Anda di halaman 1dari 9

UJI AKTIVITAS IMUNOSTIMULATOR FRAKSI AIR

DARI EKSTRAK ETANOL KELOPAK BUNGA ROSELLA


(Hibiscus sabdariffa L.) TERHADAP PROLIFERASI SEL LIMFOSIT MENCIT
GALUR SWISS SECARA IN VITRO
BESERTA IDENTIFIKASI KANDUNGAN KIMIANYA

Oktarina Heni Puspitowati1), Maria Ulfah1), Ediati Sasmito 2)

1)
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang
2)
Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

INTISARI

Kelopak bunga rosella telah banyak digunakan sebagai obat tradisional secara turun temurun.
Kandungan fenol dan flavonoid di dalam kelopak bunga rosella diduga mempunyai efek imunostimulator.
Penelit ian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas imuno stimulator secara in vitro dan mengidentifikasi adanya
senyawa fenol dan flavonoid yang terkandung dalam fraksi air dari ekstrak etanol kelopak bunga rosella
(Hibiscus sabdariffa L.).
Serbuk kelopak bunga rosella dimaserasi dengan pelarut etanol 96%, kemud ian ekstrak kental
difraksinasi secara bertingkat menggunakan pelarut n -heksan, etil asetat, dan air. Uji akt ivitas
imunostimulator menggunakan metode MTT Assay dengan seri konsentrasi fraksi uji 10, 20, 50, 100, 200, 400
µg/mL dan kontrol positif PHA 10 µg/ mL terhadap kultur sel limfosit. Data berupa Optical Density (OD)
dianalisis secara statistik dengan Oneway ANOVA dilanjutkan uji Tukey (p<0,05). Identifikasi senyawa fenol
dan flavonoid di dalam kelopak bunga rosella dilakukan dengan Kro matografi Lapis Tipis (KLT).
Hasil analisa statistik menunjukkan bahwa fraksi uji mempunyai aktiv itas imunostimu lator terhadap
proliferasi sel limfosit pada konsentrasi 400 µg/ mL yang berbeda bermakna dibandingkan dengan kontrol positif
dan kontrol sel (p<0,05). Hasil u ji KLT menunjukkan bahwa fraksi uji mengandung fenol dan flavonoid.
Kata kunci : kelopak bung a rosella (Hibiscus sabdariffa L.), MTT Assay, imunostimul ator, fenol dan
flavonoi d

ABSTRACT

Roselle caly x has been used as traditional med icine for generations. The content of phenols and
flavonoids in the roselle caly x thought to have immunostimulatory effects. This study aims to determine the
immunostimu latory activity in vitro and to identified phenolic and flavonoids compounds in the water fraction of
roselle (Hibiscus sabdariffa L.) caly x ethanol extract.
Powder of roselle caly x macerated with 96% ethanol. Th e ext ract were obtained partitioned gradually
with n-hexana, ethyl acetate, and water. Immunostimu latory activity test was done according to MTT Assay with
series of water fraction at concentration 10, 20, 50,100, 200, 400 µg/mL and positive control PHA 10 µg/ml
against to lymphocyte cell culture. Optical Density (OD) data was statistically analyzed by Oneway ANOVA
followed Tukey test (p<0.05). Identification of phenolic and flavonoids compounds in roselle caly x done
by Thin Layer Chro matography (TLC).
The results of statistical analysis showed that water fraction have immunostimulatory activity against
ly mphocyte proliferat ion at a concentration of 400 µg/ mL were significantly different co mpared to the positive
control and the cells control (p<0.05). TLC test results showed that the fraction contained phenols and
flavonoids.
Key words : roselle (Hibiscus sabdariffa L.) calyx, MTT Assay, i mmunosti mulatory, phenolic and
flavonoi d.

23
PENDAHULUAN Uji aktivitas imunostimulator fraksi air
Sistem imun adalah sistem yang dari ekstrak etanol kelopak bunga rosella pada
melindungi tubuh dari serangan berbagai zat asing penelitian in i, menggunakan metode MTT Assay
seperti bakteri, v irus, parasit dan jamur. Mikroba untuk melihat efek pada sistem imun berupa
yang masuk ke dalam tubuh akan merusak jaringan peningkatan proliferasi sel limfosit yaitu proses
tubuh dengan menghasilkan toksin dan juga dapat perbanyakan sel limfosit melalui pembelahan sel
mempengaruhi fungsi sistem imun dengan sebagai penanda adanya fase aktivasi dari respon
menghambat fungsi fagositik sehingga imun tubuh. Penelitian tentang uji aktiv itas
mengakibatkan terjad inya penurunan fungsi sistem imunostimulator fraksi air dari ekstrak etanol
imun (Wahab dan Julia, 2002). Untuk kelopak bunga rosella terhadap proliferasi sel
men ingkatkan respon imun tubuh yang disebabkan limfosit mencit jantan galur Swiss secara in vitro
oleh infeksi mikroba dapat menggunakan beserta identifikasi kandungan kimianya perlu
imunostimulator (Baratawidjaja, 2002). dilakukan dengan harapan dapat menambah
Pemanfaatan obat-obat herbal sebagai informasi dari penelitian sebelumnya yang
imunostimulator semakin banyak dikembangkan. dilakukan oleh Fakeye et al. (2008) berkaitan
Senyawa-senyawa kimia yang dapat meningkatkan dengan mekan isme aktiv itas imunostimu lator yang
aktivitas sistem imun seperti senyawa fenolik, berbeda.
alkaloid, dan terpen sangat membantu untuk
mengatasi penurunan sistem imun dan senyawa- METODOLOGI PENELITIAN
senyawa kimia tersebut dapat diperoleh dari A. Bahan dan Alat Penelitian
tumbuhan (Ku mar et al., 2011). Bahan yang digunakan dalam
Tumbuhan rosella (Hibiscus sabdariffa L.) penelitian ini yaitu simplisia kelopak bunga
merupakan salah satu tumbuhan yang telah rosella (Hibiscus sabdariffa L.), etanol 96%
dimanfaatkan dalam mengatasi berbagai penyakit (Brataco), air, n-heksan, dan etil asetat
dan masalah kesehatan di berbagai negara (Mardiah berderajat teknis (Brataco), organ limpa dari
et al., 2009). Kelopak bunga rosella telah mencit jantan galur Swiss berumur 2 bulan
digunakan sebagai pengobatan tradisional dalam (LPPT UGM), etanol 70% (Merck), Mediu m
mengatasi mua l, memperlancar buang air besar, Rosewell Park Memorial Institude (RPMI) 1640
mengurangi nafsu makan, gangguan pernafasan (Gibco), med ia ko mp lit berisi RPM I 1640, FBS
yang disebabkan oleh flu, dan rasa tidak enak di (Fetal Bovine Serum) 10% (v/v) (Caisson), PBS
perut (Suganda et al., 2010). (Phosphate Buffer Saline) (Gibco), vaksin
Skrin ing fitokimia yang dilakukan oleh hepatitis B (Engerix®), PHA
Pratiwi et al. (2011) menunjukkan bahwa ekstrak (phytohemaglutinin) (Gibco), MTT (3-(4,5-
etanol 96% kelopak bunga rosella mengandung dimethylthiazol-2-yl)-2,5-diphenyltetrazolium
senyawa golongan flavonoid, saponin dan alkaloid. bromide) (Sig ma), stopper 10% SDS (sodium
Kandungan fenol dan flavonoid di dalam kelopak dodecyl sulphate) (Merck), HCl (Merck) 0.01
bunga rosella diduga memiliki efek N, penicillin-streptomicin (Gibco), dan
imunostimulator, hal in i diperkuat dengan fungizon/amphoterisin B (Gibco), Tween 80
penelitian yang dilakukan oleh Ch iang et al. (2003) 0,5% (Merck), silika gel 60 GF254 (Merck),
bahwa senyawa flavonoid dan senyawa fenolik dari metanol:asam fo rmiat 10% (94:6), FeCl3
tumbuhan Plantago mayor memiliki efek (Merck), asam galat (Merck), butanol:asam
imunomodulator. Penelit ian yang dilakukan oleh asetat:aquabidestilata (3:1:6), uap ammon ia
Maghraby et al. (2010) menyebutkan bahwa (Merck), dan kuercetin (Sig ma).
senyawa flavonoid pada Pulicaria crispa Alat yang digunakan untuk penelitian
mempunyai efek imunostimulator. Glikosida fenol ini adalah seperangkat alat maserasi (Pyrex),
dan glikosida flavonoid merupakan senyawa yang blender (Maspion), timbangan elekt rik (Ohaus),
bersifat polar yang dapat tersari oleh pelarut polar Moisture Balance 23 (Ohaus), vacuum rotary
seperti air (Markham, 1988; Marston and evaporator (Heidolph® W E 2000), alat-alat
Hostettmann, 2006), sehingga diharapkan fenol dan gelas (Pyrex), bejana KLT, kertas penjenuh, alat
flavonoid dapat tersari dalam fraksi air. penampak bercak, lampu UV 254 n m dan lampu
Penelit ian tentang aktivitas UV 366 n m, t imbangan elektrik (Mettler
imunostimulator kelopak bunga rosella pernah Toledo) dengan kepekaan 0,001 g, alat-alat
dilakukan oleh Fakeye et al. (2008) menggunakan bedah steril (Smicss), tabung mikropipet
metode Haemagglutination test untuk melihat efek (Gibco), eppendorf tube (Ext ragen), sentrifugasi
sistem imun yang dinilai dari peningkatan IL-10 (Sorvall), pipet pastur (Brand), petri d ish steril
sebagai antiinflamasi. Hasil menunjukkan bahwa 50 mm (Costar), spuit in jeksi 10 mL (Teru mo),
kelopak bunga rosella mempunyai efek pada sistem tabung sentrifugasi 15 mL (Nunc), vortex (Bio -
imun yang lebih tinggi dibandingkan dengan Rad), laminar air flow (Nuaire),
kontrol positif yaitu Levamisol. haemocytometer (Neubaeur) inverted
microscope (Olympus), inkubator CO2 5%

24
(Heraeus ®), mikroplate 96 (Costar), ELISA pengenceran dengan enam seri
reader (Bio-Rad), mikropipet (Gibson) konsentrasi yaitu 10, 20, 50, 100, 200,
eppendorf tube (Ext ragen), vortex (Brandstead), dan 400 µg/ml.
yellow tip (Brand), blue tip (Brand). b. Isolasi Sel Limfosit
Jaringan limpa diisolasi secara
B. Jalannya Penelitian aseptis dari mencit jantan galur Swiss
Jalannya penelitian meliputi : dan diletakkan dalam petri dish
1. Identifikasi Tu mbuhan berdiameter 50 mm yang berisi 10 mL
Identifikasi dilakukan di Balai med iu m RPMI. Media RPM I
Besar Penelit ian dan Pengembangan dipompakan ke dalam limpa sehingga sel
Tanaman Obat dan Obat Tradisional, limfosit ikut keluar bersama media.
Kecamatan Tawangmangu, Karanganyar, Suspensi sel dimasukkan dalam tabung
Jawa Tengah. sentrifugasi 10 mL dan disentrifus pada
3000 rp m 4o C selama 5 men it. Pellet
2. Persiapan Pembuatan Serbuk Simp lisia yang didapat disuspensikan dalam 5 mL
Kelopak Bunga Rosella buffer tris ammoniu m klorida untuk
Kelopak bunga rosella segar dicuci melisiskan eritrosit. Sel dicampur h ingga
dan dibilas dengan air bersih mengalir untuk homogen dan didiamkan pada suhu
menghilangkan pengotor yang menempel ruang selama 15 men it atau sampai
dan semut yang berada di dalamnya, warnanya berubah menjadi agak
kemudian dit iriskan dan diangin-anginkan. kekuningan, kemudian ditambahkan
Pengeringan dilaku kan dengan pemanasan RPM I ad 10 mL, disentrifugasi pada
dalam oven suhu tidak lebih dari 50o C. 3000 rp m 4o C selama 5 men it,
Setelah kering, d isortasi kering dan supernatan dibuang. Pelet yang didapat
diserbukkan sampai halus dengan blender dicuci 2 kali dengan RPMI. Sel d ihitung
atau alat penyerbuk. dengan haemocytometer, selanjutnya sel
limfosit siap untuk dikultur dalam
3. Pembuatan Ekstrak Etanol Kelopak Bunga inkubator CO2 5% pada suhu 37°C dan
Rosella diuji akt ivitasnya (Hay and Westwood,
Pembuatan ekstrak pada penelitian 2002).
ini dilakukan dengan menyari simplisia c. Uji proliferasi limfosit dengan metode
kelopak bunga rosella menggunakan metode MTT Assay
maserasi. Larutan hasil maserasi dipekatkan Sel limfosit (1,5x106 /mL)
dengan rotary evaporator menggunakan sebanyak 100 µL didistribusikan ke
suhu tidak leb ih dari 50o C. Proses dalam sumuran mikroplat 96 wells.
penguapan dilakukan hingga diperoleh Untuk sel tanpa perlakuan hanya berisi
ekstrak kental kemudian d ihitung sel limfosit saja, untuk sumuran yang
rendemennya. lain ditambahkan vaksin hepatitis B
sebanyak 10µL/su muran. Sel d iin kubasi
4. Pembuatan Fraksi Air Dari Ekstrak Etanol selama 24 jam dalam inkubator dengan
Kelopak Bunga Rosella aliran 5% CO2 pada suhu 37o C, setelah
Sebanyak 40,13 gram ekstrak inkubasi 24 jam ditambahkan 100 µL
kental dilarutkan ke dalam air-etanol (9:1). larutan uji dengan konsentrasi 10, 20, 50,
Selanjutnya dipartisi secara bertingkat 100, 200, 400 µg/ mL dan 100 µL PHA
dengan corong pisah menggunakan pelarut konsentrasi 10 µg/ mL sebagai kontrol
n-heksan, etil asetat, dan air. Ju mlah pelarut positif. Setelah proses tersebut
yang digunakan untuk fraksinasi sebanding diinkubasi lagi selama 48 jam. Setelah
dengan jumlah air yang ditambahkan ke inkubasi 48 jam, masing-masing
dalam ekstrak etanol (perbandingan 1:1). sumuran ditambahkan larutan 10 µL
Fraksi air dipisahkan dari fraksi etil asetat, MTT 5 mg/ mL, kemudian d iin kubasi
kemudian ditampung dan diuapkan lagi 4 jam pada suhu 37o C. Sel yang
menggunakan rotary evaporator. hidup akan bereaksi dengan MTT
membentuk warna biru. Reaksi dengan
5. Uji A ktivitas Imunostimu lator MTT dihentikan dengan menambah
a. Pembuatan Larutan Uji reagen stopper yaitu larutan SDS 10%
Larutan uji dibuat dari fraksi air dalam asam klorida 0,01N sebanyak 100
ekstrak etanol kelopak bunga rosella µL pada tiap sumuran dan didiamkan
dengan membuat terlebih dahulu larutan sampai 24 jam. Selanjutnya diukur
stok konsentrasi 5 mg/ ml menggunakan absorbansinya dengan ELISA reader
pelarut 0,5% tween 80. Setelah itu dibuat

25
pada panjang gelombang 550 nm Hasil penetapan kadar air kelopak bunga
(Mosmann, 1983). rosella kering yang digunakan yaitu 4,08%.
Kelopak bunga rosella kering kemudian dihaluskan
6. Identifikasi Kandungan Kimia Dengan men jadi serbuk dengan tujuan untuk memperbesar
Kro matografi Lapis Tipis (KLT) luas permukaan, sehingga memperbesar kontak
Identifikasi kandungan kimia cairan penyari dengan simp lisia yang akan
menggunakan KLT dilakukan dengan cara memudahkan dan memaksimalkan penyarian
bejana kro matografi d ijenuhi terlebih dahulu (Depkes RI, 1986). Sebanyak 1 kg ke lopak bunga
dengan fase gerak. Fraksi air dan baku rosella kering yang dihaluskan menghasilkan
pembanding ditotolkan pada lempeng KLT 750,23 gram serbuk kelopak bunga rosella.
dengan jarak 1 cm dari dasar lempeng,
kemudian dielusi dengan fase gerak sampai
batas atas pengembangan. Lempeng diamb il,
dikeringkan, d iamati secara visibel, pada Pembuatan Ekstrak Kel opak Bunga Rosella
sinar UV 254 n m dan 366 n m. Selanjutnya Ekstraksi serbuk kelopak bunga rosella
dideteksi dengan penampak bercak dan sebanyak 502,01 gram menghasilkan filtrat
dihitung masing-masing harga Rf-nya. sebanyak 3795 ml. Filtrat tersebut dipekatkan
dengan rotary evaporator didapatkan ekstrak
C. Analisis Hasil kental sebanyak 68,21 gram, sehingga
Analisis hasil meliputi : didapatkan rendemen sebanyak 13,59%.
1. Uji Pro liferasi Sel Limfosit Pemekatan ini bertujuan untuk menguapkan
Data yang didapat dari hasil cairan penyari sehingga didapatkan ekstrak
pembacaan ELISA reader berupa absorbansi kental yang hanya mengandung zat aktif yang
atau Optical Density (OD). Nilai OD yang berasal dari kelopak bunga rosella. Ekstrak
terbaca bersifat proposional terhadap jumlah kental yang didapat disimpan di dalam wadah
sel yang hidup (Mosmann, 1983). Data OD yang terlindung cahaya. Hal in i bertujuan untuk
larutan uji dianalisis menggunakan analisis mencegah reaksi yang dikatalisis oleh cahaya
parametrik dengan metode One Way matahari yang dapat merusak senyawa aktifnya.
ANOVA .
2. Analisis Kandungan Kimia Pembuatan Fraksi Air Dari Ekstrak Etanol
Analisis hasil identifikasi golongan Kel opak Bung a Rosella
senyawa aktif dari fraksi air ekstrak etanol Ekstrak etanol kental sebanyak 40,13
kelopak bunga rosella dilaku kan dengan gram kemud ian difraksinasi secara partisi cair-
membandingkan warna bercak yang cair. Fraksinasi dilakukan secara bertingkat
ditimbulkan pada KLT setelah elusi dengan menggunakan pelarut n-heksan, etil asetat, dan
yang terdapat pada literatur dan air, dengan tujuan untuk memisahkan
dibandingkan bercak senyawa uji dengan ko mponen-komponen ke dalam pelarut dengan
bercak senyawa standar. Pengamatan kepolaran yang berbeda. Fraksi n-heksan akan
lempeng KLT dilakukan secara visibel, di memisahkan zat akt if yang larut dalam pelarut
bawah sinar UV 254 n m dan 366 n m, dan non polar dari ekstrak etanol, fraksi etil asetat
dideteksi dengan penampak bercak. akan memisahkan zat aktif yang larut dalam
pelarut semi polar, sedangkan fraksi air akan
memisahkan zat akt if yang larut dalam pelarut
HASIL PENELITIAN DAN polar. Glikosida fenol dan glikosida flavonoid
PEMBAHASAN merupakan senyawa yang bersifat polar
Identi fikasi Tumbuhan (Markham, 1988; Marston and Hostettmann,
Identifikasi tumbuhan dilakukan dengan 2006) diharapkan dapat tersari o leh pelarut
tujuan untuk memastikan kebenaran tumbuhan polar seperti air.
yang digunakan sebagai bahan penelitian sehingga
tidak terjadi kesalahan dalam penggunaan bahan. Uji Akti vitas Imunosti mulator
Identifikasi in i dilakukan di Balai Besar Penelit ian Sel limfosit diisolasi dari jaringan
dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat limpa mencit jantan galur Swiss. Limpa
Tradisional, Kecamatan Tawangmangu, merupakan salah satu jaringan limfatik, selain
Karanganyar, Jawa Tengah. Hasil identifikasi itu jaringan limpa d ipilih karena mudah diamb il
tumbuhan membukt ikan bahwa tu mbuhan yang sehingga mudah untuk mengisolasi sel
akan digunakan telah sesuai yaitu kelopak bunga limfositnya. Sel limfosit yang sudah diisolasi
rosella (Hibiscus sabdariffa L.). kemudian dihitung dengan haemocytometer dan
siap untuk dikultur dan diuji aktiv itas
Persiapan Pembuatan Serbuk Simplisia Kelopak imunostimulatornya.
Bunga Rosella

26
Penelit ian in i menggunakan PHA ditentukan selama 48 jam dengan tujuan untuk
sebagai kontrol positif karena merupakan mencegah berkurangnya ketersediaan zat gizi
mitogen yang poten pada konsentrasi 10 µg/mL yang dikonsumsi oleh sel limfosit akibat waktu
(Schroecksnadel et al., 2011) untuk inkubasi yang lama. Pada kultur sel limfosit
menstimulasi proliferasi sel limfosit (Sharon ditambahkan penisilin-streptomisin untuk
and Lis, 2004). Vaksin hepatitis B ditambahkan mencegah terjadinya kontaminasi bakter i dan
ke dalam kultur sel limfosit untuk menginduksi fungizon untuk mencegah kontaminasi fungi
proliferasi sel limfosit karena untuk penelitian sehingga tidak mengacaukan hasil absorbansi.
tentang imunostimu lator sel limfosit yang akan Gambar kultur sel limfosit setelah in kubasi 48
diuji harus memiliki respon imun terlebih jam dengan berbagai perlakuan yang
dahulu. menunjukkan sel yang hidup terdapat pada
Pada saat proses inkubasi, untuk Gambar 1 sebagai berikut :
men jaga sel hasil kultur waktu inkubasi

A B

C D E

E F G
Gambar 1. Ku ltur sel limfosit setelah inkubasi 48 jam dengan berbagai perlakuan
Keterangan :
(A) Kontrol sel (sel+vaksin)
(B) Kontrol positif phytohemaglutinin (PHA) konsentrasi 10 µg/mL
(C) Perlakuan fraksi air dengan konsentrasi 10 µg/mL
(D) Perlakuan fraksi air dengan konsentrasi 20 µg/mL
(E) Perlakuan fraksi air dengan konsentrasi 50 µg/mL
(F) Perlakuan fraksi air dengan konsentrasi 100 µg/mL
(G) Perlakuan fraksi air dengan konsentrasi 200 µg/mL
(H) Perlakuan fraksi air dengan konsentrasi 400 µg/mL
sel yang hidup

Uji akt ivitas imunostimu lator dianalisis yang sebelumnya telah ditambahkan vaksin
dengan membandingkan Optical Density (OD) hepatitis B untuk membuat sel limfosit memiliki
dari masing-masing perlakuan. Ku ltur sel yang respon imun terlebih dahulu. PHA dengan
hanya ditambahkan vaksin hepatitis B konsentrasi 10 µg/ml ditambahkan pada ku ltur
digunakan sebagai kontrol sel. Fraksi air dari sel sebagai kontrol positif. Data OD dari
ekstrak etanol kelopak bunga rosella masing-masing perlakuan disajikan pada
ditambahkan pada kultur sel limfosit dengan Gambar 2 berikut :
konsentrasi 10, 20, 50, 100, 200 dan 400 µg/ ml

27
Grafik Nilai OD Masing-masing Perlakuan
0,600 *
0.536±0.020
0,500 0.419±0.040
0.418±0.058 0.403±0.020
0.383±0.032
0,400 0.366±0.039 0.350±0.015
0.345±0.037

0,300

0,200

0,100

0,000
Kontrol PHA 10 Fraksi Air Fraksi Air Fraksi Air Fraksi Air Fraksi Air Fraksi Air
Sel µg/ml 10 µg/ml 20 µg/ml 50 µg/ml 100 µg/ml200 µg/ml400 µg/ml
(kontrol
positif)

Gambar 2. Grafik Nilai OD Dari Masing-masing Perlakuan

Keterangan :
 = Nilai OD berbeda bermakna terhadap kontrol sel dan kontrol positif

Fraksi air dari ekstrak etanol kelopak receptor-TCR) melalu i ikatan hidrogen,
bunga rosella dikatakan memiliki aktiv itas sedangkan pada sel B dapat terikat pada
imunostimulator jika dapat meningkatkan reseptor permukaannya (Imunoglobulin M).
proliferasi sel limfosit setelah pemberian vaksin Pengikatan antigen pada reseptor permukaan sel
hepatitis B yang dilihat dari peningkatan nilai T bersama interleukin 1 (IL-1) dari APC
OD yang bermakna b ila d ibandingkan dengan (antigen presenting cell) dapat mengaktivasi G-
kontrol sel. Data Optical Density (OD) dari protein yang kemudian memproduksi
masing-masing perlakuan dibandingkan dan fosfolipase C. En zim ini menghidrolisis
dianalisis menggunakan statistik parametrik fosfatidil inositol bifosfat (PIP2 ) menjadi produk
dengan metode One Way ANOVA . Data reaktif diasilg liserol (DA G) dan inositol
menunjukkan bahwa nilai OD kelo mpok fraksi trifosfat (IP3 ). Reaksi tersebut berlangsung
air konsentrasi 400 µg/ml mempunyai dalam memb rane plasma. IP3 kemudian
perbedaan yang bermakna terhadap kontrol sel. menstimulasi pelepasan Ca 2+ ke dalam
Hal ini menunju kkan bahwa fraksi air dari sitoplasma sehingga konsentrasi Ca 2+
2+
kelopak bunga rosella mempunyai aktiv itas men ingkat. Pen ingkatan Ca in i berperan
imunostimulator pada konsentrasi 400 µg/ml. penting dalam menstimulasi kerja enzim protein
PHA merupakan mitogen yang poten yang kinase C dan 5-lipoxygenase. Protein kinase C
seharusnya mempunyai aktiv itas menstimulasi produksi interleukin-2 (IL-2) yang
imunostimulator yang ditandai dengan kemudian mengaktivasi sel B maupun sel T
perbedaan nilai OD dari kontrol sel, akan tetapi untuk berproliferasi (Ro itt, 1997).
nilai OD dari kontrol positif secara statistik
tidak berbeda bermakna dengan kontrol sel. Hal A. Identi fikasi Kandung an Ki mi a
ini mungkin disebabkan karena PHA yang Hasil uji KLT senyawa fenol setelah
digunakan pada penelitian in i yaitu PHA -P dideteksi dengan penampak bercak FeCl3 dan
dimana di dalamnya terdapat PHA -L dan PHA - dilihat pada lampu UV 254 n m menghasilkan
E, sedangkan PHA yang poten digunakan lempeng KLT berwarna hijau sedangkan bercak
sebagai mitogen pada proliferasi sel limfosit berwarna gelap, pada lampu UV 366 n m
adalah PHA-L. lempeng KLT berwarna ungu muda dan bercak
Aktivitas imunostimu lator yang berwarna ungu tua, sedangkan bila dilihat pada
ditimbulkan oleh larutan uji kemungkinan visibel lempeng KLT berwarna putih sedangkan
disebabkan oleh kandungan senyawa fenol dan bercak berwarna kehitaman dengan nilai Rf
flavonoid yang berperan sebagai antigen dan pembanding 0,81; Rf sampel 1 (S1) adalah 0,80;
mampu dikenal oleh reseptor sel B maupun sel dan Rf sampel 2 (S2) adalah 0,59.
T. Kandungan senyawa tersebut dapat terikat
dengan reseptor permu kaan sel T (T cell

28
Hasil u ji KLT senyawa fenol fraksi air dilihat pada Gambar 3 berikut :
dari ekstrak etanol kelopak bunga ros ella dapat

Rf P=0,81 Rf S1=0,80

Rf S2=0,59

A B C
Gambar 3. Hasil u ji KLT senyawa fenol fraksi air dari ekstrak etanol kelopak bunga rosella.

Keterangan :
A. Pengamatan pada sinar UV 254 nm
B. Pengamatan pada sinar UV 366 nm
C. Pengamatan secara visibel
Fase Diam : Silika gel 60 F 254
Fase Gerak : M etanol:asam formiat (96:4)
Penampak Bercak : FeCl3
Pembanding (P) : Asam galat
Sampel uji (S) : Fraksi Air Ekstrak Etanol Kelopak Bunga Rosella

Dilihat dari warna bercak pada S1 dan sinar UV 254 n m sedangkan lempeng KLT
S2 pada gambar 3C yang sama dengan baku berwarna hijau. Pada sinar UV 366 n m dapat
pembanding setelah penambahan FeCl3 yaitu dilihat dua bercak sampel berwarna biru muda
berwarna kehitaman maka di dalam fraksi u ji sebelum diuapi dengan ammon ia dan berubah
mengandung senyawa fenol. Warna yang terjadi men jadi hijau biru pada salah satu bercak dan
karena adanya ikatan antara gugus hidroksil hijau-biru mu rup pada bercak yang lain,
pada fenol dengan Fe. Senyawa fenolik sedangkan pada pengamatan secara visibel
menyerap sinar di daerah UV pendek dan dapat terlihat beberapa bercak berwarna kuning
dideteksi pada lempeng silika gel yang kecoklatan dan lempeng KLT berwarna putih.
mengandung indikator fluorosensi pada 254 nm, Perubahan warna ini karena adanya interaksi
terlihat sebagai bercak gelap dengan latar antara uap ammonia dengan gugus hidroksil
belakang berfluorosensi (Harborne, 1987). pada flavonoid (Markham, 1988). Dari
Dilihat dari nilai Rf bercak sampel maka bercak perubahan warna bercak sampel sebelum dan
pada S1 memiliki kepolaran yang sama dengan sesudah diuapi dengan ammonia yang dilihat
asam galat karena nilai Rf S1 hampir sama pada sinar UV 366 n m, diduga kandungan
dengan nilai Rf pembanding, sedangkan bercak flavonoid yang terdapat pada fraksi uji adalah
pada S2 memiliki kepolaran yang lebih tinggi senyawa flavonoid golongan flavonol
dibandingkan bercak pada S1 sehingga nilai Rf (Markham, 1988). Hasil uji KLT senyawa
S2 lebih kecil dari nilai Rf S1. flavonoid fraksi air dari ekstrak etanol kelopak
Hasil uji KLT senyawa flavonoid bunga rosella dapat dilihat pada Gambar 4
terlihat beberapa bercak berwarna gelap pada berikut :

Rf P=0,94

Rf S1=0,69
Rf S2=0,55

A B C D
Gambar 4. Hasil u ji KLT senyawa flavonoid fraksi air dari ekstrak etanol kelopak bunga rosella.

29
Keterangan :
A. Pengamatan pada sinar UV 254 nm
B. Pengamatan pada sinar UV 366 nm sebelum diuapi ammonia
C. Pengamatan pada sinar UV 366 nm setelah diuapi ammonia
D. Pengamatan secara visibel
Fase Diam : Silika gel 60 F 254
Fase Gerak : butanol:asam asetat:aquabidestilata (3:1:6 v/v)
Penampak Bercak : Uap ammonia
Pembanding (P) : Kuercetin
Sampel uji (S) : Fraksi Air Ekstrak Etanol Kelopak Bunga Rosella

Nilai Rf dari pembanding yaitu 0,94


sedangkan nilai Rf sampel 1 (S1) adalah 0,69 Hay, F. C., and Westwood, O. M. R., 2002,
dan nilai Rf sampel 2 (S2) adalah 0,55. Dilihat Practical Immunology, Fourth Edition,
dari nilai Rf bercak sampel maka bercak pada 185, Blackwell Publishing Co mpany, UK.
S1 dan S2 memiliki kepolaran yang lebih tinggi
dibandingkan dengan asam galat karena nilai Rf Ku mar, S., Gupta, P., Sharma, S., and Kumar, D.,
S1 dan S2 leb ih kecil dari nilai Rf pembanding, 2011, A Review on Immunostimulatory
sedangkan bercak pada S2 memiliki kepolaran Plants, Review, Journal of Chinese
yang lebih tinggi dibandingkan bercak pada S1 Integrative Medicine, 9(2), 117-128
sehingga nilai Rf S2 lebih kecil dari n ilai Rf S1.
Maghraby, A. S., Shalaby, N., Abd-alla, H. I.,
KESIMPULAN Ahmed, S. A., Khaled, H. M ., and Bahgat,
1. Fraksi air dari ekstrak etanol kelopak bunga M. M., 2010, Immunostimulatory Effects
rosella (Hibiscus sabdariffa L.) mempunyai of Extract of Pulicaria crispa Before and
aktivitas imunostimulator terhadap After Schistosoma mansoni Infection, Acta
proliferasi sel limfosit mencit jantan galur Poloniae Pharmaceutica-Drug Research,
Swiss secara in vitro pada konsentrasi 400 67, 1, 75-79.
µg/ml (p<0,05).
2. Fraksi air dari ekstrak etanol kelopak bunga Mardiah, Hasibuan, S., Rahayu, A., dan Ashadi,
rosella (Hibiscus sabdariffa L.) mengandung R.W., 2009, Budi Daya dan pengolahan
senyawa fenol dan flavonoid. Rosela Si Merah Segudang Manfaat, 13,
Agromedia Pustaka, Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Baratawid jaja, K.G., 2002, Imunologi Dasar, Edisi Markham, K. R., 1988, Cara Mengidentifikasi
5, 374, Fakultas Kedokteran Un iversitas Flavonoid, 3, Penerb it ITB, Bandung.
Indonesia, Jakarta.
Marston, A., and Hostettmann, K., 2006, Separation
Chiang, L.C., Ng, L.T., Chiang, W., Chang, M.Y., and Quantification of Flavonoids, in
and Lin, C.C., 2003, Immunomodulatory Anderson, Ø. M. and Markham, K. R.
Activities of Flavonoids, Monoterpenoids, (Ed.), Flavonoids Chemistry, Biochemistry
Triterpenoids, Iridoid Glycosides and and Applications, 2, CRC Press, New
Phenolic Co mpounds of Plantago Species, Yo rk.
Planta Med, 69, 600-604.
Mosmann, T., 1983, Rapid Co lorimetric Assay for
Depkes RI, 1985, Cara Pembuatan Simplisia, 10, Cellu lar Growth and Survival :
Departemen kesehatan RI, Jakarta. Application to Pro liferation and
Cytotoxicity Assays, Journal of
Depkes RI, 1986, Sediaan Galenik , 1-10, Immunologycal Methods, 65, 55-63.
Departemen kesehatan RI, Jakarta.
Pratiwi, D., Yu lian i, R., dan Munawaroh, M., 2011,
Fakeye, T.O., Pal, A., Bawanku le, D.U., and Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol
Khanuja, S.P.S, 2008, Immunomodulatory Kelopak Rosela (Hibiscus sabdariffa Linn)
Effect of Ext racts of Hibiscus sabdariffa Terhadap Pseudomonas aeruginosa
L. (Family Malvaceae) in a Mouse Model, Multiresisten Dan Shigella dysenteriae,
Phytotherapy Research. 22, 664–668. Prosiding Seminar Nasional Perhimpunan
Peneliti Bahan Obat Alami dan Kongres
Harborne, J. B., 1987, Metode Fitokimia (Penuntun Nasional IV Obat Tradisional Indonesia,
Cara Modern Menganalisis Tumbuhan) , Fakultas Farmasi Unversitas
diterjemah kan oleh Kosasih Padmawinata Muhamadiyah Surakarta, Surakarta.
dan Iwang Soediro, Cetakan ke-2, 8, 49-
50, ITB, Bandung.

30
Roitt, I. M ., 1997, Roitt’s Essential Immunology,
Ninth Ed ition, 168-178, Blackwell
Scientific Publications, London.

Schroecksnadel, S., Sucher, R., Kurz K., Fuchs, D.,


and Brandacher, G., 2011, Influence of
Immunosuppressive Agents on
Tryptophan Degradation and Neopterin
Production in Human Peripheral Blood
Mononuclear Cells, Journal of Transplant
Immunology, 25, 119-123.

Sharon, N., and Lis, H., 2004, History Of Lect ins :


Fro m Hemagglutin ins To Bio logical
Recognition Molecules , Rev iew,
Glycobiology, 14(11), 53R-62R.

Suganda, A.G., Hakim, L., Sid ik, Santosa, D., Elya,


B., dan Elfah mi, 2010, Serial Data Terkini
Tumbuhan Obat Hibiscus sabdariffa .L, 2-
11, Direktorat Obat Asli Indonesia, Balai
Pengawas Obat Dan Makanan RI.

Wahab, A.S., dan Julia, M., 2002, Sistem Imun,


Imunisasi, dan Penyakit Imun, 1-2,
Widya Medika, Jakarta.

31

Anda mungkin juga menyukai