBAH PENELITIAN DOSEN (STAFF RESEARCH GRANT) FAKULTAS PERTANIAN UB, 2017 View project
All content following this page was uploaded by Budi Waluyo on 13 August 2019.
ISBN : 978-979-18768-7-2
Editor :
R.R. Rukmowati Brotodjojo
Dwi Aulia Puspitaningrum
R. Agus Widodo
Penerbit :
Fakultas Pertanian
Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Yogyakarta
Redaksi :
Gedung Nyi Ageng Serang
Fakultas Pertanian
UPN “Veteran” Yogyakarta
Jl. SWK 104 (Lingkar Utara),
Condong Catur, Yogyakarta.
Telp/Fax : 0274-486693
E-mail: semnasfp@upnyk.ac.id
ii
TANGGAP PERTUMBUHAN DAN HASIL SAWI (Brassica juncea
L.) PADA BERBAGAI TARAF DOSIS PUPUK UREA
Email: kartikayurlisa2@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai taraf dosis pupuk urea terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman sawi (Brasicca juncea L.). Penelitian dilaksanakan di lahan
percobaan Agro Techo Park Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang, Provinsi
Jawa Timur. Penelitian dilaksanakan dari bulan Oktober sampai November 2018. Penelitian
menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan 3 blok dan 1 faktor, yaitu berbagai
taraf dosis pupuk urea terdiri 9 taraf, yaitu: tanpa pemupukan urea (N0), 50 kg ha -1 setara
dengan 0,2 g plot-1(N1), 75 kg ha-1 setara dengan 0,3 g plot-1(N2), 100 kg ha-1 setara dengan 0,4 g
plot-1(N3), 125 kg ha-1 setara dengan 0,5 g plot-1(N4), 150 kg ha-1 setara dengan 0,6 g plot-1(N5),
175 kg ha-1 setara dengan 0,7 g plot -1(N6), 200 kg ha-1 setara dengan 0,8 g plot - 1(N7), dan 225 kg
ha-1 setara dengan 0,9 g plot-1(N8). Setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali sehingga
didapatkan 27 unit percobaan. Data hasil penelitian dianalisis dengan metode analisis varian
dan apabila didapatkan ada beda nyata dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan Multiple Range
Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan taraf dosis pupuk urea tidak
mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman sawi, pengaruh nyata hanya didapatkan pada
parameter panjang akar terpanjang pada 14 hari setelah tanam. Hal ini terjadi diduga karena
adanya pengaruh faktor lingkungan, yaitu suhu udara yang tinggi pada saat pembudidayaan.
Suhu udara yang tinggi berpengaruh pada menguap atau terlindinya unsur nitrogen dengan
cepat. Sehingga pupuk urea yang diaplikasikan tidak dapat diserap dengan baik oleh tanaman.
PENDAHULUAN
Tanaman sawi atau Brassica juncea L. adalah salah satu tanaman sayuran
daun yang memiliki nilai ekonomis tinggi setelah kubis dan brokoli (Yanti et al.,
2014). Tanaman sawi memiliki kandungan gizi yang lengkap seperti mineral,
vitamin, protein dan kalori. Kandungan gizi pada tanaman sawi menjadikan
tanaman tersebut memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Tingginya tingkat
permintaan terhadap tanaman sawi tidak diimbangi dengan tingginya
produktivitas dari tanaman tersebut. berdasarkan data dari Direktorat Jendral
Hortikultura Departemen Pertanian (2013), produksi tanaman sawi pada tahun
METODE PENELITIAN
Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Agustus hingga Oktober 2018,
di Agro Techo Park Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang. Lokasi
penelitian terletak pada ketinggian 303 m dpl dengan jenis tanah Alfisol. Suhu
minimum berkisar 18-21oC, suhu maksimal antara 30-33oC, curah hujan 100
mm/bln dan pH tanah 6-6,2.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, sabit, ember,
gembor, meteran, penggaris, timbangan analitik, jangka sorong, sprayer, gelas
ukur, alat tulis, kamera dan Leaf Area Meter. Bahan yang digunakan adalah benih
sawi varietas shinta produksi produsen benih East West Seed, pupuk kandang
ayam dengan takaran pupuk 20 ton/ha dan pupuk urea, SP36 dan KCl.
Rancangan penelitian adalah menggunakan Rancangan Acak Kelompok
(RAK) yang terdiri dari 9 taraf, yaitu: tanpa pemupukan urea (N0), 50 kg ha -1
setara dengan 0,2 g plot-1(N1), 75 kg ha-1 setara dengan 0,3 g plot-1(N2), 100 kg
ha-1 setara dengan 0,4 g plot-1(N3), 125 kg ha-1 setara dengan 0,5 g plot-1(N4), 150
kg ha-1 setara dengan 0,6 g plot-1(N5), 175 kg ha-1 setara dengan 0,7 g plot-1(N6),
200 kg ha-1 setara dengan 0,8 g plot- 1(N7), dan 225 kg ha-1 setara dengan 0,9 g
plot-1(N8). Setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali sehingga didapatkan 27
unit percobaan.
Pengamatan dilakukan pada umur 7 hst, 14 hst, dan 21 hst. Variabel
pengamatan meliputi tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), diameter batang
(cm), bobot segar shoot dan root per tanaman (gram/tan), luas daun per tanaman
(cm2), panjang akar terpanjang (cm) dan volume akar (ml). Data hasil pengamatan
dianalisis menggunakan uji F, apabila terdapat pengaruh nyata, maka dilanjutkan
dengan uji lanjut menggunakan uji Duncan Multiple Range Test dengan taraf 5%.
Parameter Pertumbuhan
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan taraf dosis
pupuk urea berpengaruh berbeda tidak nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah
daun dan diameter batang sawi pada umur 7, 14 dan 21 HST. Tanaman, jumlah
daun dan diameter batang akibat perlakuan dosis pupuk urea pada 7, 14 dan 21
HST disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Rata-Rata Tinggi Tanaman, Jumlah Daun dan Diameter Batang akibat
Perlakuan Dosis Pupuk Urea pada 7, 14 dan 21 HST.
Dosis pupuk Tinggi Tanaman (cm) Jumlah Daun (helai) Diameter Batang (mm)
N 7 HST 14 HST 21 HST 7 HST 14 HST 21 HST 7 HST 14 HST 21 HST
N0
(Tanpa 9,60 21,52 34,29 3,00 4,33 6,33 2,32 4,38 5,36
pemupukan
Urea)
N1
8,86 16,85 25,39 2,62 4,22 5,08 2,79 3,84 4,84
(50 kg ha =
-1
N2
8,85 14,74 29,28 3,03 3,62 5,28 2,24 3,33 4,51
(75 kg ha-1 =
0,3 g plot-1)
N3
8,58 17,78 31,14 2,58 3,92 6,08 2,29 4,15 5,28
(100 kg ha-1 =
0,4 g plot-1)
N4
9,82 17,80 26,32 2,81 3,92 4,89 3,11 4,39 5,06
(125 kg ha-1 =
0,5 g plot-1)
N5
10,37 21,30 31,04 3,14 4,69 6,08 2,81 4,55 5,61
(150 kg ha-1 =
0,6 g plot-1)
N6
9,36 16,88 29,20 3,00 4,15 5,50 2,68 3,83 4,89
(175 kg ha-1 =
0,7 g plot-1)
N7
9,09 17,15 29,30 2,20 3,07 5,20 2,70 4,13 5,03
(200 kg ha-1 =
0,8 g plot- 1)
N8
8,15 17,09 28,85 2,13 3,97 5,33 2,63 3,49 4,48
(225 kg ha-1 =
0,9 g plot-1)
N0
29,93 89,77 949,15
(Tanpa pemupukan Urea)
N1
35,87 240,15 1371,73
(50 kg ha = 0,2 g plot )
-1 -1
N2
40,17 262,07 1259,58
(75 kg ha-1 = 0,3 g plot-1)
N3
26,18 254,42 1712,78
(100 kg ha-1 = 0,4 g plot-1)
N4
33,88 304,10 1143,15
(125 kg ha-1 = 0,5 g plot-1)
N5
36,58 260,33 380,37
(150 kg ha-1 = 0,6 g plot-1)
N6
32,88 289,03 1441,92
(175 kg ha-1 = 0,7 g plot-1)
N7
26,97 203,82 1319,28
(200 kg ha = 0,8 g plot )
-1 -1
N8
37,03 294,90 1057,07
(225 kg ha-1 = 0,9 g plot-1)
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan taraf dosis
pupuk urea berpengaruh berbeda tidak nyata terhadap panjang akar terpanjang
pada 7 dan 21 HST dan volume akar sawi pada umur 7, 14 dan 21 HST. Panjang
akar terpanjang terpendek pada perlakuan N1 yaitu 50 kg ha -1, sedangkan untuk
perlakuan lainnya tidak berbeda nyata. Panjang akar terpanjang dan volume akar sawi
akibat perlakuan dosis pupuk urea pada 7, 14 dan 21 HST disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Rata-Rata Panjang Akar Terpanjang dan Volume Akar akibat Perlakuan
Dosis Pupuk Urea pada 7, 14 dan 21 HST.
Panjang Akar Terpanjang (cm) Volume Akar (ml)
Dosis pupuk N
7 HST 14 HST 21 HST 7 HST 14 HST 21 HST
N0
N1
8,50 8,65b 12,13 0,42 0,92 3,50
(50 kg ha-1 = 0,2
g plot-1)
N2
9,18 13,50a 12,33 0,50 1,42 3,25
(75 kg ha-1 = 0,3
g plot-1)
N3
7,43 10,58ab 12,92 0,38 0,83 4,33
(100 kg ha-1 = 0,4
g plot-1)
N4
8,38 13,48a 11,75 0,25 1,42 2,83
(125 kg ha-1 = 0,5
g plot-1)
N5
8,17 11,43ab 11,17 0,29 0,96 1,33
(150 kg ha-1 = 0,6
g plot-1)
N6
9,00 10,28ab 12,45 0,25 1,50 2,42
(175 kg ha-1 = 0,7
g plot-1)
N7
8,87 10,80ab 14,47 0,22 1,00 3,00
(200 kg ha-1 = 0,8
g plot- 1)
N8
7,70 11,03ab 13,50 0,26 1,25 3,17
(225 kg ha-1 = 0,9
g plot-1)
Parameter Hasil
Tabel 4 Rata-Rata Berat Segar Shoot, Berat Segar Root dan Petak Produksi
Akibat Perlakuan Dosis Pupuk Urea pada pada 7, 14 dan 21 HST.
Berat Segar Shoot (g) Berat Segar Root (g) Petak
Produksi
Dosis pupuk N (ton/ha)
7 HST 14 HST 21 HST 7 HST 14 HST 21 HST
N0
2,12 6,20 86,07 0,21 0,63 2,61 66,75
(Tanpa pemupukan Urea)
N1
2,24 16,24 121,14 0,28 1,17 4,16 65,63
(50 kg ha-1 = 0,2 g plot-1)
N2
2,64 19,06 96,86 0,31 1,45 3,74 74,45
(75 kg ha-1 = 0,3 g plot-1)
N3
2,00 16,06 152,73 0,28 0,86 5,89 65,62
(100 kg ha-1 = 0,4 g plot-1)
N4
2,09 20,44 96,64 0,25 1,31 2,98 63,05
(125 kg ha-1 = 0,5 g plot-1)
N5
2,32 17,08 31,84 0,28 1,47 1,69 77,13
(150 kg ha-1 = 0,6 g plot-1)
N6
2,03 19,85 133,95 0,25 1,19 3,43 82,88
(175 kg ha-1 = 0,7 g plot-1)
N7
1,68 13,85 127,13 0,20 0,94 4,15 66,08
(200 kg ha-1 = 0,8 g plot- 1)
N8
2,29 17,32 88,16 0,50 3,44 24,81 61,31
(225 kg ha-1 = 0,9 g plot-1)
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan taraf dosis
pupuk urea berpengaruh berbeda tidak nyata terhadap berat segar shoot, berat
segar root pada umur 7, 14 dan 21 HST dan petak hasil. berat segar shoot, berat
segar root pada umur 7, 14 dan 21 HST dan petak hasil sawi akibat perlakuan
dosis pupuk urea disajikan pada Tabel 4 diatas.
Tanah adalah media pertumbuhan untuk tanaman. Pada tanah Tersedia
banyak unsur hara di tanah yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Tetapi, tidak semua unsur hara dalam tanah tersedia.
Salah satu unsur hara yang tidak selalu berada dalam kondisi tersedia yaitu
nitrogen (N). Nitrogen merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan tanaman,
sehingga kebutuhan nitrogen merupakan hal mutlak (Patti et al., 2013). Apabila
nitrogen dalam tanah tidak dapat memenuhi kebutuhan tanaman, maka dibutuhkan
input dari luar yang dapat memenuhi ketersediaan nitrogen. Apabila tidak
terpenuhi, maka pertumbuhan dan perkembangan tanaman akan tidak baik.
Urea adalah asam karbonat diamida, senyawa berbentuk kristal larut air,
berat molekul 60,06, titik cair 132,70C dan kandungan N 46,6%. Urea termasuk
pupuk higroskopis (mudah menarik uap air). Urea menyerap uap air dari udara
apabila kelembaban relatif 72% atau lebih pada suhu 30°C. Maka urea mudah
larut dan diserap oleh tanaman budidaya (Triyono, 2004).
Nitrogen memainkan peran paling penting dalam berbagai proses
fisiologis. Unsur tersebut memberikan warna hijau gelap pada tanaman,
meningkatkan pertumbuhan daun, batang dan pertumbuhan dan perkembangan
bagian vegetatif lainnya. Selain itu, ini juga merangsang pertumbuhan akar.
Nitrogen menghasilkan pertumbuhan awal yang cepat, meningkatkan kualitas
buah, meningkatkan pertumbuhan sayuran daun, meningkatkan kandungan
protein pada tanaman; unsur tersebut juga mendorong penyerapan dan
pemanfaatan nutrisi lain termasuk kalium, fosfor dan mengendalikan
pertumbuhan tanaman secara keseluruhan (Bloom, 2015; Hemerly, 2016).
Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan bahwa pemberian pupuk
urea berpengaruh tidak nyata hampir pada semua parameter pengamatan
pertumbuhan dan hasil sawi. Dimana perbedaan antara petak produksi tanaman
sawi tersebut tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan secara analisis
statistik meskipun secara visual terdapat perbedaan ukuran antar perlakuan dosis.
Hal ini diduga karena tanaman sawi merupakan salah satu jenis tanaman sayuran
yang memiliki kandungan air yang tinggi. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa tidak semua unsur nitrogen yang bersumber dari pupuk urea mampu
diserap dengan baik oleh tanaman selama proses pertumbuhannya. Hal ini
disebabkan karena sebagian besar unsur nitrogen dari pupuk urea tersebut hilang
baik hilang melalui penguapan maupun tercuci oleh air. Hal ini sejalan dengan
pendapat Leghari et al., (2016) kehilangan unsur nitrogen mulai terjadi dari tanah
karena proses penguapan yang tinggi. Ini disebabkan oleh kelembaban yang
defisit di permukaan tanah, terutama di daerah kering, di mana air irigasi tidak
tersedia dalam jumlah yang cukup dan suhu lebih tinggi. Suhu tinggi
meningkatkan laju transpirasi dan meningkatkan kebutuhan air di zona akar dan
menyebabkan kondisi kekeringan di sekitar wilayah pertumbuhan tanaman.
Hilangnya nitrogen ke atmosfer dalam bentuk gas amonia (NH 3). Tingkat
volatilisasi nitrogen yang semakin cepat menurunkan efisiensi penyerapan N pada
tanaman.
Dengan pertimbangan hasil penelitian tersebut, maka pemupukan urea
akan lebih efektif jika memperhatikan kondisi lingkungan pembudidayaan sawi
khususnya kondisi suhu harian. Kondisi suhu harian selama penelitian berkisar
antara 23-35°C dan kelembaban berkisar kurang dari 60%. Hal ini menjadi
tambahan pengetahuan untuk manajemen pemupukan nitrogen yang efisien dan
efektif. Di tingkatan petani adanya asumsi bahwa pemberian pupuk nitrogen yang
meningkat akan diikuti dengan meningkatnya pertumbuhan dan hasil tanaman.
Tetapi dengan keadaan suhu udara yang semakin meningkat, maka perlu disadari
terjadinya volatilisasi nitrogen juga semakin meningkat. Hasil penelitian ini juga
menunjukkan akan banyaknya unsur nitrogen yang tervolatilisasi dibandingkan
nitrogen yang diserap tanaman. Ke depannya perlu juga dilakukan penelitian
pemupukan nitrogen dalam kaitannya dengan suhu yang meningkat.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dalam penelitian ini, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut: Peningkatan taraf dosis pupuk urea tidak
mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman sawi, pengaruh nyata hanya
didapatkan pada parameter panjang akar terpanjang pada 14 hari setelah tanam.
Hal ini terjadi diduga karena adanya pengaruh faktor lingkungan, yaitu suhu
udara yang tinggi pada saat pembudidayaan. Suhu udara yang tinggi berpengaruh
pada menguap atau terlindinya unsur nitrogen dengan cepat. Sehingga pupuk urea
yang diaplikasikan tidak dapat diserap dengan baik oleh tanaman. Dalam upaya
manajemen pemupukan nitrogen pada tanaman sawi maka dianjurkan untuk
melakukan penelitian yang berkaitan dengan pengaruh peningkatan suhu dengan
pemupukan nitrogen. Sehingga bisa dilakukan pemupukan nitrogen yang efesien
dan efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2010. Survei Pertanian. Jakarta. Biro Pusat Statistik
Kartika Yurlisa
Erawan, D., W.O. Yani dan A. Bahrun. 2013. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Sawi (Brassica juncea L.) pada Berbagai Dosis Pupuk Urea. Kendari.
Jurnal Agroteknos. 3(1): 19-25.
Patti, P. S., E. Kaya dan Ch. Silahooy. 2013. Analisis Status Nitrogen Tanah
dalam Kaitannya dengan Serapan N oleh Tanaman Padi Sawah di Desa
Waimital, Kecamatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat. Agrologia.
2 (1): 51-58.
Pratiwi, R.S. 2008. Uji Efektivitas Pupuk Anorganik pada Sawi (Brassica juncea
L.). Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Yanti, S.E.F., E. Masrul dan H. Hannum. 2014. Pengaruh Berbagai Dosis dan
Cara Aplikasi Pupuk Urea terhadap Produksi Tanaman Sawi (Brassica
juncea L.) pada Tanah Inceptisol Merelan. Medan. Jurnal Online
Agroekoteknologi. 2(2): 770-780.