Anda di halaman 1dari 5

Karena Kita Tidak Kenal

by Farida Susanty

saya selalu kagum setiap membaca tulisannya Farida. Apalagi hasil dari beberapa kali korespondensi, anak ini
sangat rendah hati sekali, jadi makin senang membaca tulisannya.

Kali ini buku yang dikeluarkan Farida adalah kumpulan cerpen, yang mengambil tema besar tentang orang asing.
Ada orang yang benar-benar asing karena sama sekali tidak saling mengenal, ada orang dekat yang mendadak
menjadi asing, dan tentu saja ada juga orang asing yang lantas menjadi orang dekat. Semua cerita dalam buku ini
saya suka, tapi ada beberapa cerita yang entah kenapa berhasil membuat penglihatan saya mendadak buram,dan
saya harus menengadah sambil pura-pura menghitung cicak di langit-langit. Padahal tak ada cerita yang
mendayu-dayu atau dibuat menyentuh, semuanya diceritakan biasa saja, kejadian sehari-hari yang tak berbelit-
belit, dengan tokoh yang tak terlalu banyak,dan kadang tak bernama. Tapi, ah, entah kenapa kata-kata yang ditulis
Farida menyentil sesuatu dalam hati saya,yang membuat saya merasa perlu menarik nafas panjang karena dada
saya tiba-tiba terasa sesak.

Sungguh istimewa.

Cerita favorit saya dintara semua cerita yang saya suka itu adalah cerita #4, berjudul 'Selamat Ulang Tahun. Cerita
ini berbentuk surat yang dikirimkan oleh sang ayah pada anak perempuannya. Bagaimana sang ayah,seiring
berjalannya waktu, melihat perubahan sang anak menjadi pribadi yang berbeda-beda dan ada kalanya dia merasa
bak orang asing, karena sama sekali tak mengenali anaknya. yang mengagumkan, mau seperti apapun anaknya itu
berubah, dari gadis manis, jadi pembully di sekolah, menjadi seorang seniman, lalu menjadi artis yang berfoto
bugil, tak sekalipu si ayah menghakimi dan membenci anaknya.

"Kau tetap kau, Ayah tahu. Semua orang asing itu memiliki kesamaan- mereka menarik, mereka pintar, dan
mereka tersenyum sampai ujung mata mereka menyipit. Semua tetap kau. Tapi, sungguh, Ayah merasa kau
terbagi menjadi orang yang berbeda yang pasti merasa asing pada satu sama lain, yang tentu saja mereka semua
Ayah sayangi. Sekali lagi, dengar rahasianya:
mereka tersenyum sampai ujung mata mereka menyipit. Semua tetap kau. Tapi, sungguh, Ayah merasa kau
terbagi menjadi orang yang berbeda yang pasti merasa asing pada satu sama lain, yang tentu saja mereka semua
Ayah sayangi. Sekali lagi, dengar rahasianya:
Kau bisa mengasingkan dirimu yang sekarang dan membuka diri baru yang lebih baik."

Cerita inilah yang sukses membuat saya mengerjap-ngerjap beberapa kali, agar pipi saya tetap kering. Betapa
bahagianya menjadi seorang anak dari Ayah seperti itu.

Atau mungkin cerita itu menjadi sangat menyentuh, karena akhirnya, setelah melampaui perjalanan panjang yang
dipenuhi pertengkaran, pertikaian, makian dan teriakan, saya bisa berdamai dengan kenyataan, dan sampai pada
kesimpulan, bahwa tak ada yang mampu menyayangi saya seperti cara ayah saya mencintai saya.

Dan buku ini mengingatkan saya akan hal itu.


|Pasti banyak dari kita yang menganggap bahwa menjadi asing itu menyedihkan. Sendirian, tak punya teman,
tidak disadari keberadaannya. Memang, menjadi asing lebih banyak merupakan hal yang menyedihkan, tetapi
tidak selalu begitu. Bahkan menyedihkannya ‘orang asing’ itu tidak sebatas pada kesendirian. Kurang lebih
demikianlah yang bisa saya simpulkan dari buku ini. :)

Ada orang yang menjadi asing bahkan bagi dirinya sendiri. Tidak tahu siapa yang dilihatnya saat bercermin.
Orang-orang yang secara tidak sadar membiarkan hidupnya berada di bawah kehendak orang lain. Selalu
menuruti apa yang dikatakan orang lain, menerima mentah-mentah pendapat orang lain sebagai suatu
kebenaran. Padahal sekalipun orang lain itu orang tua kita sendiri, tentu saja kita yang lebih berhak memilih
sendiri masa depan seperti apa yang ingin kita miliki kan.

Kalau ia bukan orang yang diharapkan orang tuanya, lalu sebenarnya siapa dia? (40)

Ada juga yang kebingungan mencari jati dirinya. Melakukan perubahan berkali-kali sehingga membuat dirinya
yang baru semakin berbeda dari dirinya yang sebelumnya. Sampai dirinya yang baru itu tidak mengenali dirinya
yang lama.

Ayah hanya ingin berkata, bahwa setelah melihat album fotomu, Ayah merasa Ayah memiliki 5-6 anak, bukan 1.
Ayah merasa melihat orang-orang yang berbeda setiap melihat dirimu tumbuh. Dirimu di setiap tingkatan usia
adalah orang-orang asing satu sama lain. Bayangkan seperti ini: kau bisa berdiri di halte bus di sebelah seorang
anak kecil yang sebenarnya adalah dirimu di masa kecil, dan tidak akan mengenalnya. (51)

Dan perubahan itu, kita semua tahu, ada yang baik, ada pula yang buruk. Saat kita sadar kita telah ceroboh
berubah menjadi lebih buruk, secepat mungkin kita harus berubah menjadi baik kembali. Saat inilah kita perlu
berubah, atau dengan kata lain, mengasingkan kembali diri ini.

Kau bisa mengasingkan dirimu yang sekarang dan membuka diri baru yang lebih baik. (54)

Jadi, tidak selamanya menjadi asing itu buruk. Malah kadang kita perlu mengasingkan diri. :)

Di lain kasus, mengasingkan diri juga diperlukan untuk mengusir kejenuhan dalam menjalani rutinitas.

Ambil jalan yang ‘salah’. Belok di tempat yang biasanya kamu tidak pernah belok. Tidak ada satu garis
membosankan yang harus kamu ikuti sepanjang hidup. Tidak ada tempat khusus yang harus kamu datangi
dengan cara yang ditentukan. Beloklah. Telusurilah jalan-jalan aneh itu. Jadilah orang asing lagi!(188)

Lantas, apa yang terjadi jika dua orang baru bertemu untuk pertama kalinya? Keduanya asing satu sama lain.
Tetapi bagaimana bila ketertarikan datang begitu saja saat pertama kali bertemu itu? Apakah itu hal yang salah?

Aku lihat, kamu kayaknya tertarik juga sama aku. Aku nggak mau nyakitin kamu karena itu. Jadi, mengingat kita
juga belum tahu nama masing-masing, di mana kita tinggal, dan lain-lain… Mari kita tetep jadi orang asing aja.
Aku jalanin hidup aku, kamu jalanin hidup kamu. (115)

Atau cinta pada pandangan pertama itu memang sungguh ada?


Atau cinta pada pandangan pertama itu memang sungguh ada?

Waktu pertama kali saya lihat kamu, saya tahu kamu orang yang saya cari. Kamu adalah yin untuk yang saya.
Kamu adalah orang yang akan ada di foto di ruang tamu rumah saya. Kamu adalah ibu dari anak-anak saya. Saya
tahu itu. (165)

Tentunya juga, tidak sedikit dari kita yang mengidolakan orang asing. Orang yang tidak pernah kita temui, yang
tidak mengenal kita, tetapi kita merasa sang orang asing telah memberi banyak hal untuk kita.

Itu surat-surat dari penggemarmu. Mereka tidak mengenalmu, tidak pernah bertemu dirimu, tapi musikmu
mempengaruhi hidup mereka, kau tahu? Bayangkan Paris. Dunia ini mendengarkanmu. Mereka bilang kau
penyelamat hidup mereka, dan kau mempengaruhi hidup orang-orang asing itu. Bayangkan itu. (150)

(masa pas baca cerpen yang itu saya mikir: suatu saat bakal ada orang-orang asing yang jadi penggemar saya ga,
ya? *halah… emang saya mau jadi apaan gitu?*)

Dan kutipan terakhir ini diambil dari salah satu cerpen yang saya suka :

Siapa sih Tuhan buat lo? Paling juga Tuhan cuma orang asing buat lo, kayak orang-orang lain. Yang gila agama.
Yang ngelakuin ritual ini itu tapi nggak ngerti juga mereka nyembah siapa. (91)

Jleb. Dalem banget ini nyindirnya. Iya ga sih, kita sebelumnya belum kenal sama Tuhan (kalo saya sih kayaknya
emang iya)? Sampai-sampai menyamakan perlakuan kita terhadapNya seperti terhadap orang asing.

Dan masih ada beberapa cerpen lain dengan tema yang sama (orang asing). Banyak dari ceritanya yang terasa
sangat mungkin terjadi di kenyataan, tetapi ada juga yang (buat saya) terlalu indah (eh apa terlalu buruk ya?)
untuk menjadi kenyataan. Ada juga cerita yang kurang saya pahami maksudnya. (terutama yang nama tokohnya
sama kayak nama saya… aduh serem deh itu! >.
Yang pasti, hampir semua cerpen di buku ini membuat saya merinding, karena tulisan di buku ini benar-benar
mengajak saya untuk menyelami perasaan dan pikiran para tokohnya. Saya sendiri kadang merasa menjadi orang
asing bagi orang-orang di sekitar saya. Dan setelah membaca buku ini, saya (makin) percaya, semua orang juga
pasti pernah merasakan hal yang sama.|Kesan pertama kali membaca kumpulan cerpen karya Farida Susanty ini
adalah “Remaja”. Ceritanya begitu kental keremajaannya, simple, kreatif dan tidak banyak aturan. Cerpen pembuka
dengan judul “Bagaimana Cara menarik Orang Asing” memberitahukan kita bagaimana seorang remaja bergulat
mencari jati diri. Jaringan social di media internet menjadi salah satu alat untuk menemukan jati diri para remaja.
Semua ingin menjadi sorotan dan dianggap gaul. Tak punya teman banyak di Friendster atau Facebook menjadi
salah satu ukurannya.

Di cerpen “Joker”, kita pun melihat bagaimna seorang remaja berusaha untuk diterima lingkungannya. Berusaha
untuk bergabung dalam sebuah kelompok dan menjadikannya kelompok yang paling gaul di sekolah.
Permasalahan remaja lainnya juga terdapat pada cerpen ”Siapa”. Orangtua yang kerap mengganggap mereka
paling tahu yang terbaik untuk anaknya kadang memojokkan sang anak. Sehingga sang anak pun tak bisa
mengemukakan pendapat pribadinya dan mengejar impiannya sendiri.

Saya tidak begitu suka dengan cerpen “Selamat Ulang Tahun” karena pesannya yang sedikit mengganggu saya. Di
cerita tersebut sang Ayah menyarankan anaknya yang sedang terlibat masalah untuk menjadi seorang yang lain.
Jika saya menjadi ayah, saya akan lebih senang menyarankan anak saya untuk menjadi dirinya sendiri. Tidak perlu
berpura-pura menjadi orang lain yang pada akhirnya menyulitkan dirinya sendiri. Begitu juga dengan cerpen
“Rahasia” yang menurut say aide ceritanya aneh karena diceritakan ada seorang remaja wanita yang mau saja
diajak berdekatan dengan pria agak tua yang tak dikenal. Bagaimana kalau orang tersebut maniak seks(dan
memang benar), tidakkah ceritanya sulit masuk logika. Apalagi dengantambahan diceritakan bahwa populasi di
dunia ada 500milyar orang. Hah? Benarkah? Cerpen “Yang Diuntit” mengingatkan saya pada kejadian yang tidak
menganakkan sehingga kita lewati saja.

Cerpen “Halo“ sebagai cerpen penutup juga kurang berhasil membuat klimaks dalam kempulan cerpen ini. Saya
Cerpen “Halo“ sebagai cerpen penutup juga kurang berhasil membuat klimaks dalam kempulan cerpen ini. Saya
lebih suka erpen WWS sebagai penutup kumcer ini. Cerpen ini mengajak kita untuk membuka diri terhadap sekitar
kita. Jika kita bisa membuka diri, maka kemungkinan besar tak aka nada lagi orang asing. Sesuai sekali dengan
tema besar yang diangkat kumcer ini yaitu "orang asing". Saya juga tak terlalu terkesan dengan cerpen "Musik"
dan “Alice In Wonderless Land” “Culik” “Pemakaman” karena menurut saya biasa-biasa saja ide ceritanya

Saya menyukai cerpen-cerpen yang sederhana dan manis seperti cerpen “Pada Suatu Hari, di Sebuah Jalan” dan
“Pandangan Pertama”. Namun, cerpen yang paling saya sukai adalah “Tuhan”, karena penulis mencoba untuk
mempertanyakan apakah sebenarnya Agama. Apakah orang yang bertuhan selalu lebih baik daripada yang tidak
bertuhan? Dan benarkah kita bertuhan? Cerpen ini membuat kita merenung dan bercermin diri.
|Buku kumpulan cerpen ini jelas lebih bagus, lebih baik, dan lebih berisi ketimbang beberapa buku kumpulan
cerpen yang pernah saya baca macam Filosofi Kopi-nya Dee atau Kumcer Seratus Kata.

Caranya bercerita, bertutur dan mengambil ide cerita bisa dibilang agak mirip gaya Seno Gumira Ajidarma.
Mungkin memang si penulis sedikit banyak terinspirasi dari sang cerpenis/novelis hebat tersebut.
Dari beberapa ceritanya juga dia bisa membuat pembaca penasaran seperti ketika kita menonton film/membaca
kisah karya Stephen King. Ada ceritanya juga yang membuat saya jadi teringat film keren, berkesan seperti Before
Sunrise (1995), Kick Ass (2010).

Penulis muda ini memang cukup berbakat. Pantas saja ia sudah meraih penghargaan KLA 2007 lalu.
Buku ini tadinya saya beri 3 bintang, tapi saya berubah pikiran, jadinya 4 bintang.

****
baru baca 2 cerita awal, dan langsung bisa menyimpulkan:
buku kumpulan cerpen ini jelas jauh lebih bagus, lebih baik dan lebih berisi dari Filosofi Kopi-nya Dee..and she's
only 20..heuhueu:-p
paling kurang bisa 3 bintang nih:-)|Tema kumcer ini menarik buat saya. Berbagai macam orang asing yang ada di
sekitar kita semua. Mari saling mengenal..

1. Bagaimana Cara Menarik Orang Asing - Aduuuh, aku harus pasang foto yang kayak gimana lagi sih biar orang-
orang mau jadi friend aku di FS? Oh ya, pasang foto ala ABG aja deh. Eh tapi kalo masih pada gak mau juga,
gimanaa?? ....Aha, sekarang aku tau foto apa yang bikin mereka mau jadi friend aku. Lihat saja..

2. Joker - Ketika semua jenis kartu memiliki keluarganya masing-masing, sebuah Joker tidak akan diingat jika tidak
dibutuhkan atas tujuan tertentu. Bagaimana jadinya jika ada orang yang memiliki hidup seperti Joker? Apa tidak
ada orang lain yang benar-benar bisa menerimanya?

3. Siapa? - Aku ini siapa yah? Oh iya, aku kan anaknya Ibu dan Ayah. Artinya, aku harus mengikuti semua mau
mereka ya? Cuma segitu ya arti seorang aku?

4. Selamat Ulang Tahun - Baiklah, aku akan mengunjungimu Ayah. Kalau perlu aku akan mengajakmu untuk
tinggal bersamaku. Mau kan? Anggap saja kado ulang tahun untukku.

5. Rahasia - Boleh gak ya aku berbagi rahasia dengan orang lain? Tapi kalau tiba-tiba dia membocorkan rahasiaku,
bisa tamat riwayatku. Baiklah, mungkin sebaiknya aku berbagi rahasia dengan orang yang tidak kukenal saja.
Supaya lebih aman. Kalo menurutmu gimana?

6. Culik - Dalam penculikan akan selalu ada korban. Ya kan? Oh pasti itu. Korbannya pasti menderita. Ya kan?
Mmmmh.. Entahlah. Penculiknya pasti jahat. Ya kan? Tidak juga tuh. Masa? Emangnya ada ya koban penculikan
yang gak disiksa sama penculiknya? Ada. Pasti ada.

7. Tuhan - Tidak semua orang kenal sama Tuhan. Ada yang belum pernah ketemu Tuhan. Tapi ada juga yang
sudah sering bertemu dengan Tuhan. Baik dan enak diajak ngobrol, kata mereka. Kalau tidak percaya, coba saja
kalian cari Tuhan.
8. Pemakaman - Akankah kalian datang di pemakaman orang yang tidak kalian kenal? Aku akan datang. Tentu
saja bila aku diundang olehnya..

9. Pada Suatu Hari, di Sebuah Jalan - Perempuan itu, yang entah siapa namanya, berhasil meninggalkan kesan
yang khusus hingga mampu membuat Pria itu kembali ke sebuah jalan yang sama untuk menemui orang yang
sama..

10. # - Mengunjungi setiap orang berdasarkan urutan nama yang yang sudah ditentukan sebelumnya. Tak
terpengaruh pendidikan, alasan, dan lain sebagainya. Ia hanya datang saja dan mengajak orang-orang pergi. Satu
persatu. Termasuk kamu.

11. Yang Diuntit - Kapankah seorang penguntit akan menampakkan dirinya? Besok, minggu depan atau kapan?
Bisa jadi justru di saat-saat terpenting dalam hidupmu. Dan kaupun akan terkejut mangetahui siapa penguntitmu..

12. Musik - Rentetan nada yang harmonis, pembangkit semangat dan penyejuk jiwa. Pejamkan mata dan resapi
melodinya. Buka mata, hirup udara sebanyak-banyaknya dan hiduplah. Hiduplah untuk dirimu sendiri.

13. WWS - Tenanglah Nak, tidak semua orang asing itu jahat. Berikan sedikit kepercayaan padanya, mungkin dia
akan bisa jadi teman terbaikmu. Cobalah, karena aku sudah pernah merasakannya.. :)

14. Pandangan Pertama - Jatuh cinta pada pandangan pertama, ini sudah biasa. Namun jika yakin akan berjodoh
dengan seseorang pada pandangan pertama? Percayakah kamu?

15. Alice in Wonderless Land - Coba tengok sekelilingmu? Menyenangkan? Atau tidak? Tidak, katamu? Sebaiknya
kamu lihat sekali lagi, perhatikan hal-hal kecil di sekitarmu. Banyak yang menarik kan? Jika tidak kau temukan juga,
mungkin sudah saatnya kau berkunjung ke dunia yang lain..

Anda mungkin juga menyukai