Anda di halaman 1dari 2

‘Janji’ bercerita tentang tiga sekawan yaitu Hasan, Baso dan Kaharuddin yang bersekolah di

suatu sekolah agama terpencil, jauh dari hiruk pikuk kota. Tiga sekawan itu sangat terkenal di
sekolah, bukan karena prestasi melainkan karena kenakalannya yang kerap kali melewati batas.
Puncak kenakalan mereka terjadi saat sekolah kedatangan ‘tamu agung’. Ketiga anak nakal itu
membuat ulah dengan sengaja mencampurkan garam ke dalam teh yang akan dihidangkan
untuk para tamu. Meski dilakukan dengan ‘rapi’, sayangnya Buya (Ayah), selaku kepala sekolah
agama tersebut mengetahui perbuatan mereka. Maka, bukan para guru lagi yang mereka hadapi
kali ini. Buya sendiri yang langsung memanggil mereka ke ruangannya. BACA JUGA: Kigeki,
Lagu Santuy Penutup Anime Spy x Family yang Penuh Makna Tentang Keluarga Baik Hasan,
Baso dan Kaharuddin, ketiganya sama-sama berharap bahwa kenakalan kali ini akan membuat
mereka dikeluarkan dari sekolah. Mereka tidak suka dengan sekolah agama ini. Namun, Buya
bahkan tahu niat mereka itu. Alih-alih mengeluarkan mereka dari sekolah, Buya malah
memberikan mereka pilihan. Pilihan pertama, merekan harus mencari seseorang yang telah
hilang sejak 40 tahun lalu, namanya Bahar. Dulu Bahar juga sama seperti mereka; sama-sama
murid sekolah ini, dan sama-sama suka membuat onar. Bahkan lebih parah lagi, Bahar pernah
menyebabkan kebakaran sekolah hingga salah satu temannya tewas. Ayah Buya yang juga
pendiri sekolah agama, saat itu terpaksa mengeluarkan Bahar dari sekolah. Namun setelah
keputusannya itu, hidup beliau malah jadi ‘tak tenang’. Ia terus mencari Bahar kemana-mana,
namun tak pernah berhasil. Maka kali ini, tiga sekawan inilah yang ditugaskan untuk mencarinya.
Buya menawarkan, jika mereka berhasil menemukan Bahar maka mereka boleh memilih untuk
keluar dari sekolahan. Tetapi, jika mereka tidak ingin pergi mencarinya, mereka masih punya
pilihan kedua: tetap bersekolah disana sampai tamat, dan artinya tidak akan ada lagi siswa yang
dikeluarkan dari sekolah seperti Bahar. BACA JUGA: Menambah Wawasan Tentang Islam
Dengan Buku Journey To The Light Dengan niat berhenti sekolah yang tinggi, maka tiga
sekawan itu memilih pilihan yang pertama. Lumayan, bisa jalan-jalan tanpa harus mengikuti
kelas yang membosankan, itu pikir mereka. Mereka tidak pernah menduga bahwa perjalanan ini
akan menjadi perjalanan yang penuh makna dan pelajaran hidup. Setelah memutuskan untuk
mengunjungi rumah lama Bahar dan tidak mendapatkan hasil apapun, mereka memutuskan
untuk pergi ke kota besar yang diduga kuat sebagai tempat pelarian Bahar. Selama ‘misi’ ini,
mereka memutuskan untuk mencoba berpikir seperti Bahar. Ternyata, keputusan untuk pergi ke
kota besar tidak salah. Dan keputusan untuk menjalankan tugas dari Buya pun tidak salah.
Perjalanan ini membawa mereka untuk melihat berbagai pelajaran hidup yang mungkin tidak
bisa mereka dapatkan saat di kelas. Mereka tahu bahwa kenakalan Bahar bahkan ‘jauh’ diatas
mereka. Ia nakal, pemabuk, suka membuat onar, bahkan suka berjudi. Mereka tidak pernah
menduga bahwa mereka akan menemukan Bahar dengan ‘versi baru’ lewat cerita orang-orang
yang pernah mengenalnya. BACA JUGA: 4 Film Pendek Keren yang Bisa Kamu Tonton Gratis di
Youtube Bahar dikenal acuh, cuek, namun peduli dengan tetangga sekitar. Awal kedatangannya
ke kota, ia masih menyempatkan diri untuk mabuk—anehnya ia juga menyempatkan diri untuk
sholat. Ia tidak pernah bekerja untuk mendapatkan banyak uang. Ia bekerja untuk menolong
orang lain, untuk berbagi dengan orang lain, pokoknya melakukan apapun yang bermanfaat.
Bahar hidup berpindah-pindah tempat, mengikuti apa kata hatinya—bahkan terkadang terpaksa
memutuskan pindah karena kejadian yang ia alami. Tapi kehadirannya di setiap tempat yang ia
datangi selalu bermakna. Setidaknya bagi orang-orang yang ada disekitarnya saat itu, mereka
menilai Bahar sebagai seorang yang baik. Hingga suatu waktu, setelah mengalami segala
peristiwa sedih maupun bahagia, ia akhirnya tiba di tempat ‘pemberhentian’ terakhir. Tempat ia
akhirnya memutuskan untuk menetap, mengabdikan sisa hidup di kota itu untuk membantu dan
secara tidak langsung menginspirasi banyak orang. Bahar suka tempat itu, tempat ia bisa
memeluk erat segala kenangannya yang telah tertinggal di belakang. BACA JUGA: Tentang
Sosok Kinan, Si Wanita Tangguh dari Novel Laut Bercerita Di masa kini, saat tiga sekawan itu
tiba di tempat terakhir, setelah menjahit seluruh benang cerita yang tidak mereka duga tentang
Bahar, mereka akhirnya mengetahui satu fakta: Bahar telah tiada. Ia wafat 7 tahun lalu. Apa
perjalanan mereka sia-sia? Tentu tidak. Perjalanan ini mengubah cara pandang mereka
terhadap banyak hal. Mereka akhirnya tahu, bagaimana mereka harus menghadapi kejadian
paling menyedihkan, bahkan bagaimana mereka tetap dapat melihat sisi positif dari kejadian
buruk sekalipun. Yang terpenting, mereka juga tahu satu hal. Bahar memegang teguh lima
janjinya kepada Ayah Buya, janji yang ia ucapkan sesaat sebelum meninggalkan sekolah dulu.
Ia menebus segala kesalahannya selama di sekolah agama, dengan tidak melupakan satupun
dari janji-janji itu. BACA JUGA: Film Godse (2022), Potret Orang Baik yang Kadung Kecewa
Dengan Pejabat Korup Buku ini sangat menarik, mengandung banyak pesan yang bisa kita
ambil. Buku ini seolah mengingatkan kita bagaimana menjalankan perintah agama yang bukan
hanya sekedar ‘kalimat di mulut saja’, tetapi juga harus memberikan dampak baik bagi sekeliling
kita. Kita juga seperti disadarkan, bagaimana terkadang kita dengan gampangnya menilai
seseorang hanya dari masa lalunya, tanpa melihat seperti apa dia sekarang. Buku ini cocok
dibaca mulai dari kalangan remaja hingga orangtua. Semoga dengan membaca buku ini, kita
jadi lebih bijak dalam menghadapi segala hal yang diizinkan oleh Yang Maha Kuasa untuk terjadi
dalam kehidupan kita. BACA JUGA Tulisan-tulisan m

Sumber Artikel dari kotomonodotco : Janji Bukan Sekedar Janji dari Novel Terbaru Tere
Liye https://kotomono.co/?p=26372

Anda mungkin juga menyukai