Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN KEGIATAN

DOKTER INTERNSIP PUSKESMAS BINAMU KOTA


KABUPATEN JENEPONTO
PERIODE OKTOBER 2015 – JANUARI 2016

UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN

PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE DENGAN PEMBAGIAN


BUBUK ABATE

A. Latar Belakang
Dengue adalah penyakit virus mosquito borne yang persebarannya paling
cepat. Dalam lima puluh tahun terakhir, insidensi penyakit meningkat tiga puluh
kali dan menyebar secara geografis ke negara yang sebelumnya belum terjangkit.
Demam Berdarah Dengue (DBD) sampai saat ini masih merupakan masalah
kesehatan baik bagi tenaga kesehatan khususnya, maupun masyarakat luas pada
umumnya. Hal ini dikarenakan penyakit ini dapat menimbulkan wabah yang
apabila penanganannya tidak tepat dapat mengakibatkan kematian. Masyarakat di
Asia Tenggara memiliki resiko yang sangat besar terhadap penularan virus
dengue. Dari 2,5 miliar orang yang beresiko tertular, sekitar 1,8 miliar tinggal di
negara-negara Asia Tenggara dan regio Pasifik Barat.1,3,4 Negara yang memiliki
kerentanan terhadap serangan endemis dengue antara lain Indonesia, Malaysia,
Thailand dan Timor Leste. Hal ini disebabkan karena cuaca yang tropis dan
masih merupakan area equatorial dimana Aedes aegepty menyebar di seluruh
daerah tersebut.
Sejak pertama kali ditemukan penyakit DBD di Indonesia (Surabaya dan
Jakarta) pada tahun 1968, jumlah kasus cenderung meningkat dan daerah
penyebarannya bertambah luas, sehingga pada tahun 1994 DBD telah tersebar ke
seluruh provinsi di Indonesia. Pada tahun 1998, terjadi. Kejadian Luar Biasa
(KLB) DBD dengan jumlah penderita sebanyak 72.133 orang dan merupakan
wabah terbesar sejak kasus DBD ditemukan pertama kali di Indonesia dengan
1.411 kematian. Jumlah penderita pada tahun 2004 periode Januari-April di 188
kabupaten/kota dari 12 provinsi sebanyak 53.719 kasus, 590 diantaranya
meninggal dunia. Adapun ke 12 provinsi tersebut adalah Nanggroe Aceh
Darussalam, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I.Yogyakarta,
Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat,
dan Nusa Tenggara Timur (Depkes RI, 2006).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian DBD, antara lain faktor host
(kerentanan dan respon imun), lingkungan (kondisi geografi seperti ketinggian
dari permukaan laut, curah hujan, angin, kelembaban, musim, dan kondisi
demografi seperti kepadatan, mobilitas, perilaku, adat istiadat, sosial ekonomi
penduduk), serta faktor agentnya sendiri (virus dengue). Pencegahan terhadap
DBD dapat dilakukan dengan mengontrol vektornya yaitu Aedes aegepty.
Manajemen lingkungan, kontrol biologi dan kontrol kimia merupakan cara yang
efektif dalam memberantas perkembangbiakan dari Aedes aegepty.

B. Permasalahan di Masyarakat
Menurut data WHO 1955-2007, didapatkan lima puluh juta infeksi
Dengue setiap tahunnya dan terdapat 2,5 miliar orang yang hidup di negara
endemis. Insiden demam berdarah dengue di Indonesia termasuk tinggi. Jumlah
penderita pada tahun 2004 periode Januari-April di 188 kabupaten/kota dari 12
provinsi sebanyak 53.719 kasus, 590 diantaranya meninggal dunia. Adapun ke 12
provinsi tersebut adalah Nanggroe Aceh Darussalam, Banten, DKI Jakarta, Jawa
Barat, Jawa Tengah, D.I.Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi
Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur (Depkes RI, 2006).
Kasus demam berdarah dengue di wilayah kerja Puskesmas Binamu Kota
masih merupakan permasalahan yang jelas. Hal ini terlihat dengan jumlah
penderita DBD yang terkesan meningkat di musim pancaroba maupun di musim
hujan, baik yang rawat jalan maupun rawat inap. Insiden tertinggi yakni anak-
anak. Sanitasi lingkungan yang tidak memadai dan daya tahan tubuh yang rendah
saat musim hujan terutama pada anak-anak masih menjadi salah satu penyebab
tingginya kunjungan pasien DBD di wilayah kerja Puskesmas Binamu Kota

C. Pemilihan Intervensi
Oleh karena permasalahan yang terjadi diatas, maka diadakan kegiatan
intervensi DBD dengan melakukan pembagian bubuk abate pada beberapa
posyandu yang memiliki warga yang positif terkena penyakit DBD.
D. Pelaksanaan
Pembagian bubuk abate ini diadakan secara bersamaan dengan kegiatan
posyandu di lingkungan Bontoloe pada tanggal 16 Desember 2016. Pembagian
bubuk abate ini disertai dengan cara penggunaan dan cara mencegah demam
berdarah secara umum

E. Evaluasi
Dalam kegiatan ini telah dibagikan sebanyak ??? kemasan kecil bubuk
abate kepada masyarakat wilayah lingkungan Bontoloe. Masyarakat yang
mendapatkan bubuk abate tersebut juga secara antusias mendengarkan penjelasan
mengenai cara penggunaan bubuk abate serta cara pencegahan penyakit demam
berdarah.

Peserta Pendamping

dr. Dian Utami dr. Imam Sofingi


NIP. 19770828 200902 1 004
Dokumentasi kegiatan pembagian bubuk abate di lingkungan Bontoloe
ABSENSI PESERTA KEGIATAN
Hari, Tanggal : Jumat, 23 Oktober 2015
Judul/Topik Kegiatan : Penyuluhan PHBS di Sekolah
Oleh : dr. Dian Utami

No. Nama Peserta Tanda Tangan


1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9.
10. 10.
11. 11.
12. 12.
13. 13.
14. 14.
15. 15.
16. 16.
17. 17.
18. 18.
19. 19.
20. 20.

Dokter Internsip Petugas Pendamping

dr. Dian Utami Fakhrony Arisandi

Pendamping

dr. Imam Sofingi


NIP. 19770828 200902 1 004

Anda mungkin juga menyukai