NIM : 004610142020
2021
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puja dan puji marilah senantiasa kita ucapkan atas limpahan
rahmat dan nikmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang diberikan
kepada kami.
Sholawat bersamaan dengan salam juga mari hadirkan kepada Baginda Nabi kita
Muhammad SAW. Semoga kita, orangtua, nenek dan kakek kita, guru-guru dan orang
terdekat kita mendapat syafaat Beliau di Yaumil Mahsyar kelak. Amin ya Rabbal’Alamin.
Adapun tujuan utama penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
Kami ucapkan terimakasih kepada bapak Dr. H. Haeruddin, SKM,. M.Kes selaku
dosen pembimbing dan kepada semua pihak yang sudah membantu dalam penulisan makalah
ini.
Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah dan juga
kami sangat mengharapkan kritik serta saran dari para pembaca untuk bahan pertimbangan
perbaikan makalah.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………….. 2
18
19
3
BAB I
PENDAHULUAN
Manajemen adalah ilmu dan seni memproses mengatur pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumber- sumber daya lainnya secara efektif dan efesien untuk mencapai suatu
tujuan tertentu. Manajemen terdiri dari enam unsur yaitu : men, money, methode, materials,
Unsur men (manusia) berkembang menjadi suatu bidang ilmu manajemen yang
disebut manajemen sumber daya manusia atau disingkat MSDM yang merupakan terjemahan
dari man power management. MSDM adalah suatu bidang manajemen yang khusus
Manusia berperan aktif dan dominan dalam kegiatan setiap organisasi, karena
manusia menjadi perencana pelaku dan penentu terwujudnya tujuan organisasi. Mengatur
4
karyawan adalah sulit dan kompleks, karena mereka memiliki pikiran, perasaan, status,
keinginan, dan latar belakang yang heterogen yang dibawa kedalam organisasi. Karyawan
tidak dapat diatur dan dikuasai sepenuhnya seperti mengatur mesin, modal atau gedung.
serta globalisasi dan demokrasi dengan semangat kemitraan dan kerjasama lintas sektoral.
Berbagai studi menunjukkan bahwa tenaga kesehatan merupakan kunci utama dalam
pendidikan, serta pendayagunaan tenaga kesehatan secara terpadu dan saling mendukung
pelaksana pembangunan kesehatan sehingga tanpa tersedianya tenaga dalam jumlah dan jenis
yang sesuai, maka pembangunan kesehatan tidak akan dapat berjalan secara optimal. SDM
Kesehatan juga merupakan tenaga kesehatan profesi termasuk tenaga kesehatan strategis dan
tenaga kesehatan non profesi serta tenaga pendukung/penunjang kesehatan yang terlibat dan
Sumber daya manusia (SDM) Kesehatan dipandang sebagai komponen kunci untuk
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang
5
optimal. Dalam hal pencapaian target pembangunan millennium bidang kesehatan, dapat
dikatakan secara nasional sudah sejalan dengan target yang diharapkan, namun beberapa
masalah kesehatan masih menuntut kerja keras semua pihak, antara lain penurunan angka
kematian ibu, pencegahan penularan infeksi baru HIV, perluasan akses terhadap sarana air.
Untuk mengetahui pengertian dari SDM kesehatan dan tenaga kesehatan, perencanaan
SDM kesehatan, pendidikan dan pelatihan, pendayagunaan SDM kesehatan, serta issue
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Berdasarkan Word Health Organization (WHO), SDM adalah semua orang yang
kegiatan pokoknya ditujukan untuk meningkatkan kesehatan. Mereka terdiri atas orang-orang
laboratorium, manajemen, serta tenaga pendukung seperti bagian keuangan, sopir, dan lain
sebagainya. Secara kasar, WHO memperkirakan terdapat 59,8 juta tenaga kesehatan di dunia
dan dari jumlah tersebut di perkirakan dua pertiga (39,5 juta) dari jumlah keseluruhan tenaga
kesehatan memberikan tenaga kesehatan dan sepertiganya (19,8 juta) merupakan tenaga
Menurut sistem kesehatan nasional (SKN) yang dikutip oleh adisasmito (2007), SDM
pelatihan serta terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi – tingginya. Sementara itu, SDM kesehatan menurut PP No.
32/1996 yang juga dikutip oleh Adisasmito (2007), adalah semua orang yang bekerja secara
7
aktif dibidang kesehatan, baik yang memiliki pendidikan formal kesehatan, maupun tidak
yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan dalam melaksanakaan upaya kesehatan.
Definisi lain dari tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
kesehatan, serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang
kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan (PP 32, 1996; UU 36, 2009). Ditetapkan bahwa tenaga kesehatan terdiri atas medis
(dokter dan dokter gigi), tenaga keperawatan (perawat dan bidan ), tenaga kefarmasian
(apoteker, analis farmasi, dan analis apoteker), tenaga kesehatan masyarakat (epidemiologi
(fisioterapis, okupasiterapis, dan terapis wicara), serta tenaga keteknisian medis (radiografer,
radioterapis, teknisi gigi, teknisi elektromedis, analis kesehatan, refraksionis optisien, otorik
SDM kesehatan menurut SKN 2009 adalah tenaga kesehatan profesi termasuk tenaga
kesehatan, yang terlibat dan bekerja secara mengabdikan dirinya dalam upaya dan
manajemen kesehatan. Tenaga kesehatan straktegis di sini merupakan tenaga kesehatan yang
tidak diproduksi secara merata di provinsi, tidak dapat disubstitusi oleh tenaga kesehatan lain
dan mempunyai daya ungkit yang besar bagi pelayan kesehatan. Unsur-unsur dalam SDM
kesehatan meliputi SDM kesehatan itu sendiri, sumber daya pengembangan dan
Tenaga kesehatan menurut SKN yang dikutip oleh adisasmito (2007), adalah semua
orang yang bekerja secara aktif dan profesional dibidang kesehatan, baik yang memiliki
pendidikan formal kesehatan, maupun tidak yang untuk jenis tertentu memerlukan upaya
8
kesehatan. Sedangkan menurut PP No. 32/1999 yang juga dikutip oleh adisasmito (2007),
tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
memiliki pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan formal dibidang kesehatan yang
Berdasarkan dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa tenaga kesehatan
adalah setiap orang yang memperoleh pendidikan baik formal maupun nonformal yang
mendedikasikan diri dalam berbagai upaya yang bertujuan mencegah, mempertahankan, serta
manajemen kesehatan dimulai dari perencanaan. Semua orang menyadari bahwa perencanaan
bagian terpenting dalam proses manajemen dan oleh karena itu menyita banyak waktu dalam
proses manajemen. Untuk manajemen sumber daya manusia, perencanaan berarti penentuan
program karyawan (sumber daya manusia) dalam rangka membantu tercapainya sasaran atau
tujuan organisasi itu. Dengan kata lain mengatur orang – orang yang akan menangani tugas –
tugas yang dibebankan kepada masing – masing orang, dalam rangka mencapai tugas
Perencanaan SDM kesehatan adalah sebuah proses estimasi terhadap jumlah SDM
pelayanan kesehatan. Dengan kata lain, kita meramalkan siapa mengerjakan apa, dengan
keahlian apa, kapan dibutukan dan berapa jumlahnya. Melihat kepada pengertian diatas
perencanaan SDM puskesmas seharusnya berdasarkan fungsi dan beban kerja pelayanan
kesehatan yang akan dihadapi di masa depan. Hal ini dimaksudkan agar fungsi puskesmas
dapat berjalan dengan baik, maka kompetensi SDM seharusnya sesuai dengan spesifikasi
9
Determinan yang berpengaruh dalam perencanaan kebutuhan SDM kesehatan adalah :
2. Pertumbuhan ekonomi
Negara Tahun 1999 No. 60. Tambahan Lembara Negara No. 3839).
10
9. Keputusan Menkes No. 1277/MENKES/SK/XI/2001 tentang Organisasi dan
di Kabupaten/Kota (Depkes,2004).
bagi daerah menjadi sangat penting dan menjadi tanggung jawab daerah itu sendiri. Oleh
karena itu, dengan adanya desentralisasi di bidang kesehatan, pejabat pengelola SDM di
Kabupaten/Kota dan provinsi perlu memiliki kemampuan atau kompetensi yang memadai
pada kelompok ini ditujukan pada perhitungan kebutuhan SDM kesehatan untuk memenuhi
kebutuhan sarana pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, poliklinik dan lain-
lain.
organisasi.
11
3. Perencanaan kebutuhan SDM kesehatan untuk bencana : Perencanaan ini
dimaksudkan untuk mempersiapkan SDM kesehatan saat prabencana, terjadi bencana dan
Untuk itu pengelola kebutuhan SDM kesehatan yang bertanggung jawab pada ketiga
kelompok diatas perlu memahami secara lebih rinci teknis perhitungannya untuk masing-
selaras oleh pemerintah, masyarakat dan dunia usaha baik ditingkat pusat maupun tingkat
daerah. Dalam upaya pemerataan SDM kesehatan perlu memperhatikan keseimbangan antara
kesesuaian metode dengan kemampuan dan keadaan daerah masing-masing (Depkes, 2004).
permintaan dan suplai karyawan atau tenaga di suatu organisasi. Dari uraian itu, secara terinci
dapat disimpulkan bahwa kagiatan perencanaan sumber daya manusia terdiri dari 4 kegiatan
sumber daya manusia yang ada atau tersedia saat ini (tentang jumlahnya, kemampuannya,
12
keterampilannya dan potensi pengembangannya) serta menganalisis penggunaan sumber daya
sekarang ini.
kebutuhan (permintaan) dan penawaran (suplai) sumber daya manusia di waktu yang akan
penawaran (suplai) sumber daya manusia, melalui rekruitmen (penarikan), seleksi pelatihan,
pencapaian tujuan sasaran perencanaan sumber daya manusia perlu disusun perencanaan
sumber daya manusia, perlu disusun rencana monitoring dan evaluasi serta indikator
Salah satu cara pengembangan SDM kesehatan agar sesuai dengan tuntutan pekerjaan
adalah melalui pendidikan dan pelatihan SDM kesehatan. Fungsi dari pendidikan dan
pelatihan ini adalah sebagai investasi SDM dan merupakan tuntutan luar dan dalam
organisasi. Selain itu juga bertujuan untuk memperbaiki, mengatasi kekurangan dalam
1. Knowledge
2. Ability
3. Skill
Bentuk pelatihan yang biasa dilakukan adalah diklat yang dilaksanakan oleh Pusdiklat
(Pusat Pendidikan dan Pelatihan). Pusdiklat adalah suatu unit yang bertugas
13
menyelenggarakan diklat bagi pegawai/calon pegawai. Fungsinya adalah mendidik dan
melatih tenaga kerja dalam rangka pengembangan dan atau peningkatan kemampuan.
Secara khusus program pendidikan dan pelatihan ini bertujuan untuk menghasilkan
dibidang promosi kesehatan dengan cara menguasai dan memahami pendekatan, metode dan
program dan kebijakan kesehatan dalam rangka pengembangan dan pengelolaan sumber daya
manusia kesehatan.
pemerataan tenaga kesehatan. Selanjutnya dalam beberapa tahun kemudian, tenaga kesehatan
melaksanakan Wajib Kerja Sarjana. Pada masa itu semua tenaga kesehatan, utamanya dokter,
dokter gigi, perawat, bidan, sanitarian, dan ahli gizi diangkat sebagai pegawai negeri sipil
pusat (PNS Pusat) dan ditempatkan ke daerah yang memerlukan untuk jangka waktu tertentu
(antara 2 sampai 5 tahun sesuai dengan tingkat kesulitan daerah penempatan) melalui Inpres
14
No.13 Tahun 2003 tentang Ketenaga-kerjaan yang mencabut Undang-Undang No. 8 Tahun
1961 tentang Wajib Kerja Sarjana. Sebagai tindak lanjut dari Undang-Undang tersebut,
Tenaga Medis Melalui Masa Bakti dan Cara Lain. Dengan kebijakan ini, program dokter dan
dokter gigi PTT yang semula bersifat wajib menjadi sukarela. Disatu sisi, kebijakan tersebut
di atas mencerminkan penghargaan pemerintah terhadap Hak Asasi Manusia pada tenaga
kesehatan. Namun disisi lain, Hak Asasi Manusia bagi rakyat terutama di daerah tertinggal,
perbatasan, kepulauan dan daerah-daerah yang tidak diminati menjadi terabaikan. Hal ini
bertentangan dengan UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 4 yang menyatakan
bahwa setiap orang berhak atas kesehatan dan pasal 5 yang menyatakan setiap orang
mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan.
1. Instansi pemerintah baik pusat maupun daerah termasuk TNI dan POLRI,
3. Sektor non pelayanan kesehatan termasuk industri, pendidikan dan penelitian baik
3. Penugasan khusus baik residen maupun tenaga D3-Kesehatan, terutama untuk daerah
15
E. Issue Strategis SDM Kesehatan
ini dan ke depan masih dihadapi isu strategis atau masalah pokok dalam pengembangan
jumlah, kualitas dan penyebarannya, namun masih belum mampu memenuhi kebutuhan
pelayanan kesehatan di seluruh wilayah terutama pada daerah tertinggal, terpencil, perbatasan
dan kepulauan. Mutu tenaga kesehatan belum memiliki daya saing dalam memenuhi
didukung dengan sistem informasi tenaga kesehatan yang memadai. Rencana kebutuhan
tenaga kesehatan yang menyeluruh belum disusun sesuai yang diharapkan, sehingga belum
kesehatan, pendayagunaan tenaga kesehatan, serta pembinaan dan pengawasan mutu tenaga
kesehatan.
tenaga kesehatan. Kajian jenis tenaga kesehatan yang dibutuhkan tersebut belum dilakukan
sebagaimana mestinya. Kualitas hasil pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan pada
umumnya masih kurang memadai. Masih banyak institusi pendidikan tenaga kesehatan yang
belum terakreditasi dan memenuhi standard. Hal ini akan berdampak terhadap kompetensi
dan kualitas lulusan tenaga kesehatan. Masih banyak institusi pendidikan tenaga kesehatan
yang belum terakreditasi dan memenuhi standar. Hal ini akan berdampak terhadap
16
pada umumnya bersifat sistemik, antara lain terdapat ketidaksesuaian kompetensi lulusan
antara pelaku dalam pembangunan kesehatan dan pendidikan tenaga kesehatan, lebih
perbatasan, kepulauan dan daerah yang kurang diminati. Hal ini disebabkan oleh disparitas
sosial ekonomi, budaya maupun kebijakan pemerintah daerah termasuk kondisi geografis
antar daerah mengurangi minat tenaga kesehatan untuk ditempatkan di daerah tersebut. Selain
itu pengembangan dan pelaksanaan pola pengembangan karir, sistem penghargaan dan sanksi
(Continue Professional Development = CPD), serta Training Need Assesment (TNA) masih
perlu dikembangkan.
dilaksanakan sebagaimana yang diharapkan. Registrasi dan sertifikasi tenaga kesehatan masih
terbatas pada tenaga dokter dan dokter gigi. Sosialisasi dan penerapan peraturan perundang-
memadai.
masih terbatas. Sistem informasi tenaga kesehatan belum sepenuhnya dapat menyediakan
data yang akurat, terpercaya dan tepat waktu. Dukungan sumber daya pembiayaan dan lain-
Dalam upaya menjawab issue strategis atau masalah pokok dalam pengembangan
17
1. Telah disahkannya beberapa aturan perundang-undangan terkait tenaga kesehatan.
kesehatan Indonesia. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya permintaan tenaga
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Tenaga kesehatan adalah orang yang mengabdikan dirinya dibidang kesehatan yang
kekurangan dalam pelaksanaan pekerjaan agar sesuai dengan IPTEK meliputi 3 aspek
yaitu Knowledge, Ability dan Skill.
sektor kesehatan dapat diangkat melalui formasi PNS baik pusat maupun daerah, Pegawai
18
Tidak Tetap (PTT) pusat maupun daerah dan penugasan khusus baik residen maupun tenaga
5. Salah satu Issue startegi atau masalah pokok dalam pengembangan tenaga kesehatan yaitu
Perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan masih perlu ditingkatkan karena belum dapat
B. SARAN
Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan para pembaca secara
umum, saran dan kritikan yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan
makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Cardoso Gomes. Faustino, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta, Andi, 2003.
5. Masram, Mu’ah. Manajemen Sumber Daya Manusia, Sidoarjo, Zifatama Publisher, 2015.
19
6. Puji Lestari, S, 2008, 'Gambaran Perencanaan Kebutuhan Tenaga Dokter Umum dan
Dokter Gigi Puskesmas serta Analisis Perhitungannya dengan Metode WISN di Kota Bekasi
Tahun 2008', Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Jakarta.
20