Sementara pendapat sejarawan menyatakan hal berbeda, yaitu meyakini bahwa nenek
moyang suku Jawa berasal dari Yunan, China yang melakukan pengembaraan ke
beberapa daerah di nusantara.
Sumber lain berasal dari Babad Jawa Kuno yang menyebut bahwa nenek moyang suku
Jawa berasal dari seorang pangeran kerajaan Kling yang tersisih dari perebutan
kekuasaan.
Asal-usul suku Jawa juga ditemukan dalam sebuah surat kuno dari keraton Malang
yang menyebut tentang Raja Rum – Raja dari kesultanan Turki pada 450 tahun SM
yang kemudian menemukan pulau yang sangat subur.
Ciri-ciri suku Jawa
Dilansir dari laman Gramedia, masyarakat dari suku Jawa dapat dikenali dari bahasa,
garis keturunan, filosofi hidup, dan sikapnya yang masih dapat diamati hingga saat ini.
Bahasa Jawa dikenal dengan aturan yang dikenal dengan unggah-ungguh, dengan
kosa kata dan intonasi berdasarkan hubungan antara pembicara dan lawan bicara.
Aspek kebahasaan ini sesuai dengan adanya pengaruh sosial yang kuat dalam budaya
Jawa terutama status sosial seseorang di masyarakat.
Karakteristik budaya Jawa ini memunculkan sifat khas yang kerap dilakukan oleh
masyarakat Jawa seperti ramah, sederhana, luwes, dan berpegang erat pada tradisi.
Selain itu, masyarakat Jawa dikenal memegang teguh filosofi hidup seperti Narimo ing
Pandum (menerima bagiannya masing-masing) dan memayu hayuning bawana
Tradisi dan kebudayaan suku Jawa Suku Jawa dikenal memiliki berbagai jenis
kebudayaan dan tradisi, berikut adalah beberapa diantaranya.
2. Rumah adat yang dibangun oleh suku Jawa memiliki bentuk khas berupa Rumah
Joglo. Nama rumah Joglo berasal dari istilah jawa yaitu “tajug” dan “loro” yang berarti
penggabungan dua tajug. Rumah Joglo yang terbuat dari kayu memiliki ciri khas berupa
atap berbentuk piramida yang mengerucut. Pada zaman dulu, Rumah Joglo merupakan
penanda status sosial karena tidak semua orang dapat membangunnya.
2. Pakaian Adat Pakaian adat atau pakaian tradisional untuk wanita dari suku Jawa
yang dikenal dengan nama kebaya.
Meski antara satu daerah dengan daerah lain memiliki kebaya dengan gaya
berbeda, tetapi pada prinsipnya setiap kebaya memiliki kesamaan. Salah
satunya adalah penggunaan kain jarik yang digunakan sebagai bawahan,
penggunaan kemben untuk menutupi tubuh bagian atas, serta mengenakan
konde atau sanggul. Sementara untuk laki-laki dari suku Jawa akan
menggunakan Surjan dengan penutup kepala seperti blangkon.
4 . Upacara Adat Berbagai upacara adat lekat dengan kepercayaan dan budaya
yang berkembang di masyarakat suku Jawa. Beberapa tradisi masih dilestarikan
hingga saat ini, bahkan pelaksanaannya ditunggu-tunggu oleh banyak orang.
Sebut saja tradisi menyambut datangnya bulan Syawal yaitu Grebeg Syawal,
atau tradisi menyambut bulan Suro. Ada juga tradisi lain seperti Wetonan,
Ruwatan, Sadranan.