Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN ANAMNESA

OLEH :

Ilwandy Kosasih

100600073

PEMBIMBING :

Nevi Yanti, drg., M.Kes

Fitri Yunita, drg., MDSc

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

DEPARTEMEN ILMU KONSERVASI GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2015
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
DEPARTEMEN ILMU KONSERVASI GIGI

LAPORAN ANAMNESA

Tanggal : 27 Mei 2015

Operator : Ilwandy Kosasih

Nama Pasien : Doni Rinaldo Sitorus

Jenis Kelamin : Laki-laki

Usia : 21 tahun

Suku/ Bangsa : Batak / Indonesia

No. Kartu : 003336/15

Keluhan Pasien : Pasien datang dengan keluhan gigi depannya patah


pada waktu main bola di lapangan dengan dasar
semen dan ingin giginya ditambal. Pasien mengaku
gigi depannya sudah patah sejak kelas 1 SMP (± 9
tahun). Sekarang tidak ada rasa sakit.

Riwayat Kesehatan Umum : Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik

Riwayat Kesehatan Gigi : Pasien pernah dicabut gigi molar satu bawah kiri

Pemeriksaan Ekstra Oral : Normal

Pemeriksaan Intra Oral : Kebersihan Mulut - Sedang

: Karies - Ada

: Karang Gigi - Ada

: Radiks - Ada

: Mukosa Mulut - Normal

1
: Lidah - Normal

: Gingiva - Radang

: Palatum - Normal

KEADAAN SEBELUM PERAWATAN


KS KS # # # KS KP KS
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8

8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
KD √ √ KS KS KS

PEMERIKSAAN KLINIS

 Gigi 11
- Pemeriksaan subjektif : - Tanpa rangsangan : Tidak ada nyeri

- Terpapar angin : Tidak ada nyeri

- Tekanan makanan : Tidak ada nyeri

- Dingin : Tidak ada nyeri

- Pemeriksaan objektif :

- Visual : Fraktur mahkota dengan


terbukanya pulpa

- Klasifikasi Ellis dan Davey : Klas IV (Trauma pada gigi


menyebabkan gigi menjadi
non vital dengan atau tanpa
kehilangan struktur mahkota)

- Sonderen : Tidak ada nyeri

- Tes dingin (chlor etil) : Tidak ada nyeri

- Tes perkusi : Tidak peka (-)

2
- Tes palpasi : Tidak peka (-)

- Mobiliti :0

- Pemeriksaan Radiografi

o Kamar pulpa : Lebar


o Saluran akar : Normal
o Periapikal : Lesi radiolusen
o Lamina dura : Melebar
o Perawatan sebelumnya : Tidak ada
o Radiografi :

DIAGNOSA

 Gigi 11 : Periodontitis apikalis


kronis et causa nekrosis pulpa

RENCANA PERAWATAN

 Gigi 11 : Perawatan saluran akar non vital + Pasak Fiber +


Restorasi akhir full crown ceramic

Alasan : Perlu dilakukan perawatan saluran akar non vital karena


telah terjadi periodontitis apikalis kronis karena nekrosis
pulpa yang disebabkan oleh fraktur. Pasak fiber dapat
digunakan sebagai retensi tambahan untuk mendukung
struktur gigi yang tersisa. Restorasi akhir adalah full

3
crown ceramic karena untuk alasan estetis dan mahkota
yang tersisa kurang dari 50%.

__________________________________________________________________

PEMERIKSAAN KLINIS

 Gigi 26
- Pemeriksaan subjektif : - Tanpa rangsangan : Ada nyeri (berdenyut)
- Terpapar angin : Nyeri berdenyut
(berlangsung lama walaupun
stimulus telah dihentikan)
- Tekanan makanan : Nyeri berdenyut
(berlangsung lama walaupun
stimulus telah dihentikan)
- Dingin : Nyeri berdenyut
(berlangsung lama walaupun
stimulus telah dihentikan)
- Pemeriksaan objektif :
- Visual : Karies profunda tipe 3
- Klasifikasi Mount and Hume : Site 1, Size 4 (Lokasi kavitas berada
di pit dan fisur, namun karies telah
meluas ke pulpa dan hampir semua
struktur gigi hilang)
- Klasifikasi ICDAS : D6 (Lesi telah mencapai pulpa)
- Sonderen : Sakit (+)
- Tes dingin (chlor etil) : Sakit (+)
- Tes perkusi : Tidak ada keluhan
- Tes palpasi : Tidak ada keluhan
- Mobiliti :0
- Pemeriksaan Radiografi
o Kamar pulpa : Normal
o Saluran akar : Normal
o Periapikal : Normal

4
o Lamina dura : Terputus
o Perawatan sebelumnya : Tidak ada
o Radiografi
:

DIAGNOSA
 Gigi 26 : Pulpitis kronis hiperplastik
RENCANA PERAWATAN
 Gigi 26 : Perawatan saluran akar vital + pasak fiber +
porcelain fused metal
 Alasan : Perlu dilakukan perawatan saluran akar vital
karena adanya polip pulpa, sedangkan struktur gigi
yang tersisa kurang dari 50% maka diperlukan
pasak fiber sebagai retensi tambahan. Restorasi
akhir digunakan porcelain fused metal karena gigi
belakang memerlukan tekanan pengunyahan yang
lebih besar.
__________________________________________________________________

PEMERIKSAAN KLINIS

 Gigi 12
- Pemeriksaan subjektif : - Tanpa rangsangan : Tidak ada nyeri

- Terpapar angin : Nyeri tajam (berlangsung


hanya saat stimulus
diberikan)
- Tekanan makanan : Tidak ada nyeri

5
- Dingin : Peka (+)
- Pemeriksaan objektif :
- Visual : Fraktur pada bagian mesial

- Klasifikasi Ellis dan Davey : Klas II (Fraktur mahkota melibatkan


jaringan dentin, tapi belum melibatkan
pulpa)

- Sonderen : Peka (+)

- Tes dingin (chlor etil) : Peka (+)

- Tes perkusi : Tidak ada keluhan

- Tes palpasi : Tidak ada keluhan

- Mobiliti :0

- Pemeriksaan Radiografi

o Kamar pulpa : Normal


o Saluran akar : Normal
o Periapikal :-
o Lamina dura : Melebar
o Perawatan sebelumnya : Tidak ada
o Radiografi :

DIAGNOSA
 Gigi 12 : Karies dentin
RENCANA PERAWATAN

6
 Gigi 12 : Restorasi klas III RK
 Alasan : Restorasi klas III RK dipilih karena karies sudah
mencapai dentin dan untuk alasan estetis digunakan RK
sebagai bahan tambalan

_________________________________________________________________

PEMERIKSAAN KLINIS

 Gigi 21
- Pemeriksaan subjektif : - Tanpa rangsangan : Tidak ada nyeri
- Terpapar angin : Nyeri tajam (berlangsung
hanya saat stimulus
diberikan)
- Tekanan makanan : Tidak ada nyeri
- Dingin : Peka (+)
- Pemeriksaan objektif :
- Visual : Fraktur pada bagian mesial meluas ke
insisal
- Klasifikasi Ellis dan Davey : Klas II (Fraktur mahkota melibatkan
jaringan dentin, tapi belum melibatkan
pulpa)
- Sonderen : Peka (+)
- Tes dingin (chlor etil) : Peka (+)
- Tes perkusi : Tidak ada keluhan
- Tes palpasi : Tidak ada keluhan
- Mobiliti :0
- Pemeriksaan Radiografi
o Kamar pulpa : Normal
o Saluran akar : Normal
o Periapikal :-
o Lamina dura : Melebar
o Perawatan sebelumnya : Tidak ada

7
o Radiografi :

DIAGNOSA
 Gigi 21 : Karies Dentin
RENCANA PERAWATAN
 Gigi 21 : Restorasi klas IV RK
 Alasan : Restorasi klas IV RK dipilih karena karies sudah meluas
ke insisal dan untuk alasan estetis digunakan RK sebagai
bahan tambalan
_________________________________________________________________

PEMERIKSAAN KLINIS

 Gigi 48
- Pemeriksaan subjektif : - Tanpa rangsangan : Tidak ada keluhan
- Terpapar angin : Tidak ada keluhan
- Tekanan makanan : Tidak ada keluhan
- Dingin : Tidak ada keluhan
- Pemeriksaan objektif :
- Visual : Karies dentin
- Klasifikasi Mount and Hume : Site 1, Size 2 (Lokasi kavitas
berada di pit dan fisur, karies
melibatkan dentin dan masih
cukup kuat untuk menyokong
restorasi)
- Klasifikasi ICDAS : D5 (Lesi telah mencapai dentin)

8
- Sonderen : Peka (+)
- Tes dingin (chlor etil) : Peka (+)
- Tes perkusi : Tidak ada keluhan
- Tes palpasi : Tidak ada keluhan
- Mobiliti :0
- Pemeriksaan Radiografi
o Kamar pulpa : Normal
o Saluran akar : Normal
o Periapikal :-
o Lamina dura : Melebar
o Perawatan sebelumnya : Tidak ada
o Radiografi :

DIAGNOSA
 Gigi 48 : Karies Dentin

RENCANA PERAWATAN
 Gigi 48 : Restorasi klas I AF
Alasan : Amalgam dipilih karena gigi posterior memerlukan beban
pengunyahan yang lebih besar dan menggunakan prinsip minimal
intervensi untuk mempertahankan struktur gigi.

__________________________________________________________________

PEMERIKSAAN KLINIS

 Gigi 22,41
- Pemeriksaan subjektif : - Tanpa rangsangan : Tidak ada keluhan

9
- Terpapar angin : Tidak ada keluhan
- Tekanan makanan : Tidak ada keluhan
- Dingin : Tidak ada keluhan
- Pemeriksaan objektif :
- Visual : Karies superfisialis
- Klasifikasi Mount and Hume : Site 2, Size 1 (Lokasi kavitas
berada di permukaan
aproksimal, karies hanya
membentuk kavitas
permukaan yang minimal)
- Klasifikasi ICDAS : D3 (Terdapat lesi minimal pada
permukaan enamel gigi)
- Sonderen : Tidak ada keluhan
- Tes dingin (chlor etil) : Tidak ada keluhan
- Tes perkusi : Tidak ada keluhan
- Tes palpasi : Tidak ada keluhan
- Mobiliti :0
DIAGNOSA
 Gigi 22, 41 : Karies Superfisialis

RENCANA PERAWATAN
 Gigi 22 : Restorasi klas IV RK
 Gigi 41 : Restorasi klas III RK
Alasan : Resin komposit dipilih karena karies hanya melibatkan enamel
dan menggunakan prinsip minimal intervensi untuk
mempertahankan struktur gigi.
__________________________________________________________________

PEMERIKSAAN KLINIS

 Gigi 17 (oklusal, bukal, mesial), 16, 27, 38, 37


- Pemeriksaan subjektif : - Tanpa rangsangan : Tidak ada keluhan
- Terpapar angin : Tidak ada keluhan
- Tekanan makanan : Tidak ada keluhan

10
- Dingin : Tidak ada keluhan
- Pemeriksaan objektif :
- Visual : Karies superfisialis
- Klasifikasi Mount and Hume : Site 1, Size 1 (Lokasi kavitas
berada di pit dan fisur, karies
hanya membentuk kavitas
permukaan yang minimal)
- Klasifikasi ICDAS : D3 (Terdapat lesi minimal pada
permukaan enamel gigi)
- Sonderen : Tidak ada keluhan
- Tes dingin (chlor etil) : Tidak ada keluhan
- Tes perkusi : Tidak ada keluhan
- Tes palpasi : Tidak ada keluhan
- Mobiliti :0
DIAGNOSA
 Gigi 17 (oklusal, bukal, mesial), 16, 27, 38, 37 : Karies Superfisialis

RENCANA PERAWATAN
 Gigi 17 (oklusal), 16, 27, 38, 37 : Restorasi klas I RK
 Gigi 17 (mesial) : Restorasi kelas II RK
Alasan : Resin komposit dipilih karena karies hanya melibatkan
enamel dan menggunakan prinsip minimal intervensi
untuk mempertahankan struktur gigi.
 Gigi 17 (bukal) : Restorasi kelas V RM GIC
Alasan : RM GIC dipilih karena karies terdapat di servikal dan
bahan ini mempunyai sifat melepaskan fluoride

EDUKASI

Menjelaskan kepada pasien mengenai keadaan rongga mulut pasien


(kondisi gigi yang karies dan adanya karang gigi pada pasien terutama dibagian
gigi sebelah dalam). Menjelaskan kepada pasien mengenai perbandingan jumlah
gigi pasien yang banyak terkena karies pada usia pasien yang masih muda, yang

11
tergolong resiko karies sedang sehingga dianjurkan kepada pasien untuk menjaga
pola diet.
Menjelaskan juga kepada pasien bahwa karang gigi yang terdapat pada
rongga mulut disebabkan oleh penumpukan sisa-sisa makanan yang tidak
dibersihkan dengan menggunakan sikat gigi dengan baik dan benar. Mengedukasi
pasien mengenai cara menyikat gigi yang baik dan benar, menyarankan agar
pasien menggunakan pasta gigi yang mengandung fluor, dan menyikat gigi secara
teratur dua kali sehari (pagi setelah makan dan malam sebelum tidur).
Menganjurkan pasien untuk melakukan kunjungan berkala ke dokter gigi
minimal 6 bulan sekali untuk memeriksa keadaan gigi dan mulut, melakukan
topikal aplikasi fluor untuk mencegah terjadinya karies pada gigi yang masih
sehat, membersihkan karang gigi serta merawat gigi yang rusak agar tidak
berkembang menjadi lebih parah.

Medan, 28 Mei 2015

Diketahui Oleh,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

(Nevi Yanti, drg., M.Kes) (Fitri Yunita, drg., MDSc)

12

Anda mungkin juga menyukai