Anda di halaman 1dari 45

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam
rangka mewujudkan visi misi Presiden dan Implementasi Nawa Cita kelima yaitu
meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Dalam konsep pembangunan nasional,
Kementerian Kesehatan bertanggung jawab melaksanakan Program Indonesia Sehat.
Dengan adanya perubahan kebijakan dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan,
diantaranya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014, Program Indonesia
Sehat dengan Pendekatan Keluarga yang berbasis siklus kehidupan, Sustainable
Development Goals (SDG’s), dan dinamika permasalahan kesehatan yang dihadapi
masyarakat, maka pedoman manajemen Puskesmas perlu disesuaikan dengan perubahan
yang ada. Melalui pola penerapan manajemen Puskesmas yang baik dan benar oleh
seluruh Puskesmas di Indonesia, maka tujuan akhir pembangunan jangka panjang bidang
kesehatan yaitu masyarakat Indonesia yang sehat mandiri secara berkeadilan, dipastikan
akan dapat diwujudkan.
Pertama meningkatkan pengetahuan, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang dalam lingkungan hidup yang sehat agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal melalui terciptanya perilaku hidup sehat sehingga terwujudnya
bangsa yang mandiri, maju dan sejahtera.
Kedua terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat dibidang kesehatan dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya.
Kesehatan merupakan faktor yang sangat penting dalam tahapan kehidupan
manusia. Masyarakat di Indonesia masih terbilang terbelakang dalam hal menjaga
kesehatan.
Pusat Kesehatan Masyarakat yang dikenal dengan sebutan Puskesmas adalah
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang bertanggung jawab atas kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya pada satu atau bagian wilayah kecamatan dengan
menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna dengan
biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Untuk mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya diselenggarakan upaya kesehatan
1
perorangan (UKP) dan upaya kesehatan masyarakat (UKM) dengan melakukan
pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative secara terpadu menyeluruh dan
berkesinambungan. Puskesmas sebagai penanggung jawab penyelenggara upaya
kesehatan terdepan, kehadirannya di tengah masyarakat tidak hanya berfungsi sebagai
pusat pelayanan kesehatan bagi masyarakat, tetapi juga sebagai pusat komunikasi
masyarakat.
Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) dinas kesehatan
kabupaten/kota, sehingga dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, akan mengacu pada
kebijakan pembangunan kesehatan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota bersangkutan,
yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan
Rencana Lima Tahunan dinas kesehatan kabupaten/kota.
Provinsi Papua melalui Dinas Kesehatan dalam pembangunan kesehatan di
Provinsi Papua Tahun 2013-2018 di dalam visi dan misinya diantaranya meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat Papua, melalui upaya kesehatan masyarakat, kesehatan
perorangan, promosi kesehatan, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular,
penyakit yang terabaikan, pembinaan kesehatan lingkungan, perbaikan gizi
masyarakat, pelayanan kefarmasian dan pembekalan kesehatan. Walaupun upaya
pembangunan bidang kesehatan telah dilakukan namun adanya kendala geografis,
keterbatasan tenaga baik kualitas maupun kuantitasnya termasuk pendistribusiannya
yang tidak merata, terbatasnya tingkat pendidikan masyarakat, rendahnya
pendapatan masyarakat, kondisi pemukiman dan lingkungan yang kurang memadai
merupakan faktor penghambat dari kemajuan pembangunan kesehatan yang dilakukan di
wilayah Kabupaten Jayapura
Puskesmas Kotaraja adalah salah satu Puskesmas yang ada di Kota Jayapura yang
melaksanakan upaya pelayanan kesehatan yang terpadu, terintegrasi dan
berkesinambungan dengan tetap menggunakan pendekatan secara promotif, preventif dan
rehabilitatif kepada masyarakat yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kotaraja.

2
1.2. TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui manajemen Puskesmas Kotaraja meliputi perencanaan
pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi serta monitoring
1.2.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui upaya-upaya kesehatan wajib di Puskesmas Kotaraja
2. Mengetahui upaya-upaya kesehatan pengembangan di Puskesmas Kotaraja
3. Mengetahui upaya-upaya kesehatan penunjang di Puskesmas Kotaraja
1.3. MANFAAT
1.3.1. Bagi Dinas Kesehatan Kota Jayapura
Memberi informasi kepada Dinas Kesehatan Kota mengenai manajemen
Puskesmas di Kotaraja
1.3.2. Bagi Peneliti Lain
Laporan ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai informasi,
perbandingan dan referensi bagi pasien selanjutnya
1.3.3. Bagi Peneliti
Sebagai syarat untuk menyelesaikan bagian Kepaniteraan Klinik Madya (KKM)
di stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) RSUD Jayapura
1.4. WAKTU DAN TEMPAT
Waktu dilaksanakaan pada saat kegiatan Kepaniteraan Klinik Madya di bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakatyang bertempat di Puskesmas Kotaraja Kota Jayapura.

3
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1. DEFINISI PUSKESMAS


Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) merupakan unit pelaksana teknis dinas
kesehatan kabupaten/kota yang bertangungjawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja. Selain itu, puskesmas juga merupakan organisasi
fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,
merata, dapat di terima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran aktif masyarakat dan
menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan
biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat.
Menurut Pedoman Kerja Puskesmas DEPKES-RI, puskesmas adalah suatu kesatuan
organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan
masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan
secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk
kegiatan pokok.
Puskesmas merupakan ujung tombak dari peranan pemerintah dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat luas. Dengan kata lain
Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan
masyarakat dalam wilayah kerjanya.

2.2 TUJUAN PUSKESMAS


Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah untuk
mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi orang yang bertempat tinggal di
wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang tinggi.

2.3 WILAYAH KERJA PUSKESMAS


Wilayah kerja Puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan.
Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan keadaan infrastruktur
lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja Puskesmas.
Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II, sehingga pembagian
4
wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh Bupati atau Walikota, dengan sarana teknis dari
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota. Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah
Puskesmas rata-rata 30.000 penduduk tiap Puskesmas.
Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka Puskesmas perlu di tunjang
dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yang disebut Puskesmas Pembantu
dan Puskesmas Keliling. Khusus untuk kota besar dengan jumlah penduduk satu juta atau
lebih, wilayah kerja Puskesmas bisa meliputi 1 Kelurahan. Puskesmas di ibu kota
Kecamatan dengan jumlah penduduk 150.000 jiwa atau lebih, merupakan “Puskesmas
Pembina” yang berfungsi sebagai pusat rujukan bagi Puskesmas kelurahan dan juga
mempunyai fungsi koordinasi. Kriteria wilayah kerja puskesmas, yaitu:
1. Pedesaan, wilayah kerjanya meliputi kawasan yang memenuhi paling sedikit tiga dari
empat kriteria kawasan pedesaan sebagai berikut: (1) Aktivitas lebih dari 50%
penduduk pada sektor agragris; (2) Memiliki fasilitas antara lain sekolah dengan radius
lebih dari 2 km, rumah sakit dengan radius lebih dari 5 km, tidak memiliki fasilitas
bioskop atau hotel; (3) Rumah tangga dengan listrik kurang dari 90% (4) Terdapat akses
jalan dan transportasi menuju fasilitas yang dimaksud pada poin (2)
2. Perkotaan, wilayah kerjanya meliputi kawasan yang memenuhi paling sedikit tiga dari
empat kriteria kawasan perkotaan sebagai berikut (1) Aktivitas lebih dari 50%
penduduk pada sektor non agragris, terutama industri, perdagangan dan jasa; (2)
Memiliki fasilitas perkotaan antara lain sekolah dengan radius 2,5 km, pasar radius 2
km, memiliki rumah sakit dengan radius kurang dari 5 km, bioskop atau hotel; (3) Lebih
dari 90% rumah tangga memiliki listrik; dan /atau (4) Terdapat akses jalan raya dan
transportasi menuju fasilitas perkotaan yang dimaksud pada poin (2).
3. Terpencil / sangat terpencil, wilayah kerjanya meliputi kawasan dengan karakteristik
sebagai berikut: (1) Berada di wilayah yang sulit dijangkau atau rawan bencana, pulau
kecil, gugus pulau atau pesisir; (2) Akses transportasi umum rutin satu kali dalam satu
minggu, jarak tempuh pulang pergi dari ibu kota kabupaten memerlukan waktu lebih
dari 6 jam, dan transportasi yang ada sewaktu-waktu dapat terhalang iklim atau cuaca;
(3) Kesulitan pemenuhan bahan pokok dan kondisi keamanan yang tidak stabil.

5
2.4 FUNGSI PUSKESMAS
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah
mendukung tercapainya tujuan pembungan kesehatan nasional, yakni meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal
di wilayah kerja puskesmas. Apabila dilihat dari fungsinya, Puskesmas atau Pustu memiliki
tiga fungsi yaitu:
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantu penyelenggaraan
pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah
kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Di samping
itu, puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan
setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan
kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan
kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan.
2. Pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga
dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemapuan
melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif adalah
memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut
menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.
Pemberdayaan perorangan, keluarga, dan masyarakat ini diselenggarakan dengan
memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya masyarakat setempat.
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat
pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat
pertama yang menjadi tanggungjawab puskesmas meliputi :
a. Pelayanan kesehatan perorangan. Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan
yang bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit
dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit.

6
b. Pelayanan kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan
yang bersifat public (public goods) dengan tujuan utama memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan
dan pemulihan kesehatan.
2.5 VISI DAN MISI PUSKESMAS
2.5.1. Visi Puskesmas
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah
tercapainya kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia sehat. Kecamatan sehat
adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui
pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam lingkaran kesehatan,
yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat, memiliki
kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan
merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Indikator kecamatan
sehat yang ingin dicapai mencakup 4 indikator utama, yaitu: (1) Lingkungan sehat, (2)
perilaku sehat, (3) Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu, (4) Derajat kesehatan
penduduk kecamatan.
Rumusan visi untuk masing-masing puskesmas harus mengacu padaa visi
pembangunan kesehatan puskesmas di atas, yakni terwujudnya kecamatan sehat, yang
harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat serta wilayah kecamatan
setempat.
2.5.2. Misi Puskesmas
Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah
mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional. Misi tersebut adalah:
 Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya
 Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan sektor lain yang
diselenggarakan di wilayah kerjanya, agar memperhatikan aspek kesehatan, yaitu
pembangunan yang tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan, setidak-
tidaknya terhadap lingkungan dan perilaku masyarakat.
 Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah
kerjanya. Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat yang

7
bertempat tinggal di wilayah kerjanya makin berdaya di bidang kesehatan, melalui
peningkatan kesehatan dan kemampuan menuju kemandirian untuk hidup sehat.
 Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan. Puskesmas akan selalu berupaya menyelenggarakan
pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar dan memuaskan masyarakat,
mengupayakan pemerataan pelayanan kesehatan serta meningkatkan efisiensi
pengelolaan dana sehingga dapat dijangkau oleh seluruh anggota masyarakat.
 Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat
beserta lingkungannya. Puskesmas akan selalu berupaya memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan
kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat yang berkunjung dan bertempat
tinggal di wilayah kerja puskesmas yang bersangkutan, tanpa diskriminasi dan
dengan menerapkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan yang
sesuai. Upaya pemeliharaan dan peningkatan yang dilakukan puskesmas mancakup
pula aspek lingkungan dari yang bersangkutan.
2.6 Upaya Dan Asas Penyelenggaraan Puskesmas
Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan harus
menerapkan asas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu. Asas penyelenggaraan
puskesmas tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi puskesmas. Dasar pemikirannya adalah
pentingnya menerapkan prinsip dasar dan setiap fungsi puskesmas dalam menyelenggarakan
setiap upaya puskesmas, baik upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan
pengembangan
2.6.1. Upaya Penyelenggaraan Puskesmas
Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan, maka puskesmas bertanggung
jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan
masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari sistem kesehatan nasional merupakan
pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan
menjadi dua yakni:

8
a. Upaya kesehatan wajib
Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi
untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Upaya kesehatan wajib tersebut adalah:
(1) Upaya promosi kesehatan
(2) Upaya kesehatan lingkungan
(3) Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana (KIA / KB)
(4) Upaya perbaikan gizi
(5) Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)
(6) Upaya pengobatan
(7) Upaya pencatatan dan pelaporan (SP2TP)
b. Upaya kesehatan pengembangan
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta
disesuaikan dengan kemampuan puskesmas.
Upaya kesehatan pengembangan terdiri dari:
(1) Upaya kesehatan sekolah
(2) Upaya kesehatan olah raga
(3) Upaya perawatan kesehatan masyarakat
(4) Upaya kesehatan kerja
(5) Upaya kesehatan gigi dan mulut
(6) upaya kesehatan jiwa
(7) Upaya kesehatan mata
(8) Upaya kesehatan usia lanjut
(9) Upaya pembinaan pengobatan tradisional.
Upaya laboratorium medis dan laboratorium kesehatan masyarakat serta upaya
pencatatan dan pelaporan tidak termasuk pilihan karena ketiga upaya ini merupakan
pelayanan penunjang dari setiap upaya wajib dan upaya pengembangan puskesmas.
Perawatan kesehatan masyarakat merupakan pelayanan penunjang baik upaya
kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan. Apabila perawatan

9
kesehatan masyarakat menjadi permasalahan spesifik di daerah tersebut, maka
dapat dijadikan sebgai salah satu upaya kesehatan pengembangan.
Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas
bersama Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan mempertimbangkan masukan
dari BPP. Upaya kesehatan pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan
wajib puskesmas telah terlaksana secara optimal, dalam arti target cakupan serta
peningkatan mutu pelayanan telah tercapai. Apabila puskesmas belum mampu
menyelenggarakan upaya kesehatan pengembangan, padahal menjadi kebutuhan
masyarakat, maka Dinas Kesehatan Kabupaten Kota bertanggung jawab dan wajib
menyelenggarakan. Untuk itu Dinas kesehatan Kabupaten/Kota perlu dilengkapi
dengan berbagai unit fungsional lainya.
Dalam keadaan tertentu, masyarakat membutuhkan pula pelayanan rawat inap.
Untuk itu di puskesmas dapat dikembangkan pelayanan rawat inap tersebut, yang
dalam pelaksanaannya harus memperhatikan berbagai persyaratan tenaga, sarana
dan prasarana sesuai standar yang telah ditetapkan.
2.6.2. Asas Penyelenggaraan Puskesmas
Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama di Indonesia, pengelolaan
program kerja puskesmas berpedoman pada 4 asas pokok yaitu, asas pertanggung
jawaban wilayah, asas peran serta masyarakat, asas keterpaduan dan asas rujukan.
a. Asas Pertanggungjawaban Wilayah
Dalam asas pertanggungjawaban wilayah, puskesmas bertanggungjawab untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang tinggal di wilayah kerjanya.
Merupakan upaya peningkatan kesehatan masyarakat dapat dilihat dari berjalannya
program Posyandu dan kunjungan petugas-petugas kesehatan ke pemukiman
penduduk. Petugas kesehatan aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan sedekat
mungkin kepada masyarakat dan melakukan berbagai program pemeliharaan
kesehatan dan pencegahan penyakit yang merupakan bagian dari pelayanan
keperawatan kesehatan masyarakat
b. Asas Peran Serta Masyarakat
Asas peran masyarakat merupakan upaya-upaya yang dilakukan petugas
kesehatan di puskesmas untuk sebisa mungkin memberdayakan masyarakat agar

10
berperan aktif dalam menyelnggarakan program kerja puskesmas. Contohnya yaitu
pelatihan kader-kader posyandu

c. Asas Keterpaduan
Asas keterpaduan bertujuan untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta
diperolehnya hasil yang optimal, penyelenggaraan setiap upaya puskesmas harus
diselenggarakan secara terpadu. Upaya ini memadukan kegiatan-kegiatan
masyarakat dengan program kesehatan lain (lintas program dan lintas sektoral).
d. Asas Rujukan
Asas rujukan menjelaskan bahwa puskesmas sebagai sarana kesehatan tingkat
pertama memiliki kemampuaan yang terbatas. Dalam membantu puskesmas
menyelesaikan berbagai masalah kesehatan dan untuk meningkatkan efisiensi,
maka penyelenggaraan setiap upaya puskesmas harus ditopang oleh asas rujukan.
Untuk pelayanan kedokteran, jalur rujukannya adalah rumah sakit, dan untuk
pelayanan kesehatan masyarakat jalurnya adalah kantor kesehatan/bagian kesehatan
masyarakat.

2.7 RUJUKAN
2.7.1. Sistem rujukan upaya kesehatan
Adalah suatu sistem jaringan pelayanan kesehatan yang memungkinkan
terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbale balik atas timbulnya maalah
dari suatu kasus atau masalah kesehatan masyaraakat, baik secara vertikal maupun
horizontal, kepada yang lebih kompeten, terjangkau dan dilakukan secara rasional.
2.7.2. Jenis rujukan
Sistem rujukan secara konsepsional menyangkut hal-hal sebagai berikut :
 Rujukan medis
 Rujukan kesehatan
2.7.3. Tujuan sistem rujukan upaya kesehatan
a. Umum
Dihasilkan pemerataan upaya kesehatan masyarakat yang didukung kualitas
pelayanan yang optimal dalam rangka memecahkan masalah kesehatan

11
b. Khusus
- Dihasilkan upaya pelayanan kesehatan klinik yang bersifat kuratif dan
rehabilitasi secara berhasil guna dan berdaya guna.
- Dihasilkan upaya kesehatan masyarakat yang bersifat preventif dan promotif
secara berhasil guna dan berdaya guna.
2.7.4. Jenjang tingkat pelayanan kesehatan

Tabel 2.1. Hierarki Pelayanan Kesehatan


Jenjang (hirarki) Komponen / Unsur Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehataan oleh individu atau oleh


Tingkat rumah tangga
keluarganya sendiri

Kegiatan swadaya masyarakat dalam menolong


Tingkat masyarakat mereka sendiri oleh kelompok paguyuba, PKK, Saka
Bhakti Husada, anggota RW, RT dan masyarakat

Fasilitas pelayanan kesehatan Puskesmas, puskesmas pembantu, puskesmas

profesional tingkat pertama keliling, praktek dokter swasta dan lain-lain

Fasilitas pelayanan rujukan Rumah sakit, kabupaten/Kota, RS swasta, klinik


Tingkat pertama swasta, laboratorium dan lain-lain

Fasilitas pelayanan rujukan RS type B dan type A, lembaga spesialistik swasta,


yang lebih tinggi lab. Kes daerah, dan lab. Klinik swasta, dll

2.7.5. Alur Rujukan


Alur rujukan medik adalah sebagai berikut :
 Intern antara petugas puskesmas
 Antara puskesmas pembantu dengan puskesmas
 Antara masyarakat dengan puskesmas
 Antara puskesmas yang satu dengan puskesmas yang lain

12
 Antara puskesmas dengan rumah sakit, laboratorium, atau fasilitas kesehatan
lainnya

2.8 STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS


Struktur organisasi puskesmas tergantung dari kegiatan dan beban tugas masing-
masing puskesmas. Penyusunan struktur organisasi puskesmas di satu kabupaten / Kota
dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota, sedangkan penetapannya dilakukan
dengan peraturan Daerah. Sebagai acuan dapat digunakan struktur organisasi puskesmas
sebagai berikut :
a. Unsur Pimpinan : Kepala Puskesmas
b. Unsur Pembantu Pimpinan : Urusan Tata Usaha
c. Unsur Pelaksana :
 Unit yang terdiri dari tenaga / pegawai jabatan fungsional
 Jumlah unit tergantung kepadaa kegiatan, tenaga dan fasilitas tiap daerah
 Unit terdiri dari: unit I, II, III, IV, VI dn VII (lihat bagan)

Bagan Struktur Organisasi Puskesmas

Kepala
Puskesmas

Urusan
Tata Usaha

Unit : I - II Puskesmas Unit : IV - VII


Pelaksana teknis pembantu Pelaksana Teknis

Gambar 2 : Sistem Pelayanan Kesehatan Dasar PUSKESMAS


Sumber: Ma najemen Kesehatan Prodi Kedokteran Universitas Mulawarman Samarinda
2006

13
2.9 MANAJEMEN PUSKESMAS
Pelaksanaan manajemen Puskesmas meliputi perencanaan, penggerakkan dan
pelaksanaan, dan pengawasan, pengendalian, dan penilaian kinerja Puskesmas, yang
merupakan suatu siklus yang terus menerus dan berkesinambungan.
2.9.1. Perencanaan Tingkat Puskesmas
a. Perencanaan Tingkat Puskesmas disusun melalui 4 tahap yaitu :
 Tahap Persiapan
 Tahap Analisa Situasi
 Tahap Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan
 Tahap Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan
b. langkah utama dalam mekanisme perencanaan tingkat puskesmas adalah rencana
usulan kegiatan yang meliputi usulan kegiatan wajib dan usulan kegiatan
perkembangan

2.9.2. Pengorganisasian, pelaksanaan dan pemantauan ruang lingkup


a. Lintas program
Memantau pelasanaan kegiatan puskesmas berdasarkan perencanaan dan
memecahkan masalah yang dihadapi serta tersusunya rencana kerja baru
b. Lintas sektor
Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dan dukungan sektor yang
bersangkutan dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan
c. Penilaian
Pedoman penilaian kerja puskesmas
Penilaian kinerja puskesmas adalah proses menilai hasil karya SDM dalam
suatu organisasi melalui instrumen penilaian kerja. Variabel penilaian
 Variabel kelompok SDM
 Variabel pendidikan
 Variabel masa kerja
 Variabel pengurang
 Variabel penambah
 Variabel produktivitas

14
BAB III
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS KOTARAJA

3.1 DATA PUSKESMAS


3.1.1 Sejarah Berdirinya Puskesmas
Puskesmas Kotaraja berlokasi di Jalan Raya Abepura – Kotaraja, RT 001 / RW
001 Kelurahan Wahno Distrik Abepura Kota Jayapura Provinsi Papua. Pada awal
berdirinya, Puskesmas Kotaraja terletak di Cigombong Kotaraja kemudian pada tanggal
20 Mei 1997 berpindah ke lokasi yang sekarang ini.
3.1.2 Luas Wilayah Kerja Puskesmas
Puskesmas Kotaraja memiliki luas wilayah = 382 km2. Dimana Puskesmas
Kotaraja memiliki wilayah kerja terdiri dari 4 (empat) Kelurahan di 2 (dua) Distrik,
yaitu Distrik Abepura yang meliputi Kelurahan VIM, Kelurahan Wahno, Kelurahan
Waimorock.
3.1.3 Batas-Batas Wilayah
Puskesmas Kotaraja memiliki batas-batas wilayah kerja sebagai berikut :
a. Bagian Timur berbatasan dengan Teluk Youtefa.
b. Bagian Barat berbatasan dengan Perbukitan Waena – Skyline.
c. Bagian Utara berbatasan dengan Distrik Argapura.
d. Bagian Selatan berbatasan dengan Distrik Abepura (Jembatan Kali Acai).
Batas-batas wilayah kerja Puskesmas dapat dilihat pada peta di bawah ini:

15
3.1.4 Lingkungan Fisik Puskesmas.
1. Puskesmas Kota Raja memiliki bangunan permanen terdiri dari dua lantai, kondisi
bangunan dalam keadaan baik, ventilasi yang dimiliki cukup dan memiliki jendela
yang cukup sehingga sinar matahari bisa masuk. Pencahayaan cukup baik pada siang
hari, sedangkan malam hari pencahayaan dari listrik PLN. Kebersihan Puskesmas
baik karena Puskesmas memiliki tenaga kebersihan, pekarangan Puskesmas terlihat
bersih dan ditanami bunga serta pohon.
2. Sampah yang dihasilkan puskesmas dibagi menjadi dua, sampah basah dan non medis
dikumpulkan lalu diangkut oleh mobil pengangkut sampah milik pemerintah kota
Jayapura sedangkan sampah medis dibawa ke rumah sakit Dian Harapan untuk
dimusnahkan dengan insenerator. Sementara itu limbah puskesmas termasuk limbah
laboratorium di tampung di penampungan limbah tertutup yang berada di samping
kanan gedung puskesmas.
3.1.5 Data Demografi.
No Kelurahan Jumlah 15 Tahun WUS

1 Vim 14.900 4.594 1.815

2 Wahno 8.971 2.766 1.093

3 WaiMhorock 10.306 3.177 1.255

Jumlah 34.177 10.537 4163

3.1.6 Agama
Agama yang dianut masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kotaraja beragam
karena masyarakat yang ada di Kotaraja juga heterogen yang terdiri dari Agama
Islam, Protestan, Katolik, Hindu dan Budha. Sedangkan sarana ibadah yang ada di
wilayah kerja puskesmas Kotaraja terdiri dari Mesjid, Gereja, Wihara dan Pura

16
3.1.7 Sumber Dana
Pembiayaan kesehatan di Puskesmas Kotaraja selama tahun 2017 dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:

NO SUMBER DANA JUMLAH

1. APBD (Operasional & UGD) Rp. 208.000.000,-

2. BPJS Rp. 3.769.839.740,-

3. Bantuan Operasional Kesehatan Rp. 301.900.000,-

Jumlah RP 4.379.739.740,-

3.2 DATA SUBSISTEM


3.2.1 Gedung Puskesmas Kotaraja terdiri dari dua lantai dengan bagian sebagai
berikut:
1. Lantai bawah terdapat 11 ruangan terdiri dari :
1) Loket
2) Poli MTBS dan balita
3) Ruangan KIA
4) Poli Umum
5) Ruang Gizi
6) Ruang Sanitasi
7) Kamar Mandi
8) Ruang Tindakan
9) Ruang Tunggu
10) Apotek
11) Gudang Barang
2. LantaiAtas terdiri dari 10 ruangan yang terdiri dari :
1) Poli Gigi
2) Kamar Mandi
3) Laboratorium

17
4) Ruang TB paru
5) Ruang Kusta
6) Ruang VCT/IMS
7) Ruang Kepala Puskesmas
8) Ruang Tata Usaha
9) Ruang Tunggu
10) Gudang Alat Kesehatan

3.2.2 Sarana Pelayanan Kesehatan

Kelurahan
No Tempat Pelayanan Jumlah
Vim Wahno WaiMhorock
1 Posyandu Bayi/ Balita 7 5 5 17
2 Posyandu Lansia 1 1 1 3
3 Posbindu 1 1 1 3
4 Apotik/klinik 3 2 2 7
5 Puskesmas Pembantu 0 0 0 0
6 Pengobatan herbal 1 2 1 4
Jumlah kader posyandu 35 22 25 82

3.2.3 Ekonomi.
Puskesmas Kotaraja berada di tengah-tengah kota sehingga, wilayah kerjanya banyak
terdapat Toko, Tempat Kerja (perkantoran pemerintah maupun swasta), serta pasar. Wilayah
kerja Puskesmas terdapat dua buah pasar tradisional yaitu Pasar Youtefa terletak di
keluarahan Wai Mhorock dan Pasar Cigombong di kelurahan Vim.

3.2.4 Transportasi
Sarana transportasi yang dapat digunakan masyarakat untuk mengakses pelayanan di
Puskesmas Kotaraja adalah mobil angkutan umum dan motor ojek. Alat transportasi yang
digunakan Puskesmas untuk mencapai masyarakat dalam melaksanakan program di luar
gedung adalah mobil Pusling serta kendaraan roda dua.

18
3.2.5 Komunikasi
Sarana komunikasi yang ada di Puskesmas Kotaraja terdiri dari telepon, internet, koran,
televisi. Sedangkan alat komunikasi yang ada untuk pasien yang datang ke Puskesmas adalah
poster, majalah kesehatan, pamplet, lieflet.

3.2.6 Pendidikan
No Jenis Sekolah Kelurahan Jumah
VIM Wahno Waimhorock
1 Paud 1 2 2 5
2 TK 3 2 1 6
3 SD 5 1 6 12
4 SMP 1 0 2 3
5 SMA/SMK 2 1 2 5
6 PerguruanTinggi 2 1 0 3

3.2.7 Data Tempat-tempat Umum


No Jenis TTU Kelurahan
Jumlah
VIM Wahno WaiMhorock
1 Salon 10 2 5 17
2 Pangkas Rambut 3 1 2 6
3 Bar 0 0 2 2
4 Panti Pijat 0 0 1 1
5 Hotel 3 1 1 5
6 Tempat Ibadah 12 6 9 27

3.2.8 Data Tempat Pengolahan Makanan


Kelurahan
No Jenis TPM Jumlah
VIM Wahno WaiMhorock
1 Rumah Makan 9 6 7 22
2 Warung Makan 13 3 22 38

19
3 Depot air minum 11 10 10 31
4 Kafe 3 0 2 5
5 Industri Rumah Tangga 3 1 3 7

3.2.9 Ketenagaan
Jumlah pegawai di Puskesmas Kotaraja Tahun 2016 adalah 48 orang, dapat dilihat pada
table berikut :

Keadaan Pegawai Puskesmas Kotaraja


Berdasarkan Jenis Ketenagaan Dan Kulifikasi Pendidikan Tahun 2016

No JENIS KETENAGAAN JUMLAH KET

1 Dokter Umum 4 2 org kontrak

2 Dokter Gigi 2 1 org kontrak

3 Ners 2 1 org magang

4 Sarjana Kesehatan Masyarakat 5 1 org magang

5 Sarjana Keperawatan 3 1 org magang

6 Sarjana Ekonomi 1

7 D3 Keperawatan 14 4 org magang, 1 ijin belajar

8 D3 Kebidanan 6 1 org magang

9 D3 Gizi 2

10 D3 Kesehatan Lingkungan 1

11 D3 Analis Kesehatan 2 1 org magang

12 Apoteker 1 Magang

13 SMF 1

14 SMAK 3

20
15 SMA 1

16 SPK 1

17 Tenaga Lainnya 2 Driver dan CS

Jumlah 51

3.2.10 Manajemen Pelayanan


1. Motto, Visi dan Misi
Motto : “Anda Sehat, Kami Senang”
Visi : Melayani dangan Kasih menuju Kota Beriman 2017

Misi :
1) Mewujudkan Puskesmas sebagai pilihan utama dalam pelayanan masyarakat.
2) Mengembangkan pelayanan kesehatan yang prima dan terpadu.
3) Memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.

2. Manajemen/ Alur kerja puskesmas kotaraja dapat dilihat sebagai berikut:

Datang

Loketpendaftaran Loket BPJS

Gigi keperawa Kia/kb mtbs Imunisasi/ P2 kusta lab r. suntik Vct/ims,tb/


tan gizi paru

DokterUmum /Gigi Tu, RujukanSkk

Loket Bayar

Apotek Pulang

Gambar 3.Alur Kerja Puskesmas

21
4.1 PROGRAM KERJA PUSKESMAS KOTARAJA

4.1.1 PROGRAM DASAR DAN PROGRAM PENGEMBANGAN PUSKESMAS


 Upaya Kesehatan Wajib
Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
komitmen nasional, regional dan global serta mempunyai daya ungkit tinggi untuk
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib tersebut adalah :
 Upaya promosi kesehatan (PROMKES)
 Upaya kesehatan lingkungan (KESLING)
 Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana (KIA/KB)
 Upaya perbaikan gizi
 Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)
 Upaya pengobatan
 Upaya pencatatan dan pelaporan (SP2TP).
 Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang
disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan terdiri
 Upaya kesehatan sekolah (UKS)
 Upaya kesehatan gigi dan mulut
 Upaya kesehatan usia lanjut (POSYANDU LANSIA)
4.1.2 PROGRAM PRIORITAS PUSKESMAS KOTA RAJA
Puskesmas Perawatan Kotaraja mempunyai beberapa program prioritas yang merujuk
pada Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 tahun 2014 tentang Puskesmas. Program prioritas
ini terangkum dalam Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP.) Upaya Kesehatan Masyarakat terdiri dari UKM Esensial yang
merupakan upaya yang wajib dilaksanakan di Puskesmas dan UKM Pengembangan yang
bersifat inovasi tergantung dari kebutuhan wilayah setempat.

22
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Esensial terdiri dari
a. Upaya Promosi Kesehatan (PROMKES)
b. Upaya Kesehatan Lingkungan (KESLING)
c. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana (KIA/KB)
d. Upaya Perbaikan Gizi
e. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)

Upaya kesehatan Masyarakat (IKM) Pengembangan terdiri dari:


a. Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)
b. Upaya Kesehatan Gigi Mulut
c. Upaya Kesehatan Lanjut Usia

Upaya Kesehatan Perorangan terdiri dari :


a. Pelayanan Unit Gawat Darurat 24 jam
b. Pelayanan Rawat Inap
c. Pelayanan Rawat Jalan

1. UPAYA PROMOSI KESEHATAN (PROMKES)


a. Kegiatan
 Penyuluhan kesehatan masyarakat perorangan dan kelompok
 Promosi kesehatan di sekolah
 Promosi kesehatan di tempat kerja
 Penyuluhan di dalam gedung
 Penyuluhan di Pospindu dan Posyandu Lansia
 Pembuatan lifleat atau poster atau baliho
b. Tujuan
 Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang arti dan pentingnya kesehatan
 Meningkatkan sumberdaya masyarakat
 Meningkatkan pengetahuan anak usia sekolah
 Meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan

23
 Memberikan pengetahuan kepada pasien yang datang langsung berobat untuk
memberikan informasi kepada masyarakat

c. Sasaran dan Target


 Masyarakat di kelurahan dan kampung di wilayah kerja Puskemas Kotaraja
 Masyarakat yang mempunyai peran penting di wilayah kerja Puskemas
Kotaraja
 Anak sekolah TK PAUD, SD, SMP, SMA yang ada di wilayah kerja
Puskemas Kotaraja
 Tenaga kerja di wilayah kerja Puskemas Kotaraja
 Pasien yang berobat dan di rawat di Puskemas Kotaraja

d. Pelaksanaan
Kegiatan PROMKES di Puskesmas Kotaraja pada tahun 2017 sudah
berjalan dengan maksimal. PROMKES dilaksanakan pada saat kegiatan
pelayanan puskesmas, di sekolah-sekolah, tempat ibadah dan tempat-tempat keria
yang berada wilayah kera Puskesmas Kota Raja didukung juga dengan
pembuatan poster dan baliho yang ditempatkan di lingkungan sekitar puskesmas.
Materi PROMKES yang sering diberikan dalam bentuk penyuluhan yaitu
mengenai Diabetes Melitus, Hipertensi, Malaria, PHBS, KB, ANC, Gizi, TB-
Paru, Ca Servix, IMS dan HIV/AIDS, PJK, dan Asma Bronkial.
.
2. UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN (KESLING)
a. Kegiatan
 Pemeriksaan kesehatan perumahan atau rumah sehat
 Rumah dengan SPA
 Pemeriksaan sarana air bersih (depot air minum) atau sumur gali atau sumur
pompa atau SPT
 Pemeriksaan jaga sehat
 Pemeriksaan TPA
 Pemeriksaan industri rumah tangga

24
 Pemeriksaan TTU

b. Tujuan
 Kondisi rumah yang sehat
 Lingkungan rumah yang sehat
 Air sehat dan siap dikonsumsi atau air bersih secara fisik
 Jaga kebersihan atau kesehatan
 TPA kondisi baik
 TPM yang bersih dan sehat
 TTU yang bersih dan sehat

c. Pelaksanaan
Petugas kesling biasanya bekerja sama dengan bidang promkes untuk
mempromosikan sanitasi lingkungan agar masyarakat dapat berperan dalam
menjaga kesehatan lingkungan dan tidak menimbulkan penyakit terutama KLB.
Kendala yang dihadapi oleh petugas adalah PHBS dari masyarakat yang masih
sulit diubah.
Adapun program kesehatan lingkungan pada tahun 2017 adalah sebagai
berikut
 Penyehatan tempat-tempat usaha
 Penyehatan tempat-tempat produksi makanan
 Pembersihan sarana air bersih
 Pemeriksaan depot isi ulang

3. UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) SERTA KELUARGA


BERENCANA (KB)
a. Kegiatan
 Pendataan ibu hamil dan pendampingan P4K
 Kunjungan ibu hamil K4
 Deteksi dini dan pemantauan ibu hamil resiko tinggi

25
 Kelas ibu hamil
 Senam ibu hamil
 Kunjungan rumah neonatus
 Kunjungan rumah neonatus resiko tinggi
 Kunjungan rumah nifas
 Kunjungan rumah nifas resiko tinggi
 Pendataan bayi dan balita di posyandu
 Pemantauan kesehatan bayi dan balita resiko tinggi
 Pendataan peserta KB aktif
 Penyuluhan KB konseling
 Kunjungan rumah peserta KB DO (Drop Out)
 Promosi ASI eksklusif dan KB posyandu
 Pemeriksaan IVA test
b. Tujuan
 Semua ibu hamil mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar
 Meningkatkan cakupan K4
 Semua ibu hamil resiko tinggi terdeteksi dan terlayani
 Menambah pengetahuan tentang kehamilan, persalinan, nifas, BBLR
 Mempersiapkan kondisi ibu hamil menghadapi persalinan
 Meningkatkan cakupan neonatus
 Neonatus resiko tinggi ditangani dan terdeteksi
 Meningkatkan cakupan nifas
 Nifas resiko tinggi terdeteksi dan ditangani
 Semua bayi dan balita mendapat pelayanan penimbangan dan imunisasi
 Deteksi dini resiko tinggi bayi dan balita
 Meningkatkan pelayanan KB
 Menambah pengetahuan tentang kontrasepsi
 Menurunkan angka kelahiran
 Meningkatkan cakupan AE
 Deteksi dini kanker mulut rahim

26
c. Sasaran dan Target
 Ibu hamil dan ibu hamil resiko tinggi yang berada di wilayah kerja
Puskesmas Kotaraja
 lbu nitas dan ibu nifas resiko tinggi yang berada di wilayah keria Puskesmas
Kotaraja
 Neonatus dan neonatus resiko tinggi yang berada di wilayah kerja Puskesmas
Kotaraja
 Bayi/balita yang berada di wilayah kerja Puskesmas Kotaraja
 Bayi balita resiko tinggi yang berada di wilayah kerja Puskesmas Kotaraja

d. Pelaksanaan
 Pendataan ibu hamil dan pendampingan P4K
Pendataan ibu hamil, dilakukan dengan metode kunjungan rumah yang
dilakukan langsung oleh petugas puskesmas (khususnya bidan). Pendataan
yang dilakukan meliputi pendataan WUS, PUS, ibu hamil, bayi/balita, ibu
nifas, neonatus. Pendataan dilakukan tiap bulan.
Pendampingan P4K ini mulai direncanakan sejak saat ibu hamil
melakukan kunjungan ANC pertama kali. Pendampingan PAK ini bertujuan
untuk melakukan persiapan persalinan, kemudian di lakukan penempelan
stiker di depan rumah ibu hamil tersebut sehingga masyarakat sekitar
mengetahui.
 Kunjungan ibu hamil K4/ANC
Kunjungan ibu hamil di lakukan 4 kali di puskesmas selama
kehamilannya, yakni satu kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester
kedua dan dua kali pada trimester ketiga. Jika ada ibu hamil yang tidak
datang melakukan kunjungan ANC ke Puskesmas, maka petugas puskesmas
(bidan) akan mengunjungi ke rumah ibu hamil tersebut.
 Deteksi dini dan pemantauan ibu hamil resiko tinggi
Pada saat kunjungan ANC yang pertama kali, setiap ibu hamil akan
dilakukan screening untuk mendeteksi adanya kehamilan dengan resiko
tinggi. Screening berupa pemeriksaan tekanan darah dan proteinuri untuk

27
mengetahui adanya resiko PEB. Jika kehamilan resiko tinggi tersebut
dianggap dapat ditangani di puskesmas, maka akan ditangani. Namun, jika
dianggap tidak bisa ditangani, maka akan segera dirujuk ke fasilitas kesehatan
yang lebih lengkap di Rumah Sakit.
 Pemantauan kesehatan bayi dan balita resiko tinggi
Pemantauan kesehatan bayi dan balita resiko tinggi dilakukan di Posyandu
ataupun melalui kunjungan rumah.
 Pendataan peserta KB aktif
Kegiatan pendataan peserta KB aktif ini dilakukan di posyandu dan di
Puskesmas Kotaraja itu sendiri. Pendataan peserta KB aktif selama ini
berjalan dengan baik.
 Penyuluhan KB konseling
Kegiatan penyuluhan KB konseling dilakukan di posyandu ataupun di
Puskesmas Kotaraja itu sendiri. Kegiatan ini dilakukan secara langsung
kepada ibu yang bersangkutan ketika diadakan posyandu.
 Promosi ASI eksklusif dan KB di posyandu
Kegiatan Promosi ASI eksklusif dan KB di posyandu selama ini berjalan
dengan baik

4. UPAYA PERBAIKAN GIZI


a. Kegiatan
- Pemberian vitamin A (TK / PAUD)
- Penyuluhan gizi di posyand
- Pemantauan status gizi bayi /balita di posyandu
- Penyuluhan pemberian makanan tambahan (PMT) untuk bayi / balita / ibu
hamil
- Pemberian makanan tambahan (PMT) pemulihan balita dengan status gizi
buruk
- Pendistribusian PMT penyuluhan bayi / balita
- Pendistribusian PMT pemulihan balita gizi buruk
- Penyegaran kader

28
- Kegiatan pos gizi
- Keluarga sadar gizi (kadarzi)
- Penjaringan wanita usia subur (WUS) di SMP kelas III / SMA / SMK kelas I
III
- Kunjungan rumah bayi / balita gizi kurang
- Sweeping vitamin A di 2 kelurahan/ kampung
- Pemeriksaan kecacingan anak sekolah TK / PAUD / SD
- Pengobatan kecacingan anak sekolah TK / PAUD / SD

b. Tujuan
- Menekan angka kekurangan vitamin A pada anak
- Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang arti dan pentingnya status
gizi pada bayi / balita dan ibu hamil
- Menjaring bayi / balita dengan status gizi buruk
- Meningkatkan status gizi bayi / balita
- Memperbaharui wawasan dan pengetahuan kader tentang informasi kesehatan
terbaru
- Mendata jumlah wanita usia subur yang ada di wilayah kerja Puskemas Kota
Raja dan sebagai bahan laporan ke Dinas Kesehatan Kota Jayapura
- Menekan angka kecacingan pada TKI PAUD / SD

c. Sasaran dan Target


- Anak sekolah TK / PAUD / SD di wilayah kerja Puskemas Kotaraja
- Bayi / balita / ibu hamil di wilayah kerja Puskemas Kotaraja
- Bayi / balita dengan status gizi buruk yang ada di wilayah kerja Puskemas
Kotaraja
- Kader yang ada di wilayah kerja Puskemas Kotaraja
- Keluaraga yang mempunyai bayi / balita dengan status gizi BGM (Bawah
Garis Merah) di wilayah kerja Puskemas Kotaraja
- Wanita usia subur yang duduk di bangku SMP kelas III dan SMA / SMK
kelas I-III di wilayah kerja Puskemas Kotaraja

29
d. Pelaksanaan
- Pemberian vitamin A (TK / PAUD)
- Penyuluhan gizi di posyandu
Kegiatan penyuluhan gizi ini dilakukan setiap bulan, bersamaan dengan kegiatan
posyandu. Di tahun 2017, kegiatan ini sudah dilaksanakan sejak bulan Januari
sampai saat ini.
- Pemantauan status gizi bayi / balita di posyandu
Kegiatan pemantauan status gizi bayi / balita di posyandu dilaksanakan setiap
bulan, bersamaan dengan kegiatan posyandu dan telah berjalan dengan baik
sampai saat ini.
- Pemberian makanan tambahan (PMT) untuk bayi / balita / ibu hamil.
- Kegiatan pos gizi
Kegiatan pos gizi ini merupakan program dari Dinas Kesehatan Kota Jayapura
untuk sepuluh (I0) bayi / balita gizi buruk di setiap desa atau kelurahan wilayah
kerja Puskesmas.
Kegiatan ini dilaksanakan oleh kader, dengan cara turun ke rumah-rumah warga
untuk mencari bayi / balita dengan status gizi BGM (Bawah Garis Merah).
- Pemeriksaan dan pengobatan kecacingan anak sekolah TK / PAUD / SD
Kegiatan pengobatan kecacingan ini sebelumnya sudah terlaksana di Puskesmas
Kotaraja namun, sempat terhenti akibat adanya peraturan baru yang
menyebutkan bahwa obat cacing baru dapat diberikan setelah dilakukan
pemeriksaan feses di laboratorium. Kegiatan ini dilakukan setahun 2 kali (setiap
6 bulan sekali).

5. UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR


a. Diare
Kegiatan
- Rehidrasi oral
- Pengambilan data di PKM dan pelayanan kesehatan Pustu

30
- Kegiatan penunjang meliputi pertemuan atau konsultasi ke Dinas Kesehatan Kota
Jayapura dan pencatatan serta pelaporan

Tujuan
- Mencegah pasien kekurangan cairan atau dehidrasi
- Tatalaksana diare sesuai standar
Sasaran
- Pasien diare
- Rumah tangga
Target
- Penderita
- Balita
b. Pneumonia
Kegiatan
- Pemantauan kasus pneumonia balita
- Transportasi care seeking pneumonia
- Kegiatan penunjang: pelaporan mengantarkan laporan dan konsultasi ke Dinas
Kesehatan Kota Jayapura
Tujuan
- Menurunkan angka kesakitan dan kematian balita akibat pneumonia
- Melakukan kunjungan ulang pasien balita dengan pneumonia yang tidak datang
kembali untuk kunjungan ulang
Sasaran
- Pasien balita dengan pneumonia
- Rumah tangga
c. Campak
Kegiatan
- Pengambilan data campak
- Pemberian vitamin A dosis tinggi
- Pengambilan spesimen campak ke Dinas Kesehatan Provinsi, monitoring
penderita campak, pencatatan dan pelaporan

31
Tujuan
- Terlaksananya pengumpulan data campak
- Mencegah terjadinya kerusakan mata atau kebutaan
- Menegakkan diagnosis dan konfirmasi laboratorium
- Mengetahui jumlah penderita campak dan mencegah terjadinya KLB
Sasaran
- Bayi dan balita
- Rumah tangga
d. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Kegiatan
- Pengambilan data pasien yang dicurigai DBD
- Pemantauan kasus DBD
- Kegiatan penunjang : pemeriksaan darah di laboratorium puskesmas, monitoring
penderita DBD, pencatatan dan pelaporan serta konsultasi ke Dinas Kesehatan
Kota Jayapura
Tujuan
- Mengetahui jumlah kasus DBD di wilayah kerja puskesmas
- Mencegah terjadinya KLB DBD
- Tindak lanjut dari Dinas Kesehatan untuk dilakukan foging
Sasaran
- Pasien yang dicurigai DBD
- Rumah tangga

e. TB Paru
Kegiatan
- Penjaringan suspek TB atau pengambilan spesimen TB
- Pemantauan kepatuhan minum obat
- Kontak serumah dengan pasien TB Paru positif
- PP INH profilaktif balita
- Mantoux test untuk screening TB pada Anak

32
Tujuan
- Untuk mencapai tataran target
- Memantau kemajuan pengobatan dengan pemeriksaan ulang dahak
- Orang yang tinggal serumah dengan pasien
Sararan : pasien
Target : 180 peserta

f. Kusta
Kegiatan
- Pelacakan kasus kusta
- Pemantauan pasien kusta serta kepatuhan minum obat
- Survei kusta anak sekolah
Tujuan
- Agar dapat mengetahui lebih dini kasus kusta
- Agar petugas dapat mengetahui dan mengawasi obat yang diberikan dapat
diminum sampai tuntas
- Supaya dapat diketahui penyakit kusta pada anak usia sekolah

Dalam rangka untuk meningkatkan pencegahan penyakit menular di puskesmas


Koya Barat, petugas kesehatan. melakukan upaya kegiatan dengan bekerja sama dengan
promkes untuk menurunkan angka penyakit menular. Kegiatan ini meliputi promosi,
konseling pasien dengan HIV/AIDS, pengambilan spesimen darah melalui puskesmas
keliling dan puskesmas pembantu untuk pelacakan malaria dan DBD.
Untuk pasien TB, petugas biasanya melakukan penjaringan suspek, pemantauan
kepatuhan minum obat. dan melihat adanya kontak penderita dengan keluarga atau
lingkungan, untuk IMS dan HIV/AIDS petugas biasanya melakukan penjaringan di
Asrama-Asrama Mahasiswa, Kos-Kosan yang padat penghuninya.
Kegiatan ini sendiri melibatkan masyarakat dengan petugas. Untuk pasien TB di
Wilayah PKM Kota Raja rata-rata orang asli papua dan rata- rata mereka berusia antara
16-35 tahun. Pasien TB Paru di PKM Kota Raja pada umumnya patuh dalam
mengkonsumsi obat anti TB sampai tuntas, namun hanya 1 atau 2 orang saja yang

33
terkadang putus obat, biasanya hal ini terjadi karena beberapa faktor. Ada pasien yang
tidak patuh atau putus obat karena pergi keluar kota tanpa memberitahukan petugas
sehingga pasien sering terlambat kembali kontrol atau datang ketika waktu yang
ditentukan untuk ambil obat sudah lewat. Hal ini dikarenakan kurangnya keterbukaan
masyarakat terhadap petugas dan faktor lain terkadang disebabkan oleh karena kesibukan
atau keperluaan mendadak yang berhubungan dengan pekerjaan pasien itu sendiri yang
sering keluar kota.
Ada juga pasien yang minum obat l-2 bulan saja setelah itu apabila pasien merasa
sehat, maka ia tidak akan melanjutkan untuk pengobatan, biasanya hal ini disebabkan
karena kurangnya kesadaran. Faktor lain yang mempengaruhi adalah pasien yang tidak
bisa terima dengan keadaan penyakit yang dialaminya, sehingga enggan utuk berobat dan
hanya memilih untuk pasrah, kondisi seperti ini sering terjadi pada penderita TB dengan
HIV positif. Disinilah peran petugas PKM dimana mereka akan mengunjungi pasien dari
rumah ke rumah atau kadang lebih banyak pasien yang memilih untuk berjumpa di luar
rumah. Tujuanya untuk melacak kepatuhan minum obat pasien, serta mendiskusikan dan
mencari jalan keluar untuk setiap masalah atau kendala yang dialami pasien terkait
kepatuhan dalam mengkonsumsi obat.
Untuk diare, campak, dan kusta biasanya petugas melakukan survey dan pelacakan di
sekolah maupun di rumah pasien dengan berdasarkan keluhan masyarakat. Setelah itu,
petugas akan turun ke daerah tersebut untuk melakukan survey. Petugas bekerja sama
dengan promkes dan kesling untuk mempromosikan hidup sehat dan kegiatan ini
biasanya dilakukan oleh petugas puskesmas di PKM Kotaraja baik di dalam gedung dan
dilakukan juga di luar gedung, seperti di sekolah-sekolah, pustu, posyandu balita untuk
melakukan penyuluhan tentang P2M. Program P2M di Puskesnms Kotaraja mengenai
beberapa penyakit yaitu: IMS, HIV/AIDS, TB Paru, DBD, Campak, Diare, Frambusia
dan Kusta.

4.1.3 UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN


1. Upaya kesehatan gigi dan mulut
Kegiatan rutin yang dilakukan di polik gigi Puskesmas Kota Raja adalah

34
a. Kegiatan di dalam gedung (In Door)
- Kegiatan pencabutan gigi. Kegiatan pencabutan gigi yang dapat dilakukan, yaitu
pencabutan gigi sulung ataupun gigi tetap. Merupakan kegiatan yang paling
banyak di polik gigi, dimana mencapai 60% dari kegiatan yang dilakukan.
Pasiennya yang paling banyak adalah anak dan dewasa.
- Kegiatan penambalan gigi. Kegiatan penambalan terhadap gigi sulung ataupun
gigi tetap, presentasenya sekita 35%.
2. Usaha kesehatan sekolah (UKS)
- Kegiatan yang rutin dilakukan, yaitu penjaringan anak sekolah, penyuluhan dan
cara mencuci tangan pakai sabun. Sebelumnya akan dilakukan pelatihan terlebih
dahulu, kegiatan ini dikhususkan bagi siswa SD saja. Hal ini dikarenakan siswa
SMP sudah tergabung dalam Palang Merah Remaja (PMR). Dalam kegiatan UKS
ini, melibatkan petugas puskesmas yang berperan sebagai pembina dan guru-guru
di Sekolah. Sampai saat ini kegiatan UKS ini masih berjalan dan di follow-up
setiap 6 bulan sekali.
3. Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut
- Posyandu Lansia. Kegiatan posyandu lansia ini ditujukan bagi masyarakat lansia
di atas 55 tahun. Kegiatan posyandu lansia ini dilakukan sebulan sekali,
kegiatannya dilakukan di luar gedung berupa pemeriksaan kesehatan dan
penyuluhan.Serta senam pro lansia, biasanya dilakukan pagi hari sebelum
memulai kegiatan pemeriksaan kesehatan dan penyuluhan. Penyuluhan yang
dilakukan berupa Kesehatan Jantung, Diabetes Melitus, Hipertensi dan Gagils.

35
BAB V
ANALISIS DATA PENYAKIT

5.1 DATA PENYAKIT TERBANYAK

No Nama Penyakit Jumlah


1 ISPA 4501
2 Malaria 1258
3 Penyakit Pulpa dan Periapikal 1239
4 Karies Gigi 1119
5 Hipertensi 792
6 Muskuloskeletal 397
7 Diare 395
8 Dislipidemia 384
9 Gastritis 314
10 Penyakit Infeksi Kulit 197
Tabel 1 : 10 Besar Penyakit Puskesmas Koya Barat Periode Januari 2018 – Mei 2018

5000 ISPA
4500
4000 MALARIA
3500
3000 PENYAKIT PULPA &
2500
2000 PERIAPIKAL
KARIES GIGI
1500
1000
500 HIPERTENSI
0
MUSKULOSKELETAL

DIARE

DISLIPIDEMIA

GASTRITIS

INFEKSI KULIT

Grafik 1 :10 Besar Penyakit Puskesmas Kotaraja Periode Januari 2018 – Mei 2018

36
Data di atas menunjukkan data bahwa, penyakit terbanyak dalam periode Januari – Mei
2018n adalah ISPA dan penyakit terendah adalah Penyakit infeksi kulit.

5.2 ANALISA
1. ISPA atau infeksi saluran pernafasan atas menduduki peringkat pertama sebesar (42,5%).
Banyaknya kasus ISPA di Puskesmas Kotaraja dikarenakan ISPA sendiri adalah penyakit
menular yang agentnya adalah virus atau bakteri, dimana virus atau bakteri ini dapat
ditularkan melaui udara sehingga penularan ispa dari satu individu ke individu lan
sangatlah mudah. Selain itu berhubungan dengan pengaruh cuaca, polusi udara,
kepadatan tempat tinggal, serta higiene perorangan. Puskesmas Kotaraja berada
diwilayah perkotaan dimana tingkat polusi udara yang tinggi seperti asap rokok, asap
pembakarn Rumah Tangga, gas buang sarana transportasi dan industry dapat menjadi
agen infeksius yang menyebabkan timbulnya ISPA namun keberadaan agen infeksius
tidak langsung menyebabkan ISPA karena factor pertahanan tubuh juga menjadi hal yang
penting. Adanya pencemaran udara di lingkungan rumah akan merusak mekanisme
pertahanan paru-paru sehingga mempermudah timbulnya gangguan pernapasan.
Tingginya tingkat pencemaran udara menyebabkan ISPA memiliki angka yang paling
banyak diderita oleh masyarakat dibandingkan penyakit lainnya. Selain faktor tersebut,
peningkatan penyebaran penyakit ISPA juga dikarenakan oleh perubahan iklim serta
rendahnya kesadaran perilaku hidup bersih dan sehat dalam masyarakat. Selain itu,
kepadatan hunian dapat mempengaruhi kualitas udara di dalam rumah, dimana semakin
banyak jumlah penghuni maka akan semakin cepat udara di dalam rumah akan
mengalami pencemaran dan menimbulkan gangguan pernapasan
2. Malaria menduduki peringkat kedua terbesar (11,9%). Kota jayapura masih merupakan
daerah endemis malaria. Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh plasmodium
sp dan ditularkan oleh nyamuk anopheles betina. Biasanya nyamuk ini hidup pada daerah
rawa, sungai dan kolam. Faktor penyebabnya berhubungan dengan tingkat pendidikan
yang rendah yang mempengaruhi perilaku kesehatan seseorang, kebiasaan keluar rumah
pada malam hari berkaitan dengan siklus hidup nyamuk yang suka menggigit pada
malam hari, dan adanya pemukiman-pemukiman yang terlalu padat seperti yang terjadi
diwilayah kerja PKM Kotaraja, hal ini juga berkaitan dengan penataan lingkungan yang

37
kurang memadai seperti sanitasi lingkungan yang kurang baik. Selain itu juga resistensi
obat yang disebabkan karena masyarakat yang tidak patuh dalam minum obat dan
perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup sehat. Serta kurangnya
kesadaran masyarakat untuk menggunakan kelambu juga berpengaruh terhadap kejadian
malaria.
3. Penyakit pulpa dan periapikal menduduki peringkat ketiga terbesar (11,7%). Faktor
penyebabnya berkaitan dengan kurangnaya kesadaran masyarakat mengenai kesehatan
gigi, hal ini ditunjukan dengan banyaknya pasien yang berobat ke puskesmas kotaraja
pada saat kondisi giginya sudah lubang parah.
4. Karies menduduki peringkat keempat terbesar (10,5%), ini berhubungan dengan faktor
higienitas oral yang buruk. Kebanyakan kasus ini terjadi pada usia anak dikarenakan
kebiasaan mengkonsumsi makanan manis dan jarang menggosok gigi. Saat seseorang
sering mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung karbohidrat maka
enamel gigi tidak mempunyai kesempatan melakukan proses demineralisasi dan
remineralisasi dengan sempurna sehingga terjadi karies.
5. Hipertensi menduduki peringkat kelima terbesar (7,4%), Penyakit ini berkaitan dengan
penduduk puskesmas kotaraja adalah golongan lansia dan pralansia, dimana kita tahu
bahwa usia merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya penyakit hipertensi, Hal ini
merupakan pengaruh degenerasi yang terjadi pada orang yang bertambah usianya . Selain
karena faktor usia, Puskesmas Kotaraja juga merupakan Puskesmas di wilayah perkotaan,
terdapat kecenderungan bahwa masyarakat perkotaan lebih banyak menderita hipertensi
dibandingkan dengan masyarakat pedesaan karena gaya hidup masyarakat kota yang
menginginkan kehidupan serba instan. Gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga)
juga bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang
diturunkan (genetic), Merokok merupakan gaya hidup yang dapat meningkatkan faktor
risiko hipertensi khususnya dan penyakit kardiovaskuler secara umum di Indonesia.
6. Muskuloskeletal menduduki peringkat keenam terbesar (3,7%), faktor penyebabnya
berkaitan dengan usia, gaya hidup yang buruk seperti merokok, kurang mengkonsumsi
makanan yang mengandung vitamin D juga dapat mempengaruhi kepadatan tulang
sehingga dapat meningkatkan risiko timbulnya penyakit musculoskeletal seperti
osteoartritis, dan factor metabolic seperti obesitas, osteoporosis. Perubahan akan terjadi

38
pada tubuh manusia sejalan dengan makin meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi
sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan
demikian itu tampak pula pada semua sistem muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada
kaitannya dengan kemungkinan timbulnya penyakit muskuloskeletal. Salah satunya
adalah osteoartritis. Kejadian penyakit tersebut akan makin meningkat sejalan dengan
meningkatnya usia manusia.
7. Diare menduduki peringkat ketujuh terbesar (3,7%), Faktor penyebab tingginya penyakit
ini ada berbagai macam, bisa virus,bakteri, intoleransi makanan, selain itu juga gaya
hidup masyarakat yang belum semua menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat seperti
kebiasaan mencuci tangan yang benar sehingga memicu timbulnya penyakit ini. Selain
itu ketidaktahuan masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan juga berpengaruh
misalnya, pembuangan sampah, pembuangan air limbah, penyediaan air bersih
berpengaruh terhadap kesehatan terutama tingginya penyakit infeksi saluran pencernaan
khususnya penyakit diare.
8. Dislipidemi menduduki peringkat kedelapan terbesar (3,6%), hal ini dipengaruhi oleh
gaya hidup di perkotaan yang tidak sehat seperti, aktivitas fisik yang kurang, kebiasaan
merokok, dan pola makan yang berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya
penimbunan zat lemak. Hal ini semakin menjadi dengan kian membudayanya konsumsi
makanan siap saji
9. Gastritis menempati urutan kesembilan (2,9%), hal ini berhubungan dengan pola makan
(keteraturan makan, jenis makanan, dan frekuensi makan) yang terjadi di masyarakat
sering dipicu oleh pola makan yang kurang sesuai, faktor psikis dan kecemasan. Rata –
rata pasien yang datang dengan keluhan nyeri ulu hati. Beberapa jenis makanan tersebut
berupa makanan yang mengandung gas (sawi, kol, kedondong), makanan yang bersantan,
makanan yang pedas, asam, dan lain-lain. Rata rata kebiasaan masyarakat ngadirojo
mengkonsumsi makanan yang bersantan dan makanan yang pedas sehingga memicu
keluhan lambung.
10. Infeksi kulit menempati urutan terakhir (1,8%) , hal ini berhubungan dengan faktor
lingkungan dan personal hygiene yang buruk seperti kurangnya kebiasaan mencuci
tangan, kebiasaan mandi yang jarang mengakibatkan infeksi kulit mudah menular.

39
5.3 KESIMPULAN
- Di Puskesmas Kotaraja, kejadian ISPA menempati urutan pertama dalam sepuluh
penyakit terbanyak selama periode januari – mei 2018.
- Kurangnya penyuluhan mengenai Pencegahan dan Penularan ISPA menyebabkan
upaya perawatan dan pencegahan kejadian ISPA dengan cara pemenuhan kebutuhan
udara bersih belum dilakukan dengan baik diwilayah kerja Puskesmas Kotaraja

5.2 SARAN
- Diharapkan petugas kesehatan di PKM Kotaraja lebih meningkatkan pendidikan
kesehatan kepada pasien atau orang tua pasien tentang cara merawat pasien ISPA
dirumah, khusunya dalam hal pemenuhan kebutuhan udara bersih, kebersihan diri
dan pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien ISPA agar kekambuhan dan resiko
komplikasi ISPA dapat berkurang atau tidak terjadi lagi.
- PKM Kotaraja diharapkan dapat lebih mengoptimalkan lagi program promotif untuk
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit ISPA.

40
LAPORAN KEGIATAN

1. NAMA KEGIATAN
Kepaniteraan Klinik Madya SMF Ilmu Kedokteran Komunitas

2. TUJUAN KEGIATAN
Mengetahui manajemen Puskesmas Kotaraja meliputi perencanaan pengorganisasian,
pelaksanaan, dan evaluasi serta monitoring

3. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN


1. Waktu : 23-29 Mei 2018
2. Tempat : Puskesmas Kotaraja

4. JENIS KEGIATAN

Hari Polik TB Polik umum Polik MTBS Apotik KIA/IGD


Lansia
Rabu, Wilda Since Aditya Dion Fince Dewi
23 Mei 2018
Kamis, Dewi Wilda Since Aditya Dion Fince
24 Mei 2018
Juma’t Fince Dewi Wilda Since Aditya Dion
25 Mei 2018
Sabtu, Dion Fince Dewi Wilda Since Aditya
26 Mei 2018
Senin, Aditya Dion Fince Dewi Wilda Since
28 Mei 2018
Selasa, Libur Waisak
29 Mei 2018 Jaga IGD

41
Kamis 24 Mei 2018 Kegiatan penyuluhan IMS di Puskesmas Kotaraja
Hari/tgl Kegiatan Tempat Dokter Coass Jumlah
pasien

Kamis, Penyuluhan Puskesmas dr. Titis Aditya L : 20 orang


24 Mei 2018 Kotaraja P: 35 orang

Jumat, 25 Mei 2018 Kegiatan Penyuluhan Obesitas di Puskesmas Kotaraja


Hari/tgl Kegiatan Tempat Dokter Coass Jumlah
pasien

Jumat, Penyuluhan Puskesmas dr. Titis Aditya L : 15 orang


25 Mei 2018 Kotaraja Dewi P : 20 orang
Wilda

Jumat, 25 Mei 2018 Kegiatan Posbindu di Kelurahan Wahno


Hari/tgl Kegiatan Tempat Dokter Coass Jumlah pasien

Jumat, Posbindu Kelurahan dr. Titis Dion L : 1 orang


25 Mei 2018 Wahno Fince P : 14 orang
Since

Jumat, 25 Mei 2018 Kegiatan Positive Mobile di Kelurahan Way Mhorock


Hari/tgl Kegiatan Tempat Dokter Coass Jumlah pasien

Jumat, Positive Kelurahan dr. Aditya L : 12 orang


25 Mei 2018 Mobile Way Mhorock Immanuel Dewi P : 20 orang
Wilda

42
Sabtu, 26 Mei 2018 Kegiatan Positive Mobile di Kelurahan Wahno
Hari/tgl Kegiatan Tempat Dokter Coass Jumlah pasien

Sabtu, Positive Kelurahan dr. Dion L : 14 orang


26 Mei 2018 Mobile Wahno Immanuel Fince P : 16 orang
Since

Gambar : kegiatan positif mobile di Kelurahan Way Mhorock

43
Gambar : Kegiatan Positive Mobile di Kelurahan Wahno

Gambar : Kegiatan penyuluhan IMS di Puskesmas Kotaraja

44
Gambar : Kegiatan Posbindu di Kelurahan Wahno

Gambar : Kegiatan Penyuluhan Obesitas di Puskesmas Kotaraja

45

Anda mungkin juga menyukai