Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Peran Alumni sebagai Akar Jaringan Ulama Lokal, Nasional dan Global
Pondok Pesantren As’adiyah

Dosen Penampu:

Dra.Hj. Fatmawati Latif S.pd, M.Si

Disusun oleh:

Muh. Adriansyah Ramadhan

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM AS’ADIYAH SENGKANG

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat allah subahanahu wata’ala atas rahmat dan hidayahnya penulis
dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam tak lupa kita kirimkan kepada biginda
rasulullah muhammad sallallahu alaihi wasallam.

Makalah yang berjudul Peran Alumni sebagai Akar Jaringan Ulama Lokal, Nasional dan
Global Pondok Pesantren As’adiyah ini bertujuan untuk memenuhi tugas makalah dan semoga
bisa juga menjadi refrensi dan pembelajaran bagi yang membacanya. Penulis menyadari bahwa
makalah yang disusun ini masih jauh dari kata sempurna, jadi jika ada kesalahan penulis siap di
beri keritik dan saran, dan atas perhatiannya saya ucapkan banyak terima kasih.

ii
DAFTAR ISI

LEMBARAN JUDUL

KATA PENGANTAR............................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG................................................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH............................................................................................................... 2
C. TUJUAM........................................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................................... 3

A. KEBERADAAN ALUMNI SEBAGAI OUTPUT PONDOK PESANTREN......................... 3


B. FORUM ATAU WADAH ALUMNI SEBAGAI AKAR JARINGAN ULAMA
LOKAL, NASIONAL DAN GLOBAL....................................................................................... 3

BAB III PENUTUP................................................................................................................................... 8

A. KESIMPULAN.............................................................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ulama pertama yang dikenal membentuk jaringan SulawesiMekah adalah Syekh Yusuf
Al-Makassari. Dalam perjalanannya belajar ke Mekah, ia singgah di beberapa daerah seperti
Banten, Aceh dan Yaman . Gambaran perjalanan ini secara langsung membentuk ulama
Nusantara-Timur Tengah. Azra dalam bukunya memaparkan secara khusus figur Syekh beserta
perjalanan hidupnya mengembara mencari ilmu serta berjuang menyebarkan dakwah Islam.
Dalam perkembangannya, banyak ulama Sulawesi yang kemudian belajar ke Mekah seperti
Syekh Abd. Rasyid Bugis dan putranya KH. Muh. As’ad dari Sengkang Wajo. Tradisi belajar ke
Mekah ini juga dilakukan oleh beberapa calon Qadhi Kerajaan Bone, diantaranya: Syekh
Ahmad, KH. Adam, KH. Safiyanah, KH. Muhammad Yusuf, KH. Abd. Wahid, KH. Sulaiman,
KH. Muh. Rafi dan KH. Junaid. Selanjutnya terdadapat ulama-ulama yang belajar di Nusantara,
atau belajar dari ulama alumni Mekkah, seperti AGH. Huzaifah dan AGH Muhammad Abduh
Pabbajah.1

Sejak dahulu Mekah menjadi tujuan para ulama belajar agama tak terkecuali ulama di
Sulewesi Selatan. Diantaranya yang terkenal yaitu pendiri MAI Sengkang KH. Muh. Asad. Ia
berguru kepada banyak ulama di Mekah diantara gurunya yakni Sykeh Said alYamani, Ia
merupakan ulama keturunan Bugis kelahiran Mekah, ayahnya adalah Syekh Abdul Rasyid ulama
Bugis yang sudah lama bermukim di Mekah. Disamping belajar pada Syekh Said Al Yamani, ia
juga belajar pada Syekh Umar Hamdani al-Magribi, Syekh Jamal al Makki, Syekh Ahamd
Nazirin, Syekh Hasan al Yamani (putra Syekh Said al Yamani) dan lain sebagainya. Gurutta
Muh. As’ad kemudian pulang ke Sengkang dan mendirikan MAI Sengkang Wajo. Banyak dari
murid-muridnya yang kemudian melanjutkan perjuangannya menyebarkan pendidikan agama di
Sulawesi termasuk Pinrang seperti, Abdurrahman Ambo Dalle yang mendirikan Pesantren DDI
Manahil Ulum Kaballangan Pinrang atau KH. Zainal Abidin yang mendirikan pengajian
tradisional di Pinrang.

Kiprah Gurutta H. Muhammad As’ad di tengah-tengah masyarakat tidak diragukan lagi,


baik ketika masih berada di Timur Tengah terlebih-lebih lagi setelah berada di Indonesia,
Sengkang Wajo, Sulawesi Selatan. Ketika berada di Timur Tengah, pada usia 14 tahun ia
diangkat menjadi Imam Shalat Tarawih di Masjid Haram Mekah selama tiga tahun berturut-
turut.2 Pada usia 21 tahun, ia diangkat menjadi sekretaris pribadi Sayyid Ahmad Syarif Sanusia

1
Lihat, Syarifuddin, Jaringan Intelektual Ulama Pinrang, Pusaka Jurnal Khazanah Keagamaan, Vol. 8, No. 2,
2020, h. 229
2
Hamzah Manguluang, Riwayatku dan Riwayat Guru Besar K.H. M. As’ad, h. 1.

iv
di Madinah. Dan, hanya beberapa bulan kemudian, ia disuruh pulang ke Mekah oleh gurunya
dan mendapat izin memberi fatwa (menjadi mufti di kota itu).3

B. Rumusan Masalah

1. Mengetahui keberadaan alumni sebagai output pondok pesantren


2. Mengetahui Forum atau wadah Alumni sebagai Akar Jaringan Ulama Lokal, Nasional
dan Global

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui keberadaan alumni sebagai output pondok pesantren


2. Untuk mengetahui Forum atau wadah Alumni sebagai Akar Jaringan Ulama Lokal,
Nasional dan Global

3
Zainuddin Hamka, Corak Pemikiran Keagamaan Gurutta Muh. As’ad (Disertasi), h. 143

v
BAB II

PEMBAHASAN

A. Keberadaan alumni sebagai ouput pondok pesantren

Keberadaan alumni sebagai ouput pondok pesantren memiliki nilai tawar yang tidak
bisa dipandang sebelah mata dalam kaitannya dengan peran yang dapat mereka berikan bagi
almamaternya yang daam hal ini adalah Pondok Pesantren As’adiyah. Dalam kaitannya
dengan peran alumni sebagai akar keilmuan jaringan ulama lokal, nasional, dan global
Pondok Pesantren As’adiyah, bisa dikatakan bahwa sejak berdirinya pada 1930 dari awalnya
yang bernama Madrasah ‘Arabiyah Islamiyah lalu kemudian diubah menjadi Pondok
Pesantren As’adiyah sebagai wujud penghargaan atas jasa Anregurutta Sade’ dalam
mendirikannya maka salah satu pondok pesantren terbesar di Sulawesi Selatan telah
mengeluarkan alumni yang tidak terbilang jumlahnya secara pasti. Meskipun kemudian,
secara umum, bisa dikatakan bahwa jumlah alumni Pondok Pesantren As’adiyah sangat
banyak dan telah menempati banyak pos-pos penting dalam berbagai lembaga pemerintahan,
lembaga pendidikan, organisasi sosial kemasyarakatan, dan yang lainnya.
Dalam menyatukan potensi yang dimiliki alumni sebagai akar jaringan ulama lokal,
nasional, dan global Pondok Pesantren As’adiyah, alumni membentuk organisasi alumni
seperti yang dapat ditemukan pada tingkatan mahasiswa yang disebut dengan Forum
Komunikasi Mahasiswa Alumni (FKMA) As’adiyah serta yang dapat ditemukan pada
tingkatan alumni yang lebih senior disebut dengan Ikatan Keluarga Alumni Pondok
Pesantren As’adiyah (IKAKAS). Dalam perkembangannya, keberadaan dari kedua
organisasi alumni tersebut sangat mendukung peran alumni sebagai akar jaringan ulama
Pondok Pesantren As’adiyah. Hal dapat terlihatdari adanya organisasi alumni seperti Forum
Komunikasi Mahasiswa Alumni (FKMA) As’adiyah ataupun Ikatan Keluarga Alumni
Pondok Pesantren As’adiyah (IKAKAS), para alumni dapat mengintensifkan silaturrahim
dan kooordinasi terkait dengan kontribusi konstruktif apa yang dapat mereka berikan bagi
almamaternya yang dalam hal ini adalah Pondok Pesantren As’adiyah dalam skala mikro
ataupun kontribusi konstruktif apa yang dapat mereka berikan bagi nusa, bangsa, dan agama
dalam skala makro.

B. Forum atau wadah Alumni sebagai Akar Jaringan Ulama Lokal, Nasional dan
Global
Dalam kaitannya dengan Forum Komunikasi Mahasiswa Alumni (FKMA) As’adiyah
sebagai salah satu organisasi alumni pada tingkatan mahasiswa, kelahirannya pada 14
September 1994 di Makassar yang saat itu masih disebut Ujung Pandang, organisasi
sebagaimana digambarkan dalam Anggaran Dasar menegaskan bahwa keberadaannya
merupakan organisasi yang menggerakkan potensi kreatif mahasiswa yang memiliki latar

vi
belakang pendidikan Pondok Pesantren As’adiyah dan simpatisannya untuk menyatakan
sikap, tekad, gerak dalam menetapkan posisi tulang punggung As’adiyah yang
menitikberatkan kader-kader muslim Indonesia guna membangun agama, bangsa dan
negara. Beberapa fungsi yang imanen dalam keberadaan Forum Komunikasi Mahasiswa
Alumni (FKMA) As’adiyah tersebut adalah:
1. Sebagai wadah yang menggerakkan potensi mahasiswa untuk mengatur sikap,
tekad dan gerak dalam mengamalkan amanah, ibadah dan khalifah dalam rangka
pelaksanaan nilai-nilai ajaran Islam
2. Sebagai wadah pendidikan dan pembinaan mahasiswa untuk meningkatkan sikap
mental, pengetahuan, keterampilan menuju kemandirian mahasiswa yang
berwawasan luas.
3. Sebagai wadah untuk menumpuk dan mengembangkan semangat ukhuwah dan
kegotongroyongan.
4. Sebagai wadah memantapkan ajaran tauhid pada generasi muda Islam khususnya
mahasiswa dalam rangka membina mahasiswa yang seutuhnya4

Dalam kiprahnya sebagai akar jaringan ulama Pondok Pesantren As’adiyah, Forum
Komunikasi Mahasiswa Alumni (FKMA) As’adiyah telah melakukan berbagai upaya
inovatif termasuk dalam hal ini adalah memberikan pendampingan pada senior-senior
alumni Pondok Pesantren As’adiyah yang dapat dikategorikan sebagai bagian dari jaringan
ulama Pondok Pesantren As’adiyah untuk pengurusan administrasi kepangkatan mereka
termasuk dalam hal ini adalah pendampingan dalam proses submit artikel pada jurnal-jurnal
internasional bereputasi seperti yang selama ini dilakukan oleh Mukrimin Amin, salah
seorang dosen pada Institut Agama Islam Negeri Sultan Amai Gorontalo dan merupakan
salah seorang alumni Pondok Pesantren As’adiyah yang pernah berkiprah pada Forum
Komunikasi Mahasiswa Alumni (FKMA) As’adiyah yang saat ini menempuh pendidikan
jenjang doktoral pada salah satu universitas di Australia. Hal yang sama juga dilakukan pada
Sukirman, salah seorang dosen pada Institut Agama Islam Negeri Palopo dan merupakan
salah seorang alumni Pondok Pesantren As’adiyah yang pernah berkiprah pada Forum
Komunikasi Mahasiswa Alumni (FKMA) As’adiyah yang saat ini menempuh pendidikan
jenjang doktoral pada salah satu universitas di Inggris. Demikian pula sosok alumni Pondok
Pesantren As’adiyah lainnya seperti Husnul Fahimah, seorang peneliti pada Balai Penelitian
dan Pengembangan Agama Makassar, yang juga banyak membantu penerbitan jurnal-jurnal
dari para senior alumni Pondok Pesantren As’adiyah pada jurnal-jurnal nasional
terakreditasi. Tiga nama yang disebutkan hanya sebagian kecil dari alumni yang telah
berkontribusi maksimal sebagai akar jaringan ulama Pondok Pesantren As’adiyah. Bisa
dikatakan bahwa relasi antara guru dan murid yang selama ini terbangun di antara mereka
telah menanamkan dalam diri alumni bahwa membantu mereka yang imanen dalam jarigan
ulama tersebut atau yang lazim dikenal dengan “anregurutta” atau “gurutta” adalah salah
4
PP FKMA As’adiyah Makassar, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PP-FKMA,
https://ppfkmaasadiyah.blogspot.com. (23 Juni 2021)

vii
satu syarat untuk memperoleh “barakka”. Penulis teringat dalam sebuag analogi yang
pernah disampaikan oleh salah seorang anregurutta yang dalam hal ini adalah Anregurutta
Ali Pawellangi bahwa barakka itu adalah sumber ketenangan hidup. Kata “barakka”
memiliki persentuhan morfologis dengan kata “al-birkah” yang dalam bahasa Arab
bermakna kolam. Ketenangan yang ada pada sesuatu yang berberkah atau “mabbarakka”
persis seperti air dalam kolam yang ketika beriak maka akan segera kembali ke bentuk
semula. Demikian pula suatu perolehan yang berberkah maka tidak ada kesulitan yang tidak
akan berujung pada kemudahan, tidak ada kegundahan yang tidak akan berujung pada
ketenangan, dan yang lainnya. Motivasi perolehan “barakka” ini yang terus mendorong para
alumni untuk memiliki perhatian untuk membantu “anregurutta” atau “gurutta” yang
membutuhkan bantuan dalam halhal tertentu

Bukti lain dari posisi Forum Komunikasi Mahasiswa Alumni (FKMA) As’adiyah
dalam menguatkan perannya sebagai akar jaringan ulama Pondok Pesantren As’adiyah
adalah adanya kegiatan bimbingan intensif yang dilakukan bagi mahasiswa yunior yang baru
saja tamat dari Pondok Pesantren As’adiyah dengan melibatkan mahasiswa senior
bekerjasama dengan senior-senior alumni yang kebanyakan sudah menyelesaikan studi pada
jenjang pendidikan tinggi dan telah naik setingkat lebih tinggi dengan bergabung pada
Ikatan Keluarga Alumni Pondok Pesantren As’adiyah (IKAKAS). Proses bimbingan intensif
dengan beberapa materi bimbingan seperti Bahasa Arab, Bahasa Inggris, Retorika Berbicara
Depan Umum (Ceramah atau Khutbah), serta Pemikiran Islam dengan tema-tema sentral
seperti Aswaja sebagai Metode Berpikir, Peran Mahasiswa dalam Transformasi Keilmuan
Islam, Epistemologi Keilmuan Pondok Pesantren As’adiyah: Dari Dulu sampai Sekarang,
dan tema-tema lainnya. Apa yang dilakukan oleh Forum Komunikasi Mahasiswa Alumni
(FKMA) As’adiyah merupakan saah satu paya untuk mempersiapkan kader-kader ulama
masa depan yang notabene merupakan alumni Pondok Pesantren Asadiyah sehingga pada
gilirannya akan semakin memperkuat jaringan ulama Pondok Pesantren As’adiyah baik
lokal, nasional, ataupun global.

Dalam mewujudkan eksistensinya sebagai bagian dari alumni Pondok Pesantren


As’adiyah pada tingkat yang lebih tinggi dari Forum Komunikasi Mahasiswa Alumni
(FKMA) As’adiyah, Ikatan Keluarga Alumni Pondok Pesantren As’adiyah (IKAKAS) juga
memiliki beberapa upaya inovatif-konstruktif dalam menguatkan jaringan ulama Pondok
Pesantren As’adiyah> bahkan bisa dikatakan bahwa sebagian dari anggota Ikatan Keluarga
Alumni Pondok Pesantren As’adiyah (IKAKAS) adalah mereka yang imanen dalam jaringan
ulama itu sendiri. Keberadaan organisasi alumni Pondok Pesantren As’adiyah, dalam
berbagai kiprahnya, bisa juga dikatakan sebagai wujud keberadaan dari jaringa ulama
Pondok Pesantren As’adiyah dimana organisasi ini dikelola oleh para tokoh As’adiyah yang
memiliki kapasitas yang cukup untuk dikatakan sebagai ulama. Beberapa upaya yang telah
dilakukan dalam mengukuhkan kiprah Ikatan Keluarga Alumni Pondok Pesantren As’adiyah
(IKAKAS) sebagai akar jaringan ulama Pondok Pesantren As’adiyah dapat terlihat dari

viii
beberapa terobosan yang dilakukan seperti dengan adanya upaya untuk mendirikan suatu
lembaga pendidikan tinggi di Makassar dengan nama Universitas As’adiyah yang dalam hal
ini dimotori oleh beberapa anggota Ikatan Keluarga Alumni Pondok Pesantren As’adiyah
(IKAKAS) yang tergabung dalam Nahnu As’adiyah. Terobosan ini ditempuh oleh Ikatan
Keluarga Alumni Pondok Pesantren As’adiyah (IKAKAS) mengingat banyaknya alumni
As’adiyah yang berkiprah pada beberapa lembaga pendidikan tinggi terkemuka di Makassar
sebagai ibu kota {Propinsi Sulawesi Selatan seperti Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar, Universitas Hasanuddin, Universitas Negeri Makassar, Universitas Muslim
Indonesia, Institut Parahikma Indonesia, dan yang lainnya sehingga mereka dapat
dimaksimalkan tenaga dan potensinya dalam suatu wadah lembaga pendidikan yang
bernuansa nilai-nilai paradigma pendidikan dan dakwah yang dikembangkan oleh Pondok
Pesantren As’adiyah selama ini. Upaya ini menjadi salah satu bukti komitmen kuat Ikatan
Keluarga Alumni Pondok Pesantren As’adiyah (IKAKAS) dalam posisinya sebagai akar
jaringan ulama Pondok Pesantren As’adiyah. Dengan jejaring yang tersebar beberapa
wilayah di Indonesia seperti Ikatan Keluarga Alumni Pondok Pesantren As’adiyah
(IKAKAS) Makassar, Ikatan Keluarga Alumni Pondok Pesantren As’adiyah (IKAKAS)
Bone, Ikatan Keluarga Alumni Pondok Pesantren As’adiyah (IKAKAS) Sungai Nyamuk,
Ikatan Keluarga Alumni Pondok Pesantren As’adiyah (IKAKAS) Bontang, Ikatan Keluarga
Alumni Pondok Pesantren As’adiyah (IKAKAS) Samarinda, Ikatan Keluarga Alumni
Pondok Pesantren As’adiyah (IKAKAS) Jakarta, dan yang lainnya, Ikatan Keluarga Alumni
Pondok Pesantren As’adiyah (IKAKAS) menunjukkan diri sebagai suatu organisasi alumni
yang memiliki struktur jaringan yang kuat dari berbagai wilayah di Indonesia. Adanya
struktur jaringan yang tersebar dari berbagai wilayah di Indonesia tersebut, Keluarga Alumni
Pondok Pesantren As’adiyah (IKAKAS) dapat menjadi semacam platform komunikasi
jaringan ulama dari berbagai lintas ruang dan waktu yang berbeda ibarat sebuah kabel yang
jaringan yang tersedia jaringan instalasinya pada berbagai wilayah yang berbeda maka daya
listrik akan lebih mudah untuk dialirkan sampai ke bagian-bagian yang telah terjangkau oleh
instalasi kabel tersebut.

Disamping upayanya untuk mendirikan Universitas As’adiyah, Ikatan Keluarga


Alumni Pondok Pesantren As’adiyah (IKAKAS) juga mengadakan beberapa kegiatan ilmiah
yang menjadi salah satu wadah silaturrahim jaringan ulama Pondok Pesantren As’adiyah
misalnya ketika Pengurus Pusat Ikatan Keluarga Alumni Pondok Pesantren As’adiyah
(IKAKAS) mengadakan Peringatan 1 Muharram 1440 Hijriyah tepatnya pada 11 September
2018 dengan mengusung tema “Rekonstruksi 1 Baru Hijriyah sebagai Syiar Islam” dengan
menghadirkan empat narasumber yag dalam hal ini adalah Dr. H. Hamzah Harun alRasyid,
M.A., Dr. H. Baharuddin HS, M.A., Prof. Dr. H. Najamuddin Abduh Shafah, M.A., serta
Prof. Dr. H. Jalaluddin Rahman, M.A. Masih pada tempat yang sama yang dalam hal ini
adalah Hotel Arthama Makassar tepatnya pada 06 Juli 2019, Pengurus Pusat Ikatan Keluarga
Alumni Pondok Pesantren As’adiyah (IKAKAS) juga pernah mengadakan Rapar Kerja
Nasional untuk memilih pengurus periode 2018-2023 yang menghadirkan banyak tokoh-

ix
tokoh alumni Pondok Pesantren As’adiyah yang telah berkiprah pada berbagai bidang dan
megharumkan nama As’adiyah seperti Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, M.A. yang saat ini
menjabat sebagai Imam Besar Mesjid Istiqlal Jakarta, Prof. Dr. Hj. Syamsiah Badruddin,
M.A. yang merupakan guru besar Universitas Nasional Jakarta, Drs. H. Haruna, M.A. yang
merupakan pendiri Universitas Indonesia Timur, serta Dr. H. Hamzah Harun al-Rasyid,
M.A. yang merupakan Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Sulawesi
Selatan. Dalam kegiatan yang mengusung tema “Merajut Kebersamaan dalam Membangun
Nilai-Nilai Ke Asadiyah-an sebagai Lembaga Pendidikan dan Dakwah di Era Globalisasi”
tersebut, dibahas terkait bagaimana alumni Pondok Pesantren As’adiyah yang telah
berkiprah pada berbagai bidang untuk senantiasa mengingat ajaranajaran hidup yang telah
diwariskan oleh pendiri Pondok Pesantren As’adiyah yang dalam hal ini adalah Anregurutta
Sade serta semua anregurutta yang telah mengabdikan hidupnya hiduonya dalam
membesarkan Pondok Pesantren As’adiyah. Upaya yang dilakukan oleh para alumni untuk
menguatkan ikatan emosional terhadap pengamalan ajaran-ajaran hidup yan telah diajarkan
oleh para ulama dari Pondok Pesantren As’adiyah merupakan suatu upaya untuk
menguatkan kembali eksistemsi mereka sebagai akar dari jaringan ulama Pondok Pesantren
As’adiyah. Dari temanya saja yang berorientasi untuk merajut kebersamaan dalam
membangun nilainilai ke-As’adiyah-an sebagai lembaga pendidikan dan dakwah di era
globalisasi, terlihat bahwa para alumni sekaligus sebagai pihakpihak yang imanen dalam
jaringan ulama Pondok Pesantren As’adiyah tersebut menyadari bahwa tantangan di masa
depan semakin besar dan berat sehingga dibutuhkan suatu kebersamaan dalam
menghadapinya. Dalam setiap pelaksanaan kegiatan ilmiah yang dilaksanakan oleh
Pengurus Pusat Ikatan Keluarga Alumni Pondok Pesantren As’adiyah (IKAKAS) ataupun
Pengurus Ikatan Keluarga Alumni Pondok Pesantren As’adiyah (IKAKAS) pada berbagai
daerah di Indonesia, para alumni yang memiliki kiprah yang bermacam-macam pada
berbagai lembaga pemerintahan, lembaga pendidikan, lembaga sosial kemasyarakatan dan
yang lainnya sehingga sangat layak dimasukkan dalam jaringan ulama Pondok Pesantren
As’adiyah selalu banyak menghadiri kegiatan yang diseleggarakan.

BAB III

x
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Keberadaan alumni sebagai output pondok pesantren memiliki nilai tawar yang tidak
bisa dipandang sebelah mata dalam kaitanya dengan peran yang dapat mereka berikan bagi
almamaternya yang dalam hal ini adalah pondok pesantren As’adiyah. Meskipun kemudian,
secara umum, bisa dikatakan bahwa jumlah alumni pondok pesantren As’adiyah sangat
banyak dan telah menempati pos-pos penting dalam berbagai lembaga pemerintahan,
lembaga pendidikan, organisasi sosial kemasyarakatan, dan yang lainya

Dalam perkembanganya, keberadaan dari kedua organisasi alumni tersebut sangat


mendukung peran alumni sebagai akar jaringan ulama pondok pesantren As’adiyah

DAFTAR PUSTAKA

xi
Syarifuddin, Jaringan Intelektual Ulama Pinrang, Pusaka Jurnal Khazanah Keagamaan, Vol. 8,
No. 2, 2020, h. 229

Hamzah Manguluang, Riwayatku dan Riwayat Guru Besar K.H. M. As’ad, h. 1

Zainuddin Hamka, Corak Pemikiran Keagamaan Gurutta Muh. As’ad (Disertasi), h. 143

PP FKMA As’adiyah Makassar, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PP-FKMA,
https://ppfkmaasadiyah.blogspot.com. (23 Juni 2021)

xii

Anda mungkin juga menyukai