Anda di halaman 1dari 8

Tugas Individu

REVIEW ARTIKEL

PENGUNAAN TANAMANAN HERBAL MENGKUDU (Morinda citrifolia,


L) DALAM PENGOBATAN PENYAKIT HATI

OLEH :

NAMA : NI PUTU AYU KUMARASARI

NIM : O1A1 17 038

KELAS :A

DOSEN : Apt., HENNY KASMAWATI,S.Farm.,M.Si.

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2020
Review artikel, November 2020

PENGUNAAN TANAMANAN HERBAL MENGKUDU (Morinda citrifolia,


L) DALAM PENGOBATAN PENYAKIT HATI

Ni Putu Ayu Kumarasari

Fakultas Farmasi, Universitas Halu oleo, Anduonohu, Kec. Kambu, Kota Kendari,
Sulawesi Tenggara 93232
E-mail : ayukumara4@gmail.com

Pendahuluan
Perkembangan penyakit hepatitis saat ini terus meningkat. Penyakit
hepatitis telah menjadi masalah kesehatan di dunia. Terdapat lima jenis virus yang
telah dikenal peneliti yaitu hepatitis A, B, C, D dan E. Upaya pencegahan yang
efektif dalam menangani hepatitis yang disebabkan oleh faktor makanan dan
lingkungan adalah dengan menjaga pola hidup bersih dan sehat, sedangkan
hepatitis yang disebabkan oleh virus adalah melakukan imunisasi aktif dengan
memberikan vaksin hepatitis. Saat ini kita mengenal berbagai bahan yang
dinyatakan dapat mencegah dan mengobati penyakit hepatitis salah satunya adalah
buah mengkudu (Morinda citrifolia, L) (Yunarto, 2013).

Gambar 1. Mengkudu (Rusyana, 2011)


Mengkudu termasuk tumbuhan keluarga kopi-kopian (Rubiaceae), yang
pada mulanya berasal dari wilayah daratan Asia Tenggara dan kemudian
menyebar sampai ke Cina, India, Filipina, Hawaii, Tahiti, Afrika, Australia,
Karibia, Haiti, Fiji, Florida dan Kuba. Tanaman mengkudu berbunga sempurna
(hermaprodit) dan menghasilkan buah semu majemuk. Buah mengkudu
mempunyai bentuk yang bervariasi (agak bulat, agak lonjong, atau panjang),
dengan permukaan yang tidak rata. Buah stadium muda berwarna kehijau-hijauan
dan berubah menjadi hijau keputihputihan ketika masuk stadium tua (matang).
Biji pada tanaman mengkudu keras, bentuk segi tiga dan berwarna coklat
kemerah-merahan. Tanaman mengkudu berakar tunggang dan berwarna coklat
muda. Hampir semua bagian tanaman mengkudu dapat digunakan untuk obat
akan tetapi yang paling banyak khasiatnya sebagai obat berasal dari daun dan
buahnya (Yunarto, 2013).

Penggunaan Secara Empiris


Mengkudu (Morinda citrifolia L.) adalah salah satu tanaman berkhasiat
obat yang sudah tidak asing lagi penggunaannya dalam pengobatan berbagai
penyakit di Indonesia (Sasmita, 2014). Mengkudu (Morinda citrifolia L.)
merupakan tanaman yang dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk berbagai
macam penyakit. Beberapa penelitian melaporkan tentang khasiat mengkudu baik
biji, buah, daun dan kulit akarnya antara lain sebagai Antidislipidemia,
antioksidan menyembuhkan luka akibat diabetes, hepatoprotektor menghambat
aktivitas Angiotensin Converting Enzim (ACE), analgetik, hipoglikemi
antiinflamasi dan kemopreventif kanker (Anwar, 2016).
Akhir-akhir ini buah mengkudu mendapat perhatian yang sangat besar
karena secara empiris dapat digunakan untuk menambah nafsu makan, gangguan
nyeri disaat menstruasi, gejala asam urat, pasien diabetes dan menurunkan
tekanan darah tinggi. Buah mengkudu biasanya hanya diolah dalam bentuk jus
(Suwaris, 2020).

Kandungan Kimia
Tanaman ini telah diketahui mengandung protein, polisakarida, β-karoten,
l-arginin, proxeronin, dan proxeroninase, khususnya pada bagian buah. Pada daun
mengkudu terkandung protein, zat kapur, zat besi, karoten, dan askorbin (Sasmito,
2014). Pada kulit akar terkandung senyawa morindin, morindon, aligarin-
metileter, dan soranjideol. Pada bunga mengkudu terkandung senyawa glikosida,
antrakinon, asam kapron, dan asam kaprilat (Yunarto, 2013).

Mekanisme
Buah mengkudu (Morinda citrifolia L.) digunakan untuk menyembuhkan
berbagai penyakit diantaranya penyakit hati. Perasan buah mengkudu dilaporkan
dapat menurunkan kadar enzim glutamat oksaloasetat transaminase (GOT) dan
glutamat piruvat transaminase (GPT) serta dapat mengurangi nekrosis sel ginjal
tikus putih. Studi lain melaporkan bahwa pemberian ekstrak etanolik buah
mengkudu dapat mengurangi kerusakan sel hati yang diinduksi oleh CCl, dapat
menurunkan aktivitas enzim alanin aminotransferase (ALT) dan aspartat
aminotransferase (AST), kadar bilirubin serum dan dapat mengurangi nekrosis sel
hati tikus (Sunarni, 2013)
Buah mengkudu mengandung proxeronin merupakan prekursor dalam
biosintesis xeronin. Xeronin merupakan alkaloid yang bekerja pada tahap
molekuler, berjalan menuju tempat yang spesifik dalam sel-sel tubuh, misalnya
mitokondria, mikrosom, badan golgi. Xeronin juga berfungsi memperlebar pori-
pori membran sel sehingga membantu sel dalam menyuplai molekul-molekul
protein untuk menjaga keseimbangan dan meningkatkan efisiensi kerja sel. Selain
itu, dalam buah mengkudu mengandung Damnachantal yang merupakan senyawa
antrakuinon, senyawa ini berfungsi untuk memperbaiki struktur sel yang rusak
menjadi sel normal. Damnachantal memiliki mekanisme merangsang
pertumbuhan struktur normal dari sel-sel yang abnormal, sehingga dapat
memperbaiki sel-sel yang rusak (Sunarni, 2013).

Efektifitas Mengkudu Sebagai Antihepatitis


Pemberian ekstrak buah mengkudu pada mencit yang diinduksi vaksin
hepatitis B menunjukkan hasil adanya peningkatan titer immunoglobulin G secara
signifikan jika dibandingkan kontrol negatif dan tidak adanya peningkatan
proliferasi sel limfosit. Ekstrak n-heksana buah mengkudu memiliki efek
imunomodulator paling aktif terhadap mencit yang diinduksi vaksin hepatitis B
dibanding dengan ekstrak dalam pelarut yang semi polar dan polar. Penetapan
kadar SGPT pada kontrol negatif menunjukkan hasil yang lebih tinggi dibanding
dengan kadar SGPT dari ekstrak buang mengkudu. Hal ini menunjukkan, bahwa
induksi dengan vaksin hepatitis B tanpa pemberian ekstrak buah mengkudu dapat
menimbulkan kerusakan sel-sel hati yang dapat dikorelasikan dengan pola
hepatoseluler yang menyebabkan peningkatan kadar SGPT. Penelitian lainnya
menunjukkan bahwa jus buah mengkudu dapat meningkatkan proliferasi limfosit,
tetapi tidak dapat meningkatkan jumlah antibodi dalam kultur yang diberi vaksin
hepatitis A (Yunarto, 2013).

Uji Preklinik
Berdasarkan hasil uji aktivitas hepatoprotektif diperoleh hasil pada ekstrak
buah mengkudu dosis 20 mg/200 g bb tikus dapat menurunkan aktivitas ALT,
AST dan kadar bilirubin serta menurunkan persentase nekrosis dari sel hati tikus
putih (Rattus norvegicus) (Sunarni, 2013).

Uji Klinik
Jus buah mengkudu telah diuji preklinis terhadap hewan uji coba tikus
putih dan uji klinis terhadap manusia yang telah dilakukan peneliti direktorat
teknologi farmasi dan medika, memperlihatkan bahwa jus buah mengkudu
ternyata dapat menurunkan tekanan darah. Hasil penelitian terhadap 32 responden
pada terapi jus buah mengkudu sebelum dilakukan terapi jus buah mengkudu
didapatkan rata –rata tekanan darah sebesar153/92 mmHgdan ternyata setelah
diberikan terapi jus buah mengkudu rata –rata tekanan darah menurun yaitu
menjadi 124/80mmHg (Prastika, 2018).
Uji klinik mengkudu sebagai antihepatitis sampai saat ini belum
dilakukan, banyak penelitian yang juga menyarankan untuk melakukan penelitian
lebih lanjut mengenai uji klinis buah mengkudu sebagai antihepatitis.
Uji Toksisitas dan Efek Samping
Uji toksisitas di lakukan kali ini adalah uji toksisitas subkronik yang di
lakukan dengan waktu 31 hari dengan menggunakan hewan coba tikus (galur
wistar). Dari hasil penelitian, dapat di simpulkan bahwa ekstrak etanol herbal
Mengkudu yang di berikan selama 31 hari tidak menyebabkan efek toksisistas
subkronik terhadap hewan coba tikus (galur wistar) dengan parameter klinik
(SGOT, SGPT, BUN, dan Kreatinin), hematologi (hemoglobin, platelet, leukosit,
dan hitung jenis leokosit), serta histopatologi hati dan ginjal (Putra, 2015).
Uji toksisitas subkronis oral jus buah mengkudu yang dilakukan pada tikus
Sprague-Dawley (SD) membuktikan keamanan, ditunjukkan dengan tidak
menurunnya jumlah sel HepG2. Di samping itu, tidak ada perubahan
histopatologis tikus pada tiap dosis yang diberikan, termasuk dari uji fungsi hati
hasilnya baik (Yunarto, 2013).
Beberapa penelitian melaporkan tidak ditemukan efek samping dari
penggunaan buah maupun daun mengkudu. Hanya saja, disarankan untuk tidak
mengonsumsi dalam jumlah terlalu banyak karena dapat menimbulkan mual dan
pusing (Yunarto, 2013).

Contoh Produk
Produk obat tradisional dari tanaman ini sudah banyak di Indonesia baik
dalam bentuk kapsul, teh dan effervesent. Produk-produk dari mengkudu yang
beredar di pasaran yaitu golongan jamu.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, K., dan Liling T., 2016,


Kandungan Total Fenolik, Total
Flavonoid, dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Buah
Mengkudu (Morinda citrifolia L.), Jurnal Pharmascience, Vol 3
(1).
Prastika, 2018, Skripsi, Pengaruh Jus Mengkudu Dalam Menurunkan Tekanan
Darah Tinggi Pada Lansia Di Desa Dolopo Kecamatan Dolopo Kabupaten
Madiun, http://repository.stikes-bhm.ac.id/135/1/23.pdf
Putra A.L., 2015, Uji Toksisitas Subkronik Ektrak Etanol Rimpang Temulawak
(Curcuma Xanthorriza) dan Buah Mengkudu (Morinda Citrifolia) Pada
Tikus Putih. http://repository.unair.ac.id/9473/1/gdlhub-gdl-s1-2015-
putraagung-35153-6.ringk-n.pdf
Rusyana, Yaya, 2011, Flora Indonesia (Botanical Survival) Mengkudu (Morinda
Citrifolia L.), https://agrotek.id/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-
mengkudu.
Sasmito E., Agung E.N., dan Yose V.S., 2014, Efek Penghambatan Ekstrak N-
Heksana Buah Mengkudu (Morinda Citrifolia L.) Terhadap Reaksi
Anafilaksis Kutaneus Aktif Pada Tikus Wistar yang diinduksi Vaksin
Hepatitis B, Traditional Medicine Journal, Vol. 19 (1).
Sunarni T., Rini P., Mardiyono Dan Yudi R., 2013, Kombinasi Ekstrak Etanol
Buah Mengkudu (Morinda Citrifolia L.) Dan Daun Pepaya (Carica Papaya
L.) Sebagai Hepatoprotektif Selama Pengobatan Tuberkulosis, Jurnal
Ilmu Kefarmasian Indonesia, Vol. 11(2).
Suwaris I., dan Sony A.S., 2020, Evaluasi Mutu Obat Tradisional Kapsul Buah
Mengkudu (Morindae Citrifoliae Fructus), Jurnal. Sintesis, Vol. 1(1)
Yunarto, Nanang., 2013, Prospek Tanaman Obat sebagai Antihepatitis, Jurnal
Kefarmasian Indonesia, Vol 3 (2).

Anda mungkin juga menyukai