Anda di halaman 1dari 6

Nama :Erik Fahrurreza

Npm :2026020034
Prod :kesehatan masyarakat
Semester :3

MANAJEMEN PUSKESMAS

A. Sejarah Dan Peraturan Puskesmas


Manajemen Puskesmas, telah diperkenalkan sejak tahun 1980, dengan disusunnya buku-
buku pedoman manajemen Puskesmas, yang terdiri atas Paket Lokakarya Mini Puskesmas (tahun
1982), Pedoman Stratifikasi Puskesmas (tahun 1984) dan Pedoman Microplanning Puskesmas
(tahun 1986). Paket Lokakarya Mini Puskesmas menjadi pedoman Puskesmas dalam
melaksanakan lokakarya Puskesmas dan rapat bulanan Puskesmas. Pada tahun 1988, Paket
Lokakarya Mini Puskesmas direvisi menjadi Pedoman Lokakarya Mini Puskesmas dengan
penambahan materi penggalangan kerjasama tim Puskesmas dan lintas sektor, serta rapat
bulanan Puskesmas dan triwulanan lintas sektor. Pada tahun 1993, Pedoman Lokakarya Mini
dilengkapi cara pemantauan pelaksanaan dan hasil-hasil kegiatan dengan menggunakan
instrument Pemantauan Wilayah Setempat (PWS). Pedoman Stratifikasi Puskesmas (tahun 1984),
digunakan sebagai acuan Puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten/kota, untuk dapat
meningkatan peran dan fungsinya dalam pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.

B. Pengertian Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat yang dikenal dengan sebutan Puskesmas adalah Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat di wilayah
kerjanya pada satu atau bagian wilayah kecamatan. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat dinyatakan bahwa Puskesmas berfungsi
menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perseorangan
(UKP) tingkat pertama. Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) dinas
kesehatan kabupaten/kota, sehingga dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, akan mengacu
pada kebijakan pembangunan kesehatan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota bersangkutan, yang
tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Lima
Tahunan dinas kesehatan kabupaten/kota.

C. Wilayah Kerja Dan Ruang Lingkup Pelayanan Puskesmas


Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagiansebagian dari kecamatan.
Faktor kepadatan penduduk, luas daerah geografis,dan keadaan infrastuktur lainnya merupakan
bahan pertimbangan dalammenentukan wilayah kerja puskesmas. Puskesmas merupakan
perangkat pemerintah daerah tingkat II, sehingga pembagian wilayah kerja puskesmasditetapkan
oleh bupati setelah mendengar saran tekhnis dari kantor wilayahdepartemen kesehatan provinsi
(Mubarak, 2014).
Dalam Peraturan Menteri KesehatanNomor 75 Tahun 2014tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat, disebutkan bahwa Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan
untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya dan berfungsi
menyelenggarakan UKM dan UKP tingkat pertama diwilayah kerjanya. Puskesmas dalam Sistem
Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota, merupakan bagian dari dinas kesehatan kabupaten/kota
sebagai UPTD dinas kesehatan kabupaten/kota. Oleh sebab itu, Puskesmas melaksanakan tugas
dinas kesehatan kabupaten/kota yang dilimpahkan kepadanya, antara lain kegiatan dalam Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Kabupaten/kota dan upaya kesehatan yang secara
spesifik dibutuhkan masyarakat setempat (local sfecific).
D. Tata Kerja Puskesmas
Data Kerja Puskesmas:
1. Dalam melaksanakan tugasnya puskesmas wajib mengkoordinasi,integrasi dan sinkronisasi
yankes baik didalam maupun diluar gedung puskesmas.
2. Wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bimbingan teknis yangditetapkan oleh
dinkes.
3. Ka PKM bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikansemua unsur dalam
lingkungan PKM.
4. Setiap unsur di PKM wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab
kepada PKM.

E. Kedudukan Puskesmas
Kedudukan Puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya antara lain :
1. Sistem kesehatan nasionalKedudukan puskesmas dalam sistem kesehatan nasional
adalahsebagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama yang bertanggungjawab
menyelenggarakan upaya kesehatan perorangandan upaya kesehatan masyarakat di wilayah
kerjanya.
2. Sistem kesehatan kabupaten/kotaKedudukan puskesmas dalam sistem kesehatan
kabupaten/kota adalahsebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan sebagian tugas pembangunankesehatan
kabupaten/kota di wilayah kerjanya.
3. istem pemerintahan daerahKedudukan puskesmas dalam sistem pemerintahan daerah
adalahsebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yangmerupakan unit
struktural pemerintah daerah kabupaten/kota bidangkesehatan di tingkat kecamatan.
4. Antar sarana pelayanan kesehatan strata pertamaDi wilayah kerja Puskesmas terdapat
berbagai organisasi pelayanankesehatan strata pertama yang dikelola oleh lembaga
masyarakat danswasta, seperti praktek dokter, praktek dokter gigi, praktek bidan, dan balai
kesehatan masyarakat. Kedudukan puskesmas diantara berbagal sarana pelayanan kesehatan
strata pertama ini adalahsebagai mitra. Di wilayah kerja puskesmas terdapat pula berbagai
bentuk upaya kesehatan berbasis dan bersumberdaya masyarakatseperti posyandu, polindes,
pos obat desa dan pos UKK. Kedudukan puskesmas di antara berbagai sarana pelayanan
kesehatan, berbasisdan bersumber daya masyarakat adalah sebagai pembina

F. Struktur Organisasi
Struktur organisasi puskesmas tergantung dari kegiatan dan beban tugasmasing-masing
Puskesmas. Penyusunan struktur organisasi puskesmas di satukabupaten/kota dillakukan oleh
dinas kesehatan kabupaten/kota, sedangkan penetapannya dilakukan dengan peraturan daerah.
Sebagai acuan dapatdipergunakan pola struktur organisasi puskesmas sebagai berikut:
1. Kepala puskesmas adalah penanggung jwab pembangunan kesehatandi tingakta kecamatan.
Kepala puskesmas mempunyai tugasmemimpin dan mengawasi kegiatan puskesmas.
2. Kepala urusan tata usaha mempunyai tugas di bidang kepegawaian,keuangan, perlengkapan,
surat menyurat serta pencacatan dan pelaporan.
3. Unit I melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan anak, KB, serta perbaikan gizi.
4. Unit II melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit.
5. Unit III melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut, kesehatantenaga kerja, serta
kesehatan usia lanjut.
6. Unit IV melaksanakan kegiatan kesehatan masyarakat, sekolah,olahraga, dll.
7. Unit V melaksanakan kegiatan pembinaan, pengembangan dan penyuluhan kepada
masyarakat.
8. Unit VI melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan rawat inap.
G. Menejemen Layanan Puskesmas
Manajemen pelayanan Puskesmas, yaitu untuk terselenggaranya berbagai upaya
kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat yang sesuai dengan azas
penyelenggaraan Puskesmas perlu ditunjang oleh manajeman Pelayanan Puskesmas yang baik.
Manajemen Pelayanan Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik untuk
menghasilkan luaran Puskesmas yang efektif dan efisien. Rangkaian kegiatan sistematis yang
dilaksanakan oleh Puskesmas akan membentuk
fungsi-fungsi manajeman.Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab
puskesmas meliputi:
1) Pelayan kesehatan perorangan Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang
bersifat pribadi dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan
perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit.
Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu di
tambahkan dengan rawat inap.
2) Pelayanan kesehatan masyarakat Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang
bersifat publik dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain promosi kesehatan, pemberantasan
penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga
berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.

H. Sumber Pembiayaan Puskesmas


Sumber pendanaan puskesmas terdiri dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN). Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), dan sumber sumber lain yang sah dan
tidak mengikat. Dana kapitasi merupakan salah satu dana berasal dari sumber-sumber lain yang
sah yaitu BPJS kesehatan. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 tahun 2014 dana
kapitasi dimanfaatkan untuk pembayaran jasa pelayanan kesehatan dan dukungan biaya
operasional pelayanan kesehatan. Pembiayaan kesehatan yang berasal dari APBD bersumber
KEDJAJAA dari Pendapatan Asli Daerah sebanyak 50% dan dana perimbangan Sedangkan dana
perimbangan mencakup Dana Alokasi Khusus yang berasal dari APBN, dialokasikan ke daerah
untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah.

I. Fungsi Menejemen Puskesmas


Fungsi Pelayanan Di Puskesmas Puskemas sebagai penyedia pelayanan kesehatan
ditingkat Kecamatan mempunyai 3 (tiga) fungsi yaitu :
a) Pusat penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan
memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia
usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan.
Di samping itu aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan
setiap pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang
dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan
penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
b) Pusat pemberdayaan masyarakat Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama
pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran,
kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan
aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta
ikut menetap, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.
Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan
memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya social budaya masyarakat setempat.
c) Pusat strata pelayanan kesehatan strata pertama Puskesmas bertanggung jawab
menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan
MANAJEMEN RUMAH SAKIT

A.Sejarah Perumahsakitan Di Indonesisa


Menurut seorang ahli sejarah ekonomi (Purwanto, 1996) pela yanan rumah sakit di
Indonesia telah dimulai sejak awal keberadaan VOC pada dekade ketiga abad XVII. sebagai suatu
bagian tidak terpisahkan dari usaha VOC itu sendiri. Pembangunan rumah sakit merupakan upaya
untuk mengatasi persoalan yang dihadapi akibat pelayaran yang jauh yaitu dari Eropa ke Indonesia
dan tidak didukung oleh fasilitas medis yang baik, adaptasi klimatis, dan ketidakmampuan
mengadaptasi serta mengatasi penyakit tropik.
Boomgard (1996) menyatakan bahwa sejarah rumah sakit di Indonesia tidak dapat
dipisahkan dari perkembangan ilmu kedokteran Barat di Asia yang berlangsung sejak tahun 1649,
ketika seorang ahli bedah bernama Caspar Schamberger berada di Edo (saat ini Tokyo) untuk
mengajarkan ilmu bedah kepada orang Jepang. Masa ini merupakan awal dari beralihnya sistem
tradisional kesehatan di Asia yang mengacu pada sistem Cina dan berubah menjadi sistem Belanda
(Akira, 1996). Pengalihan ini berjalan secara lambat. Patut dicatat bahwa pelayanan kesehatan
Barat sering diperuntukkan bagi keluarga bangsawan. Purwanto (1996) menyatakan bahwa pada
masa awal rumah sakit di Indonesia secara eksklusif hanya diperuntukkan bagi orang-orang Eropa.
Baru pada masa berikutnya orang non-Eropa yang bekerja dengan VOC mendapat kesempatan
untuk menggunakan rumah sakit, akan tetapi berbeda tempat, fasilitas, dan pelayanan. Sementara
itu, orang Cina secara eksklusif digiring oleh peraturan VOC maupun oleh Pemerintah Hindia
Belanda untuk mendirikan rumah sakit sendiri sehingga ilmu kedokteran dan pengobatan
tradisional Cina diberlakukan tanpa ada pengaruh terapeutik dan farmakologis barat.
Baru pada awal abad XX pengaruh Barat mulai ada di rumah sakit yang dikelola oleh orang
Cina. Selain itu, penduduk pribumi boleh dikatakan tidak mendapat perhatian dalam masalah
pelayanan rumah sakit ini. Walaupun pada akhir abad XVII ada usaha dari misionaris Kristen untuk
memberikan pelayanan kesehatan kepada anak-anak pribumi, tetapi lingkup dan dampak tindakan
ini terlihat kecil. Baru pada akhir abad XIX suatu usaha sistematis dalam pelayanan rumah sakit
kepada penduduk pribumi dilakukan oleh para misionaris Kristen di Indonesia. pada dasarnya
rumah sakit di Indonesia merupakan rumah sakitmiliter yang secara eksklusif ditujukan kepada
anggota kesatuan militer dan pegawai VOC atau kemudian pemerintah baik orang Eropa maupun
pribumi. Sementara itu, orang sipil yang i berhak mendapat pelayanan rumah sakit hanya orang
Eropa atau penduduk non-Eropa yang secara yuridis formal disamakan dengan orang Eropa. Hal ini
berhubungan dengan kebijakan.

B. Tujuan Manajemen Rumah Sakit


Berdasarkan UU No 14 Tahun 2009 disebutkan asas dan tujuan rumah sakit.
Rumah Sakit diselenggarakan berasaskan Pancasila dan didasarkan kepada nilai kemanusiaan,
etika dan profesionalitas, manfaat, keadilan, persamaan hak dan anti diskriminasi, pemerataan,
perlindungan dan keselamatan pasien, serta mempunyai fungsi sosial. Menurut pasal 4 UU No 14
tahun 2009 rumah sakit memiliki fungsi dan tugas. Tugas rumahsakit adalah memberikan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.
Tujuan manajemen rumah sakit seperti berikut ini:
1.Menyiapkan sumber daya.
2.Mengevaluasi efektifitas.
3.Mengatur pemakaian pelayanan.
4.Efisiensi.
5.Kualitas
C. Fungsi Manajemen Rumah Sakit
Fungsi manajemen yang dilakukan di rumah sakit secara garis besar meliputi ;
perencanaan,pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian.
1. Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen yang penting, karena perencanaan
memegang peranan yang sangat strategis dalam keberhasilan upaya pelayanan kesehatan di
RS. Terdapat beberapa jenis perencanaan spesifik yang dilaksanakan di RS, yaitu : (a)
perencanaan pengadaan obat dan logistik, yang disusun berdasarkan pola konsumsi dan pola
epidemiologi,
2. Pengorganisasian merupakan upaya untuk menghimpun semua sumber daya yang dimiliki RS
dan memanfaatkannya secara efisien untuk mencapai tujuannya. Pengorganisasian dalam
manajemen pelayanan kesehatan di rumah sakit, sama hal dengan di organisasi lainnya.
3. Penggerakan pelaksanaan, manajemen rumah sakit hampir sama dengan hotel atau
penginapan, hanya pengunjungnya adalah orang sakit (pasen) dan keluarganya, serta pada
umumnya mempunyai beban sosial-psikologis akibat penyakit yang diderita oleh anggota
keluarganya yang sedang dirawat.
4. Pengawasan dan pengendalian, merupakan proses untuk mengamati secara terus menerus
(bekesinambungan) pelaksanaan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi
(perbaikan) terhadap penyimpangan yang terjadi.

D.Klasifikasi Rumah Sakit


KLASIFIKASI RS
RS UMUM
 KLAS A
 KLAS B
 KLAS C
 KLAS D

RS KHUSUS
 KLAS A
 KLAS B
 KLAS C

Kelas A: mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik luas dan sub
spesialistik luas.
• Kelas B : mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik sekurang2 nya 11 spesialistik
dan sub spesialistik terbatas.
Kelas C: mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialis dasar.
Kelas D: mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayananmedik dasar.

Anda mungkin juga menyukai