6
1.3.2..................................................................................Tujuan Khusus
7
1.4.Manfaat.....................................................................................................
1.4.1........................................................................Manfaat bagi Penulis
7
1.4.2..................................................................Manfaat bagi Puskesmas
8
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................
2.1. Diabetes Mellitus.....................................................................................
2.1.1.Definisi...............................................................................
2.1.2.Faktor Risiko......................................................................
2.1.3.Diagnosis Diabetes mellitus.............................................
2.2. Pengelolaan Diabetes Mellitus...............................................................
2.2.1 Edukasi.............................................................................
2.2.2 Terapi Nutrisi....................................................................
2.2.2.1 Diit Diabetes Mellitus..................................................
2.2.2.2 Jenis Bahan Makanan..................................................
2.2.2.3 Interval Makan Penderita Diabetes Mellitus...............
2.2.3 Latihan Jasmani..............................................................
2.2.4 Terapi Farmakologis.........................................................
BAB 3 IDENTIFIKASI MASALAH................................................................
3.1 Identifikasi Masalah...........................................................................
BAB 4 INTERVENSI MASALAH DAN METODE KEGIATAN................
4.1Kelas Edukasi Diabetes Mellitus........................................................
4.2 Tujuan Kegiatan.................................................................................
4.3 Sasaran Kegiatan................................................................................
4.4 Pelaksanaan Kegiatan........................................................................
4.5 Materi Kegiatan..................................................................................
4.6 Instrumen Kegiatan............................................................................
BAB 5 HASIL KEGIATAN...............................................................................
5.1 Profil Puskesmas Jenangan................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif kronis
yang semakin meningkat prevalensinya di masa mendatang. Indonesia menempati
peringkat keempat negara dengan penderita DM terbanyak di dunia (Rahajeng,
2008).
Berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan adanya kecenderungan
peningkatan angka insidensi dan prevalensi DM tipe2 di berbagai penjuru dunia.
WHO memprediksi adanya peningkatan jumlah penyandang diabetes yang cukup
besar pada tahun-tahun mendatang. WHO memprediksi kenaikan jumlah
penyandang DM di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3
juta pada tahun 2030. Senada dengan WHO, International Diabetes Federation
(IDF) pada tahun 2009, memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM dari 7,0
juta pada tahun 2009 menjadi 12,0 juta pada tahun 2030. Meskipun terdapat
perbedaan angka prevalensi, laporan keduanya menunjukkan adanya peningkatan
jumlah penyandang DM sebanyak 2-3 kali lipat pada tahun 2030. Di Puskesmas
Meningkatkan
merupakan
ilmu
penyakit
pengetahuan
kronis
dan
tentang
diabetes
memerlukan
mellitus
yang
pengelolaan
yang
Meningkatkan
pengetahuan
penderita
diabetes
mellitus
tentang
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat bagi Penulis
-
Meningkatkan
kualitas
hidup
masyarakat
penderita
diabetes
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
(poliuri), badan lemas serta penurunan berat badan yang tidak jelas
penyebabnya, kadar gula darah pada waktu puasa 126 mg/dL dan kadar gula
darah sewaktu 200 mg/dL (Rudianto, 2009).
2.1.2Faktor Risiko
Banyak faktor yang dapat memicu timbulnya penyakit diabetes mellitus.
Banyak penelitian telah diuraikan hubungan antara beberapa faktor risiko dan
munculnya diabetes mellitus tipe 2. Indeks massa tubuh (BMI), lipid, hipertensi,
merokok, kurangnya aktivitas fisik, pendidikan yang rendah, pola diet, riwayat
keluarga, dan gen spesifik tertentu baru-baru ini diketahui sebagai faktor risiko
yang sering ditemukan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 (Permana, 2008).
2.1.3 Diagnosis Diabetes Mellitus
Menurut Rudianto, 2009, berbagai keluhan dapat ditemukan pada
penyandang diabetes. Kecurigaan adanya DM perlu dipikirkan apabila terdapat
keluhan klasik DM seperti di bawah ini:
Keluhan lain dapat berupa: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan
disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulvae pada wanita
diabetes
mellitus
dirangkumkan
dalam
empat
pilar
Gambar 2.1
Bagan Pengelolaan diabetes mellitus
2.2.1 Edukasi
Diabetes tipe 2 umumnya terjadi pada saat pola gaya hidup dan perilaku
diabetes
menuju
perubahan
perubahan
perilaku,
perilaku
dibutuhkan
sehat.
Untuk
edukasi yang
kepada
pasien.
10
a. Makanan sumber zat tenaga mengandung zat gizi karbohidrat, lemak dan
protein yang bersumber dari nasi serta penggantinya seperti: roti, mie,
kentang dan lain-lain.
b. Makanan sumber zat pembangun mengandung zat gizi protein dan mineral.
Makanan sumber zat pembangun seperti kacang-kacangan, tempe, tahu,
telur, ikan, ayam, daging, susu, keju dan lain-lain.
c. Makanan sumber zat pengatur mengandung vitamin dan mineral. Makanan
sumber zat pengatur antara lain: sayuran dan buah-buahan.
Ada beberapa jenis diet dan jumlah kalori untuk penderita diabetes mellitus
menurut kandungan energi, karbohidrat, protein dan lemak.
11
yang sangat rendah (hipoglikemia) dan juga jangan terlalu banyak makan
makanan yang memperparah penyakit diabetes mellitus (Askandar, 2012).
Ada beberapa jenis makanan yang dianjurkan dan jenis makanan yang
tidak dianjurkan atau dibatasi bagi penderita diabetes mellitus yaitu:
a. Jenis bahan makanan yang dianjurkan untuk penderita diabetes mellitus
adalah:
1). Sumber karbohidrat kompleks seperti nasi, roti, mie, kentang, singkong,
ubi dan sagu.
2). Sumber protein rendah lemak seperti ikan, ayam tanpa kulitnya,
sususkim, tempe, tahu dan kacang-kacangan.
3). Sumber lemak dalam jumlah terbatas yaitu bentuk makanan yang mudah
dicerna. Makanan terutama mudah diolah dengan cara dipanggang,
dikukus, disetup, direbus dan dibakar.
b. Jenis bahan makanan yang tidak dianjurkan atau dibatasi untuk penderita
diabetes mellitus adalah:
1). Mengandung banyak gula sederhana, seperti gula pasir, gula jawa, sirup,
jelly, buah-buahan yang diawetkan, susu kental manis, soft drink, es
krim, kue-kue manis, dodol, cake dan tarcis.
2). Mengandung banyak lemak seperti cake, makanan siap saji (fast-food),
goreng-gorengan.
3). Mengandung banyak natrium seperti ikan asin, telur asin dan makanan
yang diawetkan.
12
13
(Rudianto, 2009).
Latihan jasmani sebaiknya disesuaikan dengan umur dan status
kesegaran jasmani. Untuk mereka yang relatif sehat, intensitas latihan jasmani
bisa ditingkatkan, sementara yang sudah mendapat komplikasi DM dapat
dikurangi. Hindarkan kebiasaan hidup yang kurang gerak atau bermalasmalasan (Rudianto, 2009).
Tabel 2.3 Aktivitas Sehari-hari
BAB 3
IDENTIFIKASI MASALAH
3.1 IdentifikasiMasalah
Masalah dapat diartikan sebagai selisih antara ekspektasi dengan kenyataan.
14
Dilihat dari sudut pandang sistem, masalah berarti kesenjangan antara tolok ukur
dengan hasil pencapaian. Untuk mengetahui masalah yang ada mengenai
pengelolaan diabetes mellitus di Puskesmas Jenangan penulis melakukan
observasi dan wawancara dengan penderita dan petugas tenaga kesehatan. Penulis
mendapatkan beberapa masalah yang terdapat di Puskesmas Jenangan.
Berdasarkan hasil observasi, masalah pengelolaan diabetes mellitus di
Puskesmas Jenangan yang belum terlaksana, dijabarkan berdasarkan konsep
L.Blum sebagai berikut:
Pelayanan Kesehatan
Pengelolaan Diabetes
Keturunan
Perilaku
Lingkungan
Masalah pada
faktor Keturunan:
15
BAB 4
INTERVENSI MASALAH DAN
METODE KEGIATAN
16
17
diabetes mellitus di suatu kelurahan dan dilaksanakan satu kali setiap minggunya
dengan difasilitasi oleh tenaga kesehatan puskesmas Jenangan sebagai edukator.
Edukator nantinya akan diberi pelatihan mengenai materi yang akan
diberikan kepada peserta kelas edukasi yang berisikan:
1. Definisi diabetes mellitus dan perbedaan antara diabetes mellitus tipe 1 dan
diabetes mellitus tipe 2.
2. Manajemen pengelolaan diabetes mellitus secara mandiri.
3. Obat-obatan anti diabetikum.
4. Terapi Nutrisi / perencanaan makan.
5. Aktivitas fisik penderita diabetes mellitus.
4.5 Materi Kegiatan
Pertemuan I (minggu I)
1. Kegiatan pre-test peserta mengenai diabetes mellitus
2. Pemeriksaan kadar glukosa darah peserta kelas edukasi.
3. Penyuluhan tentang definisi, klasifikasi, dan patofisiologi diabetes
mellitus.
4. Menjelaskan target kelas edukasi yang dituju dan evaluasi di akhir
kelas edukasi.
5. Diskusi tanya-jawab tentang materi penyuluhan antar peserta maupun
kepada edukator kelas.
Pertemuan II (minggu II)
1. Penyuluhan tentang terapi nutrisi diabetes mellitus, komposisi
makanan, pengaturan porsi makan, interval waktu makan, dan
pengenalan kartu perencanaan makan diit diabetes mellitus.
18
19
BAB 5
HASIL KEGIATAN
20
4. Kemiri
5. Sraten
6. Sedah
7. Nglayang
8. Paringan
9. Panjeng
10. Tanjungsari
11. Wates
1-4
5-14
15-39
40-44 45-59
60-69
>70
Jumlah
Jenangan
100
215
601
1493
849
864
469
569
5160
Ngrupit
66
297
810
2089
450
1131
194
590
5627
Semanding
39
158
401
1239
298
600
387
331
3453
Kemiri
100
370
365
1840
373
359
286
200
3893
Sraten
20
67
97
352
285
302
211
158
1492
Sedah
25
94
320
613
136
365
98
233
1884
Nglayang
40
60
319
540
580
500
371
374
2784
Paringan
60
197
1030
1098
1036
946
919
786
6072
Panjeng
40
95
240
650
140
340
111
210
1826
Tanjungsari
38
145
310
830
735
635
350
187
3230
Wates
30
152
343
1140
240
644
326
331
3206
Jumlah
558
1850
4836
11884
5122
6686
3722
3969
38627
21
Petugas Kesehatan
Jumlah
Dokter Spesialis
Dokter Umum
Dokter Gigi
Perawat
22
Bidan Puskesmas
19
Bidan Desa
11
Asisten Apoteker
Analis
Kesehatan Masyarakat S1
Kesehatan Masyarakat S2
Sanitarian
Gizi
Keterapian Fisik
Keteknisian Medis
Jumlah
63
22
Jenangan pada bulan Juli 2013 s.d.Juni 2014 mencapai total 567 kunjungan.
Tabel 5.3 Jumlah Kunjungan Penderita Diabetes Mellitus bulanJuli 2013 s.d.Juni 2014
BULAN
JUMLAH KUNJUNGAN
Juli 2013
40
Agustus 2013
36
September 2013
37
Oktober 2013
48
November 2013
44
Desember 2013
43
Januari 2014
51
Februari 2014
54
Maret 2014
58
April 2014
65
Mei 2014
41
Juni 2014
50
sosialisasi
TOTAL
567
dilakukan kelas edukasi diabetes yang difasilitasi oleh puskesmas Jenangan pada
tanggal 14 Agustus 2014 sebagai kegiatan inisiasi dan sosialisasi kegiatan kelas
edukasi, maka didapatkan hasil kegiatan berupa:
1. Partisipasi peserta
Dari kegiatan kelas edukasi diabetes mellitus yang diadakan, partisipasi
peserta cukup banyak, yaitu 15 peserta dari 20 peserta sebagai sampel yang
diundang, dengan rata-rata presentase 75 % dari total peserta. Jumlah
kehadiran terdokumentasi berupa absensi peserta yang tercantum pada
23
lampiran.
2. Nilai Pre-test dan Post-test
Tingkat pengetahuan penderita diabetes mellitus diukur melalui hasil pretest dan post-test yang dilakukan pada masing-masing awal dan akhir
kegiatan. Seperti tercantum pada tabel di bawah ini, terjadi peningkatan nilai
hampir pada semua peserta antara nilai pre-test dan nilai post-test seperti
tercantum pada tabel di bawah ini.
NO
NAMA PESERTA
NILAI PRE-TEST
(benar/jumlahsoal)
NILAI POSTTEST(benar/jumlahsoal)
Marpuah
5/10
8/10
Kuswanto
6/10
6/10
Katemi
5/10
8/10
Mujirah
5/10
7/10
Misti
6/10
8/10
Agatha
6/10
8/10
M. Iljas
7/10
9/10
Djauri
4/10
7/10
Bilal
6/10
5/10
10
Lasinem
6/10
8/10
11
Mesinem
6/10
9/10
12
Katiyem
7/10
9/10
13
Boinem
6/10
7/10
14
Tarji
6/10
9/10
15
Marsini
6/10
8/10
24
BAB 6
DISKUSI DAN PEMBAHASAN
Sejak awal tahun 1920-an terapi edukasi diabetes telah diusulkan sebagai
sarana terapi yang penting untuk pengelolaan diabetes dan telah menjadibagian
terintegrasi dari pengelolaan diabetes secara komprehensif selama 50 tahun
terakhir. Hal ini telah mengubahdimana terapi yang lama, pengobatan dokter,
perawat, dan ahli diet di rumah sakit menjadi program edukasi pasien yang lebih
formal dan komprehensif (Corabian, 2001).
Persyaratan utama dalam pengelolaan diabetes adalah kepatuhan pasien
terhadap pengobatan antidiabetik dan kepatuhan perilaku terhadap pengelolaan
menyeluruh. Perhatian tentang kepatuhan ini sering sering dijadikan acuan
untukmelihat motivasi penderita tentang kontrol metabolik dan kesadaran untuk
belajar tentang diabetes, tes kadar glukosa dan mengikuti terapiyang
direkomendasikan (Corabian, 2001).
Perilaku kesehatan penyakit diabetes mellitus di Indonesia, khususnya di
wilayah
puskesmas
Jenangan,
masih
buruk.
Paradigma
pengobatan
25
dan kesadaran yang cukup dalam hal mengelola penyakit diabetes mellitus secara
komprehensif.
Kelas edukasi diabetes mellitus baru pertama kali dilakukan di puskesmas
Jenangan. Dengan adanya kelas edukasi diabetes, pengetahuan dan kesadaran
penderita diabetes mellitus di wilayah Jenangan terbukti meningkat. Hal ini sangat
penting mengingatbanyak penelitian yang melaporkan bahwa kelas edukasi
terbukti efektif sebagai sarana terapi promotifpara penderita diabetes tipe 2
dengan hasil yang beragam dalam hal kontrol metabolik yang lebih baik dan
penurunan risiko komplikasi yang berhubungan dengan diabetes dalam jangka
panjang.
Banyak peneliti menyarankan bahwa kepatuhan dan kesadaran pasien
tentang pengelolaan diabetes secara mandiri dapat ditingkatkan dan dijagajika
mereka dilibatkan secara aktif dalam pengobatan mereka sendiri, yaitu melalui
kelas edukasi diabetes ini. Meskipun terapi medikamentosa penting, hasil
pengendalian diabetes jangka panjang juga tergantung pada pilihan pasien tentang
diet, latihan fisik, dan perilaku yang berhubungan dengan kesehatan
lainnya(Corabian, 2001).
BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
26
Kelas edukasi diabetes digunakan sebagai sarana upaya kesehatan promotifpreventif bagi penderita diabetes mellitus.
7.2 Saran
27
DAFTAR PUSTAKA
Askandar Tjokroprawiro, 2012, Garis Besar Pola Makan dan Pola Hidup sebagai
Pendukung Terapi Diabetes Mellitus, FK-UNAIR, Surabaya.
Corabian Paula, Harstall Krista, 2001, Patient Diabetes Education In The
Management of Adult Type 2 Diabetes, Alberta Heritage Foundation Medical
Research, Canada.
Kauffman, Francine, et.al, 2009, National For Diabetes Care: Diabetes For
Healthcare Education Professionals Program, National Diabetes Education
Program, NIH Publication.
Permana Hikmat, 2008, Artikel: Komplikasi Kronik dan Penyakit Penyerta pada
Diabetesi, Divisi Metabolik dan Endokrin UNPAD, Bandung.
Rahajeng Ekowati, dkk., 2008, Pedoman Pengendalian Diabetes Mellitus dan
Penyakit Metabolik, Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular,
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan,
28
29
30
31
32