Anda di halaman 1dari 11

MANAJEMEN

KRISIS

Pertemuan 13
PENGERTIAN KRISIS

Situasi yang tidak stabil dengan berbagai


kemungkinan dan dapat menyebabkan kondisi
yang tidak diinginkan dimana prosedur normal
tidak dapat berjalan dengan baik.
Krisis biasanya bersifat spesifik, tidak diharapkan,
dapat terjadi setiap saat dan merupakan rangkaian
beberapa kejadian, menimbulkan ketidakpastian
yang tinggi dan dapat mengancam tercapainya
tujuan organisasi.
KARAKTERISTIK KRISIS
1. Peristiwa yang spesifik, penyebab krisis dapat dianalisa dari
beberapa isu yang terjadi.
2. Tidak diharapkan dan dapat terjadi setiap saat, krisis seringkali
terjadi pada saat yang tidak terduga.
3. Menciptakan ketidakpastian informasi, krisis dapat menyebabkan
rumor yang berkembang.
4. Menimbulkan kepanikan, krisis dapat menjadi besar karena
kekurangan informasi akurat.
5. Menimbulkan dampak bagi operasional, krisis dapat menurunkan
tingkat kepercayaan publik.
6. Berpotensi menimbulkan konflik, krisis dapat memunculkan debat
publik dan pro kontra.
JENIS KRISIS
1. Krisis teknologi, disebabkan oleh kesalahan teknologi tertentu
dalam operasional organisasi.
2. Krisis konfrontasi, disebabkan karena relasi yang buruk antara
organisasi dengan publiknya.
3. Krisis malevolence, disebabkan karena ada pihak yang
berkeinginan menjatuhkan organisasi.
4. Krisis manajemen, disebabkan karena perusahaan gagal
menjalankan tugasnya.
5. Krisis bencana alam, disebabkan karena terjadinya bencana alam
yang mengganggu operasional.
6. Krisis produk, disebabkan karena kesalahan produksi atau
mengandung zat berbahaya.
TAHAPAN KRISIS

1. Tahap prodromal, pada tahap ini krisis sudah


muncul namun perusahaan masih dapat
beroperasi dengan baik, sering disebut dengan
warning stage karena tanda bahaya mengenai
gejala yang harus diatasi sudah mulai tampak
namun masih samar.
2. Tahap akut, pada tahap ini krisis sudah
tampak jelas, kerusakan sudah mulai
bermunculan, reaksi mulai berdatangan, isu
menyebar luas, sering disebut the point of no
return karena intensitas serangan yang keras.
3. Tahap kronis, pada tahap ini ditandai dengan
perubahan struktural, pergantian manajemen
atau bahkan kebangkrutan dan likuidasi,
sering disebut degan the clean up phase atau
recovery karena perusahaan mulai membenahi
diri.
4. Tahap resolusi, pada tahap ini perusahaan
dalam masa pemulihan dimana public
relations harus tetap waspada karena krisis
yang terjadi biasanya merupakan siklus yang
akan berulang sehingga diperlukan riset dan
evaluasi tindakan untuk mengantisipasi
kejadian lanjutan.
MANAJEMEN KRISIS

Suatu bentuk respon dan upaya dalam menyikapi


serta memecahkan masalah dari krisis yang
muncul melalui strategi manajemen krisis yang
mungkin untuk dilakukan. 
Manajemen krisis didasarkan pada
bagaimana metode menghadapi krisis,
membuat keputusan ketika di tengah kondisi
kritis, dan memantau perkembangan krisis.
PROSES MANAJEMEN KRISIS
1. Pra krisis
Fase dilakukannya berbagai pencegahan dan persiapan dengan
pencarian cara untuk mengurangi resiko dan menitik beratkan
pada pembuatan rencana manajemen krisis dengan menyusun tim
kerja.
2. Respon Krisis
Fase dimana seluruh tim kerja bertindak langsung menangani
krisis dengan mendampingi proses penyampaian pesan ke
berbagai pihak.
3. Pasca krisis
Fase disampaikannya informasi kepada berbagai pihak dan
masyarakat mengenai penyelesaian yang sudah dilakukan dan
upaya memperbaiki citra.
MENGELOLA KRISIS
1. Idenfikasi krisis, public relations perlu melakukan riset untuk
memperoleh data dan fakta yang dibutuhkan. Bila krisis terjadi
dengan sangat cepat, riset harus dilakukan secara informal dan
kilat.
2. Analisis krisis, public relations melakukan analisis baik secara
parsial atau integral atas masukan yang diperoleh sebelum
melaksanakan komunikasi dengan pihak eksternal dalam hal ini
para jurnalis.
3. Isolasi krisis, public relations menutup segala akses masuk
dengan tujuan menghindari campur tangan pihak luar dalam
penanganan krisis karena dikhawatirkan akan memperkeruh
situasi dan menciptakan citra buruk.
4. Pilihan strategi, public relations dapat mengendalikan krisis dengan
melakukan penetapan strategi generik, seperti :
a. Defensive strategy, dengan cara mengulur waktu, tidak melakukan
apa-apa atau membentengi diri dengan kuat.
b. Adaptive strategy, dengan cara mengubah kebijakan, modifikasi
operasional, kompromi atau meluruskan citra.
c. Dynamic strategy, dengan cara merger/akuisisi, investasi baru,
menjual saham, meluncurkan produk baru/menarik produk lama,
menggandeng kekuasaan atau melempar isu baru untuk
mengalihkan perhatian.
5. Program pengendalian, public relations menyusun langkah penerapan
dari strategi yang sudah dirumuskan sebagai panduan agar para
eksekutif dapat mengambil tindakan yang pasti dan tepat untuk
perbaikan perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai