PENANGGULANGAN BENCANA
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen kesehatan
DOSEN PENGAMPU :
Muhammad Daniel MA
Disusun Oleh :
Indah Rizqika 0801212135
Keysia Febri Dhanty 0801212244
Maulidia khairiah 0801212410
I
DAFTAR ISI
II
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen sumber daya kesehatan merupakan salah satu komponen terpenting
dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan juga peningkatan kualitas
fasilitas pelayanan kesehatan. Sumber daya kesehatan merupakan bagian penting dari
perubahan pembangunan kesehatan di Indonesia. SDM yang tidak dikelola dengan baik
akan menjadi ancaman terbesar untuk implementasi kebijakan, strategi dan program dan
prosedur jika tidak dikelola dengan baik dengan hati-hati .
Pengurangan Risiko Bencana (PRB) merupakan salah satu upaya yang
dilakukanoleh lembaga pemerintah ataupun lembaga nonpemerintah dalam rangka
pengurangan dampak buruk dan kerugian yang terjadi pada saat terjadi bencana maupun
pasca terjadinya suatu bencana. Penanggulangan bencana yang dilakukan oleh lembaga
pemerintah maupun lembaga nonpemerintah berwujud kegiatan yang bermacam-macam.
Mulai dari bantuan yang diberikan secara langsung maupun tidak langsung yaitu dalam
bentuk pelatihan-pelatihan dalam rangka mengurangi risiko. bencana. Sedangkan
pengertian tentang Pengurangan Risiko Bencana (PRB) yang disebutkan dalam Perka
BNPB No.4 Tahun. 2008 Bab. X bahwa“Pengurangan Risiko Bencana adalah sebuah
pendekatan sistematis yaitu mengidentifikasi, mengkaji dan mengurangi risiko-risiko
bencana, bertujuan untuk mengurangi kerentanan-kerentanan sosial-ekonomi terhadap
bencana dan menangani bahaya-bahaya lingkungan maupun bahaya-bahaya lain yang
menimbulkan kerentanan.”
Berbagai program untuk mengurangi Risiko Bencana gempa bumi dan tsunami
pada upaya mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat dan pemulihan telah diakomodir
dalam Rencana Penaggulangan bencana (RPB) Sumbar. Namun demikian ternyata masih
ditemukan berbagai kendala baik di pemerintahan maupun di masyarakat pada fase
tanggap darurat dan pemulihan bencana gempabumi dan tsunamidi Sumatera Barat.
Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dalam penanggulangan bencana telah menyusun
1
Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) sejak tahun 2007 dan ditetapkan pada tahun
2008 untuk periode 2008-2012. Namun, dalam pelaksanaannya, terdapat berbagai
kendala sehingga sasaran penanggulangan bencana tidak tercapai optimal. Oleh karena
itu, penyempurnaan terhadap RPB ini sangat penting mengingat beberapa ahli gempa
percaya bahwa masih terdapat potensi untuk terjadinya gempa yang lebih besar
diSumatera Barat dengan kekuatan mencapai 8.5 SR.( BNPB, Bappenas, Otober 2009).
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari manajemen SDM kesehatan?
2. Apa saja Sub-sistem Manajemen SDM kesehatan ?
3. Apa saja ruang lingkup Manajemen SDM kesehatan?
4. Apa sajakah permasalahan dari manajemen SDM kesehatan?
5. Apa saja upaya penanggulangan bencana ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui definisi dari Manajemen SDM kesehatan.
2. Untuk mengetahui su-sistem dari manajemen SDM kesehatan.
3. Untuk mempelajari apa saja ruang lingkup Manajemen SDM kesehatan.
4. Untuk mengetahui permasalahan dari manajemen SDM kesehatan.
5. Untuk mengetahui bagaimana upaya dalam penanggulangan bencana.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
Sumber daya manusia (SDM) adalah individu produktif yang bekerja sebagai
penggerak suatu organisasi, baik itu di dalam institusi maupun perusahaan yang memiliki
fungsi sebagai aset sehingga harus dilatih dan dikembangkan kemampuannya. Pengertian
sumber daya manusia makro secara umum terdiri dari dua yaitu SDM makro yaitu jumlah
penduduk dalam usia produktif yang ada di sebuah wilayah dan SDM mikro dalam arti
sempit yaitu individu yang bekerja pada sebuah institusi atau perusahaan.
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan suatu hal yang sangat penting dan
harus dimiliki dalam upaya mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Sumber daya
manusia merupakan elemen utama organisasi dibandingkan dengan elemen sumber daya
yang lain seperti modal, teknologi, karena manusia itu sendiri yang mengendalikan faktor
yang lain.
Sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu faktor yang sangat penting bahkan
tidak dapat dilepaskan dari sebuah organisasi, baik institusi maupun perusahaan. SDM
juga merupakan kunci yang menentukan perkembangan perusahaan. Pada hakikatnya,
SDM berupa manusia yang dipekerjakan di sebuah organisasi sebagai penggerak, pemikir
dan perencana untuk mencapai tujuan organisasi itu.
Pengertian SDM dapat dibagi menjadi dua, yaitu pengertian mikro dan makro.
a) Pengertian SDM secara mikro adalah individu yang bekerja dan menjadi anggota
suatu perusahaan atau institusi dan biasa disebut sebagai pegawai, buruh, karyawan,
pekerja, tenaga kerja dan lain sebagainya.
3
b) pengertian SDM secara makro adalah penduduk suatu negara yang sudah memasuki
usia angkatan kerja, baik yang belum bekerja maupun yang sudah bekerja. 1
Secara garis besar, pengertian Sumber Daya Manusia adalah individu yang
bekerja sebagai penggerak suatu organisasi, baik institusi maupun perusahaan dan
berfungsi sebagai aset yang harus dilatih dan dikembangkan kemampuannya.
Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu sumber daya yang terdapat di
dalam organisasi, meliputi semua orang yang melakukan aktivitas. Secara umum,
sumberdaya yang terdapat dalam suatu organisasi bisa dikelompokkan atas dua macam
yaitu sumber daya manusia dan sumber daya non manusia, yang termasuk sumber daya
non manusia adalah modal, mesin, teknologi, bahan-bahan (material) dan lain-lain.
Sumber daya manusia kesehatan (termasuk tenaga kesehatan strategis) dan tenaga
pendukung/ penunjang kesehatan yang terlibat dan bekrja serta mengabdika dirinya
dalmm upaya manajemen kesehatan. 2seperti dokter, Lulusan Kesehatan masyarakat, staff
aministrasi Rumah sakit dsb.
2. Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari bahasa Inggris management dengan kata kerja to manage,
diartikan secara umum sebagai mengurusi. Selanjutnya definisi manajemen berkembang
lebih lengkap. Lauren A. Aply seperti yang dikutip Tanthowi menerjemahkan manajemen
sebagai “The art of getting done though people” atau seni dalam menyelesaikan
pekerjaan melalui orang lain.
Secara umum manajemen merupakan suatu kegiatan untuk mengatur orang lain
guna mencapai suatu tujuan atau menyelesaikan pekerjaan. Manajemen adalah ilmu dan
seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya
secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Manajemen sering diartikan sebagai ilmu, kiat dan profesi. Dikatakan sebagai
ilmu oleh Luther Gulick karena manajemen dipandang sebagai suatu bidang pengetahuan
1
Hadari nawawi, Perencanaan Sumber Daya manusia. (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2003) h. 37.
2
KEMENKES. Badan Pengembangan Dan Pemberdayaan SDM Kesehatan: rencana Aksi Program Badan
Pengembangan Dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Tahun 2015-2019. H. 3.
4
yang secara sistematik berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang bekerja sama
untuk mencapai tujuan dan membuat sistem kerja sama ini lebih bermanfaat bagi
kemanusiaan.
Selain manajemen dipandang sebagai ilmu dan seni, manajemen juga dapat
dikatakan sebagai profesi karena manajemen dilandasi oleh keahlian khusus untuk
mencapai prestasi manajer yang diikat dengan kode etik dan dituntut untuk bekerja secara
professional
Unsur-unsur Manajemen
Menurut Usman dan henry fayol, unsur manajemn terdiri dari “7M+1I” yaitu sebagai
berikut. 3
3
Nurul Asih handayani. 2019. Unsur-Unsur Manajemen, Fungi-Fungsi Manajem, dan Pendekatan dalam
Manajemen Pendidikan. Hal. 1.
5
g) Minute (Waktu), berupa hitungan waktu yang dipergunakan dan dimanfatkan dalam
pencapaian visi dan misi suatu lembaga secara efektif dan efisien.
3. Pengertian manajemen sumber daya manusia
Secara umum SDM dalam organisasi terbagi kepada tiga kelompokyaitu sebagai
berikut:
MSDM adalah suatu bidang manajemen yang khusus mempelajari hubungan dan
peranan manusia dalam organisasi perusahaan. Manajemen SDM merupakan hal-hal yang
4
Sayuti hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia : pendekatan Non Sekuler (Surakarta: Muhammadiyah
University Press, 2000), h. 3.
6
mencakup tentang pembinaan, penggunaan dan perlindungan sumber daya manusia baik
yang berada dalam hubungan kerja maupun yang berusaha sendiri.
Tugas dari manajemen adalah bagaimana menata dan mengatur enam unsur
tersebut menjadi kekuatan yang saling mendukung untuk mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan.
5
Notoatodmojo, 2003, Konsep dasar Manajemen kesehatan.
6
Ibid. hal. 3.
7
4. Pembinaan dan Pengawasan Mutu SDM Kesehatan
Pembinaan dan Pengawasan Mutu SDM Kesehatan adalah upaya untuk
mengarahkan, memberikan dukungan, serta mengawasi pengembangan dan
pemberdayaan SDM Kesehatan.
8
4. Masih sedikitnya peraturan yang mengatur penempatan SDM Kesehatan di daerah
rawan bencana.
5. Distribusi SDM Kesehatan masih belum mengacu pada kerawanansuatu wilayah
terhadap bencana.
6. Kurangnya minat SDM Kesehatan untuk bertugas di daerah bencanaatau konflik
karena tidak adanya jaminan keselamatan dan keamanan
7. Belum semua daerah mempunyai Tim Reaksi Cepat penanggulangankrisis akibat
bencana.
8. Masih ada daerah yang belum pernah menyelenggarakan pelatihan-pelatihan dalam
penanggulangan krisis akibat bencana.
9. Masih ada daerah yang belum pernah menyelenggarakan gladipenanggulangan krisis
akibat bencana.
10. Pelayanan kesehatan pada saat kejadian bencana seringkali terhambatkarena masalah
kekurangan SDM Kesehatan.
11. Dibutuhkn masa pemulihan yang cukup lama bagi SDM Kesehatan yangmenjadi
korban bencana sehingga mengganggu kelancaranpelaksanaan pelayanan kesehatan
di daerah bencana.
7
UU No. 24 tahun 2007.
9
yang akan terjadiserta kebutuhan fasilitas pelayanan kesehatan dan ketersediaan
SDMKesehatan berikut kompetensinya. Beberapa hal yang harusdiperhatikan
dalam penyusunan peta rawan bencana adalah :
1) Ancaman (hazard), jenis bahaya bencana apa yang mungkinterjadi.
Informasi ini dapat diperoleh dengan melihat keadaangeografis wilayah
setempat.
2) Kerentanan (vulnerability), sejauh mana akibat dari bencana initerhadap
kehidupan masyarakat (khususnya kesehatan). Informasiyang dibutuhkan
dalam menilai kerentanan yang terkait SDMKesehatan berhubungan dengan
data tentang inventarisasiketenagaan yang dimiliki, contohnya dokter ahli,
dokter umum,perawat, bidan, sanitarian, ahli gizi, dll
3) Penyusunan peta rawan bencana sebaiknya dilakukan secara lintasprogram
(melibatkan unit-unit program yang ada di DinasKesehatan) dan lintas
sektor (melibatkan instansi terkait sepertiPemda, RSU, TNI, POLRI, Dinas
Kessos, PMI, Ormas, LSM, Petarawan bencana secara berkala dievaluasi
kembali agar sesuaidengan keadaan dan kondisi setempat
10
3. Pascabencana (pemulihan/rehabilitasi dan rekonstruksi)
a. Mobilisasi SDM Kesehatan sesuai dengan kebutuhan pelayanankesehatan.
b. Pengorganisasian SDM Kesehatan dalam pelaksanaan pelayanankesehatan.
c. Upaya pemulihan SDM Kesehatan yang menjadi korban agar dapatmenjalankan
fungsinya kembali.
d. Rekruitmen SDM Kesehatan untuk peningkatan upayapenanggulangan krisis
akibat bencana pada masa yang akan datang.
e. Program pendampingan bagi petugas kesehatan di daerahbencana.
Gempa Bumi
Upaya Pra-bencana:
1. Mengenali lokasi bangunan tempat tinggal atau bekerja, yakni kemungkinan berada
pada patahan gempa, serta seberapa kuat potensi gempa yang terjadi di wilayah
tersebut berdasarkan pemetaan wilayah rawan gempa bumi.
2. Melakukan renovasi terhadap bangunan yang belum tahan gempa seta yang
kondisinya tua atau buruk.
3. Membentuk orgnisasi mandiri berbasis masyarakat dalm penanggulangan bencana
seperti gempa bumi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terkain bencana
tersebut.
Berlindung dibawah meja yang kuat apabila berada di dalam ruangan, apabila berada di
luar ruangan, hindari bangunan ataupun fasilitas yang dapat roboh. Bila sedang
berkendara, segera menepi dan keluar (mobil) dengan aman kemdian menuju ke tempat
perlindungan terdekat.
11
Upaya pasca bencana:8
1. Bantuan Darurat
a) Mendirikan pos komando bantuan
b) Berkoordinasi dengan Satuan Koordinator Pelaksana Penanggulangan Bencana
(SATKORLAK PBP) dan pemberi bantuan yang lain.
c) Mendirikan tenda-tenda penampungan, dapur umum, pos kesehatan dan pos koordinasi.
d) Mendistribusikan obat-obatan, bahan makanan dan pakaian.
e) Mencari dan menempatkan para korban di tenda atau pos pengungsian.
f) Membantu petugas medis untuk pengobatan dan mengelompokan korban.
g) Mencari, mengevakuasi, dan makamkan korban meninggal.
2. Inventarisasi kerusakan
Pada tahapan ini dilakukan pendataan terhadap berbagai kerusakan yang terjadi, baik
bangunan, fasilitas umum, lahan pertanian, dan sebagainya.
3. Evaluasi kerusakan
Pada tahapan ini dilakukan pembahasan mengenai kekurangan dan kelebihan dalam
penanggulangan bencana yang telah dilakukan. Perbaikan dalam penanggulangan bencana
diharapkan dapat dicapai pada tahapan ini.
4. Pemulihan (Recovery)
Pada tahapan ini dilakukan pemulihan atau mengembalikan kondisi lingkungan yang rusak
atau kacau akibat bencana seperti pada mulanya. Pemulihan ini tidak hanya dilakukan pada
lingkungan fisik saja tetapi korban yang terkena bencana juga diberikan pemulihan baik
secara fisik maupun mental.
5. Rehabilitasi (Rehabilitation)
a) Mulai dirancang tata ruang daerah (master plan) idealnya dengan memberi
kepercayaan dan melibatkan seluruh komponen masyarakat utamanya korban bencana.
Termasuk dalam kegiatan ini adalah pemetaan wilayah bencana.
b) Mulai disusun sistem pengelolaan bencana yang menjadi bagian dari sistem
pengelolaan lingkungan
c) Pencarian dan penyiapan lahan untuk permukiman tetap
d) Relokasi korban dari tenda penampungan
8
Badan Nasional Penanggulangan bencana (BNBP) . Penanganan bencana. Bpbd.ntbprov.go.id.
12
e) Mulai dilakukan perbaikan atau pembangunan rumah korban bencana
f) Pada tahap ini mulai dilakukan perbaikan fisik fasilitas umum dalam jangka menengah
g) Mulai dilakukan pelatihan kerja praktis dan diciptakan lapangan kerja
h) Perbaikan atau pembangunan sekolah, sarana ibadah, perkantoran, rumah sakit dan
pasar mulai dilakukan
i) Fungsi pos komando mulai dititikberatkan pada kegiatan fasilitasi atau pendampingan.
6. Rekonstruksi
Kegiatan rekonstruksi dilakukan dengan program jangka menengah dan jangka panjang
guna perbaikan fisik, sosial dan ekonomi untuk mengembalikan kehidupan masyarakat pada
kondisi yang lebih baik dari sebelumnya
7. Melanjutkan pemantauan
Wilayah yang pernah mengalami sebuah bencana memiliki kemungkinan besar akan
mengalami kejadian yang sama kembali. Oleh karena itu perlu dilakukan pemantauan terus-
menerus untuk meminimalisir dampak bencana tersebut
13
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu faktor yang sangat penting bahkan
tidak dapat dilepaskan dari sebuah organisasi, baik institusi maupun perusahaan. SDM
juga merupakan kunci yang menentukan perkembangan perusahaan. Pada hakikatnya,
SDM berupa manusia yang dipekerjakan di sebuah organisasi sebagai penggerak, pemikir
dan perencana untuk mencapai tujuan organisasi itu.
Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, pelaksanaan dan pengawasan terhadap pengadaan, pengembangan,
pemberian balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemisahan tenaga kerja dalam
rangka mencapai tujuan organisasi.
Sub-sistem SDM kesehatan adalah pengelolaaan upaya pengembangan dan
pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan yaitu meliputi: upaya perencanaann
pengadaan, pendayagunaan serta pembinaan dan pengawasan mutu seumber daya
manusia keseahatan yang mendukung penyeenggaraan pembangunan kesehatan guna
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya.
B. Saran
Upaya yang dilakukan dalam manajemen SDM Kesehatan yang terkaitdengan
penanggulangan krisis akibat bencana dibagi dalam tiga tahap berikut sesuai dengan
siklus penanggulangan bencana yaitu pra bencana (pencegahan,mitigasi,dan
kesiapsiagaan) ,saat bencana (tanggap darurat) , dan yanh terakhir pasca bencana (masa
pemulihan)
Seharusnya masyarakat di daerah tersebut dapat memahami upaya
penanggulangan bencana seperti gempa bumi dengan cara mengenali lokasi bangunan
tempat tinggal atau bekerja, yakni kemungkinan berada pada patahan gempa, melakukan
renovasi terhadap bangunan yang belum tahan gempa seta yang kondisinya tua atau
buruk, dan membentuk orgnisasi mandiri berbasis masyarakat dalm penanggulangan
14
bencana seperti gempa bumi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terkain
bencana tersebut.
15
DAFTAR PUSTAKA
Aprianto, B., & Zuchri, F. N. (2021). Implementasi Manajemen Sumber Daya Manusia
Kesehatan di Fasilitas Kesehatan: A Literature Review. Jurnal Kesehatan Tambusai, 2(3),
160-166
Azzaeri I. Buku Ajar Manajemen Bencana. UP PRESS.
Badan Nasional Penanggulangan bencana (BNBP) . Penanganan bencana. Bpbd.ntbprov.go.id.
Depkes, R. I. (2006). Pedoman Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan dalam
Penanggulangan Bencana. PPSDM Kesehatan, Jakarta
Hadari nawawi, Perencanaan Sumber Daya manusia. (Yogyakarta: Gajah Mada University Press,
2003) h. 37.
Notoatodmojo, 2003, Konsep dasar Manajemen kesehatan.
Nurul Asih handayani. 2019. Unsur-Unsur Manajemen, Fungi-Fungsi Manajem, dan Pendekatan
dalam Manajemen Pendidikan. Hal. 1.
Saputra, R. D., Ratnasari, S. L., & Tanjung, R. (2020). Pengaruh Manajemen Talenta,
Perencanaan SDM, Dan Audit SDM Terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal Trias Politika,
4(1), 90-99
Sayuti hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia : pendekatan Non Sekuler (Surakarta:
Muhammadiyah University Press, 2000), h. 3.
16