Anda di halaman 1dari 3

Maafkan Kecuranganku Dalam

Friendzone
Cerpen Karangan: Dwi Indarti
Kategori: Cerpen Cinta Dalam Hati (Terpendam), Cerpen Persahabatan
Lolos moderasi pada: 16 August 2017

Duapuluh tahun bukan kurun waktu yang singkat dalam pertemanan. Antara aku dan dia teman masa
kecilku, Projo. Dari masa taman kanak-kanak sampai saat ini usia seperempat abad kami masih
sering berkomunikasi walaupun jarang berjumpa. Laki-laki yang begitu aku kagumi kedewasaannya.
Menjadi pengagum rahasia selama bertahun-tahun sudah cukup menyenangkan bagiku. Apalagi jika
nanti ada kesempatan menjadikannya kenyataan tentu sebuah anugerah bagiku.

Persahabatan anak-anak terjalin lebih kuat daripada persahabatan orang dewasa. Berangkat dan
pulang sekolah bersama. Saling setia menunggu jika ada yang tertinggal. Memang hubungan yang
tanpa pamrih. Belum terpikir hal-hal pribadi yang kadang karena keegoisan membuat pertemanan
renggang. Kami bahagia walau hanya sekedar bermain petak umpet, mandi di kali, dan bermain bola
di pekarangan orang. Permainan yang sama selalu dimainkan namun tak ada rasa bosan. Tidak
seperti permainan gadget saat ini yang bermacam-macam tapi efeknya hanya kesenangan sementara
saja.

Tami, begitu sehari-hari aku dipanggil. Aku seorang karyawan pabrik tekstil di perusahaan tekstil
ternama. Setelah lulus sekolah menengah kejuruan, aku bergegas menuju ibukota untuk menjajal
ilmu yang aku peroleh semasa sekolah. Memang susah mencari pekerjaan saat ini, apalagi yang
sesuai dengan program keahlian studi. Aku pun begitu. Keahlian yang aku pelajari di sekolah teknik
informatika sedangkan pekerjaan yang aku dapatkan bidang manufaktur tekstil. Sangat jauh dari
bayangan bisa bekerja enak duduk di ruang kantor ber-AC. Tapi inilah kenyataan, aku jalani sesuai
kemampuanku. Begitu juga dengan teman-temanku. Mereka menjalani profesi yang bertolak belakang
dengan latar pemdidikan. Ya sudah, nikmati saja. Toh, pekerjaan yang halal dan bukan kriminal.

Dunia kerja benar-benar membuat hidupku berubah. Waktuku lebih banyak tersita di tempat kerja.
Untuk berkomunikasi dengan keluargaku saja hanya sepekan sekali. Apalagi dengan kawan-kawan
lama masa sekolah, jarang bahkan bisa dikatakan tidak pernah berkomunikasi. Begitu sibukkah diriku
sehingga tidak sempat menyapa kawan-kawan yang mengantarku menjadi dewasa. Mungkin nanti
ada waktu tersendiri untuk reuni bersama mereka. Walaupun aku punya teman baru, namun peranan
kawan lama cukup besar bagiku.

Banyak hal konyol yang aku lalui bersama kawan-kawan kecilku. Kepolosan membuat kami anak-anak
kecil tak mengenal rasa malu atau jaim. Hanya keriangan tawa dan kejahilan yang mewarnai hari-hari
kami. Aku merindukan kalian, bocah-bocah nakal.

menatap lembayung di langit Bali, dan kusadari betapa berharga kenanganmu dikala jiwaku tak
terbatas bebas berandai mengulang waktu hingga masih bisa ku raih dirimu, sosok yang mengisi
kehampaan kalbuku, bilakah diriku berucap maaf, masa yang telah kuingkari dan meninggalkanmu oh
cinta teman yang terhanyut arus waktu, mekar mendewasa masih kusimpan suara tawa kita..
kembalilah sahabat lawasku, semarakkan keheningan lubuk hingga masih bisa ku rangkul kalian,
sosok yang mengaliri cawan hidupku bilakah kita menangis bersama, tegar melawan tempaan
semangatmu itu oh jingga hingga masih bisa kujangkau cahaya, senyum yang menyalakan hasrat
diriku bilakah ku hentikan pasir waktu tak terbangun dari khayal keajaiban ini, oh mimpi andai ada
satu cara kembali menatap agung suryaMu, lembayung Bali

Lagu lembayung Bali yang diputar sebuah channel radio memutar otakku kembali pada masa kecilku.
Anik, Bekti, Rama, Catur, dan Projo. Di mana dan bagaimana kabar mereka semua. Aku sudah hilang
kontak cukup lama dengan kawan-kawan masa kecil itu. Yang membuatku paling penasaran adalah
Projo. Anak laki-laki yang cengeng dan selalu mengalah. Seperti apa dia sekarang. Masih cengengkah
ia. Membayangkan raut wajahnya yang merah karena dibully membuatku tersenyum sendiri.

Hari ini aku libur dari pekerjaan. Karena bosan, aku iseng membuka sosial media di handphone.
Facebook. Sosial media yang sedang naik daun dikalangan masyarakat dunia. Aku ketik nama Projo
dan klik pencarian. Ada banyak nama yang sama muncul. Yang mana Projo Darma teman kecilku itu.
Nah, kutemukan satu profil yang mirip dengan Projo. Aku buka profil akun Projo Darma. Benar ini
memang Projo bocah cengeng itu. Aku tercengang melihat perubahan pada diri Projo. Apa iya, ini
bocah cengeng yang dulu bermuka merah karena dibully. Sekarang sudah nampak dewasa dan
berwibawa. Bukan hanya melihat foto saja, aku juga membaca postingan yang dia tulis. Oh Tuhan,
puitis dan romantis sekali. Kenapa aku jadi tertarik untuk mengulik tulisan bocah cengeng itu.
Membuatku penasaran saja tentang kehidupannya sekarang.

Hari selanjutnya, aku mencoba mengirim pesan singkat ke nomor yang aku dapat dari akun facebook
Projo. Hanya sekedar menyapa dan menanyakan kabar. Awalnya agak kaku seperti kawan baru kenal.
Tapi, karena dia pandai bergurau dan bahasa yang santai jadi suasana cepat mencair. Senang sekali
dari sekian kawan lama, akhirnya ada satu yang bisa aku temukan. Sebenarnya, aku juga ingin lebih
banyak tahu tentang diri Projo sekarang. Ya Tuhan, rasa penasaranku semakin menjadi. Awalnya
hanya menanyakan kabar lalu pekerjaan dan sampai akhirnya ke hal yang lebih pribadi. Jo, kapan
nikah? Aku memberanikan diri. Belum tahu, Tam. Jawaban singkat dari Projo. Kamu kapan nikah?
Projo bertanya padaku. Eh, aku? Aku jadi kikuk dengan pertanyaan yang ditembakkan kembali
padaku. Aku belum berpikir sampai di situ, Jo. Jawabku.. Sampai larut malam perbincangan via SMS
itu berlangsung. Aku pun tertidur tanpa sempat membalas pesan yang terakhir dikirim Projo. Aku
lelap sampai pagi.

Seperti biasa, aku bekerja dan beraktivitas dari pagi hingga malam hari. Dan hampir setiap malam
aku berbalas pesan dengan Projo. Ada saja yang kami perbincangkan, entah penting atau tidak. Lama
kelamaan, aku merasa semakin nyaman mengobrol berbagi masalah dan minta pendapat darinya. Aku
ini, berbagi kok masalah bukannya kebahagiaan. Tapi, bagi Projo itu bukan masalah. Dia mengatakan
selagi dia luang dan bisa membantu mengapa tidak. Baiknya dirimu bocah cengeng. Tak pernah
menyangka pendewasaan berhasil dia khatamkan. Bijaksana. Aku akui tak banyak teman laki-laki
yang dekat denganku seperti layaknya Projo. Karena aku memang selalu menjaga jarak untuk bergaul
dengan laki-laki. Takut dosa, takut dengan pacar mereka tentunya. Begitu juga kedekatanku dengan
Projo. Sebenarnya aku juga merasa segan jika minta tolong padanya. Aku takut cemburu menyerang
pacarnya dan menyangka yang tidak-tidak padaku. Tapi, Projo tidak merasa dibebani dengan
kehadiranku. Seperti pesan singkat yang pernah dia kirim. jangan sungkan jika perlu sesuatu
katakan saja, kamu ini seperti kawan baru saja. Kita ini kan kawan dari kecil. Walaupun kawan dari
kecil tapi aku masih saja belum mengenal baik sosok Projo. Ditambah lagi dengan sosoknya yang
sekarang. Susah ditebak. Itu salah satu sifat Projo. Dia juga pandai memotivasi semangat orang di
sekitarnya. Itu juga yang aku suka dari diri bocah cengeng itu sekarang. Entahlah, hanya sekedar
suka atau mungkin lebih.

Projo Darma, mengapa aku jadi mengagumimu. Dulu aku ikut membully dan sekarang mulai jatuh
hati. Memang aku kagum padanya tapi cukup dalam hati saja. Cukup mengagumi saja tidak mungkin
lebih. Sebab dia sudah punya kekasih. Aduh, aku tak sengaja tersengat seterika di depanku.
Khayalanku buyar. Bercerita tentang sosok Projo memang tidak ada habisnya bagiku. Benar-benar
menjadi ketertarikan tersendiri mengulik jauh kehidupan laki-laki itu. Sifat-sifat baik yang dia miliki
membuat siapa pun merasa senang dan nyaman berteman dengannya. Aku juga begitu nyaman
dengannya. Motivator urutan ketiga setelah Tuhan dan kedua orangtuaku. Maaf, aku bermain curang
di zona pertemanan kita. Aku mengagumimu bocah cengeng. Selanjutnya, terserah Tuhan saja.

Cerpen Karangan: Dwi Indarti

Cerpen Maafkan Kecuranganku Dalam Friendzone merupakan cerita pendek karangan Dwi Indarti,
kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru
buatannya.

Anda mungkin juga menyukai