PROPOSAL
Oleh :
PROPOSAL
Oleh:
PUTRI RATNO ANJANI
(NIM)
MANAJEMEN
Tulisan Ini Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi
Strata 1 (S1) Di Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnsi
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
Komisi Pembimbing
Dikatahui
Dekan,
KATA PENGANTAR
1. Yang teristimewah kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda dan Ibunda
serta Kakak penulis dan Keluarga Besar atas segenap kasih sayang,
dukungan semangat, doa dan restunya yang penulis yakini tidak ada
habismya.
2. Bapak Assoc. Prof. Dr. H. Agussani, M.AP selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara.
3. Bapak H. Januri S.E., M.M, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
i
4. Bapak Assoc. Prof. Dr. Ade Gunawan S.E., M.Si, selaku Wakil Dekan I
Utara.
5. Bapak Dr. Hasrudy Tanjung S.E., M.Si, selaku Wakil Dekan III Fakultas
6. Bapak Jasman Sarippudin Hsb, S.E., M.Si, selaku Ketua Program Studi
Sumatera Utara.
7. Bapak Assoc. Prof. Dr. Jufrizen, S.E., M.Si, selaku Sekretaris Program
8. Ibu Lila Bismala, ST., M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah
9. Seluruh Staff Pengajar dan pegawai pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
11. Kepada Pimpinan dan Karyawan Perusahaan Umum Daerah Pasar Kota
ii
12. Kepada teman-teman dan orang terdekat yang selalu membantu didalam
rekan mahasiswa dan para pembaca sekalian, semoga Allah SWT selalu
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita, dan semoga dapat bermanfaat
Amin ya rabbal’Alamin…
Penulis,
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
DAFTAR TABEL..................................................................................................1
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1. Latar Belakang Masalah............................................................................1
1.2. Identifikai Masalah....................................................................................6
1.3. Batasan dan Rumusan Masalah.................................................................6
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian..................................................................7
DAFTAR PUSTAKA
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
tujuan. Sumber daya tersebut merupakan sumber tenaga, sumber teknologi dan
tindakan dalam organisasi. Bentuk sumber daya tersebut anatara lain adalah
sumber daya teknologi, financial, sumber daya ilmu pengatahuan dan sumber
Salah satu unsur teersebut adalah sumber daya manusianya. Sumber daya manusia
merupakan unsur yang penting dalam suatu organisasi. Apapun bentuk serta
melibatkan manusia, jadi dapat dikatakan jika menusia merupakan salah satu
factor strategis dalam seluruh kegiatan dari organisasi. Dengan adanya bidang
Meskipun memiliki sarana dan prasarana yang baik, namun jika perusahaan tidak
memiliki karyawan yang kompaten dan berkinerja baik, akan sulit bagi
1
perusahaan untuk bersaing di era yang sangat kompatitif saat ini. Peran karyawan
dan pengendali yang selalu berperan aktif dalam mewujudkan tujuan organisasi
Sebaliknya, bila kinerja karyawan menurun, maka hal tersebut dapat merugikan
kerja. Kepuasan kerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk
dalam bekerja, maka ada upaya optimal untuk menyelesaikan tugas pekerjaannya
dengan segenap kemampuan yang dimiliki. Hal ini lebih lanjut akan menunjang
sendiri dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, salah satunya yakni beban kerja
yang tidak proporsional akan berdampak pada rasa stres, terutama yang telah
ketidakpuasan kerja yang selanjutnya akan berdampak pada motivasi yang rendah
kebutuhan fisik dan psikis, dimana kebutuhan psikis dapat terpenuhi melalui
adalah sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang harus diselesaikan oleh suatu unit
organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu. Beban kerja yang
berupa fisik biasanya dapat dapat dilihat secara langsung, misalnya kelelahan,
dari pekerjaan, pemberian waktu makan dan minum. Hasil dari penanganannya
pun dapat dirasakan secara langsung dan membutuhkan waktu yang relatif
singkat. Beban kerja yang bersifat mental tidak dapat dilihat secara kasat mata.
Penanganan beban kerja mental tidaklah semudah penanganan beban kerja fisik.
Oleh karena beban kerja mental berkaitan dengan psikis seseorang, maka
mental tersebut sehingga dapat diatasi. Penilaian beban kerja mental juga tidaklah
semudah menilai beban kerja fisik. Pekerjaan yang bersifat mental sulit diukur
Total
Total Persentase
No WORK OVERLOAD Skor Persentase
Skor %
(%)
1 Saya merasa jumlah
pekerjaan di instansi ini
46 112 41.07 % 100 %
terlalu banyak dengan waktu
yang terbatas
2 Saya dituntut untuk bekerja
83 112 74.11 % 100 %
dengan sangat cepat
3 Saya dituntut untuk bekerja
105 112 93.75 % 100 %
keras
4 Saya dituntut untuk
menyelesaikan pekerjaan 26 112 23.21 % 100 %
dengan tanggung jawab besar
5 Saya merasa jam kerja yang 12 112 10.71 % 100 %
diberikan terlalu tinggi
melewati SOP perusahaan
Jumlah Total 272 560 242.85 % 500%
Sumber: Hasil Wawancara Karyawan PD Pusat Pasar Kota Medan 2022
Dari data diatas dapat ditinjau bahwa persentase tertinggi adalah 93.75 %
dengan nilai skor 105 oarang yaitu “Saya dituntut untuk bekerja keras”
sedaangkan persentase terendah adalah 10.71 % dengan nilai skor 12 orang yaitu
“Saya merasa jam kerja yang diberikan terlalu tinggi melewati SOP perusahaan”.
Hal tersebut dapat ditinjau bahwa pada beberapa karywan mengalami beban kerja
yang berlebih yang mana tidak sesuai dengan kontak kerja yang telah disetujui
karyawan adalah beban kerja yang berlebihan atau Work overload. Berdasarkan
hasil wawancara yang dilakukan peneliti, terdapat beban kerja yang tidak
seimbang untuk setiap karyawan. Standar kerja diterima oleh staf yang pertama
jumlah lapangan kerja lebih tinggi sehingga banyak pekerjaan yang harus
dilakukan.
kemampuan yang mereka miliki tanpa dibayar dengan layak dari perusahaan. Ini
akhirnya memicu keluhan dari karyawan karena tugasnya terlalu banyak, sehingga
membuat mereka mudah lelah di tempat kerja. Faktor kelelahan dan penambahan
jam operasional kerja yang sering terjadi di tempat kerja juga memiliki efek
acuan agar dapat melihat tingkat stres kerja karyawan di PD Pusat Pasar Kota
Total
Jumlah Persentase
No STRESS KERJA Skor Persentase
Skor %
%
1 Saya tidak stress di tempat
kerja karena saya tidak
107 112 95.53 % 100 %
mempunyai masalah pribadi
dengan keluarga saya
2 Saya terhindar dari stress
kerja karena saya tidak
98 112 87.50 % 100 %
memiliki konflik dengan
atasan atau rekan kerja saya
3 Saya terhindar dari stress
kerja karena waktu yang
diberikan untuk 39 112 34.82 % 100 %
menyelesaikan pekerjaan
saya terasa adil dan wajar
4 Saya terhindar dari stress
kerja karena peralatan kerja
yang disediakan memadai
84 112 75 % 100 %
dan membantu
menyelesaikan pekerjaan
saya
5 Saya terhindar dari stress
kerja karena beban kerja
93 112 83.04 % 100 %
yang diberikan pada saya
terasa adil dan wajar
Jumlah Total 421 670 375.89 % 500 %
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa persentase tertinggi adalah 95.53 %
dengan nilai skor 107 orang yaitu “Saya tidak stress di tempat kerja karena saya
tidak mempunyai masalah pribadi dengan keluarga saya”. dan persentase terendah
adalah 34.82 % dengan nilai skor 39 orang yaitu “Saya terhindar dari stress kerja
karena waktu yang diberikan untuk menyelesaikan pekerjaan saya terasa adil dan
wajar. Berdasrkan hal tersebut dapat dilihat bahwa tingkat stress kerja pada
karyawan PD Pasar Kota Medan terbilang tinggi hal ini dikarenakan beberapa
Pada dasarnya tingkat stress kerja yang dialami ole karyawan akan sangat
perusahaan karena stress kerja yang dirasakan oleh karyawan akan memicu
menjadi buruk, citra perusahaan menjadi buruk, katidakpuasan pekerja. Hal ini
disebabkan stress kerja dapat menyerang sifat fisiologis, psikologis dan perilaku
Berikut adalah data pra riset yang telah dilakukan penulis sebagai bahan
acuan agar dapat melihat tingkat kepuasan kerja karyawan di PD Pusat Pasar Kota
Kota Medan
Total
Jumlah Persentase
No KEPUASAN KERJA Skor Persentase
Skor %
%
1 Upah yang diberikan kepada
saya sesuai dengan tuntutan 98 112 87.50 % 100 %
pekerjaan
2 Upah yang saya saya terima
sesuai dengan tingkat
64 112 57.14 % 100 %
keterampilan yang saya
miliki
3 Saya memperoleh
kesempatan untuk
48 112 42.86 % 100 %
menggunakan kemampuan
saya dalam pekerjaan saya
4 Pekerjaan yang diberikan 79 112 70.54 % 100 %
sesuai dengan bakat yang
saya miliki
5 Saya mendapatkan
kesempatan untuk
57 112 50.89 % 100 %
menyalurkan keterampilan
dalam pekerjaan saya
Jumlah Total 346 670 308.93 % 500 %
Sumber: Hasil Wawancara dengan Karyawan PD pasar Kota Medan 2022
87.50 % dengan skor 98 orang yaitu ” Upah yang diberikan kepada saya sesuai
kemampuan saya dalam pekerjaan saya”. Dari Hal tersebut dapat ditentukan
bahwa kepuassan kerja karyawan pada perusahaan daerah pasar kota medan
karyawan PUD Pasar Kota Medan sangat tinggi. Karena PUD Pasar Kota Medan
tidak hanya mengatur tata kelola pasar melainkan PUD Pasar juga harus
melayanai masayarakat dari segi bidang jasa dan juga menyedikan barang ataupun
produk. Hal ini menyebabkan beban kerja yang dimiliki oleh karyawan PUD
Pasar Kota Medan menyebabkan stress kerja yang sangat tinggi sehingga
berdampak negtif terhadap kepuasan kerja karyawan dittambah lagi dengan lokasi
kerja yang kurang efesian sehingga mengurangi gairah karyawan dalam bekerja.
PUD Pasar Kota Medan yang saat ini sedang terjadi beberapa devisi seperti
bagian keuangan sering mendaptakan jam lembur yang sudah melebihi jam
operasional kerja tetapi hal ini tidak tertutup kemingkinan bagi karyawan lainnya.
Pada saat PD pasar melakukan suatau kegiatan atau Event yang harus melibatkan
seluruh karyawan yang ada. Hal ini membuat beberapa karyawan merasa stress
Dari hasil observasi yan penulis lakukan terhadap PUD Pasar Kota Medan
3. Adanya stress kerja yang dialami oleh karyawan karena beban kerja yang
yang diterima
Agar penelitian ini tidak menimbulkan persfektif lain dan agar penelitian
ini tidak melebar maka penulis membatasi panelitian ini anatar lain. Penelitian ini
hanya berfokus pada Perusahaan Umum Daerah Pasar Kota Medan, Work
Overload, Kepuasan Kerja Karyawan tetap atau yang bersetatus pegawai negeri
dan karywan honor yang bersatustuus kontrak serta Stress Kerja Sebagai Variabel
Intervening.
adalah :
1. Apakah ada pengaruh work overload terhadap stress kerja karyawan pada
3. Apakah ada pengaruh stress kerja terhadap kepuasan kerja karyawan pada
adalah :
terhadap kepuasan kerja karyawan melalui stress kerja pada PUD Pasar
Kota Medan
kepuasan kerja dan stress kerja pada Perusahaan Umum Daerah Pasar kota
sumber referensi untuk penelitian selanjutnya. Dan bagi peneliti lain, dapat
kerja dan stress kerja pada Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan. Manfaat
kepuasan kerja.
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
berhubungan dengan situasi kerja, kerja sama antar karyawan, imbalan yang
diterima dalam kerja, dan hal-hal yang menyangkut faktor fisik dan psikologis
(Sutrisno, 2019). Menurut Wibowo dan Utomo, (2016) Satiap orang yang bekerja
manajer perlu memahami apa yang harus dilakukan untuk menciptakan kepuasan
kerja karyawannya.
feels about his or her job”. Artinya bahwa kepuasan keja adalah cara pegawai
karier, hubungan dengan pegawai lain, penempatan kerja dan struktur organisasi.
Sementara itu perasaan yang berhubungan dengan dirinya antara lain umur,
interaksi dengan rekan sekerja dan atasan, mengikuti aturan dan kebijakan
organisasi, memenuhi standar kinerja, hidup pada kondisi kerja yang sering
kurang dari ideal, dan hal serupa lainnya. Ini berarti penilaian (assesment) seorang
pegawai terhadap puas atau tidak puasnya dia terhadap pekerjaan merupakan
penjumlahan yang rumit dari sejumlah unsur pekerjaan yang diskrit (terbedakan
yaitu :
Banyaknya tugas akan menjadi sumber stress bagi karyawan bila tidak
Terdapat dua tipe umum konflik peran yaitu (1) konflik peran intersender,
tidak konsisten dan tidak sesuai. (2) konflik peran instrasender, konflik
peran ini kebanyakan terjadi pada karyawan atau manajer yang menduduki
karyawan atau manajer yang berada pada posisi dibawahnya, terutama jika
Bila karyawan yang menerima balas jasa yang memadai sesuai dengan apa
yang telah mereka lakukan untuk perusahaan maka mereka akan dapat
bekerja dengan tenang dan tekun, serta selalu berusaha bekerja dengan
diterimanya jauh dari memadai maka akan dapat menimbulkan stress kerja
jaminan serta kesejahteraan karyawan yang meliputi sistem dan besarnya gaji/
waktu antara bekerja dan istirahat, keadaan suhu ruangan, sirkulasi udara,
yang terjalin antara sesama karyawan, dengan atasan maupun antar karyawan
yang berbeda (jenis pekerjaan atau tingkatan jabatan), dan dengan lingkungan
untuk bekerja secara optimal apabila kebutuhan spiritual ini dapat terpenuhi.
sikap terhadap kerja, tingkat stress kerja serta katerampilan dan bakat.
Beban kerja adalah semua faktor yang menentukan orang yang sedang
bekerja. Menurut Nabawi, (2019) beban kerja adalah sebagian dari kapasitas
kemampuan pekerja yang diberikan untuk mengerjakan tugasnya. Kapasitas
masalah, sehingga dengan kemampuan yang dimiliki akan dapat berfungsi dan
berproduksi secara proporsional sesuai dengan tugas dan fungsi yang dimiliki.
tugas sesuai harapan (performans harapan) dan kapasitas yang tersedia pada saat
mental atau pemikiran atau sumber daya dengan atau dan sejumlah tugas yang
dibutuhkan.
Definisi lain tentang beban kerja adalah frekuensi kegiatan rata-rata dari
al., 2012), pengertian beban kerja adalah sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang
harus diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka
waktu tertentu.
kegiatan atau tugas-tugas yang harus diselesaikan oleh pekerja dalam jangka
waktu tertentu.
kerja yang terlalu berat (work overload) pada sesuatu waktu. Beban kerja
berlebihan (work overload) adalah suatu kondisi yang terjadi bila lingkungan
yang berlebihan terjadi apabila suatu pekerjaan menuntut kecepatan kerja, hasil
kerja, dan konsentrasi yang berlebihan dari karyawannya. Beban kerja berlebihan
dipercaya sebagai salah satu sumber yang paling besar menyebabkan stres kerja.
Dari definisi beban kerja dan beban kerja berlebihan diatas, maka dapat
sejumlah tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh pekerja dalam waktu tertentu
yang mana dalam pelaksanaannya menuntut kemampuan yang lebih dari yang
dimiliki individu tersebut. Tugas-tugas tersebut melebihi kadar rutinitas dari yang
mengerjakan terlalu banyak tugas atau penyediaan waktu yang tidak cukup umtuk
merupakan beban kerja yang terjadi apabila terlalu banyak pekerjaan yang harus
dilakukan pada satuan waktu tertentu (too much to do). Unsur yang menyebabkan
beban kerja berlebihan kuantitatif ini adalah desaan waktu. Waktu merupakan
salah satu ukuran efisiensi. Pedoman yang banyak didengar adalah “cepat dan
selamat”. Atas dasar ini orang sering harus bekerja berkejaran dengan waktu dan
et al., 2021)
Sedangkan beban kerja yang bersifat qualitative overload adalah beban
kerja yang terjadi apabila orang merasa kurang mampu menyelesaikan tugasnya
atau standar hasil karyanya terlalu tinggi. Dengan kata lain, beban kerja kualitatif
merupakan beban kerja yang terjadi apabila pekerjaan yang dihadapi terlalu sulit
(too difficult to do). Everly dan Girdano menyatakan bahwa beban berlebihan
seseorang makin beralih titik beratnya pada pekerjaan otak. Pekerjaan makin
lebih tiggi dari pada yang dimiliki. Pada titik tertentu kemajemukan pekerjaan
tidak lagi menyebabkan produktif, tatapi menjadi destruktif. Hal ini dapat
al., 2020).
adalah : time pressure (tekanan waktu), jadwal kerja atau jam kerja, role
extremes atau heat overload, repatitive action, aspek ergonomi dalam lay out
tempat kerja. Sedang Gibson, (2017) berpendapat bahwa ada 2 hal yang dapat
mempengaruhi beban kerja, yaitu tanggung jawab dan harga diri (self-sesteem).
Dengan demikian faktor-faktor yang mempengaruhi beban kerja ada
Secara umum dalam hal tertentu waktu akhir (dead line) justru dapat
desakan waktu juga dapat menjadi beban kerja berlebihan kuantitatif katika
seseorang berkurang.
akan tuntutan kerja, yang merupakan salah satu faktor penyebab stres di
bekerja. Jadwal kerja strandart adalah 8 jam sehari selama seminggu. Untuk
jadwal kerja ada tiga tipe, yaitu: night shift, long shift, flexible work
schedule. Dari katiga tipe jadwal kerja tersebut, long shift dan night shift
Role ambiguity atau kemenduaan peran dan role conflict atau konflik peran
d) Kebisingan
Kebisingan dapat mempengaruhi pekerja dalam hal kesehatan dan
e) Informatian overload
Banyaknya informasi yang masuk dan diserap pekerja dalam waktu yang
Sama halnya dengan kebisingan, faktor kondisi kerja yang beresiko seperti
tingginya temperatur dalam ruangan juga berdampak pada kesehatan. Hal ini
utamanya jika kondisi tersebut berlangsung lama dan tidak ada peralatan
pengamannya.
g) Repatitive action
mengoperasikan mesin dengan prosedur yang sama satiap waktu atau dimana
banyak terjadi pengulangan gerak akan timbul rasa bosan, rasa monoton yang
pada akhirnya dapat menghasilkan berkurangnya perhatian dan secara
keadaan darurat.
Untuk menjaga agar pekerja tatap berada dalam wilayah kerja yang normal,
maka tidak cukup dengan mengoptimasi lay out tempat kerja. Namun lay out
tersebut harus menghasilkan posisi anatomi yang baik dan layak. Pekerja
melakukan kerja dengan posisi tubuh yang tidak seimbang (terlalu banyak
jongkok ataui terlalu banyak berdiri) atau peralatan kerja yang tidak sesuai
i) Tanggung jawab
bagi sebagian orang. Jenis-jenis tanggung jawab yang berbeda, berbeda pula
Tingkat harga diri yang lebih tinggi berhubungan erat dengan kepercayaan
yang lebih besar akan kemampuan orang untuk menangani penekan dengan
hasil yang baik. Risat menunjukkan bahwa ada hubungan negatif antara
beban kerja kualitatif yang terlalu berat dengan harga diri. Dalam penelitian
tersebut, para karyawan yang dilaporkan tidak puas kepada diri mereka
3) Physical atau Mental Load atau beban kerja fisik dan mental dapat berupa
beratnya pekerjaan
yang dimiliki individu, semakin tinggi kesenjangan terjadi semakin tinggi juga
berlebih yang dibebankan kepada mereka akibat tuntutan, hambatan, atau peluang
disimpulkan dari gejala-gejala dan tanda – tanda faal, perilaku, psikologikal dan
somatik, adalah hasil dari tidak/kurang adanya kecocokan antara orang (dalam arti
terhadap dirinya secara efektif (Maulina dan Wicaksono, 2021). Stres kerja juga
bisa diartikan sebagai sumber atau stressor kerja yang menyebabkan reaksi
Ismail et al., (2014) berpendapat stres sebagai suatu istilah payung yang
gemuruh, anxiaty, kemurungan dan hilang daya. Stres kerja adalah suatu kondisi
mempengaruhi emosi, proses berpikir, dan kondisi seorang karyawan. Stres pada
pekerjaan.
oleh Nurendra dan Saraswati, (2018) yang mendefinisikan mengenai stres kerja
sebagai kondisi yang muncul dari interaksi manusia dengan pekerjaannya serta
stress kerja adalah umpan balik atas atas diri karyawan secara fisiologis maupun
mengalami stres kerja. Menurut Candraditya dan Dwiyanti, (2017) bahwa hasil
kajian ulang dari beberapa kasus stres kerja disimpulkan adanya tiga gejala stres
a. Gejala Fisikologi
kerja meliputi :
konsentrasi
b. Gejala fisiologis
nonadrenalin)
yang kronis
9) Gangguan tidur
terkena kanker
c. Gejala perilaku
mengarah ke obesitas
gangguan secara fisik, psikis dan perilaku sehingga akan mengganggu jalannya
sebuah pekerjaan.
penyebab seorang individu yaitu karyawan mengalami perasaan stres. Dari faktor-
faktor stres memunculkan sebuah reaksi oleh individu dan melakukan penilaian
atau persepsi terhadap hal tersebut dan terjadilah perasaan stres, namun reaksi
terjadinya stres yang berakibat pada kegiatan sehari-hari dan pekerjaan atau stres
kerja. Stres kerja merupakan perasaan yang menghambat dan mengganggu dalam
maksimal dari hasil yang dikerjakan individu. Ando et al., (2017) menyatakan
bahwa faktor risiko stres atau stresor adalah seperti karakteristik pekerjaan,
kondisi lingkungan kerja, kurangnya pengawasan, peran kerja, jam kerja panjang,
buruk, struktur atau komunikasi yang kurang dan juga adanya kekerasan dalam
kerja. Hal-hal yang menjadi sumber stres akan menghambat proses kerja dan
kerja, yaitu :
1) Faktor lingkungan
yang berputar.
berubahubah.
2) Faktor organisasi
3) Faktor individu
Stres kerja adalah suatu reaksi negatif dari orang-orang yang mengalami tekanan
peluang yang terlampau banyak. Maka ada tiga indikator dari stres kerja menurut
tertekan.
c) Pusing kepala.
pekerjaan.
beban kerja dengan stres kerja. Hasil ini dibuktikan dengan koefisien korelasi rxy
= 0,574 ; Sig < 0,000. Artinya, semakin tinggi beban kerja pada pegawai , maka
semakin tinggi stres kerja pada pegawai. Sebaliknya, semakin rendah beban kerja
pada pegawai, maka semakin rendah stress kerja pada pegawai. Berdasarkan hasil
ini, maka hipotesis yang telah diajukan dalam penelitian ini, dinyatakan diterima.
Work Overload
Stress Kerja (Z)
(X1)
employee feels about his or her job”. Artinya bahwa kepuasan kerja adalah cara
terhadap pekerjaan. Bahwa sikap itu berasal dari persepsi mereka tentang
pekerjaan, persepsi itu adalah proses kognitif (pemberian arti) yang digunakan
oleh seseorang untuk menafsirkan dan memahami cara pandang individu dalam
signifikan dengan hubungan yang positif terhadap kepuasan kerja karyawan pada
Hotel Maxone Malang. Hal ini menunjukkan bahwa apabila beban kerja
karyawan tinggi maka kepuasan kerja karyawan menurun. Lebih lanjut hal
tersebut dapat berakibat pada menurunnya kepuasan kerja. Strategi yang bisa
digunakan untuk mengatasi masalah beban kerja yang berlebihan adalah dengan
(intervening) stres kerja dalam hubungan beban kerja terhadap kepuasan kerja
karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin meningkatkan stres kerja akan
dapat menjadi perantara bagi hubungan antara beban kerja dengan kepuasan kerja
mengalami stres kerja yang berlebihan dapat menurunkan kepuasan kerja mereka.
Strategi yang dapat dilakukan adalah menggunakan rotasi kerja, dimana pekerja
dapat bertukar posisi dalam periode tertentu. Untuk menambah wawasan baru,
suasana kerja baru, teman baru maupun relasi baru dalam bekerja.
Kepuasan Kerja
Karywan (Y2)
Hipotesis adalah jawaban sementara yang baru diuji kebenarannya atas suatu
penelitian yang dilakukan agar dapat mempermudah dalam menganalisisnya. Dari
kerangka teoritis yang telah diuraikan diatas, maka hipotesis adalah :
1) Ada pengaruh work overload terhadap kepuasan kerja karyawan pada PUD
Pasar Kota Medan.
2) Ada pengaruh work overload terhadap stress kerja karyawan pada PUD Pasar
Kota Medan.
3) Ada pengaruh stress kerja terhadap kepuasan kerja karyawan pada PUD Pasar
Kota Medan.
4) Ada pengaruh work overload terhadap kepuasan kerja karyawan melalui
stress kerja pada PUD Pasar Kota Medan.
BAB 3
METODE PENELITIAN
Asosiatif dan metode Analisis Paht, membahas mengenai pengaruh work overload
terhadap kepuasan kerja dan work overload terhadap stress kerja, kemudian
pengaruh stress kerja terhadap kepuasan kerja, serta peran stress kerja sebagai
berikut :
No. Indikator
1 Task Repitition
2 Task Excess
33
34
terhadap pekerjaan yang berhubungan dengan situasi kerja, kerja sama antar
karyawan, imbalan yang diterima dalam kerja, dan hal-hal yang menyangkut
No. Indikator
1 Kepuasan finansial
2 Kepuasan fisik
3 Kepuasan sosial
4 Kepuasan psikologi
3) Stress Kerja adalah Stres merupakan reaksi negatif dari orang-orang yang
No. Indikator
1 Tuntutan Tugas
Sumber : (Gusmanto, 2017)
2 Tuntutan Peran
Kota Medan Provinsi Sumatera Utara adalah salah satu perusahaan yang
memiliki kapasiti karyawan yang cukup terbatas dengan beban kerja yang
tinggi.
3.4.1. Populasi
yang berguna bagi suatu penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah
36
Utara.
3.4.2. Sampel
oleh populasi tersebut. Pada penelitian ini sampel yang akan menjadi
pegawai negeri dan karyawan honor atau berattus kontrak yakni yang
informasi. Secara umum, ada dua sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini, yaitu sumber data primer dan sekunder. Rinciannya adalah
sebagai berikut :
1) Data Primer
Data primer adalah data yang didapat secara langsung pada lokasi penelitian.
Data ini dapat diperoleh melalui proses wawancara dan kusioner mengenai
interverensi Stress Kerja di PUD Pasar Kota Medan. Dalam Moleong data
37
primer adalah data yang dapat diperoleh langsung dari lapangan atau tempat
penelitian.
2) Data Skunder
Data skunder adalah data yang didapatkan dari instansi tertentu atau dari PUD
tabel. Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah karyawan PUD
skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
mana suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel yang ada.
oleh peneliti, serta dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti
𝑟𝑥𝑦 = N ∑ 𝑥𝑦 − (∑ 𝑥) (∑ 𝑦)
√(𝑁 ∑𝑥2 − (𝑥)2)(𝑁 ∑𝑦2 − (∑𝑦)2)
Katerangan : :
N = banyaknya sampel
Bila nilai signifikansi (sig) hasil korelasi lebih kecil dari 0,05 (5%)
maka dinyatakan valid dan sebaliknya dinyatakan tidak valid (artinya butir
data. Menurut (Danial, 2015) bahwa data dapat dikatakan reliable bila
memberikan hasil yang tatap atau ajeg walaupun dilakukan siapa saja dan
yang dihitung dari basis data yang telah disat dalam angka baku (Z-score).
berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan
correlation. Jika nilai item pernyataan pada kolom tersebut lebih besar dari
0,3 maka item pernyataan valid, dan jika lebih kecil dai 0,3 maka item
alpha. Jika nilainya lebih besar dari 0,7 maka kuesioner reliabel, dan jika
2015)
berikut:
1. Tahap I
Dimana:
Z = Stress Kerja
a = Konstanta
42
X = Work Overload
e1 = √(1 − 𝑅2).
Dimana:
Y = Kepuasan Kerja
a = Konstanta
X = Work Overload
Z = Stress Kerja
e2 = √(1 − 𝑅2)
2. Tahap II
berikut:
43
Pengaruh Langsung X ke Y = p1
uji t dan uji sobel dengan alat bantu SPSS versi 16.
sebagai berikut:
a) Jika nilai sig < 0,05, atau t hitung > t tabel maka terdapat pengaruh work
b) Jika nilai sig > 0,05, atau t hitung < t tabel maka tidak terdapat pengaruh
2. Uji Sobel
dikembangkan oleh Sobel dan dikenal dengan uji Sobel (Sobel test). Uji
Sp : Standar Error
t = 𝑝2𝑝3 / 𝑆𝑝2𝑝3
a) Jika t hitung > t tabel maka terdapat pengaruh stress kerja memediasi work
b) Jika t hitung < t tabel maka tidak terdapat pengaruh work oveload
Alfandra, S. (2019). Hubungan Antara Beban Kerja Dengan Stres Kerja Pada
Pegawai Di Lapas Pemuda Kelas Iii Langkat Alfandara Fakultas Psikologi
Universitas Medan Area Medan. 162.
Aminah, S., & Chadhiq, U. (2020). Pengaruh Kepuasan Kerja dan Pemberian
Kompensasi terhadap Kinerja Individu dengan Loyalitas Sebagai Variabel
Intervening. AKSES: Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 15(2), 128–137.
https://doi.org/10.31942/akses.v15i2.3786
Ando, A. A., Umar, A. F., & Agustina. (2017). Gambaran Faktor Faktor Stres
Kerja Caregiver dalam Melayani Pasien Gangguan Jiwa di Yayasan Galuh
Kota Bekasi 2017 Overview on Work Stress Factors of Caregivers in Serving
Mental Disorder Patients at Abstrak Pendahuluan. Jurnal Persada Husada
Indonesia Vol, 4, 1–16.
Ardiani, W. (2017). Determinasi Kepuasan Kerja Karyawan (Studi pada
Perusahaan Finance di Medan). Jurnal Ilman, 5(1), 60–69.
Barahama, K. F., Katuuk, M., & Oroh, W. M. (2019). Hubungan Beban Kerja
Dengan Kepuasan Kerja Perawat Di Ruangan Perawatan Dewasa Rsu Gmim
Pancaran Kasih Manado. Jurnal Keperawatan, 7(1).
https://doi.org/10.35790/jkp.v7i1.22876
Bhastary Dwipayani, M. (2020). Pengaruh Etika Kerja dan Stres Kerja terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan. Maneggio: Jurnal Ilmiah Magister Manajemen,
3(2), 160–170.
Birokrasi, W., Dan, B., & Wbbm, M. (2012). Kapan Kabupaten Tolitoli menuju
WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI.
Candraditya, R., & Dwiyanti, E. (2017). Hubungan Tingkat Pendidikan, Masa
Kerja dan Tingkat Kebisingan Dengan Stress Kerja di PT.X. Penelitian
Kesehatan, 15(1), 1–9.
Damayanti, D., Rimadias, S., Haque, M. G., Sunarsi, D., Kosasih, &
Kesumadewi, R. R. V. (2021). Peran Work Overload, Work Environment,
Work Family Conflict & Work Stress Terhadap Job Performance (Studi Pada
Petugas Penanganan Prasarana Dan Sarana Umum Jakarta) Diana. Jurnal
Ilmiah Wahana Pendidikan, 7(3), 192–206.
https://doi.org/10.5281/zenodo.5044930
Danial, E. (2015). Metode Uji Rehabilitas. Universitas Pendidikan Indonesia,
127.
Dhini Rama Dhania. (2010). Pengaruh Stres Kerja , Beban Kerja Terhadap
Kepuasan( Studi Pada Medical Representatif Di Kota Kudus ). Jurnal
Psikologi Universitas Muria Kudus, I(1), 15–23.
Gibson. (2017). Management and Economics Journal. 1(1), 69–78.
Gusmanto, D. (2017). Pengaruh Stres Kerja, Budaya Organisasi Dan Kepuasan
Kerja Terhadap Keinginan Berpindah Kerja (Turnover Intention) Pada
Karyawan PT. Alas Watu Emas Kabupaten Kampar. Turnover Intention, 4,
208–220. https://media.neliti.com/media/publications/186073-ID-pengaruh-
stres-kerja-budaya-organisasi-d.pdf
Ichwanhaq, S. S. (2018). Beban Kerja Dan Work-Family Balance Pada Pekerja
Wanita Di Usaha Kecil Menengah (Ukm) Pengasapan Ikan.
https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/13332
Ismail, A. G., Zaenal, M., & Mohd Shafiai, M. H. (2014). Philanthrophy in Islam:
A promise to Welfare Economics System IRTI Working Paper Series.
February. https://www.researchgate.net/publication/260115350
Klaten, T. (2018). 1 , 2 , 3. 2017, 349–356.
Kristanti, S., Febriana, T., Psikologi, P. S., Kedokteran, F., & Mangkurat, U. L.
(2011). Faktor-faktor yang mempengaaruhi stres kerja. 28–32.
Mahfudz, M. (2017). Pengaruh Kepuasan Kerja Dan Beban Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan dan Stres Kerja Sebagai Variabel Mediasi Pada Karyawan
Divisi Sales Concumer Pt Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Jurnal
Eksekutif Volume 14 No. 1 Juni 2017 Indonesia, 14(1), 51–75.
Masriati, Abdullah, R., & Nongkeng, H. (2018). Pengaruh Beban Kerja,
Karakteristik Individu Dan Disiplin Kerja Perawat Terhadap Kinerja Perawat
Di Puskesmas Palanro Kabupaten Barru. YUME : Journal of Management,
1(3).
Maulina, A. R., & Wicaksono, D. A. (2021). Pengaruh Work Overload dan
Perceived Organizational Support dengan Job Stress Pegawai Bank di Masa
Pandemi. Buletin Riset Psikologi Dan Kesehatan Mental (BRPKM), 1(1),
797. https://doi.org/10.20473/brpkm.v1i1.26952
Nabawi, R. (2019). Pengaruh Lingkungan Kerja, Kepuasan Kerja dan Beban
Kerja Terhadap Kinerja Pegawai. Maneggio: Jurnal Ilmiah Magister
Manajemen, 2(2), 170–183. https://doi.org/10.30596/maneggio.v2i2.3667
Nurendra, A.M. dan Saraswati, M. . (2018). Pengaruh Kompetensi dan Motivasi
Kerja terhadap Kinerja Karyawan di PT. Inti Kebun Sejahtera. BISMA
(Bisnis Dan Manajemen), 5(2), 120.
https://doi.org/10.26740/bisma.v5n2.p120-129
Pratiwi, S. D. (2013). Pengaruh Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja, Kepemimpinan
Kepala Sekolah Menurut Persepsi Guru, dan Iklim Sekolah terhadap Kinerja
Guru Ekonomi SMP Negeri di Kabupaten Wonogiri. In JPIM: Jurnal
Pendidikan Insan Mandiri (Vol. 1, Issue 1, pp. 90–100).
Safitri, L. N., Astutik, M., Safitri, L. N., Astutik, M., & Kerja, S. (2018).
Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Perawat Dengan Mediasi
Stress Kerja. 2(1), 13–26.
Satrini, I. D. A. K., Riana, I. G., & Subudi, I. M. (2017). Pengaruh Work
Overload, Ambiguitas Peran Dan Budaya Organisasi Terhadap Stres Kerja.
E-Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana, 6(3), 1177–1204.
Shintiyah, D. (2020). Pengaruh Stress Kerja Dan Kepuasan Kerja Terhadap
Turnover Intention Karyawan (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Islam
Mabarrot MWC NU Gresik). Doctoral dissertation, UPN Veteran Jawa
Timur.
Sperling, G. (1994). Handbook of Perception and Cognition. Neuropsychology,
January 1986, ii. https://doi.org/10.1016/b978-0-08-092668-1.50001-6
Sugiyono. (2016). Daftar Pustaka Daftar Pustaka. Pemikiran Islam Di Malaysia:
Sejarah Dan Aliran, 20(5), 40–43. https://books.google.co.id/books?
id=D9_YDwAAQBAJ&pg=PA369&lpg=PA369&dq=Prawirohardjo,
+Sarwono.+2010.+Buku+Acuan+Nasional+Pelayanan+Kesehatan+
+Maternal+dan+Neonatal.+Jakarta+:
+PT+Bina+Pustaka+Sarwono+Prawirohardjo.&source=bl&ots=riWNmMFy
Eq&sig=ACfU3U0HyN3I
Suharsimi, A. (2008). Metodelogi Penelitian. Yogyakarta: Bina Aksara., 48–67.
https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB31414361021.pdf
Supriyatin, T., Sahroni, D., Irawan, F. I., & ... (2021). Work-overload and
Happiness in Generation Y Employees. Proceding of Inter …, 1(1), 1–15.
https://press.umsida.ac.id/index.php/iiucp/article/view/633
Sutrisno, E. (2019). Budaya Organisasi - Prof. Dr. H. Edy Sutrisno, M.Si. -
Google Books. https://books.google.co.id/books?
hl=en&lr=&id=pd6VDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PP1&dq=Sutrisno,+H.E.,
+2019.+Budaya+organisasi.
+Prenada+Media.&ots=mbZIoCFEbH&sig=o6Tkmo0bpe_Uvg0atcKwDpL6
f5Y&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false
Suyatno, A., Abdullah, A., Iriany Erny Sundah, D., Gede Satriawan, D.,
Palupiningtyas, D., Wijoyo, H., Kusuma Wardani, I., Indrawan, I., Perwira,
I., Refiana Said, L., Heriyanto, M., Arif Surana, M., Jamil, M., Desak Made
Santi Diwyarthi, N., Saputra, N., Octafian, R., Sulistiyowati, R., Bakti, R.,
Setiadi, R., & Nopralia, S. (2020). Manajemen Sumber Daya Manusia :
Prinsip Dasar dan Aplikasi. www.diandracreative.com
Waluyo, R. (2014). Kajian Faktor Penyebab Keterlambatan Waktu Pelaksanaan
Proyek Konstruksi. Kajian Faktor Penyebab Keterlambatan Waktu
Pelaksanaan Proyek Konstruksi, 17(2), 152–161.
Waruwu, A. A. (2018). Pengaruh Kepemimpinan, Stres Kerja Dan Konflik Kerja
Terhadap Kepuasan Kerja Serta Dampaknya Kepada Kinerja Pegawai
Sekretariat DPRD Provinsi Sumatera Utara. Jurnal Manajemen Tools, 10(1),
41–52.
Wibowo, E., & Utomo, H. (2016). PENGARUH KESELAMATAN KERJA DAN
KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA DENGAN KEPUASAN
KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Kasus pada
Karyawan Bagian Produksi Unit Serbuk Effervescent PT Sido Muncul
Semarang). Among Makarti, 9(1), 38–59.
https://doi.org/10.52353/ama.v9i1.126
Wulansari, A. (2013). PENGARUH BRAND TRUST DAN PERCEIVED
QUALITY TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN ULANG PRODUK
SARI ROTI (Studi Pada Konsumen di Perumahan Gresik Kota Baru, Manyar
Gresik). Jurnal Ilmu Manajemen, 1(2), 388–401.