Anda di halaman 1dari 4

Etika Akademik

Secara etimologis kata etika berasal dari bahasa Yunani yaitu dari ata “Ethos” yang
berarti watak kesusilaan atau adat. Menurut Ki Hajar Dewantara (1962) Etika adalah “Ilmu yang
mempelajari soal kebaikan (dan keburukan) di dalam hidup manusia, teristimewa yang mengenai
gerak gerik fikiran dan rasa yang dapat merupakan pertimbangan dan perasaan, sampai mengenai
tujuan yang dapat merupakan perbuatan”.Etika menurut Zubair (1992) dapat dijabarkan menjadi
tiga aspek, yaitu aspek historis, aspek deskriptif, dan aspek normatif.Didalam masyarakat
kampus terdiri atas manusia-manusia yang membentuk sistem sosial ang memiliki kaidah-kaidah
baik maupun buruk,salah maupun benar,dan tentunya adanya hak dan kewajiban ,serta tuntunan
juga tanggung jawab.Oleh karena itu dalam ta ta pergaulannya dikembangkan suatu ilmu tentang
apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak) yang dilandasi
kearifan,inilah yang dimaksud dengan etika akademik.
Etika memiliki pengertian yang berbeda dari tatakrama karena etika berbicara mengenai
akhlak ( Ilmu tentang Akhlak : Arab ),sedangkan tatakrama adalah mengenai adat sopan santun
yang menjadi suatu kebiasaan umum yang berlaku pada suatu komunitas manusia.Etika
mempelajari pandangan-pandangan dan persoalan persoalan moral dan lebih didasarkan pada
pemikiran dan keadilan,sedangkan tatakrama lebih banyak didasarkan pada tabiat suatu
masyarakat yang kadangkala hanya merupakan warisan turun-temurun dalam bentuk adat
istiadat.Etika selalu memiliki alasan yang masuka kal mengapa seseorang harus berlaku
demikian,sedangkan tata krama merupakan kebiasaan tanpa memikirkan mengapa harus
demikian.Biasanya tata krama hanya mengacu pada pertimbangan pantas dan tidak pantas
dengakan etika berbicara mengenai akhlak,jadi berbicara mengenai hal yang berkaitan dengan
perbuatan manusia yang timbul setelah melalui proses berpikir dan kemauan yang ikhlas.
Perbuatan manusia dapat dikelompokkan menjadi dua macam berdasarkan motifnya :
1. Perbuatan yang timbul dari motif-naluri dan hal-hal lain yang berhubungan dengan naluri
2. Pebuatan yang timbul dari pemikiran yang jernih dan kemauan yang tulus.
Jika seseorang terkena lemparan batu dan ia terluka kemudian ia melemparkan batu itu
Kembali dengan alasan karena batu itu telah melukainya maka itu adalah perbuatan dengan motif
naluri,perbuatannya tidak didorong oleh kemauan yang ikhlas dan tidak bermuatan kemanusiaan
serta keadilan.Tetapi jika ia melemparkan batu yang melukainya dengan motif agar batu tersebut
tidak menganggu orang lain maka perbuatan itu mengandung nilai kemanusiaan dan
perbuatannya termasuk kedalam kelompok kedua yaitu orang yang berakhlak mulia.
Selain apa yang tersirat dalam penjelasan mengenai sikap akademik,secara praktik
seseorang yang beretika akademik diantaranya dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Apresiatif
Wujud keadilan yang paling mudah adalah menunjukan apresiasi terhadap pemikiran dan
karya orang lain dengan alasan yang masuk akal. Menunjukan perhatian merupakan bagian dari
apresiasi,sesederhana apapun sebuah karya pasti mengandung pelajaran yang bis akita dapatkan
jika kita memperhatikannya dengan teliti,dengan demikian wawasan pengetahuan senantiasa
diperkaya oleh apresiasi yang tulus.Perbuatan apresiatif mudah dilaksanakan jika seseorang
beranggapan dirinya tidak tahu segalanya tentang sesuatu sehingga ia bersedia untuk
belajar.Orang yang demikian ini merendahkan dirinya dalam pengetahuan (agnostic atau
tawadhu’).
2. Agnostik
Dalam Bahasa arab adalah tawadhu atau menganggap dirinya rendah dalam pengetahuan
dihadapan alam yang kompleks dan misterius ini dan ini merupakan hasil pengalam ilmiah yang
luas.Pribahasa mengatakan padi berisi makin merunduk,maka semakin tinggi keilmuan banyak
pakar yang menjadi lebih bertaqwa dan dengan demikian menjadi sangat jujur untuk mengakui
kekurangannya,tidak angkuh ataupun licik. Mereka tidak akan melakukan plagiat ataupun
membajak karya orang lain untuk kepentingan dirinya. Otoritas orang lain atas karyanya diakui
oleh sivitas akademika.
3. Mengakui otoritas
Bahwa setiap kali mengguanakan hasil karya ilmiah orang lan baik dalam penyampaian
lisan maupun tulisan harus dinyatakan author-nya.Jika mengutip tulisan orang lain dicantumkan
sumbernya secara jelas dan akurat,acuan dalam penulisan dicantumkan dalam daftar
Pustaka,kutipan langsung harus dibedakan dengan kutipkan tak langsung untuk membedakan
mana yang original tulisan kita mana yang karya orang lain.Etika ini merupakan salah satu
bentuk kita menghargai karya orang lain yang harus ditanamkan dalam diri kita masing-masing.
Jadi etika akademik,sangat perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga
membentuk masyarakat yang berlandaskan ilmu dan morak yang tinggi,dengan tidak
meninggalkan tatakrama pergaulan yang tidak bertentangan dengan kearifan.Di dunia kampus
pergaulan sehari hari antara dosen dan mahasiswa,dosen dituntut menghormati mahasiswa dan
sebaliknya mahasiswa dituntut menghormati dosennya dan tentunya rasa serta sikap saling
menghormati tersebut dilakukan dalam batas-batas dan proposionalitas akan kedudukan dan
fungsi akademiknya.Mahasiswa yang mengerti tatakrama tidak akan datang ke kampus untuk
mengikuti kuliah dengan pakaian yang tidak sopan menurut tata aturan setempat,ia akan juga
akan dating tepat waktu sebelum kuliah dimulai,memperhatikan kuliah yang
disampaikan,bertanya secara kritis menggunakan Bahasa yang tidak menyinggung
perasaan,duduk dengan sopan,menjaga kebersihan ruangan dan lain sebagainya.Banyak hal-hal
lain yang dapat dielaborasi mengenai tatakrama ini.Ada beberapa perilaku atau sikap yang harus
dihindari karena memiliki etika yang tidak baik yaitu sebagai berikut :

1. Penyontekan/kecurangan dalam ujian (cheating)


Penyontekan yaitu kegiatan sadar (sengaja) atau tidka sadar yang dilakukan seorang
peserta ujian yang dapat mencakup mencontoh hasil kerja milik peserta ujian lain, dan
menggunakan atau mencoba menggunakan bahan-bahan, informasi atau alat bantuan studi
lainnya yang tidak diijinkan dalam ujian atau tanpa ijin dari dosen yang berkepentingan.
2. Plagiat

Bentuk tindakan plagiat antara lain mengambil gagasan/pendapat/hasil temuan orang lain
baik sebagian atau seluruhnya tanpa seijin atau tanpa menyebutkan sumber acuannya secara
jujur. Perjokian Tindakan yang dilakukan dengan sengaja atau tidak, menggantikan kedudukan
atau melakukan tugas atau kegiatan untuk kepentingan orang lain, atas permintaan orang lain
atau kehendak sendiri dalam kegiatan akademik.

3. Pemalsuan

Bentuk tindakan pemalsuan antara lain melakukan kegiatan dengan sengaja atau tanpa
ijin yang berwenang mengganti, meniru atau mengubah/memalsukan sesuatu untuk mendapatkan
pengakuan sebagai sesuatu yang asli, misalnya mengganti, meniru atau mengubah/memalsukan
nama, tanda tangan, nilai atau tugas-tugas, praktikum, transkrip akademik, ijasah, stempel, kartu
tanda mahasiswa, gelar akademik, dan keterangan atau laporan dalam lingkup kegiatan akademik
maupun non akademik, serta memberikan keterangan atau kesaksian palsu.

4. Tindakan Suap Menyuap

Memberikan ataupun menerima imbalan uang, barang atau bentuk lainnya yang
dilakukan untuk mendapatkan keuntungan tertentu secara tidak sah baik bagi penerima maupun
pemberi. Tindakan lain yang termasuk dalam kategori ini adalah usaha untuk mempengaruhi
atau mencoba mempengaruhi orang lain baik dengan cara membujuk, memberi hadiah atau
berupa ancaman dengan maksud mempengaruhi penilaian terhadap prestasi akademik.

5. Tindakan Diskriminatif

Membedakan perlakuan terhadap seseorang yang berkepentingan dalam kegiatan


akademik yang didasarkan pada pertimbagan faktor gender, agama, suku, ras, status social, dan
fisik seseorang sehingga menimbulkan kerugian pada orang tersebut.

Perilaku-perilaku tersebut harus kita hindarkan karena merupaka perilaku yang tidak
baik,Tatakrama yang harus tumbuh dan dikembangkan dikampus tidak jauh berbeda dengan
kelayakan tatakrama sebagaimana yang berlaku dalam lingkungan masyarakat pada
umumnya.Oleh karenanya disamping pemahaman akan esensi etika dan etiak
akademik,pemahaman akan tatakrama sebagai bagian dari pergaulan dalam masyarakat menjadi
hal yang tidak ada salahnya bahkan menjadi perlu untuk diketahui dan dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai