Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu bahaya yang ada di tempat kerja adalah bahaya
psikososial. Bahaya psikososial dapat menyebabkan stres pada pekerja,
hal ini dapat disebabkan oleh akumulasi stressor pada situasi kerja di
tempat kerja. Misalnya, tuntutan pekerjaan dapat memicu timbulnya
stres di tempat kerja (Kurniawidjaja, 2016).
Psycosocial Work Condition (PWC) merupakan kondisi psikososial
kerja yang menimbulkan gangguan kesehatan terutama stres pada pekerja
sehingga dapat memperburuk hasil pekerjaan atau menurunkan
produktivitas antara lain manajemen, peran dalam organisasi, hubungan
dan perubahaan tempat kerja (Tarwaka, 2015).
Berdasarkan dara World Health Organization (WHO) (2013)
menyatakan bahwa stres karyawan merupakan penyakit abad ke dua
puluh dan telah menjadi wabah global (global epidemics). Bahkan
Menurut perkiraan ILO (International Labor Organization) biaya stres
karyawanan mencapai 200 milyar dollar per tahun. Biaya tersebut
temasuk gaji untuk hari-hari yang sakit, biaya pasien opname dan
rawat jalan, dan biaya yang berkaitan dengan penurunan produktivitas
(Ekawarna, 2010). Angka kejadian stres di berbagai benua seperti
Amerika (88%), Afrika (32%), Eropa (70%) dan negara bagian Asia
Tenggara (86%). Presentase ini menunjukkan bahwa potensi stres
kerja di berbagai negara sangat besar. Dengan demikian, stres kerja
merupakan masalah yang terjadi di seluruh dunia sehingga tidak bisa
diabaikan begitu saja (Ferrante. 2016).
Berdasarkan data Negara Amerika Serikat pada tahun 2015
diketahui bahwa stres patologis yang menimbulkan gejala secara
regular mencapai angka 77%. Stres di Amerika Serikat sendiri paling
banyak diakibatkan oleh stres kerja. Diperkirakan terjadi kerugian lebih

1
2

dari 300 milyar US Dollar tiap tahunnya. Di Inggris pada tahun


2014/2015, prevalensi stres kerja, depresi dan ansietas sebesar 440.000
kasus (Tantra dan Larasati, 2015).
Menurut data statistik yang dikeluarkan oleh Health and Safety
Statistik (2015) stres merupakan penyakit terbesar kedua setelah
Musculoskelatal Disorders (MSDs) dengan peningkatan 40% selama 3
tahun terakhir. Stres merupakan salah satu bahaya psikososial yang
berpotensi menyerang semua jenis pekerjaan. Namun risikonya lebih
tinggi pada pabrik, perusahaan jasa dan perusahaan yang bergerak di
bidang pengolahan (HSS, 2015).
Stres kerja pada umumnya dipicu oleh faktor individu dan faktor
lingkungan. Lingkungan kerja fisik merupakan suatu kondisi karyawanan
untuk memberikan suasana dan situasi kerja karyawan yang nyaman dalam
pencapaian tujuan yang diinginkan (Tualeka, et al. 2014).
Salah faktor stres kerja berupa beban kerja berlebih atau pembagian
pekerjaan yang tidak proporsional, budaya kerja sampai malam dan
mengabaikan kehidupan sosial pekerja. Tiga kategori gejala seseorang
dalam kondisi stres kerja, yaitu gejala psikologis (emosi), fisik, dan
perilaku (Tyas, 2013).
Maka berdasarkan hasil temuan ini, penulis ingin mengambil judul
“Gambaran Psikososial Pekerja di PT. Adaro Indonesia Tahun 2019”.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran psikososial Pekerja di PT. Adaro
Indonesia.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi masalah psikososial pekerja di PT. Adaro Indonesia.
b. Mengetahui prioritas penyebab masalah psikososial pekerja di PT.
Adaro Indonesia.
3

c. Mengetahui alternatif pemecahan masalah psikososial pekerja di PT.


Adaro Indonesia.

C. Manfaat
1. Bagi PT. Adaro Indonesia
a. Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di PT. Adaro Indonesia.
b. Sebagai masukan yang mungkin berguna bagi PT. Adaro Indonesia
dalam melakukan pencegahan masalah psikososial yang dapat
mengakibatkan stres kerja.
c. Turut berpartisipasi dalam peningkatan kualitas pendidikan perguruan
tinggi alam penciptaan lulusan berkualitas, terampil dan memiliki
pengalaman kerja.
2. Mahasiswa
a. Mendapatkan pengalaman dan keterampilan yang berhubungan dengan
ilmu kesehatan masyarakat terutama bidang Keselamatan Kerja dan
Kesehatan Kerja (K3)
b. Mendapatkan pengalaman menggunakan metode analisis masalah yang
tepat terhadap permasalahan yang ditemukan di tempat magang
c. Memperkaya kajian dalam bidang ilmu kesehatan masyarakat terutama
sesuai bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
d. Penemuan baru mengenai analisis permasalahan masalah kesehatan
e. Mendapatkan bahan untuk penulisan skripsi/karya ilmiah.
3. Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat
Terjalinnya kerjasama lintas sektor antara Program Studi Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Kalimantan
Muhammad Arsyad Al Banjari dengan PT. Adaro Indonesia dalam
peningkatan derajat kesehatan karyawan.

Anda mungkin juga menyukai