Anda di halaman 1dari 6

Nama : Erlin Pujiwati Ningsih

NIM : 1908046037

Kelas : Matematika 2B

Poin A

Diam

(Erlin Pujiwati Ningsih)

Kata orang

Diam itu emas

Tapi sebenarnya

Diam itu menyakitkan

Ingin mengutarakan

Namun...

Lidah seolah kelu

Hingga tak bisa berkata

Begitu diam dan hening

Seolah-olah....

Tak ada kita

Ingin mengatakan

Namun ...

Hati ini seolah menolak

Hingga akhirnya...

Aku hanya pasrah

Karena....
Aku percaya 

Masa indah akan datang

Pada akhirnya

(diterbitkan di
https://www.kompasiana.com/erlinpujiwati/5e8a677e097f360fd1540c82/diam?page=2 pada
tanggal 6 April 2020)

Poin B

Resensi Novel “Jodoh Terbaik” Karya Wahyu Qalbu

(Erlin Pujiwati Ningsih)

Novel Jodoh Terbaik ini menceritakan tentang seorang perempuan yang cantik yang harus
dijodohkan dengan anak dari sahabat ayahnya. Ia harus suka rela menerima perjodohan
tersebut. Namun siapa sangka masalah sering datang menerpa rumah tangganya.

Dia bernama Hasnaifa Almeera Nagita, biasa dipanggil Naifa, seorang perempuan yang
cantik dan berusia 20 tahun. Ia harus menerima perjodohan dengan anak dari sahabat ayahnya
yang bernama Gibran Muhammad Azzam atau biasa dipanggil Azzam. Ia seorang pria
tampan yang berusia 24 tahun dan sudah menjadi CEO di perusahaan keluarganya.

Meskipun diawali dengan perjodohan, benih benih cinta mulai muncul seiring berjalannya
waktu. Saat pertama kali mereka bertemu, mereka jatuh cinta pada pandangan pertama.
Seiring berjalannya waktu, akhirnya pernikahan mereka dilaksanakan dan mereka sudah
menjadi pasangan suami istri. 

Setelah beberapa bulan menikah, mereka menjalankan pernikahan seperti pasangan yang
lainnya. Namun, rumah tangga mereka tidak berjalan mulus. Rumah tangga mereka sering
diterpa cobaan yang datang silih berganti. Cobaan yang pertama datang berasal dari teman
sekolah Azzam yang menyukai Azzam. Namun, masalah itu dapat diselesaikan dengan cepat.

Cobaan datang lagi ketika Azzam bertemu dengan mantan kekasihnya. Mantannya itu
merupakan orang yang pernah menyelamatkan Naifa dari kecelakaan kecil yang pernah
dialaminya. Hal ini membuat hubungan Azzam dan mantannya kembali menjadi dekat.
Namun, Naifa tidak mengetahui jika orang yang menyelamatkannya itu merupakan mantan
kekasih Azzam.

Hingga suatu hari, Naifa mengetahui masa lalu dari suaminya. Namun, ia berpura - pura tidak
mengetahuinya dan ia menunggu suaminya mengatakan sendiri. Namun, Azzam tidak pernah
memberitahunya, sampai sikap Azzam mulai berubah dari biasanya, tetapi Azzam tetap
menjalankan kewajibannya sebagai suami yang baik.

Beberapa hari Azzam merenungkan nasib rumah tangganya. Dan ia memutuskan untuk
mempertahankan rumah tangganya karena ia yakin Naifa merupakan jodoh terbaik yang
dikirimkan Allah untuknya.

Di pertengahan jalan, Azzam mengalami kecelakaan beruntun sehingga mengakibatkan


Azzam koma untuk beberapa hari. Naifa dengan sabar menunggu Azzam dan ia selalu berdoa
agar Azzam cepat sadar. Atas kesabaran Naifa, akhirnya Azzam sadar. Setelah dinyatakan
sembuh, Azzam mulai menjelaskan tentang masa lalunya kepada Naifa dan ia ingin memulai
kehidupan baru bersamanya dan mereka berharap menjadi keluarga sakinah, mawadah, dan
warohmah.

Kelebihan novel ini adalah membuat pembacanya membayangkan kisah ini karena bahasanya
mudah dimengerti. Didalam novel ini juga terdapat beberapa hal yang berhubungan dengan
syariat Islam sehingga membuat kita bertambah wawasan tentang syariat Islam. Novel ini
mengajarkan kita agar selalu sabar dalam menghadapi berbagai cobaan yang datang silih
berganti. 

Kekurangan dari novel ini adalah tidak semua orang bisa membaca novel ini karena novel ini
bertemakan pernikahan. Orang yang dapat membaca novel ini adalah orang yang berusia di
atas 15 tahun

(diterbitkan di
https://www.kompasiana.com/erlinpujiwati/5e9ffc1ed541df29432b32c2/resensi-novel-jodoh-
terbaik-karya-wahyu-qalbu pada tanggal 22 April 2020)
Budaya Literasi di Kalangan Mahasiswa

(Erlin Pujiwati Ningsih)

Literasi merupakan istilah umum yang merujuk pada kemampuan dan keterampilan
seseorang dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung, juga memecahkan masalah di
dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, literasi tidak bisa dilepaskan dari kemampuan
seseorang dalam berbahasa. 

Budaya literasi sangat berkaitan erat dalam kehidupan sehari - hari karena dengan
membiasakan diri untuk membaca buku maka dapat menambah pengetahuan bagi yang
membaca. Namun seiring perkembangan zaman, budaya literasi semakin hari berkurang.
Budaya literasi tergantikan oleh gadget atau smartphone.

Budaya literasi sendiri berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Salah satunya kehidupan di


kalangan mahasiswa. Para mahasiswa sangat berperan penting dalam budaya literasi. Peran
yang dapat dilakukan mahasiswa supaya budaya literasi dapat berjalan dengan cara
membiasakan diri dengan membaca buku dan mensosialisasikan kepada mahasiswa lainnya
akan pentingnya membaca buku itu sendiri. Namun ada juga mahasiswa yang hanya
membaca buku sebagai syarat untuk tugasnya. Oleh karena itu kita sebagai mahasiswa harus
mengubah pemikiran yang seperti itu.

Beberapa hal yang bisa dilakukan mahasiswa untuk meningkatkan budaya literasi. Yang
pertama mengoptimalkan penggunaan perpustakaan di kampus. Dengan terbiasa membaca
buku di perpustakaan maka kita sebagai mahasiswa juga bisa menambah wawasan dan lebih
mengerti hal - hal yang sedang dipelajari dengan berbagai buku referensi.

Kedua, bisa dengan cara mensosialisasikan kepada orang lain akan pentingnya budaya literasi
itu sendiri. Dengan cara itu, orang lain yang belum mengetahui akan pentingnya budaya
literasi tersebut, maka mereka akan mengetahui dampak positif yang dapat diambil jika
terbiasa membaca buku. Ketiga, dengan cara mahasiswa diberikan tugas meresume materi
yang bersumber dari buku. Cara tersebut bisa membuat mahasiswa terbiasa membaca buku
dan mengetahui isi buku yang dibaca.

Dengan demikian, peran mahasiswa sangat penting bagi budaya literasi sendiri karena
mahasiswa dianggap dapat menerapkan atau mengaplikasikan hal -- hal positif dalam
kehidupan sehari -- hari. Sehingga membuat budaya literasi itu sendiri tidak terkikis
meskipun di era modern ini. Budaya literasi juga sangat penting bagi mahasiswa karena
dengan terbiasa melakukan budaya literasi maka mempermudah mahasiswa dalam
menempuh pendidikannya.

(diterbitkan di
https://www.kompasiana.com/erlinpujiwati/5e9fe7e8097f360d6a1ccf12/budaya-literasi-
dikalangan-mahasiswa pada tanggal 22 April 2020)

Selamat Jalan

(Erlin Pujiwati Ningsih)

Kawan...

Dukamu telah berakhir

Sakit yang kau rasakan

Tidak ada lagi

Berganti senyuman

Yang terukir di bibirmu

Meskipun tubuhmu kaku

Meskipun engkau 

Tak lagi bisa

Bertemu kita lagi

Namun...

Kita semua bahagia

Melihatmu tertidur tenang

Terlelap di mimpi indahnya

Meskipun air mata

Membasahi pipi kami


Namun kita akan tegar

Demi kebahagiaan mu

Selamat jalan kawan

Doaku selalu menyertaimu

Kita semua sayang padamu

(diterbitkan di
https://www.kompasiana.com/erlinpujiwati/5e8d7d2fd541df558b7af282/selamat-jalan?
page=2 pada tanggal 8 April 2020)

Luka Yang Tak Tampak

(Erlin Pujiwati Ningsih)

Hembusan angin menerpaku


Namun...
Aku tak merasakannya
Seperti engkau yang ada
Namun...
Tak dapat ku gapai
Bahkan...
Engkau seperti bayangan semu
Yang selalu hadir
Namun tak bisa kugenggam
Lalu...
Untuk apa semua ini
Jika engkau hanya menggoreskan luka

(diterbitkan di https://www.kompasiana.com/erlinpujiwati/5e8535a9d541df48cb7eeff2/luka-
yang-tak-tampak pada tanggal 2 April 2020)

Anda mungkin juga menyukai