Anda di halaman 1dari 5

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Dalam Bahasa arab, jujur merupakan terjemahan dari kata sidiq yang artinya benar,
dapat di percaya dan kata lain, jujur adalah perkataan dan perbuatan sesuai dengan kebenaran.
Jujur merupakan induk dari sifat-sifat terpuji dalam( mahmuda). Jujur juga di sebut dengan
benar atau sesuai dengan kenyataan yang seperti tertulis dalam Qs. Al-Qur’an Miadah ayat 8
“Hai orang-orang beriman hendaklah kamu menjadi orang-orang yang selalu menegakan
(kebenaran).

Jujur memiliki arti kesesuaian antara apa yang di ucapkan atau di perbuat dengan
kenyataan yang ada. Jujur adalah sikap seseorang yang menyatakan sesuatu dengan
sesungguhnya secara benar dan apa adanya, tidak menambah-nambah dan tidak mengurangi,
edangkan perilaku jujur merupakan sifat baik berupa menyampaikan sesuatu dengan benar
sesuai kenyataan, dan jika sebaliknya tidak di sampaikan sesaui kenyataan maka itu dinamakan
dusta. Perilaku jujunini haru di miliki setiap manusia, karean sifat dan sikap ini merupakan
prinsip dasar dari cerminan akhlak seseorang bahkan kepribadian bangsa.

a. Contoh perilaku jujur

1. Disekolah
Kita bisa meluruskan niat untuk menuntut ilmu mengerjakan tugas-tugas yang di
berikan oleh guru/dosen, tidak menyontek pekerjaan teman, melaksanakan piket sesuai
jadwal, menaati peraturan yang berlaku di sekolah/kampus,berbicara secara benar baik
kepada guru,teman ataupun orang-orang yang ada di lingkungan sekolah.
2. Dirumah
Kita bisa meluruskan niat untuk berbakti kepada orang tua, memberikan hal
yang benar. Contoh saat meminta uang untuk kebutuhan suatu hal, tidak menutup-
nutupi suatu masalah kepada orang tua tidak melebih-lebihkan suatu hanya untuk
membuat orang tua senang.
3. Masayarakat
Kita bisa melakukan kejujuran dengan niat untuk membangungun lingkungan
yang baik, tenang, dan tentram, tidak mengarang cerita yang membuat suasana di
lingkungan tidak kondusif, tidak membuat gossip.kita diberi kepercayaan untuk
melakukan sesatu yang di amanahkan, haru di penuhi dengann sungguh-sungguh.

B. JUJUR DALAM KEGIATAN AKADEMIK


Kejujuran akademik adalah perilaku benar dalam berkata dan melakukan segala
pekerjaan yang berkaitan dengan kegiatan akademik. Ada tiga kejujuran akademik, yaitu:
1. Aspirasi Moral dan Agama.
Agama menjelasakan dan menunjukan nilai-nilai bgi pengalaman
manusia yang sangat penting. Melalui agama, kehidupan lebih dapat di pahami
dan secara pribadi lebih bermakna. Nilai moral sendiri merujuk kepada nilai-nilai
kemanusiaan, itu tidak serta merta berarti bahwa nilai-nilai moral yang
bersumber pada agama itu dinafikan. Justru Ketika dialog dilakukan, nilai-nilai
agama yang di anut pasti secara tidak langsung akan melebur disana. Orang-
orang yang terlibat dalam dialog pastikan akan membawa aspirasi dan nilai-nilai
agama yang di Imani-Nya. Agama dan moralitas itu tidak sama. Namun, nilai-
nilai agama dan nilai-nilai kamanusiaan itu sebetulnya tetap saling
mengandalkan, saling memperkuat, dan mengembangkan satu sama lain.

2. Memelihara system kehidupan manusia dan alam semesta


Ketiga landasan ini-lah yang menjadi pondasi seseorang untuk
berperilaku, khusunya didalam bidang akademik. Suatu budaya pada lingkup
masyarakat akademik penting untuk memiliki integritas pencariaan kebenaran
dan pengetahuaan dengan mengharuskan para intelegtual memiliki pribadi yanf
jujur dalam pelajaran, pengajaran,penelitian dan pelayanan.integritas akademik
memiliki lima nilai dasar yang terdiri dari kejujurn, kepercayaan, kewajaran,
repect, dan tanggung jawab. Sedangkankan masalah ketidak jujuran akademik
adalah masalah kesadaran moral. Oleh karena itu, si utama pelanggaran
kejujuran akademik adalah hukuman moral. Namun, akibat pelanggaran
kejujuran akademik tersebut telah menyentuh hukum pidana, maka suatu
komunitas Pendidikan perlu merumuskan suatu indicator pelanggaran kejujuran
akademik dan saksi-saksinya di dalam sebuah peraturan yang tertulis jelas.
Membangun kejujuran akademik tidak dapat dilakukan dengan memberikan
naseha,melainkan dengan pembiasaan dengan Latihan-Latihan.contoh kecilnya
dengan mengadakan kantin kejujuran dan tempat barang penemuan. Seperti
yang kita tahu kantin kejujuran menjadi sangat efektif karena disana disajikan
makanan dan kotak untuk membayar dan mengambil uang kembali sendiri.
Siswa langsung mengambil uang Kembali sendiri tampa ada yang
menghitungkan dari situ petugas bisa mengecek tingkat kejujuran siswa, apakah
uang yang ada sudah sesuai dengan barang atau belum

5 hal yang merupakan pilar dalam kejujuran akademik adalah:

1. Konesti (kejujuran)
Kegiatan dalam linkungan akademik yang terdiri dari pengajaran,pembelajaran,penelitian, yang
merupakan realisasi dari raa hormat ,dan aturan yang seragam tentang tindakan berbohong
(akademik)penipuan,pencurian,dan lainnya. Dengan melakukan kejujuran, nilai kesejahteraan
masyarakat akan distabilkan, dan begitu juga dengan derajat akademis. Kejujuran harus
melengkapi mahasiswa, staf pengajar, dan dimulai dari diri sendiri.
2. Trus (kepercayaan)
Ikatan saling percaya akan mendorong terjadinya pencapaian tertinggi potensi orang-orang yang
ada didalamnya karena dapat dilakukan pertukaran ide dengan bebas. Hanya dengan
kepercayaan kita dapat percaya atas hasil penelitian orang lain, bekerja sama dengan berbagai
individu, dan berbagai informasi.
3. Fairness (keadilan)
Diperlukan evalusi yang adil dan akurat anara anggota universitas. Bagi mahasiswa komponen
yang penting dari keadilan adalah kredibilitas, harapan yang jelas dan konsiten, dan adanya
respon dari keidak jujuran. Anggota fakultas juga memiliki hak untuk mendapat perilaku yang
adil, begitu juga dengan rekan administrasi
4. Respect(menghormati)
Sebuah komunikasi akademik yang memiliki integritas mengakui partisipasi orang lain dalam
proses pembelajaran dan menghormati berbagai pendapat serta ide. Mereka juga harus
menghormati diri mereka sedniri dan satu sama lain untuk memperluas pengetahuan, menguji
keterampilan baru, dan mengembangkang keberhasilan yang telah diraih serta beljara dari
kegagalan .
5. Responsibilty (Tanggung jawab)
Tanggung jawab dalam Pendidikan selayaknya dipikul Bersama,dan menstribusikan untuk
memepengaruhi perubahan, membantu mengatasi sikap apatis, dan merangsan inpestasi
pribadi dalam menangkan standar integritas akademk. Individu diharapkan bertanggung jawab
atas kejujuran mereka sendiri dan harus mencegah dan harus berusaha untuk mencegah oleh
pelanggaran orang lain.

b. 8 pelanggran yang terjadi di dalam kegiatan akademik yang dapat dikategorikan sebagai
pelanggaran akademik sebagai berikut:
1. Menggunakan atau mencoba menggunakanbahan-bahan, informasi atau
alat bantu studi lainnya pada waktu ujian tanpa izin dari instruktur atau
dosen yang berkepentingan
2. Mengganti,mengubahh,memalsukan nilai atau trankripsi akademik. Kartu
tanda mahasiswa (KTM), tugas-tuga dalam rangk perkuliahan,
keterangan,laporan,atau tanda tangan dalam lingkup kegiatan akademik.
3. Menyediakan sarana prasana atau prasana yang dapat menyebabkan terjadi
hal yang diperolehkan dalam kegiatan akademik.
4. Menggunkan kata-kata atau karya orang lain sebagai kata-kata atau karya
sendiri dalam suatu kegiatan akademik.
5. Mempengruhi atau mempengaruhi orang lain dengan cara lain dengan cara
membujuk, memberi hadiah atau mengancam dengan maksud
menpengaruhi penilaian terhadap pretasi akademik.
6. Menggantikan kedudukan atau melakukan tugas/kegiatan umtuk
kepentingan orang lain dalam kegiatan akademik,ata permintaan orang lain
atau tidak di kehendaki sendiri, seperti: ujian,kegiatan atau tugas akademik
lainnya
7. Melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma-norma kepatutan
dalam kehidupan masyarakat akademik
8. Menyuruh orang lain baik sivitas akademi ubaya maupun diluar ubaya untuk
menggantikan keduduknan atau melakukan tugas-tugas atau kegiatan baik
untuk kepentingan sendiri maupun kepentingan orang lain dalam kegiatan
akademik,seperti ujian,kegiatan atau tugas akademik lainnya.

c. Contoh sikap jujur dalam kegiaan akademik


1. Tidak menyontek.
Penyontekan yaitu, kegiatan yang di lakukan dengan sadar (sengaja)
Atau tidak sadar oleh seorang peserta ujian. Kegiatan ini dapat mencakup :
Mencontoh hasil kerja milik peserta ujian lain, berkomunikasi selama ujian
berlangsung atau dengan media lainnya tanpa seizin pengawas ujin,
memberikan hasil jawaban ujian kepada siswa lainnya.
Sebenarnya menyerjakan ulangan secara mandiri dan mandapat hasil
apa adanya itu jauh lebih baik dari pada hasil memuaskan namun hasil
menyontek dampaknya akan menjadian diri kita sendiri semakin sulit
mengevaluasi apa kekurangan dalam hal belajar yang ada di diri kita dan
hasilnya akan jauh mengecewakan. Tanamkan keyakinan bahwa dengan jujur
akan ada keajaiban yang baik, sehinggah semangat belajar untuk mengerjakan
sendiri pada saat ujian dapat meningkat.
2. Tidak menjiblak atau plagiat.
Contohnya yaitu :
a. Mengakui tulisan orang lain sebagai hasil karya sendiri.
b. Mengakui gagsan pemikiran orang lain sebagai pemikiran sendiri.
c. Mengakui penemuan orang lain sebagai kepunyaan sendiri
d. Mengakui karya yang dihasilkan kelompok sebagai kepunyaan atau hasil
kepunyaan sendiri
e. Menyajikan tulisan yang sama dalam kesempatan yang berbeda tanpa
tanpa menyebutkan asal-uaulnya.
f. Meringkas dan memparafrasekan (mengutip tak langsung) tanpa
menyebutkan sumbernya
g. Meringkas dan memparafrasikan dengan menyebut sumbernya, tetapi
rangkaian kalimat dan pilihan katanya masi terlalu sama dengan
sumbernya.
3. Melaksanakan tugas dengan baik dan tanggung jawab
Orang jujur sekali ia mendapat menerima tugas,tuga tersebut pati
dikerjakan secara maksimal dengan penuh tangung jawab. Sebaliknya
jika ia tidak merasa sanggup atau tidak beredia,ebelumnya pasti dia
katakan tidak atau belum menerima tugas itu sebab orang jujur, tidak
akan bersifat munafik dihadapan orng lain.
4. Tidak memalsukan tanda tangan.
Sebagai contoh kasus, sebagaimana pernah diberitakan oleh
hukumonline, eks staf Mahkama Konstitusi (MK) Masyhuri hasan
dihukum setahun pidana penjara setelah sebelumnya ia memalsukan
tanda tangan seseorang panitera MK pada surat dengan menggunakan
computer. Putusan hakim tersebut diambil berdasarkan tuntutan jaksa
penuntut umum yang mendakwah hasan dengan Pasal 263 ayat
(1)KUHP jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

Anda mungkin juga menyukai