Anda di halaman 1dari 8

1

SURVEILANCE AFP
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

KEPALA PUSKESMAS
PUSKESMAS
CITAPEN
dr. Novita Ridha Amelia
NIP.19781111200701200
1. Surveilans AFP
Pengamatan yang dilakukan terhadap semua kasus lumpuh layu
akut mendadak (AFP) pada anak dibawah usia 15 tahun.
1. Pengertian 1. Kasus AFP
Setiap kasus kelemahan atau kelumpuhan yang bersifat layuh
yang terjadi secara mendadak pada anak dibawah usia 15 tahun
dan bukan disebabkan oleh ruda paksa.

1. Diketahuinya transmisi virus polio liar di kab. Bogor


2. Tujuan 2. Memantau kemajuan program ERAPO
3. Membuktikan kab. Bogor bebas polio
Keputusan Kepala Puskesmas tentang Surveilans Acut Flacid
3. Kebijakan Paralysis
1. UU Wabah No. 4 tahun 1984
4. Referensi
2. UU Kes No. 36 tahun 2009
A. PENJARINGAN KASUS
1. Penjaringan kasus di Rumah Sakit (HBS) / (SARS)
a. Petugas kontak person Rumah Sakit:
- Sosialisasi dengan petugas Poli Syaraf, poli anak dan
IGD
- Meregister kasus – kasus yang masuk dalam
integrasi seperti AFP, campak dan tetanus
neonatorum menggunakan Form (FPPD)
b. Petugas Surveilans Kabupaten melakukan penjaringan
5. Langkah-langkah kasus setiap minggu di Rumah Sakit dengan cara
registrasi / mengecek diagnosa kasus yang masuk
dalam kriteria kasus AFP di poli anak, syaraf dan IGD
dengan membawa:
- Persyaratan administrasi
- Form FPPD Mingguan
2. Penjaringan kasus di Masyarakat (SAM)
a. Persyaratan administrasi
b. Desiminasi informasi melalui Lokbul, Lokmin Posyandu.
c. Deteksi dini pada saat pengobatan di Puskesmas.
1

B. TATALAKSANA PENANGGULANGAN KASUS AFP


1. Penemuan kasus di Rumah Sakit
a. Petugas kontak person Rumah Sakit
- Memberikan informasi kasus AFP kepada petugas
surveilans Kab. Bogor melalui Telp: (021) 87912517,
HP Kepala Bidang P2PKL 08129509276, Kepala
Seksi SEPIM 081315303112 dalam waktu
secepatnya.
Mencatat data epidemiologi kasus dengan
menggunakan Form FP1 lampiran 8.1 dan 8.2
b. Petugas Puskesmas
- Persyaratan Administrasi
- Melakukan investigasi dengan menggunakan Form
FP1
- Pencarian kasus baru di wilayah sekitar domisili
penderita
- Sarana yang dibawa dalam penanggulangan kasus
AFP:
Spesimen Carier, Cold pack, Pot Spesimen, Label
Spesimen, Plastik pembungkus Pot Spesimen,
selotip
- Pengambilan spesimen tinja sebanyak 2 kali dengan
waktu pengambilan specimen 1 dan 2 minimal 24 jam
- Penyimpanan suhu spesimen harus terjaga dalam
suhu (2-80 C)
- Penyuluhan
- Pengiriman spesimen ke Dinas Kesehatan
Kabupaten
- Pelaporan dengan menggunakan form W1 dan FP1
Lampiran 8.1 dan 8.2
Follow Up 60 hari untuk melihat paralysis residual
FP1 Lampiran 8.3 dan 8.4
c. Petugas Kabupaten
- Persyaratan Administrasi
- Memberikan informasi kepada Puskesmas tentang
adanya kasus AFP yang mendapatkan pengobatan di
Rumah sakit melalui telp. HP secepatnya
- Melakukan investigasi bersama petugas Puskesmas
dengan menggunakan Form FP1 Lampiran 8.1 dan
8.2
- Memberikan No. Epid kasus:
10 (Kode Propinsi)
05 (Kode Kab. Bogor)
12 (Tahun Kejadian)
001 (No urut kasus)
1

- Penyuluhan
- Pengiriman spesimen ke Lab Biofarma Bandung
menggunakan Form FPS
- Pengiriman spesimen menggunakan spesimen carier
yang berisi cold pack dan terjaga kualitasnya (suhu
2-8 C)
- Pelaporan dengan menggunakan form W1 dan FP1
Lampiran 8.1 dan 8.2
Follow Up 60 hari untuk melihat paralysis residual
FP1 Lampiran 8.3 dan 8.4
2. Penemuan kasus di Masyarakat
a) Petugas Puskesmas
- Persyaratan Administrasi
- Memastikan kasus masuk dalam kriteria kasus AFP
- Memberikan Informasi ke Dinas Kesehatan tentang
adanya kasus AFP melalui Telp, HP, dan form W1
secepatnya.
- Melakukan investigasi dengan menggunakan form
FP1
- Pencarian kasus baru di wilayah sekitar domisili
penderita
- Sarana yang dibawa dalam penanggulangan kasus
AFP:
Spesimen Carier, Cold pack, Pot Spesimen, Label
Spesimen, Plastik pembungkus Pot Spesimen,
selotip
- Pengambilan spesimen tinja sebanyak 2 kali dengan
waktu pengambilan specimen 1 dan 2 minimal 24 jam
Penyimpanan suhu spesimen harus terjaga dalam
suhu (2-80 C)
- Penyuluhan
- Pengiriman spesimen ke Dinas Kesehatan
Kabupaten
- Pelaporan dengan menggunakan form W1 dan FP1
Lampiran 8.1 dan 8.2
- Follow Up 60 hari untuk melihat paralysis residual
FP1 Lampiran 8.3 dan 8.4
b. Petugas Puskesmas
- Persyaratan Administrasi
- Memastikan kasus masuk dalam kriteria kasus AFP
- Melakukan investigasi bersama petugas Puskesmas
dengan menggunakan Form FP1 Lampiran 8.1 dan
8.2
- Memberikan No. Epid kasus:
10 (Kode Propinsi)
1

05 (Kode Kab. Bogor)


12 (Tahun Kejadian)
001 (No urut kasus)
- Penyuluhan
Pengiriman spesimen ke Lab Biofarma Bandung
menggunakan Form FPS
- Pengiriman spesimen menggunakan spesimen carier
yang berisi cold pack dan terjaga kualitasnya (suhu
2-8 C)
- Pelaporan dengan menggunakan form W1 dan FP1
Lampiran 8.1 dan 8.2
Follow Up 60 hari untuk melihat paralysis residual
FP1 Lampiran 8.3 dan 8.4

6. Bagan Alir
1. Kepala Puskesmas
7. Unit Terkait 2. Dokter Puskesmas
3. Petugas Surveilans Puskesmas

9. Rekaman historis perubahan


No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.mulai diberlakukan
1
1
1
1

Anda mungkin juga menyukai