Anda di halaman 1dari 2

Safira ramadhani/32

Satu kata untuk buku Arah Langkah ini "BAHAYA"

Arah Langkah merupakan buku keempat dari Fiersa Besari yang baru saja rilis di awal Bulan
Mei 2018. Saya selalu dibuat penasaran, kisah apa lagi yang akan dituangkan dalam bukunya
kali ini. Kemudian berkesimpulan jika buku ini Bahaya untuk jiwa yang sedang meradang.

Bahayanya dimana?

Bagi kalian yang memiliki cita-cita untuk bisa menjejakan kaki disetiap inci dari negeri yang
bernama Indonesia. Buku Arah Langkah ini akan semakin membangkitkan keinginan itu, cita-
cita itu, yang kadang ingin diwujudkan tapi terkadang ingin dikubur dalam-dalam saja saking
ketinggian. Ini sih harus berterima kasih banget sama yang bikin patah hati. Setiap bab diakhiri
gambar-gambar petualangan Bung dan ada yang terlihat berbeda pada setiap judulnya.

Pertemuannya dengan Prem, seorang gadis tomboy dan menggemari petualangan yang juga
memiliki keinginan sama untuk keliling Indonesia membawa mereka pada petualangan yang
banyak mengubah hidup. Ada sosok laki-laki yang bernama Baduy turut serta
didalamnya. Baduy adalah kawan dari kawannya Prem. Aku merasa tidak menaklukan
gunung, justru gununglah yang menaklukan kesombonganku.

Bertiga, mereka bertolak dari Bandung menuju Pelabuhan Merak, kemudian melintasi laut


menuju Pelabuhan Bakahueni. Jadi bisa paham yang kalau baik buruk media sosial tergantung
penggunanya. Membaca buku Arah Langkah serasa lagi berkeliling Pulau Sumatera hingga ke
Pulau Sulawesi, merasakan apa yang Bung, Prem, dan Baduy alami. Membaca obrolan-obrolan
ketiganya, dengan masyarakat setempat, dengan kawan-kawan lama di dunia maya namun
baru di dunia nyata, atau monolog dari Bung yang masih berkutat dengan rasa
sakit, menunjukkan mereka belajar dari apa yang telah mereka alami.

""Kita gila ya, bisa berkelana sejauh ini. "Berpetualang tak hanya melihat keindahan alam
saja, namun juga kenyataan jika kadang kita menemukan sisi lain dari kawan kita, bahkan
perselisihan pun pasti ada. " Malam ini, aku melihat sisi lain Baduy, sisi yang sangat
mengagumkan. Darinya, aku belajar bahwa hidup ini menyenangkan kalau kita melihat dari
sudut pandang yang tepat.

Bahagia cuma akan menjadi rumit kalau kita terlalu tinggi berharap.

Mereka bersahabat dengan tulus tanpa ada motif tertentu. "Kemudian, ada sosok Ikar yang
terlibat banyak perbincangan dengan Bung. " Kita engga akan pernah tahu kapan napas
terakhir kita berhembus dan kapan kita meregang nyawa. Sudah saatnya kita belajar bersyukur.

Tidak perlu dengan melakukan hal hebat. "Dari Arah Langkah saya belajar jika langkah pertama
menentukan langkah kita berikutnya. " Dan jika langkah itu ingin dimudahkan, gunakanlah
komunikasi yang baik dengan setiap orang yang kamu temui bahkan tidak kamu temui dalam
konteks nyata. Karena satu pertemuan akan menyebabkan pertemuan yang lain.

Akan memberimu pengalaman dan kisah yang lain. Serap pengetahuan dari semesta yang beri
untuk dirimu. Bukanlah kenangan buruk yang akan membuat kita bersedih, tapi kenangan
terindah yang takkan bisa terulang lagi. Paulo Choelho pun melakukan perjalanan panjang
untuk menemukannya.

Anda mungkin juga menyukai