PENDAHULUAN
2
1.2. TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui manajemen Puskesmas Kotaraja meliputi perencanaan
pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi serta monitoring
1.2.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui upaya-upaya kesehatan wajib di Puskesmas Kotaraja
2. Mengetahui upaya-upaya kesehatan pengembangan di Puskesmas Kotaraja
3. Mengetahui upaya-upaya kesehatan penunjang di Puskesmas Kotaraja
1.3. MANFAAT
1.3.1. Bagi Dinas Kesehatan Kota Jayapura
Memberi informasi kepada Dinas Kesehatan Kota mengenai manajemen
Puskesmas di Kotaraja
1.3.2. Bagi Peneliti Lain
Laporan ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai informasi,
perbandingan dan referensi bagi pasien selanjutnya
1.3.3. Bagi Peneliti
Sebagai syarat untuk menyelesaikan bagian Kepaniteraan Klinik Madya (KKM)
di stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) RSUD Jayapura
1.4. WAKTU DAN TEMPAT
Waktu dilaksanakaan pada saat kegiatan Kepaniteraan Klinik Madya di bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakatyang bertempat di Puskesmas Kotaraja Kota Jayapura.
3
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
5
2.4 FUNGSI PUSKESMAS
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah
mendukung tercapainya tujuan pembungan kesehatan nasional, yakni meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal
di wilayah kerja puskesmas. Apabila dilihat dari fungsinya, Puskesmas atau Pustu memiliki
tiga fungsi yaitu:
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantu penyelenggaraan
pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah
kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Di samping
itu, puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan
setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan
kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan
kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan.
2. Pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga
dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemapuan
melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif adalah
memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut
menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.
Pemberdayaan perorangan, keluarga, dan masyarakat ini diselenggarakan dengan
memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya masyarakat setempat.
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat
pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat
pertama yang menjadi tanggungjawab puskesmas meliputi :
a. Pelayanan kesehatan perorangan. Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan
yang bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit
dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit.
6
b. Pelayanan kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan
yang bersifat public (public goods) dengan tujuan utama memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan
dan pemulihan kesehatan.
2.5 VISI DAN MISI PUSKESMAS
2.5.1. Visi Puskesmas
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah
tercapainya kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia sehat. Kecamatan sehat
adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui
pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam lingkaran kesehatan,
yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat, memiliki
kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan
merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Indikator kecamatan
sehat yang ingin dicapai mencakup 4 indikator utama, yaitu: (1) Lingkungan sehat, (2)
perilaku sehat, (3) Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu, (4) Derajat kesehatan
penduduk kecamatan.
Rumusan visi untuk masing-masing puskesmas harus mengacu padaa visi
pembangunan kesehatan puskesmas di atas, yakni terwujudnya kecamatan sehat, yang
harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat serta wilayah kecamatan
setempat.
2.5.2. Misi Puskesmas
Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah
mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional. Misi tersebut adalah:
Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya
Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan sektor lain yang
diselenggarakan di wilayah kerjanya, agar memperhatikan aspek kesehatan, yaitu
pembangunan yang tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan, setidak-
tidaknya terhadap lingkungan dan perilaku masyarakat.
Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah
kerjanya. Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat yang
7
bertempat tinggal di wilayah kerjanya makin berdaya di bidang kesehatan, melalui
peningkatan kesehatan dan kemampuan menuju kemandirian untuk hidup sehat.
Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan. Puskesmas akan selalu berupaya menyelenggarakan
pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar dan memuaskan masyarakat,
mengupayakan pemerataan pelayanan kesehatan serta meningkatkan efisiensi
pengelolaan dana sehingga dapat dijangkau oleh seluruh anggota masyarakat.
Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat
beserta lingkungannya. Puskesmas akan selalu berupaya memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan
kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat yang berkunjung dan bertempat
tinggal di wilayah kerja puskesmas yang bersangkutan, tanpa diskriminasi dan
dengan menerapkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan yang
sesuai. Upaya pemeliharaan dan peningkatan yang dilakukan puskesmas mancakup
pula aspek lingkungan dari yang bersangkutan.
2.6 Upaya Dan Asas Penyelenggaraan Puskesmas
Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan harus
menerapkan asas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu. Asas penyelenggaraan
puskesmas tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi puskesmas. Dasar pemikirannya adalah
pentingnya menerapkan prinsip dasar dan setiap fungsi puskesmas dalam menyelenggarakan
setiap upaya puskesmas, baik upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan
pengembangan
2.6.1. Upaya Penyelenggaraan Puskesmas
Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan, maka puskesmas bertanggung
jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan
masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari sistem kesehatan nasional merupakan
pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan
menjadi dua yakni:
8
a. Upaya kesehatan wajib
Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi
untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Upaya kesehatan wajib tersebut adalah:
(1) Upaya promosi kesehatan
(2) Upaya kesehatan lingkungan
(3) Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana (KIA / KB)
(4) Upaya perbaikan gizi
(5) Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)
(6) Upaya pengobatan
(7) Upaya pencatatan dan pelaporan (SP2TP)
b. Upaya kesehatan pengembangan
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta
disesuaikan dengan kemampuan puskesmas.
Upaya kesehatan pengembangan terdiri dari:
(1) Upaya kesehatan sekolah
(2) Upaya kesehatan olah raga
(3) Upaya perawatan kesehatan masyarakat
(4) Upaya kesehatan kerja
(5) Upaya kesehatan gigi dan mulut
(6) upaya kesehatan jiwa
(7) Upaya kesehatan mata
(8) Upaya kesehatan usia lanjut
(9) Upaya pembinaan pengobatan tradisional.
Upaya laboratorium medis dan laboratorium kesehatan masyarakat serta upaya
pencatatan dan pelaporan tidak termasuk pilihan karena ketiga upaya ini merupakan
pelayanan penunjang dari setiap upaya wajib dan upaya pengembangan puskesmas.
Perawatan kesehatan masyarakat merupakan pelayanan penunjang baik upaya
kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan. Apabila perawatan
9
kesehatan masyarakat menjadi permasalahan spesifik di daerah tersebut, maka
dapat dijadikan sebgai salah satu upaya kesehatan pengembangan.
Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas
bersama Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan mempertimbangkan masukan
dari BPP. Upaya kesehatan pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan
wajib puskesmas telah terlaksana secara optimal, dalam arti target cakupan serta
peningkatan mutu pelayanan telah tercapai. Apabila puskesmas belum mampu
menyelenggarakan upaya kesehatan pengembangan, padahal menjadi kebutuhan
masyarakat, maka Dinas Kesehatan Kabupaten Kota bertanggung jawab dan wajib
menyelenggarakan. Untuk itu Dinas kesehatan Kabupaten/Kota perlu dilengkapi
dengan berbagai unit fungsional lainya.
Dalam keadaan tertentu, masyarakat membutuhkan pula pelayanan rawat inap.
Untuk itu di puskesmas dapat dikembangkan pelayanan rawat inap tersebut, yang
dalam pelaksanaannya harus memperhatikan berbagai persyaratan tenaga, sarana
dan prasarana sesuai standar yang telah ditetapkan.
2.6.2. Asas Penyelenggaraan Puskesmas
Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama di Indonesia, pengelolaan
program kerja puskesmas berpedoman pada 4 asas pokok yaitu, asas pertanggung
jawaban wilayah, asas peran serta masyarakat, asas keterpaduan dan asas rujukan.
a. Asas Pertanggungjawaban Wilayah
Dalam asas pertanggungjawaban wilayah, puskesmas bertanggungjawab untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang tinggal di wilayah kerjanya.
Merupakan upaya peningkatan kesehatan masyarakat dapat dilihat dari berjalannya
program Posyandu dan kunjungan petugas-petugas kesehatan ke pemukiman
penduduk. Petugas kesehatan aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan sedekat
mungkin kepada masyarakat dan melakukan berbagai program pemeliharaan
kesehatan dan pencegahan penyakit yang merupakan bagian dari pelayanan
keperawatan kesehatan masyarakat
b. Asas Peran Serta Masyarakat
Asas peran masyarakat merupakan upaya-upaya yang dilakukan petugas
kesehatan di puskesmas untuk sebisa mungkin memberdayakan masyarakat agar
10
berperan aktif dalam menyelnggarakan program kerja puskesmas. Contohnya yaitu
pelatihan kader-kader posyandu
c. Asas Keterpaduan
Asas keterpaduan bertujuan untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta
diperolehnya hasil yang optimal, penyelenggaraan setiap upaya puskesmas harus
diselenggarakan secara terpadu. Upaya ini memadukan kegiatan-kegiatan
masyarakat dengan program kesehatan lain (lintas program dan lintas sektoral).
d. Asas Rujukan
Asas rujukan menjelaskan bahwa puskesmas sebagai sarana kesehatan tingkat
pertama memiliki kemampuaan yang terbatas. Dalam membantu puskesmas
menyelesaikan berbagai masalah kesehatan dan untuk meningkatkan efisiensi,
maka penyelenggaraan setiap upaya puskesmas harus ditopang oleh asas rujukan.
Untuk pelayanan kedokteran, jalur rujukannya adalah rumah sakit, dan untuk
pelayanan kesehatan masyarakat jalurnya adalah kantor kesehatan/bagian kesehatan
masyarakat.
2.7 RUJUKAN
2.7.1. Sistem rujukan upaya kesehatan
Adalah suatu sistem jaringan pelayanan kesehatan yang memungkinkan
terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbale balik atas timbulnya maalah
dari suatu kasus atau masalah kesehatan masyaraakat, baik secara vertikal maupun
horizontal, kepada yang lebih kompeten, terjangkau dan dilakukan secara rasional.
2.7.2. Jenis rujukan
Sistem rujukan secara konsepsional menyangkut hal-hal sebagai berikut :
Rujukan medis
Rujukan kesehatan
2.7.3. Tujuan sistem rujukan upaya kesehatan
a. Umum
Dihasilkan pemerataan upaya kesehatan masyarakat yang didukung kualitas
pelayanan yang optimal dalam rangka memecahkan masalah kesehatan
11
b. Khusus
- Dihasilkan upaya pelayanan kesehatan klinik yang bersifat kuratif dan
rehabilitasi secara berhasil guna dan berdaya guna.
- Dihasilkan upaya kesehatan masyarakat yang bersifat preventif dan promotif
secara berhasil guna dan berdaya guna.
2.7.4. Jenjang tingkat pelayanan kesehatan
12
Antara puskesmas dengan rumah sakit, laboratorium, atau fasilitas kesehatan
lainnya
Kepala
Puskesmas
Urusan
Tata Usaha
13
2.9 MANAJEMEN PUSKESMAS
Pelaksanaan manajemen Puskesmas meliputi perencanaan, penggerakkan dan
pelaksanaan, dan pengawasan, pengendalian, dan penilaian kinerja Puskesmas, yang
merupakan suatu siklus yang terus menerus dan berkesinambungan.
2.9.1. Perencanaan Tingkat Puskesmas
a. Perencanaan Tingkat Puskesmas disusun melalui 4 tahap yaitu :
Tahap Persiapan
Tahap Analisa Situasi
Tahap Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan
Tahap Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan
b. langkah utama dalam mekanisme perencanaan tingkat puskesmas adalah rencana
usulan kegiatan yang meliputi usulan kegiatan wajib dan usulan kegiatan
perkembangan
14
BAB III
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS KOTARAJA
15
3.1.4 Lingkungan Fisik Puskesmas.
1. Puskesmas Kota Raja memiliki bangunan permanen terdiri dari dua lantai, kondisi
bangunan dalam keadaan baik, ventilasi yang dimiliki cukup dan memiliki jendela
yang cukup sehingga sinar matahari bisa masuk. Pencahayaan cukup baik pada siang
hari, sedangkan malam hari pencahayaan dari listrik PLN. Kebersihan Puskesmas
baik karena Puskesmas memiliki tenaga kebersihan, pekarangan Puskesmas terlihat
bersih dan ditanami bunga serta pohon.
2. Sampah yang dihasilkan puskesmas dibagi menjadi dua, sampah basah dan non medis
dikumpulkan lalu diangkut oleh mobil pengangkut sampah milik pemerintah kota
Jayapura sedangkan sampah medis dibawa ke rumah sakit Dian Harapan untuk
dimusnahkan dengan insenerator. Sementara itu limbah puskesmas termasuk limbah
laboratorium di tampung di penampungan limbah tertutup yang berada di samping
kanan gedung puskesmas.
3.1.5 Data Demografi.
No Kelurahan Jumlah 15 Tahun WUS
3.1.6 Agama
Agama yang dianut masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kotaraja beragam
karena masyarakat yang ada di Kotaraja juga heterogen yang terdiri dari Agama
Islam, Protestan, Katolik, Hindu dan Budha. Sedangkan sarana ibadah yang ada di
wilayah kerja puskesmas Kotaraja terdiri dari Mesjid, Gereja, Wihara dan Pura
16
3.1.7 Sumber Dana
Pembiayaan kesehatan di Puskesmas Kotaraja selama tahun 2017 dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:
Jumlah RP 4.379.739.740,-
17
4) Ruang TB paru
5) Ruang Kusta
6) Ruang VCT/IMS
7) Ruang Kepala Puskesmas
8) Ruang Tata Usaha
9) Ruang Tunggu
10) Gudang Alat Kesehatan
Kelurahan
No Tempat Pelayanan Jumlah
Vim Wahno WaiMhorock
1 Posyandu Bayi/ Balita 7 5 5 17
2 Posyandu Lansia 1 1 1 3
3 Posbindu 1 1 1 3
4 Apotik/klinik 3 2 2 7
5 Puskesmas Pembantu 0 0 0 0
6 Pengobatan herbal 1 2 1 4
Jumlah kader posyandu 35 22 25 82
3.2.3 Ekonomi.
Puskesmas Kotaraja berada di tengah-tengah kota sehingga, wilayah kerjanya banyak
terdapat Toko, Tempat Kerja (perkantoran pemerintah maupun swasta), serta pasar. Wilayah
kerja Puskesmas terdapat dua buah pasar tradisional yaitu Pasar Youtefa terletak di
keluarahan Wai Mhorock dan Pasar Cigombong di kelurahan Vim.
3.2.4 Transportasi
Sarana transportasi yang dapat digunakan masyarakat untuk mengakses pelayanan di
Puskesmas Kotaraja adalah mobil angkutan umum dan motor ojek. Alat transportasi yang
digunakan Puskesmas untuk mencapai masyarakat dalam melaksanakan program di luar
gedung adalah mobil Pusling serta kendaraan roda dua.
18
3.2.5 Komunikasi
Sarana komunikasi yang ada di Puskesmas Kotaraja terdiri dari telepon, internet, koran,
televisi. Sedangkan alat komunikasi yang ada untuk pasien yang datang ke Puskesmas adalah
poster, majalah kesehatan, pamplet, lieflet.
3.2.6 Pendidikan
No Jenis Sekolah Kelurahan Jumah
VIM Wahno Waimhorock
1 Paud 1 2 2 5
2 TK 3 2 1 6
3 SD 5 1 6 12
4 SMP 1 0 2 3
5 SMA/SMK 2 1 2 5
6 PerguruanTinggi 2 1 0 3
19
3 Depot air minum 11 10 10 31
4 Kafe 3 0 2 5
5 Industri Rumah Tangga 3 1 3 7
3.2.9 Ketenagaan
Jumlah pegawai di Puskesmas Kotaraja Tahun 2016 adalah 48 orang, dapat dilihat pada
table berikut :
6 Sarjana Ekonomi 1
9 D3 Gizi 2
10 D3 Kesehatan Lingkungan 1
12 Apoteker 1 Magang
13 SMF 1
14 SMAK 3
20
15 SMA 1
16 SPK 1
Jumlah 51
Misi :
1) Mewujudkan Puskesmas sebagai pilihan utama dalam pelayanan masyarakat.
2) Mengembangkan pelayanan kesehatan yang prima dan terpadu.
3) Memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.
Datang
Loket Bayar
Apotek Pulang
21
4.1 PROGRAM KERJA PUSKESMAS KOTARAJA
22
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Esensial terdiri dari
a. Upaya Promosi Kesehatan (PROMKES)
b. Upaya Kesehatan Lingkungan (KESLING)
c. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana (KIA/KB)
d. Upaya Perbaikan Gizi
e. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)
23
Memberikan pengetahuan kepada pasien yang datang langsung berobat untuk
memberikan informasi kepada masyarakat
d. Pelaksanaan
Kegiatan PROMKES di Puskesmas Kotaraja pada tahun 2017 sudah
berjalan dengan maksimal. PROMKES dilaksanakan pada saat kegiatan
pelayanan puskesmas, di sekolah-sekolah, tempat ibadah dan tempat-tempat keria
yang berada wilayah kera Puskesmas Kota Raja didukung juga dengan
pembuatan poster dan baliho yang ditempatkan di lingkungan sekitar puskesmas.
Materi PROMKES yang sering diberikan dalam bentuk penyuluhan yaitu
mengenai Diabetes Melitus, Hipertensi, Malaria, PHBS, KB, ANC, Gizi, TB-
Paru, Ca Servix, IMS dan HIV/AIDS, PJK, dan Asma Bronkial.
.
2. UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN (KESLING)
a. Kegiatan
Pemeriksaan kesehatan perumahan atau rumah sehat
Rumah dengan SPA
Pemeriksaan sarana air bersih (depot air minum) atau sumur gali atau sumur
pompa atau SPT
Pemeriksaan jaga sehat
Pemeriksaan TPA
Pemeriksaan industri rumah tangga
24
Pemeriksaan TTU
b. Tujuan
Kondisi rumah yang sehat
Lingkungan rumah yang sehat
Air sehat dan siap dikonsumsi atau air bersih secara fisik
Jaga kebersihan atau kesehatan
TPA kondisi baik
TPM yang bersih dan sehat
TTU yang bersih dan sehat
c. Pelaksanaan
Petugas kesling biasanya bekerja sama dengan bidang promkes untuk
mempromosikan sanitasi lingkungan agar masyarakat dapat berperan dalam
menjaga kesehatan lingkungan dan tidak menimbulkan penyakit terutama KLB.
Kendala yang dihadapi oleh petugas adalah PHBS dari masyarakat yang masih
sulit diubah.
Adapun program kesehatan lingkungan pada tahun 2017 adalah sebagai
berikut
Penyehatan tempat-tempat usaha
Penyehatan tempat-tempat produksi makanan
Pembersihan sarana air bersih
Pemeriksaan depot isi ulang
25
Kelas ibu hamil
Senam ibu hamil
Kunjungan rumah neonatus
Kunjungan rumah neonatus resiko tinggi
Kunjungan rumah nifas
Kunjungan rumah nifas resiko tinggi
Pendataan bayi dan balita di posyandu
Pemantauan kesehatan bayi dan balita resiko tinggi
Pendataan peserta KB aktif
Penyuluhan KB konseling
Kunjungan rumah peserta KB DO (Drop Out)
Promosi ASI eksklusif dan KB posyandu
Pemeriksaan IVA test
b. Tujuan
Semua ibu hamil mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar
Meningkatkan cakupan K4
Semua ibu hamil resiko tinggi terdeteksi dan terlayani
Menambah pengetahuan tentang kehamilan, persalinan, nifas, BBLR
Mempersiapkan kondisi ibu hamil menghadapi persalinan
Meningkatkan cakupan neonatus
Neonatus resiko tinggi ditangani dan terdeteksi
Meningkatkan cakupan nifas
Nifas resiko tinggi terdeteksi dan ditangani
Semua bayi dan balita mendapat pelayanan penimbangan dan imunisasi
Deteksi dini resiko tinggi bayi dan balita
Meningkatkan pelayanan KB
Menambah pengetahuan tentang kontrasepsi
Menurunkan angka kelahiran
Meningkatkan cakupan AE
Deteksi dini kanker mulut rahim
26
c. Sasaran dan Target
Ibu hamil dan ibu hamil resiko tinggi yang berada di wilayah kerja
Puskesmas Kotaraja
lbu nitas dan ibu nifas resiko tinggi yang berada di wilayah keria Puskesmas
Kotaraja
Neonatus dan neonatus resiko tinggi yang berada di wilayah kerja Puskesmas
Kotaraja
Bayi/balita yang berada di wilayah kerja Puskesmas Kotaraja
Bayi balita resiko tinggi yang berada di wilayah kerja Puskesmas Kotaraja
d. Pelaksanaan
Pendataan ibu hamil dan pendampingan P4K
Pendataan ibu hamil, dilakukan dengan metode kunjungan rumah yang
dilakukan langsung oleh petugas puskesmas (khususnya bidan). Pendataan
yang dilakukan meliputi pendataan WUS, PUS, ibu hamil, bayi/balita, ibu
nifas, neonatus. Pendataan dilakukan tiap bulan.
Pendampingan P4K ini mulai direncanakan sejak saat ibu hamil
melakukan kunjungan ANC pertama kali. Pendampingan PAK ini bertujuan
untuk melakukan persiapan persalinan, kemudian di lakukan penempelan
stiker di depan rumah ibu hamil tersebut sehingga masyarakat sekitar
mengetahui.
Kunjungan ibu hamil K4/ANC
Kunjungan ibu hamil di lakukan 4 kali di puskesmas selama
kehamilannya, yakni satu kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester
kedua dan dua kali pada trimester ketiga. Jika ada ibu hamil yang tidak
datang melakukan kunjungan ANC ke Puskesmas, maka petugas puskesmas
(bidan) akan mengunjungi ke rumah ibu hamil tersebut.
Deteksi dini dan pemantauan ibu hamil resiko tinggi
Pada saat kunjungan ANC yang pertama kali, setiap ibu hamil akan
dilakukan screening untuk mendeteksi adanya kehamilan dengan resiko
tinggi. Screening berupa pemeriksaan tekanan darah dan proteinuri untuk
27
mengetahui adanya resiko PEB. Jika kehamilan resiko tinggi tersebut
dianggap dapat ditangani di puskesmas, maka akan ditangani. Namun, jika
dianggap tidak bisa ditangani, maka akan segera dirujuk ke fasilitas kesehatan
yang lebih lengkap di Rumah Sakit.
Pemantauan kesehatan bayi dan balita resiko tinggi
Pemantauan kesehatan bayi dan balita resiko tinggi dilakukan di Posyandu
ataupun melalui kunjungan rumah.
Pendataan peserta KB aktif
Kegiatan pendataan peserta KB aktif ini dilakukan di posyandu dan di
Puskesmas Kotaraja itu sendiri. Pendataan peserta KB aktif selama ini
berjalan dengan baik.
Penyuluhan KB konseling
Kegiatan penyuluhan KB konseling dilakukan di posyandu ataupun di
Puskesmas Kotaraja itu sendiri. Kegiatan ini dilakukan secara langsung
kepada ibu yang bersangkutan ketika diadakan posyandu.
Promosi ASI eksklusif dan KB di posyandu
Kegiatan Promosi ASI eksklusif dan KB di posyandu selama ini berjalan
dengan baik
28
- Kegiatan pos gizi
- Keluarga sadar gizi (kadarzi)
- Penjaringan wanita usia subur (WUS) di SMP kelas III / SMA / SMK kelas I
III
- Kunjungan rumah bayi / balita gizi kurang
- Sweeping vitamin A di 2 kelurahan/ kampung
- Pemeriksaan kecacingan anak sekolah TK / PAUD / SD
- Pengobatan kecacingan anak sekolah TK / PAUD / SD
b. Tujuan
- Menekan angka kekurangan vitamin A pada anak
- Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang arti dan pentingnya status
gizi pada bayi / balita dan ibu hamil
- Menjaring bayi / balita dengan status gizi buruk
- Meningkatkan status gizi bayi / balita
- Memperbaharui wawasan dan pengetahuan kader tentang informasi kesehatan
terbaru
- Mendata jumlah wanita usia subur yang ada di wilayah kerja Puskemas Kota
Raja dan sebagai bahan laporan ke Dinas Kesehatan Kota Jayapura
- Menekan angka kecacingan pada TKI PAUD / SD
29
d. Pelaksanaan
- Pemberian vitamin A (TK / PAUD)
- Penyuluhan gizi di posyandu
Kegiatan penyuluhan gizi ini dilakukan setiap bulan, bersamaan dengan kegiatan
posyandu. Di tahun 2017, kegiatan ini sudah dilaksanakan sejak bulan Januari
sampai saat ini.
- Pemantauan status gizi bayi / balita di posyandu
Kegiatan pemantauan status gizi bayi / balita di posyandu dilaksanakan setiap
bulan, bersamaan dengan kegiatan posyandu dan telah berjalan dengan baik
sampai saat ini.
- Pemberian makanan tambahan (PMT) untuk bayi / balita / ibu hamil.
- Kegiatan pos gizi
Kegiatan pos gizi ini merupakan program dari Dinas Kesehatan Kota Jayapura
untuk sepuluh (I0) bayi / balita gizi buruk di setiap desa atau kelurahan wilayah
kerja Puskesmas.
Kegiatan ini dilaksanakan oleh kader, dengan cara turun ke rumah-rumah warga
untuk mencari bayi / balita dengan status gizi BGM (Bawah Garis Merah).
- Pemeriksaan dan pengobatan kecacingan anak sekolah TK / PAUD / SD
Kegiatan pengobatan kecacingan ini sebelumnya sudah terlaksana di Puskesmas
Kotaraja namun, sempat terhenti akibat adanya peraturan baru yang
menyebutkan bahwa obat cacing baru dapat diberikan setelah dilakukan
pemeriksaan feses di laboratorium. Kegiatan ini dilakukan setahun 2 kali (setiap
6 bulan sekali).
30
- Kegiatan penunjang meliputi pertemuan atau konsultasi ke Dinas Kesehatan Kota
Jayapura dan pencatatan serta pelaporan
Tujuan
- Mencegah pasien kekurangan cairan atau dehidrasi
- Tatalaksana diare sesuai standar
Sasaran
- Pasien diare
- Rumah tangga
Target
- Penderita
- Balita
b. Pneumonia
Kegiatan
- Pemantauan kasus pneumonia balita
- Transportasi care seeking pneumonia
- Kegiatan penunjang: pelaporan mengantarkan laporan dan konsultasi ke Dinas
Kesehatan Kota Jayapura
Tujuan
- Menurunkan angka kesakitan dan kematian balita akibat pneumonia
- Melakukan kunjungan ulang pasien balita dengan pneumonia yang tidak datang
kembali untuk kunjungan ulang
Sasaran
- Pasien balita dengan pneumonia
- Rumah tangga
c. Campak
Kegiatan
- Pengambilan data campak
- Pemberian vitamin A dosis tinggi
- Pengambilan spesimen campak ke Dinas Kesehatan Provinsi, monitoring
penderita campak, pencatatan dan pelaporan
31
Tujuan
- Terlaksananya pengumpulan data campak
- Mencegah terjadinya kerusakan mata atau kebutaan
- Menegakkan diagnosis dan konfirmasi laboratorium
- Mengetahui jumlah penderita campak dan mencegah terjadinya KLB
Sasaran
- Bayi dan balita
- Rumah tangga
d. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Kegiatan
- Pengambilan data pasien yang dicurigai DBD
- Pemantauan kasus DBD
- Kegiatan penunjang : pemeriksaan darah di laboratorium puskesmas, monitoring
penderita DBD, pencatatan dan pelaporan serta konsultasi ke Dinas Kesehatan
Kota Jayapura
Tujuan
- Mengetahui jumlah kasus DBD di wilayah kerja puskesmas
- Mencegah terjadinya KLB DBD
- Tindak lanjut dari Dinas Kesehatan untuk dilakukan foging
Sasaran
- Pasien yang dicurigai DBD
- Rumah tangga
e. TB Paru
Kegiatan
- Penjaringan suspek TB atau pengambilan spesimen TB
- Pemantauan kepatuhan minum obat
- Kontak serumah dengan pasien TB Paru positif
- PP INH profilaktif balita
- Mantoux test untuk screening TB pada Anak
32
Tujuan
- Untuk mencapai tataran target
- Memantau kemajuan pengobatan dengan pemeriksaan ulang dahak
- Orang yang tinggal serumah dengan pasien
Sararan : pasien
Target : 180 peserta
f. Kusta
Kegiatan
- Pelacakan kasus kusta
- Pemantauan pasien kusta serta kepatuhan minum obat
- Survei kusta anak sekolah
Tujuan
- Agar dapat mengetahui lebih dini kasus kusta
- Agar petugas dapat mengetahui dan mengawasi obat yang diberikan dapat
diminum sampai tuntas
- Supaya dapat diketahui penyakit kusta pada anak usia sekolah
33
terkadang putus obat, biasanya hal ini terjadi karena beberapa faktor. Ada pasien yang
tidak patuh atau putus obat karena pergi keluar kota tanpa memberitahukan petugas
sehingga pasien sering terlambat kembali kontrol atau datang ketika waktu yang
ditentukan untuk ambil obat sudah lewat. Hal ini dikarenakan kurangnya keterbukaan
masyarakat terhadap petugas dan faktor lain terkadang disebabkan oleh karena kesibukan
atau keperluaan mendadak yang berhubungan dengan pekerjaan pasien itu sendiri yang
sering keluar kota.
Ada juga pasien yang minum obat l-2 bulan saja setelah itu apabila pasien merasa
sehat, maka ia tidak akan melanjutkan untuk pengobatan, biasanya hal ini disebabkan
karena kurangnya kesadaran. Faktor lain yang mempengaruhi adalah pasien yang tidak
bisa terima dengan keadaan penyakit yang dialaminya, sehingga enggan utuk berobat dan
hanya memilih untuk pasrah, kondisi seperti ini sering terjadi pada penderita TB dengan
HIV positif. Disinilah peran petugas PKM dimana mereka akan mengunjungi pasien dari
rumah ke rumah atau kadang lebih banyak pasien yang memilih untuk berjumpa di luar
rumah. Tujuanya untuk melacak kepatuhan minum obat pasien, serta mendiskusikan dan
mencari jalan keluar untuk setiap masalah atau kendala yang dialami pasien terkait
kepatuhan dalam mengkonsumsi obat.
Untuk diare, campak, dan kusta biasanya petugas melakukan survey dan pelacakan di
sekolah maupun di rumah pasien dengan berdasarkan keluhan masyarakat. Setelah itu,
petugas akan turun ke daerah tersebut untuk melakukan survey. Petugas bekerja sama
dengan promkes dan kesling untuk mempromosikan hidup sehat dan kegiatan ini
biasanya dilakukan oleh petugas puskesmas di PKM Kotaraja baik di dalam gedung dan
dilakukan juga di luar gedung, seperti di sekolah-sekolah, pustu, posyandu balita untuk
melakukan penyuluhan tentang P2M. Program P2M di Puskesnms Kotaraja mengenai
beberapa penyakit yaitu: IMS, HIV/AIDS, TB Paru, DBD, Campak, Diare, Frambusia
dan Kusta.
34
a. Kegiatan di dalam gedung (In Door)
- Kegiatan pencabutan gigi. Kegiatan pencabutan gigi yang dapat dilakukan, yaitu
pencabutan gigi sulung ataupun gigi tetap. Merupakan kegiatan yang paling
banyak di polik gigi, dimana mencapai 60% dari kegiatan yang dilakukan.
Pasiennya yang paling banyak adalah anak dan dewasa.
- Kegiatan penambalan gigi. Kegiatan penambalan terhadap gigi sulung ataupun
gigi tetap, presentasenya sekita 35%.
2. Usaha kesehatan sekolah (UKS)
- Kegiatan yang rutin dilakukan, yaitu penjaringan anak sekolah, penyuluhan dan
cara mencuci tangan pakai sabun. Sebelumnya akan dilakukan pelatihan terlebih
dahulu, kegiatan ini dikhususkan bagi siswa SD saja. Hal ini dikarenakan siswa
SMP sudah tergabung dalam Palang Merah Remaja (PMR). Dalam kegiatan UKS
ini, melibatkan petugas puskesmas yang berperan sebagai pembina dan guru-guru
di Sekolah. Sampai saat ini kegiatan UKS ini masih berjalan dan di follow-up
setiap 6 bulan sekali.
3. Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut
- Posyandu Lansia. Kegiatan posyandu lansia ini ditujukan bagi masyarakat lansia
di atas 55 tahun. Kegiatan posyandu lansia ini dilakukan sebulan sekali,
kegiatannya dilakukan di luar gedung berupa pemeriksaan kesehatan dan
penyuluhan.Serta senam pro lansia, biasanya dilakukan pagi hari sebelum
memulai kegiatan pemeriksaan kesehatan dan penyuluhan. Penyuluhan yang
dilakukan berupa Kesehatan Jantung, Diabetes Melitus, Hipertensi dan Gagils.
35
BAB V
ANALISIS DATA PENYAKIT
5000 ISPA
4500
4000 MALARIA
3500
3000 PENYAKIT PULPA &
2500
2000 PERIAPIKAL
KARIES GIGI
1500
1000
500 HIPERTENSI
0
MUSKULOSKELETAL
DIARE
DISLIPIDEMIA
GASTRITIS
INFEKSI KULIT
Grafik 1 :10 Besar Penyakit Puskesmas Kotaraja Periode Januari 2018 – Mei 2018
36
Data di atas menunjukkan data bahwa, penyakit terbanyak dalam periode Januari – Mei
2018n adalah ISPA dan penyakit terendah adalah Penyakit infeksi kulit.
5.2 ANALISA
1. ISPA atau infeksi saluran pernafasan atas menduduki peringkat pertama sebesar (42,5%).
Banyaknya kasus ISPA di Puskesmas Kotaraja dikarenakan ISPA sendiri adalah penyakit
menular yang agentnya adalah virus atau bakteri, dimana virus atau bakteri ini dapat
ditularkan melaui udara sehingga penularan ispa dari satu individu ke individu lan
sangatlah mudah. Selain itu berhubungan dengan pengaruh cuaca, polusi udara,
kepadatan tempat tinggal, serta higiene perorangan. Puskesmas Kotaraja berada
diwilayah perkotaan dimana tingkat polusi udara yang tinggi seperti asap rokok, asap
pembakarn Rumah Tangga, gas buang sarana transportasi dan industry dapat menjadi
agen infeksius yang menyebabkan timbulnya ISPA namun keberadaan agen infeksius
tidak langsung menyebabkan ISPA karena factor pertahanan tubuh juga menjadi hal yang
penting. Adanya pencemaran udara di lingkungan rumah akan merusak mekanisme
pertahanan paru-paru sehingga mempermudah timbulnya gangguan pernapasan.
Tingginya tingkat pencemaran udara menyebabkan ISPA memiliki angka yang paling
banyak diderita oleh masyarakat dibandingkan penyakit lainnya. Selain faktor tersebut,
peningkatan penyebaran penyakit ISPA juga dikarenakan oleh perubahan iklim serta
rendahnya kesadaran perilaku hidup bersih dan sehat dalam masyarakat. Selain itu,
kepadatan hunian dapat mempengaruhi kualitas udara di dalam rumah, dimana semakin
banyak jumlah penghuni maka akan semakin cepat udara di dalam rumah akan
mengalami pencemaran dan menimbulkan gangguan pernapasan
2. Malaria menduduki peringkat kedua terbesar (11,9%). Kota jayapura masih merupakan
daerah endemis malaria. Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh plasmodium
sp dan ditularkan oleh nyamuk anopheles betina. Biasanya nyamuk ini hidup pada daerah
rawa, sungai dan kolam. Faktor penyebabnya berhubungan dengan tingkat pendidikan
yang rendah yang mempengaruhi perilaku kesehatan seseorang, kebiasaan keluar rumah
pada malam hari berkaitan dengan siklus hidup nyamuk yang suka menggigit pada
malam hari, dan adanya pemukiman-pemukiman yang terlalu padat seperti yang terjadi
diwilayah kerja PKM Kotaraja, hal ini juga berkaitan dengan penataan lingkungan yang
37
kurang memadai seperti sanitasi lingkungan yang kurang baik. Selain itu juga resistensi
obat yang disebabkan karena masyarakat yang tidak patuh dalam minum obat dan
perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup sehat. Serta kurangnya
kesadaran masyarakat untuk menggunakan kelambu juga berpengaruh terhadap kejadian
malaria.
3. Penyakit pulpa dan periapikal menduduki peringkat ketiga terbesar (11,7%). Faktor
penyebabnya berkaitan dengan kurangnaya kesadaran masyarakat mengenai kesehatan
gigi, hal ini ditunjukan dengan banyaknya pasien yang berobat ke puskesmas kotaraja
pada saat kondisi giginya sudah lubang parah.
4. Karies menduduki peringkat keempat terbesar (10,5%), ini berhubungan dengan faktor
higienitas oral yang buruk. Kebanyakan kasus ini terjadi pada usia anak dikarenakan
kebiasaan mengkonsumsi makanan manis dan jarang menggosok gigi. Saat seseorang
sering mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung karbohidrat maka
enamel gigi tidak mempunyai kesempatan melakukan proses demineralisasi dan
remineralisasi dengan sempurna sehingga terjadi karies.
5. Hipertensi menduduki peringkat kelima terbesar (7,4%), Penyakit ini berkaitan dengan
penduduk puskesmas kotaraja adalah golongan lansia dan pralansia, dimana kita tahu
bahwa usia merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya penyakit hipertensi, Hal ini
merupakan pengaruh degenerasi yang terjadi pada orang yang bertambah usianya . Selain
karena faktor usia, Puskesmas Kotaraja juga merupakan Puskesmas di wilayah perkotaan,
terdapat kecenderungan bahwa masyarakat perkotaan lebih banyak menderita hipertensi
dibandingkan dengan masyarakat pedesaan karena gaya hidup masyarakat kota yang
menginginkan kehidupan serba instan. Gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga)
juga bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang
diturunkan (genetic), Merokok merupakan gaya hidup yang dapat meningkatkan faktor
risiko hipertensi khususnya dan penyakit kardiovaskuler secara umum di Indonesia.
6. Muskuloskeletal menduduki peringkat keenam terbesar (3,7%), faktor penyebabnya
berkaitan dengan usia, gaya hidup yang buruk seperti merokok, kurang mengkonsumsi
makanan yang mengandung vitamin D juga dapat mempengaruhi kepadatan tulang
sehingga dapat meningkatkan risiko timbulnya penyakit musculoskeletal seperti
osteoartritis, dan factor metabolic seperti obesitas, osteoporosis. Perubahan akan terjadi
38
pada tubuh manusia sejalan dengan makin meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi
sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan
demikian itu tampak pula pada semua sistem muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada
kaitannya dengan kemungkinan timbulnya penyakit muskuloskeletal. Salah satunya
adalah osteoartritis. Kejadian penyakit tersebut akan makin meningkat sejalan dengan
meningkatnya usia manusia.
7. Diare menduduki peringkat ketujuh terbesar (3,7%), Faktor penyebab tingginya penyakit
ini ada berbagai macam, bisa virus,bakteri, intoleransi makanan, selain itu juga gaya
hidup masyarakat yang belum semua menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat seperti
kebiasaan mencuci tangan yang benar sehingga memicu timbulnya penyakit ini. Selain
itu ketidaktahuan masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan juga berpengaruh
misalnya, pembuangan sampah, pembuangan air limbah, penyediaan air bersih
berpengaruh terhadap kesehatan terutama tingginya penyakit infeksi saluran pencernaan
khususnya penyakit diare.
8. Dislipidemi menduduki peringkat kedelapan terbesar (3,6%), hal ini dipengaruhi oleh
gaya hidup di perkotaan yang tidak sehat seperti, aktivitas fisik yang kurang, kebiasaan
merokok, dan pola makan yang berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya
penimbunan zat lemak. Hal ini semakin menjadi dengan kian membudayanya konsumsi
makanan siap saji
9. Gastritis menempati urutan kesembilan (2,9%), hal ini berhubungan dengan pola makan
(keteraturan makan, jenis makanan, dan frekuensi makan) yang terjadi di masyarakat
sering dipicu oleh pola makan yang kurang sesuai, faktor psikis dan kecemasan. Rata –
rata pasien yang datang dengan keluhan nyeri ulu hati. Beberapa jenis makanan tersebut
berupa makanan yang mengandung gas (sawi, kol, kedondong), makanan yang bersantan,
makanan yang pedas, asam, dan lain-lain. Rata rata kebiasaan masyarakat ngadirojo
mengkonsumsi makanan yang bersantan dan makanan yang pedas sehingga memicu
keluhan lambung.
10. Infeksi kulit menempati urutan terakhir (1,8%) , hal ini berhubungan dengan faktor
lingkungan dan personal hygiene yang buruk seperti kurangnya kebiasaan mencuci
tangan, kebiasaan mandi yang jarang mengakibatkan infeksi kulit mudah menular.
39
5.3 KESIMPULAN
- Di Puskesmas Kotaraja, kejadian ISPA menempati urutan pertama dalam sepuluh
penyakit terbanyak selama periode januari – mei 2018.
- Kurangnya penyuluhan mengenai Pencegahan dan Penularan ISPA menyebabkan
upaya perawatan dan pencegahan kejadian ISPA dengan cara pemenuhan kebutuhan
udara bersih belum dilakukan dengan baik diwilayah kerja Puskesmas Kotaraja
5.2 SARAN
- Diharapkan petugas kesehatan di PKM Kotaraja lebih meningkatkan pendidikan
kesehatan kepada pasien atau orang tua pasien tentang cara merawat pasien ISPA
dirumah, khusunya dalam hal pemenuhan kebutuhan udara bersih, kebersihan diri
dan pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien ISPA agar kekambuhan dan resiko
komplikasi ISPA dapat berkurang atau tidak terjadi lagi.
- PKM Kotaraja diharapkan dapat lebih mengoptimalkan lagi program promotif untuk
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit ISPA.
40
LAPORAN KEGIATAN
1. NAMA KEGIATAN
Kepaniteraan Klinik Madya SMF Ilmu Kedokteran Komunitas
2. TUJUAN KEGIATAN
Mengetahui manajemen Puskesmas Kotaraja meliputi perencanaan pengorganisasian,
pelaksanaan, dan evaluasi serta monitoring
4. JENIS KEGIATAN
41
Kamis 24 Mei 2018 Kegiatan penyuluhan IMS di Puskesmas Kotaraja
Hari/tgl Kegiatan Tempat Dokter Coass Jumlah
pasien
42
Sabtu, 26 Mei 2018 Kegiatan Positive Mobile di Kelurahan Wahno
Hari/tgl Kegiatan Tempat Dokter Coass Jumlah pasien
43
Gambar : Kegiatan Positive Mobile di Kelurahan Wahno
44
Gambar : Kegiatan Posbindu di Kelurahan Wahno
45