30-42-47-65-74-76 Latar Belakang Demokrasi Terpimpin
Munculnya banyak gerakan di daerah menuntut Integritas
Nasional
Kabinet Konstituante yang sering berganti menyebabkan
pelaksanaan pemerintahan tidak stabil
Konstituante gagal menyusun UUD pengganti UUDS 1950
Kebijakan Ekonomi
Pembentukan Dewan Perancang Nasional (DEPARNAS) pada tanggal
15 Agustus 1959. Penurunan nilai mata uang (devaluasi) sebesar 10%. Misalnya; Uang kertas pecahan Rp. 500 menjadi Rp. 50, Rp. 1.000 menjadi Rp. 100, dan pembekuan semua simpanan di bank yang melebihi Rp. 25.000 Melakukan penekanan laju inflasi dengan mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti UU No. 2 Tahun 1959. Kebijakan Ekonomi
28 Maret 1963 dibentuk landasan baru ekonomi yaiyu Deklarasi
Ekonomi (Dekon). Tujuannya untuk menciptakan ekonomi yang bersifat nasional, demokratis dan bebas dari sisa imperialism. Pendirian Bank Tunggal Milik Negara sesuai dengan PENPRES No. 7 Tahun 1965 (Bank Sentral). Kebijakan Sosial
Pendirian Perguruan Tinggi disetiap ibu kota dan propinsi
Pendirian Institut Agama Islam Negeri dan Sekolah Tinggi Theologia. Kurikulum baru untuk SMP dan SMA. Kebijakan Politik Pembentukan MPRS sesuai dengan Penpres No. 2 Tahun 1959. Pembentukan DPAS sesuai dengan Penpres No. 3 Tahun 1959 Oleh Soekarno. Pembubaran Kabinet Kerja Pembentukan Front Nasional Penyederhanaan Partai Politik sesuai dengan Penpres No. 7 Tahun 1959. Akhir Demokrasi Terpimpin Peristiwa G30 S/PKI menjadi awal dari kejatuhan Demokrasi Terpimpin. Beberapa versi muncul mengenai dalang peristiwa tersebut. Supersemar yang dikeluarkan pada 11 Maret 1966 menjadi dasar dari Letnan Jenderal Soeharto untuk mengembalikan ketertiban dan memegang pemerintahan. TERIMA KASIH