Anda di halaman 1dari 10

Keadaan Kota Malang di Masa Ekonomi Terpimpin

Disusun untuk memenuhi tugas individu mata kuliah

Sejarah Pemikiran pada Semester 7

Dosen Pengampu: Drs. Tri Yuniyanti, M.Hum

Disusun Oleh:

Abdul Aziz Syafiqurrahman (K4419001)

PRODI PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2022

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada akhir 1950-an Soekarno menerapkan suatu bentuk pemerintahan
yang dinamakan “demokrasi terpimpin”. Faktor di terapkannya demokrasi
terpimpin adalah mengalami krisis politik dan ekonomi yang semakin besar.
Selain itu, di daerah-daerah terjadi banyak sekali pemberontakan dengan tidak
adanya kestabilan sistem politik di Indonesia. Pemerintahan kerapkali
berganti-ganti kabinet yang berdampak kepada bencana ekonomi yang luar
biasa. Awal mula kemunculan pemerintahan diktator di bawah kendali
Sukarno. Sehingga, pada peringatan hari kemerdekaan 17 Agustus 1959 ,
presiden Sukarno menyampaikan ideologi terpimpin, yakni diterapkannya
Manifestasi politik. Sukarno menginginkan kebangkitan kembali semangat
revolusi,keadilan sosial, dan perlengkapan kembali lembaga-lembaga dan
organisasi-organisasi negara demi revolusi yang berkesinambungan.
Kemudian, pada tahun 1960-an terjadi penambahan kaidah yang tidak begitu
jelas di dalam Manipol. Ditambahkan ke dalam Manipol kata USDEK, yakni
Undang-Undang Dasar 1945, Sosialisme ala Indonesia, Demokrasi Terpimpin,
Ekonomi Terpimpin, dan Kepribadian Indonesia. Istilah diatas menambah
kerumitan dalam praktek Manifestasi politik pada masa itu.
Pada periode demokrasi terpimpin seringkali dicirikan dengan kekacauan
ekonomi yang luar biasa. Pada mas aini juga tidak hanya beberapa daerah
yang terdampak. Akan tetapi, hampir di penjuru Indonesia mengalami krisis
ekonomi yang sulit. Kota malang juga terdampak krisi keuangan dan ekonomi
pada masa demokrasi terpimpin. Dalam hal ini, pengaruh selanjutnya adalah
permasalahan sosial yang ditimbulkan akibat krisis keuangan dan ekonomi di
Kota Malang. Ada banyak sekali permasalahan sosial yang terjadi di Kota
Malang. Selain itu, kegagalan perusahaan-perusahaan milik daerah di Kota
Malang mengalami kesulitan.

2
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kebijakan ekonomi pada masa demokrasi Terpimpin?
2. Bagaimana dampak dari kebijakan ekonomi Terpimpin di Kota Malang?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui kebijakan ekonomi pada masa demokrasi Terpimpin.
2. Mengetahui dampak dari kebijakan ekonomi Terpimpin di Kota Malang.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kebijakan Demokrasi Terpimpin

Demokrasi Terpimpin merupakan konsep yang digagas oleh presiden


Sukarno (Argenti, 2017). Sistem ini merubah demokrasi parlementer menjadi
demokrasi terpimpin dengan tujuan membangun Indonesia ke arah yang lebih
maju. Perubahan sistem yang dilakukan oleh Sukarno menuai pro dan kontra
dalam pekermbangan, serta penerapannya. demokrasi terpimpin selalu
membangun nilai keadilan dan kemakmuran dalam segala bidang, seperti
politik,sosial, dan ekonomi. Sehingga, tujuan akhir demokrasi terpimpin
adalah membangun sebuah sistem demokrasi yang benar-benar bisa
memimpin dan membimbing dengan praktek saling bahu-membahu antara
rakyat dengan pemimpin yang mencerminkan kebersamaan dan kesetaraan
keduanya.

B. Sistem Ekonomi Terpimpin


Sistem ekonomi pada masa demokrasi terpimpin ini memiliki sebuah
tujuan untuk melakukan penguasaan aset-aset asing yang ada di Indonesia dan
juga pengawasan terhadap distribusi atau kegiatan ekspor bagi perekonomian
negara. Recana kebijakan pada masa demokrasi terpimpin ini diatur melalui
sebuah sistem yang bernama sistem komando dan juga program
pengembangan pembangunan nasional semesta berencana yang
memaksimalkan peran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk
meningkatkan perekonomian negara dan juga mengurangi pengaruh
perusahaan swasta. Namun pada kenyataannya, perekonomian Indonesia pada
masa demokrasi terpimpin inijuga mengalami sebuah kendala. Dimana pada
target penguasaan aset-aset asing yang sebelumnya ditargetkan 80% hanya
bisa tercapai 20% sementara itu karena masuk ke masa peralihan sehingga
kondisi ekonomi Indonesia kurangstabil dan menyebabkan terjadinya inflasi
yang berujung menghambat pembangunan negara. Maka dari itu pemerintah

4
juga mengupayakan berbagai penyelesaian masalah, seperti (Mariana, Modul
Pembelajaran SMA : Sejarah Indonesia, 2020) :
- Membentuk Dewan Perancang Nasional pada 15 Agustus 1959
yang bertugas untuk mempersiapkan rancangan undang-undang
pembangunan nasional serta menilai penyelenggaraan
pembangunan. Namun pada 1963, DEPARNAS diubah menjadi
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) yang
memiliki tugas untuk merancang rencana pembangunan jangka
panjang dan tahunan untuk nasional maupun daerah, mengawasi
dan menilai laporan pelaksanaan pembangunan, dan menyiapkan
hasil kerja untuk MPRS.
- Devaluasi mata uang yang diturunkan menjadi 10% pada 25
Agustus 1959.
- Menekan laju inflasi dengan mengeluarkan Peraturan Pemerintah
pengganti UU no. 2 Tahun 1959 serta membekukan bebrapa
simpanan pada bank-bank.
- Terciptanya Deklarasi Ekonomi (DEKON) pada 28 Maret 1963
yang bertujuan untuk menciptakan ekonomi yang bersifat nasioanl,
demokratis, dan bebas dari imperialisme, serta mencapai tahap
ekonomi sosialis.
- Membentuk Dana Revolusi pada tahun 1964.

C. Dampak Ekonomi Terpimpin di Kota Malang


Kekacauan ekonomi yang luar biasa terjadi pada masa penerapan
kebijakan ekonomi terpimpin. Pengendalian inflasi pada tanggal 25 Agustus
1959 mata uang rupiah didevaluasikan sebesar 75 %. Penurunan mata uang
kertas Rp 500 dan Rp 1.000 sebesar sepersepuluh dari nilai nominalnya.dan
deposito-deposito bank dibekukan. Penambahan utang menjadi solusi pada
masa krisis likuiditas untuk mengembalikan kestabilan ekonomi. Krisis
keuangan dna eknomi menjalar ke Kota Malang yang memiliki dinamika
ekonomi yang cukup tinggi. Memiliki pertumbuhan di industri kecil,sedang,
dan besar.

5
Pada awal 1960-an dinamika ekonomi di Kota Malang mulai
memperlihatkan tanda-tanda kematiannya yang berkesinambungan dengan
kondisi perekonomian dan kebijakan politik di tingkat nasional. Terjadi
kemunduran dan kemacetan terhadap perusahaan nasional di Kota Malang.
Gejala ini semakin memburuk pada tahun 1962 dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Gotong Royong Kotapraja Malang mengambil resolusi yang
mendesak untuk segera menyelesaikan kesulitan ekonomi kepada pihak-pihak
yang berwenang. Segala usaha Pemerintah Daerah Kotapraja Malang tidak
membuahkan hasil. Keadaan semakin memburuk dengan ketidakmampuan
menurunkan harga barang dan tidak memberikan harapan kemajuan.
Ketidakmampuan menurunkan harga di sebabkan oleh perebutan tiga harga
macam harga, yaitu harga yang ditetapkan pemerintah, harga bebas, dan harga
spekulatif yang menyebabkan kelonjakan harga, nilai rupiah merosot, dan
secara konkret jatuh terhadap harga barang dan jasa. Terjadi kebangkrutan.
Kota Malang dalam menyambut Deklarasi Ekonomi terbilang positif.
Mereka mengharapkan program ekonomi ini bisa membangkitkan kembali
gairah eknomi Kota Malang dan bisa memperbaiki taraf hidup mereka. Dalam
lima tahun kebelakang pemerintah daerah menyiapkan tanah-tanah lapang
untuk dijadikan pabrik-pabriik dan perusahaan dalam mendorong peningkatan
ekonomi. Selain itu, pemberian bantuan kepada perusahaan baru maupun lama
dilakukan oleh pemerintah daerah. Pembentukan Front Nasional yang sesuai
dengan instruksi dari pemerintah pusat dilakukan di Kota Malang. Akan
tetapi, harapan-harapan pemerintah Daerah Kotapraja Malang terhadpa
program Dekon ternyata tidak terbukti. Bahkan dengan dikeluarkannya
“peraturan 26 Mei 1963” situasinya menjadi semakin kacau. Terjadi
penolakan terhadap program Dekon dan 26 Mei 1963 oleh partai politik yang
berhaluan kiri, seperti PKI yang menguasai DPRDGGR Kota Malang.
Sehingga terjadi penolakan dalam penerapan program tersebut di Kota
Malang.
Dampak dari krisis keuangan dan ekonomi pada masa demokrasi
terpimpin di Kota Malang adalah bertambahnya jumlah pelacur yang
menjajakan diri di alun-alun kota. Banyak pelacur meningkatkan jumlah

6
pengidap penyakit siphilis. Mereka menjajakan diri dengan tarip Rp 50 sampai
Rp 100. Tempat operasi pelacur di alun-alun merubah cara pandang terhadap
nilai kesakralan alun-alun dan masjid yang berada di sebelah barat alun-alun.
Selain itu, bermunculan bambungan (gelandangan) yang diakibatkan dari
perang yang berkepanjangan telah menyisakan orang-orang yang kesulitan
tempat tinggal dan kesulitan mata pencaharian (basundoro, 2009).

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Demokrasi Terpimpin merupakan konsep yang digagas oleh presiden
Sukarno. Perubahan sistem yang dilakukan oleh Sukarno menuai pro dan
kontra dalam pekermbangan, serta penerapannya. demokrasi terpimpin selalu
membangun nilai keadilan dan kemakmuran dalam segala bidang, seperti
politik,sosial, dan ekonomi. Sistem ekonomi pada masa demokrasi terpimpin
ini memiliki sebuah tujuan untuk melakukan penguasaan aset-aset asing yang
ada di Indonesia dan juga pengawasan terhadap distribusi atau kegiatan ekspor
bagi perekonomian negara. Recana kebijakan pada masa demokrasi terpimpin
ini diatur melalui sebuah sistem yang bernama sistem komando dan juga
program pengembangan pembangunan nasional semesta berencana yang
memaksimalkan peran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk
meningkatkan perekonomian negara dan juga mengurangi pengaruh
perusahaan swasta.
Kekacauan ekonomi yang luar biasa terjadi pada masa penerapan
kebijakan ekonomi terpimpin. Pengendalian inflasi pada tanggal 25 Agustus
1959 mata uang rupiah didevaluasikan sebesar 75 %. Penurunan mata uang
kertas Rp 500 dan Rp 1.000 sebesar sepersepuluh dari nilai nominalnya.dan
deposito-deposito bank dibekukan. Pada awal 1960-an dinamika ekonomi di
Kota Malang mulai memperlihatkan tanda-tanda kematiannya yang
berkesinambungan dengan kondisi perekonomian dan kebijakan politik di
tingkat nasional. Dampak dari krisis keuangan dan ekonomi pada masa
demokrasi terpimpin di Kota Malang adalah bertambahnya jumlah pelacur
yang menjajakan diri di alun-alun kota. Banyak pelacur meningkatkan jumlah
pengidap penyakit siphilis. Mereka menjajakan diri dengan tarip Rp 50 sampai
Rp 100. Selain itu, bermunculan bambungan (gelandangan) yang diakibatkan
dari perang yang berkepanjangan telah menyisakan orang-orang yang
kesulitan tempat tinggal dan kesulitan mata pencaharian.

8
B. Saran
Kritik dan mambangun akan membantu saya untuk menjadi lebih baik lagi
dalam penyusunan makalah di waktu yang akan datang. Saya harap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat baik kepada kami selaku penyusun
dan juga kepada para pembaca. Seperti kata pepatah “satu buku, satu pena,
satu anak dan satu guru dapat mengubah dunia” dan sekian terima kasih.

9
DAFTAR PUSTAKA

Argenti, G. (2017). Pemikiran Politik Soekarno Tentang Demokrasi Terpimpin.


Jurnal Politikom Indonesiana, , 2(2), 14-14.

Mariana. (2020). Modul Pembelajaran SMA : Sejarah Indonesia. Jakarta:


Direktorat SMA, Direktorat Jendral PAUD, DIKNAS dan DIKMEN.
basundoro, p. (2009). Dua Kota Tiga Zaman : Surabaya dan Malang Sejak Zaman
Kolonial sampai Kemerdekaan. Yogyakarta: Ombak.

10

Anda mungkin juga menyukai