SKRIPSI
Oleh :
Marlinna
NIM : 038114122
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
OPTIMASI KOMPOSISI PROPILEN GLIKOL DAN SORBITOL
SEBAGAI HUMECTANT DALAM FORMULA KRIM ANTI HAIR LOSS
EKSTRAK SAW PALMETTO (Serenoa repens):
APLIKASI DESAIN FAKTORIAL
SKRIPSI
Oleh :
Marlinna
NIM : 038114122
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
ii
iii
iv iv
Take time to be friendly
v
PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah dan penyertaan-
Komposisi Propilen Glikol dan Sorbitol sebagai Humectant dalam Formula Krim
Anti Hair Loss Ekstrak Saw Palmetto (Serenoa repens): Aplikasi Desain
Faktorial”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Yogyakarta.
banyak mendapat bantuan, sarana, dukungan, nasehat, bimbingan, saran dan kritik
dari berbagai pihak. Oleh karenanya pada kesempatan ini penulis ingin
1. Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma.
telah memberikan pengarahan dan masukan baik selama kuliah maupun dalam
3. Sri Hartati Yuliani, M.Si., Apt. selaku dosen Pembimbing Skripsi yang telah
4. Rini Dwiastuti, S.Farm., Apt. selaku dosen penguji yang telah bersedia
vi
5. Erna Tri Wulandari, M.Si., Apt. selaku dosen penguji atas kesediannya
7. Clara Diana Setyawati S.Farm., Apt. atas bantuan dan kerjasamanya sehinga
8. Pak Mus, Mas Agung, Mas Is, Mas Ottok, Mas Andre dan Mas Yuwono
9. Ratna, Erma dan Yenny dan teman-teman seperjuanganku yang tidak pernah
11. Pinto Hatmoko, Sigit Pamungkas, Adityo P.D, Feri D.S, Novia Melita,
Rikhard A.T, Agus Wisudawan, Willy Hartanto, Ranti, Livie, Jeffry, Nugraha
A.H, Gallaeh R.E, Anny, Anggara E.N, Ariyanto, Surya D.A, Beatrix
Marendeng, Stefan, Febri Isdariyanto, Oline, Citra P.S, Yacob Adi Nugroho,
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
penulis.
vii
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih mempunyai
Oleh karena itu segala kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi
kesempurnaan skripsi ini dari pembaca semuanya. Semoga skripsi ini berguna
Penulis
viii
ixix
INTISARI
Kata kunci: krim anti hair loss, saw palmetto, propilen glikol, sorbitol, desain
faktorial
x
ABSTRACT
Key word: anti hair loss cream, saw palmetto, propylene glycol, sorbitol, factorial
designs
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................... v
PRAKATA................................................................................................ vi
INTISARI.................................................................................................. x
ABSTRACT................................................................................................ xi
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah............................................................................ 4
C. Keaslian Penelitian.............................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian.............................................................................. 5
xii
E. Tujuan Penelitian................................................................................ 6
A. Rambut................................................................................................ 7
B. Androgenetic Alopecia........................................................................ 11
D. Vanishing Krim................................................................................... 13
E. Humectant........................................................................................... 14
H. Landasan Teori.................................................................................... 21
I. Hipotesis.............................................................................................. 22
B. Variabel Penelitian.............................................................................. 23
1. Variabel Bebas.............................................................................. 23
2. Variabel Tergantung..................................................................... 23
C. Definisi Operasional........................................................................... 24
xiii
D. Alat dan Bahan.................................................................................... 25
a. Formula................................................................................... 25
b. Uji viskositas........................................................................... 28
4. Subjective Assesment.................................................................... 30
A. Pembuatan Krim................................................................................. 32
2. Viskositas ..................................................................................... 38
D. Optimasi Formula............................................................................... 43
xiv
1. Contour Plot Daya Sebar ............................................................. 44
A. Kesimpulan......................................................................................... 49
B. Saran.................................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 50
LAMPIRAN.............................................................................................. 53
BIOGRAFI PENULIS.............................................................................. 83
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
V. Kriteria iritasi……………………………………………………. 30
VII. Efek propilen glikol, efek sorbitol atau efek interaksi propilen
iritannya......................................................................................... 42
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
6. Contour plot daya sebar krim anti hair loss ekstrak saw
palmetto.......................................................................................... 44
palmetto.......................................................................................... 45
saw palmetto................................................................................... 46
10. Contour plot super imposed daya sebar, viskositas dan perubahan
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
6. Data uji sifat fisik krim anti hair loss ekstrak saw palmetto.............. 61
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
manusia. Rambut tidak hanya berfungsi sebagai pelindung kepala dari panas,
dingin, atau sebab-sebab lain yang dapat melukai kepala tetapi juga berpengaruh
pada segi estetika. Rambut yang sehat akan cenderung memberikan kesan positif
pada seseorang misalnya tampak lebih cantik, tampan, muda atau percaya diri
(Trancik, 2000). Oleh karena itu banyak orang baik pria maupun wanita tidak
Orang dewasa rata-rata mempunyai 90 ribu sampai 150 ribu helai rambut
di kepala. Walaupun ada rambut yang rontok setiap harinya namun masih
dianggap normal bila banyaknya rambut yang rontok kurang dari 50-100 helai
rambut per hari (Trancik, 2000). Beberapa penyebab kerontokan rambut antara
lain: stress, obat-obatan, kondisi tubuh tertentu, perawatan rambut yang tidak
rambut yang disebabkan oleh pengaruh hormonal. Kerontokan rambut ini terjadi
menjadi DHT (dihydroxytestosteron). Ada dua tipe enzim 5-AR yaitu tipe I dan
tipe II yang terdapat di berbagai jaringan tubuh. Enzim 5-AR tipe I terdapat di
newborn scalp, kulit dan hati sedangkan enzim 5-AR tipe II terdapat di kulit
1
xix
2
kelamin, hati dan prostat. Dihydrotestosteron yang terbentuk akibat aksi enzim
lanjut menyebutkan bahwa saw palmetto secara per oral memberikan respon
positif untuk mengobati androgenetic alopecia (Prager et al., 2002). Saw palmetto
2005).
Dalam penelitian ini ekstrak saw palmetto dibuat dalam bentuk sediaan
topikal dengan tujuan untuk mendapatkan efek penghambatan ikatan DHT dengan
reseptor pada kulit kepala secara langsung. Bentuk sediaan topikal yang dipilih
yaitu sediaan cair semi padat karena bentuk sediaan tersebut mempunyai
viskositas tertentu yang mudah diaplikasikan ke kulit, selain itu bentuk sediaan
cair semi padat juga memiliki waktu kontak yang lebih lama. Vanishing krim
yang merupakan emulsi bertipe M/A dipilih sebagai basis sediaan topikal karena
krim putih, cenderung stabil dalam rentang temperatur yang luas dan fase
xx
3
dalam krim yang berfungsi menjaga kelembaban krim baik saat krim dalam
kadar air dalam sediaan, dimana air tersebut dapat menjadi absorption enhancer
Pada krim anti hair loss yang dibuat dalam penelitian ini, humectant
yang digunakan yaitu propilen glikol dan sorbitol. Pemilihan kedua humectant
formula krim memiliki presentase yang cukup besar yaitu 5-20% (Martin,
formula dapat memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap sifat fisik krim.
dalam krim perlu dioptimasi mengingat adanya perbedaan sifat fisika dan kimia
kedua humectant tersebut yang dapat mempengaruhi sifat fisik krim yang
dihasilkan. Optimasi humectant dalam formula krim anti hair loss ekstrak saw
palmetto meliputi sifat fisik krim yang terdiri dari optimasi daya sebar, viskositas
syarat keamanan. Oleh karena itu selain optimasi, dalam penelitian ini juga
dilakukan uji iritasi primer sebagai uji awal untuk mengetahui tingkat
xxi
4
sorbitol diperoleh sediaan yang aman, stabil dalam penyimpanan dan memiliki
kualitas produk. Desain faktorial digunakan dalam penelitian di mana efek dari
faktor atau kondisi yang berbeda dalam penelitian akan diketahui. Desain faktorial
dari beberapa faktor dan interaksinya. Dengan demikian, metode ini merupakan
metode yang sesuai untuk menentukan formula yang optimum dalam krim,
dimana sebagai faktor yang akan dideterminasi dalam penelitian yaitu dua
humectant yang digunakan dalam berbagai konsentrasi. Dengan metode ini akan
dapat dilihat efek konsentrasi tiap-tiap humectant dan dapat pula terlihat
B. Perumusan Masalah
pada countour plot super imposed yang diprediksi sebagai formula optimum
3. Apakah formula krim anti hair loss ekstrak saw palmetto memberikan efek
iritasi primer?
xxii
5
C. Keaslian Penelitian
Propilen Glikol dan Sorbitol sebagai Humectant dalam Formula Krim Anti Hair
Loss Ekstrak Saw palmetto (Serenoa repens): Aplikasi Desain Faktorial belum
pernah dilakukan.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
anti hair loss khususnya untuk androgenetic alopecia dari bahan alami ekstrak
2. Manfaat Metodologis
optimum propilen glikol dan sorbitol dalam formula krim anti hair loss ekstrak
saw palmetto.
3. Manfaat Praktis
hair loss untuk androgenetic alopecia dengan sifat fisik yang sesuai, aman dan
xxiii
6
E. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
dengan komposisi propilen glikol dan sorbitol sebagai humectant yang optimum
dalam krim anti hair loss untuk androgenetic alopecia yang berasal dari bahan
2. Tujuan Khusus
countour plot super imposed yang diprediksi sebagai formula optimum krim
c. Mengetahui apakah krim anti hair loss ekstrak saw palmetto tidak
primer.
xxiv
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Rambut
1. Definisi
Rambut adalah keratin yang tumbuh keluar dari folikel rambut di kulit
kepala. Rambut di kulit kepala tumbuh dengan kecepatan 0,37 sampai 0,44
mm/hari dan normalnya rambut di kulit kepala pada orang dewasa rontok
epidermis yang disebut folikel dan folikel rambut beserta kelenjar sebacea yang
2. Fungsi
perlindungan ini terbatas. Rambut melindungi kulit kepala dari luka dan cahaya
matahari (Basoeki, 1988). Selain melindungi tubuh dari rangsangan fisik seperti
panas, dingin, udara kering, kelembaban, rambut juga melindungi tubuh dari
rangsangan kimia seperti zat kimia dan keringat. Khusus untuk rambut di kepala
juga berfungsi sebagai estetika. Rambut pada telinga dan hidung berfungsi
melindungi telinga dan hidung dari serangga dan debu. Alis dan bulu mata
melindungi mata dari benda asing. Di samping itu, plexus akar rambut berfungsi
sebagai panca indera karena adanya saraf yang mengelilingi dasar dari folikel
7
xxv
8
3. Jenis
a Rambut lanugo yang halus dan lembut terdapat sewaktu dalam kandungan dan
b Rambut velus yang tipis dan halus menutupi sebagian besar tubuh kecuali
Burns, 2002). Rambut velus pendek, halus (< 0,3 mm diameternya), lembut,
velus dan rambut terminal, seperti rambut di lengan dan kaki (Martini et al.,
1995).
d Rambut terminal yang tebal dan berpigmen, terdapat pada kulit kepala, alis,
2000).
4. Struktur
Setiap rambut terdiri dari sebuah batang dan sebuah akar. Batang rambut
a. Medula tersusun oleh barisan sel-sel polihedral yang berisi granula eleidin
xxvi
9
b. Bagian kortex membentuk bagian terbesar batang dan terdiri dari sel-sel
elongata yang berisi granula pigmen pada rambut hitam, tetapi pada rambut
c. Kutikula adalah lapisan terluar, terdiri dari sebuah lapisan sel tunggal tipis,
menembus dermis, juga lapisan subcutaneous, seperti bagian batang rambut juga
berisi medula, kortex, dan kutikula. Akar rambut dibungkus oleh folikuli rambut,
yang dibuat dari selubung akar eksternal dan internal (Basoeki, 1988).
5. Folikel Rambut
Folikel rambut adalah pertumbuhan epitel dalam dari kulit yang berakhir
saat lahir, 485/cm2 pada usia tahun dan 435/cm2 pada usia 80 tahun). Folikel
rambut dihasilkan oleh sel-sel stratum germinativum yang berada di dalam dermis
dan hipodermis. Folikel rambut dibatasi oleh sel-sel epidermis dan di atas
xxvii
10
a. Fase anagen. Fase anagen merupakan fase pertumbuhan rambut. Fase ini
dan terjadi proliferasi matriks sel. Rambut pada fase anagen biasanya
b. Fase katagen. Fase katagen merupakan fase transisi singkat. Pada fase ini
terjadi degenerasi papila dermis dan berlangsung selama beberapa hari sampai
c. Fase telogen. Fase telogen merupakan fase istirahat. Pada fase ini, folikel
istirahat meskipun rambut masih ada di dalamnya. Matriks tidak aktif lagi
menghilang. Akar rambut akan lepas dari matriks dan lambat laun bergerak ke
istirahat adalah 100 hari atau tiga sampai empat bulan (Harahap, 1990).
Lama masing-masing fase siklis tergantung pada usia individu dan lokasi
folikel tumbuh. Setiap saat kira-kira 85% dari rambut kepala pada fase anagen,
xxviii
11
b. Penyakit umum, misal: kurang makan, zat kapur, vitamin, dan kurang darah,
e. Keadaan mekanik, memakai topi terus menerus, terutama topi berat seperti
helm.
f. Keadaan khemis, misalnya pengaruh obat, bahan kimia yang dimakan atau
diminum penderita.
g. Faktor keturunan
B. Androgenetic Alopecia
dihydrotestosteron. Terdapat dua tipe enzim 5-AR yaitu tipe I dan tipe II yang
terdapat di berbagai jaringan tubuh. Enzim 5-AR tipe I terdapat di new born scalp,
xxix
12
kulit dan hati sedangkan enzim 5-AR tipe II terdapat di kulit kelamin, hati dan
prostat. Pengikatan DHT yang terbentuk dengan reseptor di kulit kepala akan
istirahat (telogen) sehingga lama kelamaan muncul rambut velus dan pada
merupakan famili Arecaceae (Palmae) yang berasal dari pedalaman asli Amerika
Serikat. Deskripsi saw palmetto yaitu berupa tumbuhan palma, sangat pendek,
dekat tanah atau merayap dengan serat yang membentuk koloni. Daunnya
berjatuhan, terbagi-bagi dengan bagian kaku berwarna hijau atau hijau kebiruan,
Vanaclocha, 1995).
kaprat, kaprilat, kaproat, laurat, oleat, dan asam palmitat serta sejumlah besar
menjadi DHT yang aktif. Selain itu ekstrak saw palmetto juga dapat menghambat
xxx
13
D. Vanishing Krim
Krim merupakan sediaan tak tembus cahaya, padatan yang lunak atau
cairan kental yang dimaksudkan untuk pemakaian luar. Krim mengandung bahan
obat yang terlarut atau tesuspensi dalam basis vanishing krim atau basis larut air
dan dalam tipe emulsi air dalam minyak (w/o) atau minyak dalam air (o/w)
(Allen, 2002).
Vanishing krim adalah suatu emulsi dari asam stearat dimana emulsi
tersebut selalu bertipe M/A (Young, 1972). Dalam krim tersebut asam stearat
merupakan unsur utama fase minyak sedangkan emulgatornya yaitu alkali stearat
yang merupakan hasil dari reaksi suatu basa yang terlarut dalam fase cair dengan
sebagian asam stearat (Jellineck, 1970). Alkali stearat yang terbentuk bertipe
Dalam formulasi hand lotion, sabun asam lemak yang sering digunakan
yaitu triethanolamin stearat, digunakan dalam rentang 0,5-3%. Sabun asam lemak
mempunyai sifat hidrofilik yang kuat dan cenderung akan memproduksi emulsi
M/A. Garam amine dari asam lemak pada umumnya menghasilkan krim putih
(Jellineck, 1970).
xxxi
14
dibuat, harganya murah, cenderung stabil dalam rentang temperatur yang luas,
fase minyaknya tidak mudah tengik, sistem emulsinya kuat dan penampilannya
E. Humectant
kelembaban antara sediaan dan udara baik dalam kemasan maupun saat dioleskan
Humectant juga berfungsi untuk memperbaiki daya sebar krim dan menjaga
mengabsorpsi uap air dari udara lembab sampai mencapai suatu derajat
humectant namun yang terlihat digunakan secara luas untuk hand creams dan
lotion, yaitu gliserol, propilen glikol dan sorbitol. Ketiga senyawa organik
volatilitas yang paling tinggi. Sedangkan sorbitol mempunyai berat molekul dan
viskositas paling tinggi, selain itu bersifat non volatil (Sagarin, 1957). Dari
xxxii
15
2001).
1. Propilen glikol
OH
CH3 CH CH2 OH
Gambar 1
Rumus molekul propilen glikol BM 76,9
propilen glikol yaitu cairan kental, jernih, tidak berwarna; rasa khas; praktis tidak
berbau, menyerap air pada udara lembab. Propilen glikol dapat bercampur
dengan air, dengan aseton, dan dengan kloroform; larut dalam eter dan dalam
beberapa minyak essensial; tetapi tidak dapat bercampur dengan minyak lemak
(Anonim, 1995).
farmasi sebagai pelarut dan pembawa untuk bahan-bahan yang larut dan tidak
larut dalam air. Propilen glikol sering digunakan dalam makanan sebagai
xxxiii
16
produk kosmetik dan aman digunakan dalam produk kosmetik sampai 50%.
preservative. Propilen glikol merupakan pelarut umum yang lebih baik daripada
gliserin dan dapat terlarut dalam berbagai bahan seperti kortikosteroid, fenol,
obat-obat sulfa, barbiturat, vitamin (A dan D), sebagian alkaloid dan banyak lokal
Propilen glikol memiliki daya antiseptik yang mirip dengan etanol dan
2. Sorbitol (hexahydrohexane)
Gambar 2
Rumus molekul sorbitol BM 182,17
Sorbitol mengandung tidak kurang dari 91,0% dan tidak lebih dari
kecil alkohol polihidrik yang lain. Sorbitol sangat mudah larut dalam air; sukar
larut dalam etanol, dalam metanol dan dalam asam asetat (Anonim, 1995).
xxxiv
17
pada tablet dan kapsul. Sorbitol merupakan bahan kimia yang relatif inert dan
tidak korosif, dan tidak volatil. Pada konsentrasi tinggi sorbitol merupakan
Desain faktorial digunakan dalam penelitian di mana efek dari faktor atau
memberikan model hubungan antara variabel respon dengan satu atau lebih
variabel bebas. Model yang diperoleh dari analisis tersebut berupa persamaan
Desain faktorial dua level berarti ada dua faktor (misal A dan B) yang
masing-masing faktor diuji pada dua level yang berbeda, yaitu level rendah dan
level tinggi. Dengan desain faktorial dapat dirancang suatu percobaan untuk
respon. Efek dan interaksi dapat ditentukan dengan pasti melalui hasil dari
xxxv
18
Tabel I. Rancangan percobaan desain faktorial dengan dua faktor dan dua
level
Formula A (faktor I) B (faktor II)
(1) - -
a + -
b - +
ab + +
Keterangan:
Formula (ab) = faktor I level tinggi, faktor II level tinggi (Bolton, 1990).
Informasi yang dapat diperoleh dari rancangan penelitian ini adalah efek utama
dari masing-masing variabel bebas, simple effect dan efek interaksi antara kedua
ditentukan dengan menghitung selisih antara rata-rata respon pada level tinggi dan
rata-rata respon pada level rendah. Konsep perhitungan efek menurut Bolton
xxxvi
19
((ab − b) − (a − 1))
Efek faktor interaksi = .........................................................(3)
2
Optimasi campuran dua bahan (berarti ada dua faktor) dengan desain
Dengan:
b0, b1, b2, b12 = koefisien, dapat dihitung dari hasil percobaan
Pada desain faktorial dua level dan dua faktor diperlukan empat
formula (1), formula a, formula b, dan formula ab (Bolton, 1990). Respon yang
menentukan respon jika tidak ada interaksi yang terjadi. Jika terjadi interaksi
xxxvii
20
interaksi. Kesimpulan dapat diaplikasikan pada rentang kondisi yang lebar, karena
efek dari faktor ditentukan melalui variasi level dari faktor-faktor lain. Fungsi
maksimal tergantung pada data, karena semua efek utama dan interaksinya
ditentukan berdasarkan data. Desain faktorial bersifat orthogonal; semua efek dan
interaksi yang ditentukan tidak tergantung pada efek dari faktor lain (Bolton,
1990).
Iritasi adalah suatu reaksi kulit terhadap zat kimia misalnya alkali kuat,
edema, dan vesikulasi sampai pemborokan. Iritasi primer terjadi di tempat kontak
dan umumnya pada sentuhan pertama, karenanya berbeda dengan sensitisasi (Lu,
1995). Iritasi primer yang paling sering dimodifikasi dideskripsikan oleh John
bahan kimia yang merupakan bahan yang sangat berbahaya, bukan untuk
membandingkan produk (Hayes, 2001). Ada beberapa uji iritasi kulit yang
hewan yang digunakan, jumlah bahan uji yang dipakai, pengolesan berulang dan
jenis pemeriksaan, misalnya histologi. Untuk sebagian besar efek pada kulit,
hewan uji pilihan adalah kelinci albino, meskipun marmot albino, mencit putih,
xxxviii
21
H. Landasan Teori
Sediaan topikal anti hair loss yang paling cocok untuk penggunaan
ekstrak saw palmetto pada kulit kepala adalah sediaan cair semi padat. Hal ini
selain dikarenakan sediaan cair semi padat mempunyai viskositas tertentu, sediaan
cair semi padat juga mudah diaplikasikan secara merata di kulit dan memiliki
waktu kontak yang lebih lama. Dalam penelitian ini dipilih bentuk sediaan krim
untuk sediaan topikal karena sifatnya yang aman dan menguntungkan. Pada
pembuatan krim anti hair loss ekstrak saw palmetto, propilen glikol
humectant atau penahan lembab juga berfungsi untuk mengontrol daya sebar serta
secara teori keduanya memiliki karakteristik yang berbeda dalam hal berat
sorbitol dan gliserol, propilen glikol mempunyai berat molekul dan viskositas
mempunyai berat molekul dan viskositas paling tinggi, selain itu bersifat non
Perbedaan komposisi propilen glikol dan sorbitol yang digunakan dalam formula
krim akan mempengaruhi sifat fisik krim yang dihasilkan. Sorbitol mempunyai
viskositas yang lebih tinggi daripada propilen glikol maka dimungkinkan sorbitol
menjadi faktor dominan viskositas sehingga krim yang dihasilkan akan semakin
xxxix
22
propilen glikol memiliki higroskopositas yang lebih tinggi daripada sorbitol maka
dimana semakin banyak propilen glikol yang digunakan maka krim yang
I. Hipotesis
Humectant dalam Formula Krim Anti Hair Loss Ekstrak Saw Palmetto diduga
terdapat efek dominan dan interaksi dari propilen glikol dan sorbitol yang
xl
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
(propilen glikol dan sorbitol) dalam formula krim anti hair loss ekstrak saw
palmetto yang optimum dengan parameter sifat fisik krim meliputi daya sebar,
B. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas dalam penelitian ini adalah jumlah dan jenis humectant yang
2. Variabel Tergantung dalam penelitian ini adalah sifat fisik krim meliputi
23
xli
24
C. Definisi Operasional
1. Ekstrak saw palmetto adalah ekstrak etanol buah saw palmetto yang
dikeringkan dengan bahan pengering yaitu laktosa (30 %) dan silika (30 %).
2. Krim anti hair loss adalah sediaan semi padat yang dibuat dari sistem
vanishing krim dengan propilen glikol dan sorbitol sebagai humectant dan
ekstrak saw palmetto sebagai bahan aktif sesuai dengan formula yang telah
ditentukan dan dibuat sesuai prosedur pembuatan krim pada penelitian ini.
3. Sistem vanishing krim adalah komponen penyusun krim (selain ekstrak saw
palmetto) yang terdiri dari fase minyak (asam stearat, propilen glikol, TEA,
sorbitol, nipagin).
4. Sifat fisik krim adalah parameter yang digunakan untuk mengetahui kualitas
fisik krim dalam penelitian ini, meliputi daya sebar, viskositas, dan perubahan
dengan viskositas segera setelah krim dibuat dibagi viskositas krim segera
sebagaiberikut
cm pada pengukuran massa krim 1 gram, diberi beban 150 gram (beserta
xlii
25
yang baik. Viskositas yang optimal dalam penelitian ini adalah 200-300 d.Pas.
segera setelah krim dibuat dibagi viskositas awal segera setelah krim dibuat
Sedangkan bahan yang digunakan adalah ekstrak saw palmetto dan bahan-bahan
penyusun basis krim yang berkualitas farmasetis meliputi asam stearat, cetyl
a Formula
Eksipien yang dipilih sebagai basis sediaan krim mengacu pada formula
xliii
26
Isopropyl myristate
Komposisi formula baru setelah modifikasi (untuk 100 gram) sebagai berikut:
Dari formula di atas dibuat komposisi propilen glikol dan sorbitol level
xliv
27
(fase A) dalam satu cawan porselen. Campur sorbitol, nipagin dan aquadest (fase
B) dalam satu cawan porselen yang berbeda dengan fase A. Panaskan masing-
masing fase di atas waterbath sampai suhu ± 75OC. Campur kedua fase dalam
mortir yang telah dihangatkan sebelumnya, aduk pelan dengan stamper sampai
terbentuk krim yang berwarna putih. Setelah dingin, masukkan ekstrak saw
palmetto (fase C) sedikit demi sedikit dalam basis krim sambil terus di aduk
hingga homogen. Teteskan parfum (fase D) 40 tetes ke dalam krim saw palmetto.
xlv
28
Uji daya sebar sediaan krim anti hair loss ekstrak saw palmetto
dilakukan langsung setelah pembuatan krim dengan batas waktu pengukuran dua
hari setelah krim dibuat. Krim seberat 1 g ditimbang dan diletakkan di tengah
horizontal plate. Di atas krim diletakkan horizontal plate yang lain dan pemberat
sehingga berat horizontal plate penutup dan pemberat 125 g, didiamkan selama 1
menit dan catat diameter penyebarannya dari bebagai sisi kemudian dihitung
b. Uji viskositas
seri VT 04. Pengukuran dilakukan dengan memasukkan krim ke dalam wadah dan
pengukuran. Pengukuran viskositas dilakukan dua kali, yaitu (1) segera setelah
krim selesai dibuat dan (2) setelah disimpan selama 1 bulan (Instruction Manual
Viscotester VT-04E).
Timbang 0,5 gram krim ekstrak saw palmetto. Hewan dikurung dalam kandang
dengan ukuran terbatas agar tidak banyak bergerak selama uji iritasi primer.
Oleskan formula krim pada punggung kelinci yang telah dicukur kemudian tutup
xlvi
29
dengan kassa dan lekatkan dengan plester. Seluruh badan hewan dibungkus
dengan kain kassa selama 4 jam periode pejanan. Kemudian lepas semua kain
yang membungkus, biarkan punggung kelinci terbuka. Amati reaksi yang timbul
setelah 1 jam, 24 jam, 48 jam, 72 jam dan 1 minggu. Reaksi yang timbul
dievaluasikan berdasarkan skor dalam tabel IV. Dari evaluasi skor dapat dihitung
indeks iritasi primer untuk tiap hewan uji berdasarkan persamaan (6). Kemudian
dihitung indeks iritasi untuk tiap formula dari persamaan (7). Berdasarkan indeks
iritasi tiap formula dapat diketahui kriteria iritasi untuk tiap formula pada tabel V.
xlvii
30
4. Subjective Assesment
tersebut antara lain terkait dengan : penampilan, bau, viskositas, kehalusan, daya
sebar, kelengketan, efek lembab, sensasi dingin, efek ke rambut, dan kenyamanan
Hasil untuk tiap jawaban kuisioner dari semua responden diberi skor
rata-rata untuk tiap formula. Kemudian respon rata-rata dari tiap uji dianalisis
dengan perhitungan efek menurut desain faktorial dan grafik hubungan untuk
Selanjutnya dilakukan analisis statistik varian dua arah (desain faktorial) untuk
menentukan komposisi antara propilen glikol dengan sorbitol dalam formula krim
anti hair loss yang optimal dengan membuat contour plot untuk masing-masing
xlviii
31
uji sifat fisik. Formula yang optimal diperoleh dari penggabungan contour plot
masing-masing parameter sifat fisik krim yang dikenal dengan contour plot super
imposed.
xlix
BAB IV
A. Pembuatan Krim
Krim yang dibuat merupakan vanishing krim yaitu krim berbasis emulsi
bertipe M/A. Bahan-bahan yang digunakan terdiri dari fase internal (medium
terdispersi) dan fase eksternal (medium pendispersi). Dalam krim anti hair loss
ekstrak saw palmetto ini sebagai fase internal yaitu asam stearat, cetyl alkohol,
emulgator. Dalam hal ini digunakan sabun asam lemak yaitu triethanolamin
sebagian asam stearat dengan triethanolamin pada saat pencampuran kedua fase.
32
l
33
bahan dengan titik lebur tinggi menjadi mudah memadat sehingga krim menjadi
tidak halus.
Ekstrak saw palmetto yang digunakan sebagai bahan aktif dalam krim
anti hair loss ini berupa serbuk dan mengandung sebagian besar senyawa
fitosterol yang tidak tahan panas. Oleh karena itu ekstrak saw palmetto tidak
ditambahkan saat pembentukan basis krim tetapi ditambahkan sedikit demi sedikit
setelah basis krim terbentuk dan suhunya ± 35oC. Untuk mengurangi bau yang
viskositas yang cukup dan stabil dalam penyimpanannya. Selain itu mengingat
krim ini akan digunakan dengan tujuan zat aktif dapat terabsorpsi hingga hair
fisik yang tidak sesuai dapat menyebabkan proses absorpsi menjadi tidak optimal.
li
34
Pada penelitian ini sifat fisik krim yang diuji yaitu daya sebar, viskositas
dan stabilitas krim. Pengujian daya sebar dalam penelitian ini bertujuan untuk
bertujuan untuk mengetahui profil kekentalan dari krim yang dibuat. Sedangkan
stabilitas krim bertujuan untuk mengetahui profil kestabilan dari krim yang
dibuat. Stabilitas fisik krim dapat diketahui dari besarnya persentase perubahan
viskositas yang terjadi setelah krim disimpan selama satu bulan. Setelah
penyimpanan selama satu bulan viskositas krim dapat meningkat atau menurun
dibandingkan dengan viskositas awal segera setelah krim dibuat, selisih viskositas
tengah horizontal plate, kemudian ditimpa dengan beban sebesar 125 gram
(termasuk horizontal plate penutup). Setelah itu didiamkan selama 1 menit dan
diukur diameternya dari berbagai sisi. Rata-rata diameter yang diperoleh dianggap
mewakili daya sebar dari krim yang dibuat. Pemberian beban pada uji daya sebar
ini dapat dianalogkan sebagai tekanan yang diberikan pada saat krim
dan konsistensi krim. Uji ini dilakukan dengan menimbang krim seberat 110
gram, kemudian rotor pada viscometer dimasukkan dalam massa krim sampai
lii
35
tenggelam. Daerah sekitar rotor diusahakan penuh dengan massa krim. Adanya
segera setelah krim dibuat dan viskositas setelah krim disimpan selama satu bulan.
sediaan, adanya kerja dari mikroorganisme, dsb. Dalam penelitian ini hal yang
perbedaan perubahan viskositas tiap formula yang dibuat. Semakin tinggi sifat
liii
36
Dari data sifat fisik krim yang diperoleh terlihat bahwa masing-masing
formula memberikan respon yang berbeda-beda baik untuk daya sebar, viskositas
maupun stabilitasnya. Hal ini dikarenakan perbedaan level propilen glikol dan
Untuk uji daya sebar, formula (1) mempunyai daya sebar terbesar
daya sebar terkecil. Daya sebar berbanding terbalik dengan viskositas pada
sediaan cair semi padat, dimana semakin besar daya sebar sediaan semi padat
maka viskositasnya akan semakin kecil, sebaliknya semakin kecil daya sebar
sediaan semi padat maka semakin besar viskositasnya (Garg, Aggarwal, Garg, and
Singla, 2002).
lebih dari 5 %. Formula krim yang paling stabil dibandingkan formula krim yang
lain yaitu formula b dimana perubahan viskositasnya paling kecil yaitu |-6,16| %.
Perubahan viskositas dari semua formula bernilai negatif, artinya setelah disimpan
interaksi antara propilen glikol dan sorbitol terhadap daya sebar, viskositas dan
perubahan viskositas dari krim, dapat dihitung nilai efek menggunakan desain
liv
37
Tabel VII. Efek propilen glikol, efek sorbitol atau efek interaksi propilen
glikol dan sorbitol dalam menentukan sifat fisik krim
Perubahan
Daya sebar Viskositas
Efek viskositas
(cm) (d.Pas)
(%)
Propilen glikol 0,29 |-12,19| 10,09
Sorbitol |-0,37| 44,90 |-3,50|
Interaksi 0,66 |-39,27| 1,82
1. Daya Sebar
5 LEVEL
5
LEVEL TINGGI
RENDAH PROPILENGLIK
SORBITOL
4 4
3 3 LEVEL
LEVEL TINGGI
RENDAH
SORBITOL
PROPILENGLIK
2 2 OL
1 1
0 0
5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 2 3 4 5 6 7 8 9
PROPILENGLIKOL (g) SORBITOL (g)
Gambar 3a Gambar 3b
Gambar 3. Hubungan pengaruh propilen glikol (a) dan sorbitol (b) terhadap
daya sebar krim ekstrak saw palmetto
Faktor dominan yang menentukan daya sebar krim yaitu interaksi dari
propilen glikol dan sorbitol. Interaksi propilen glikol dan sorbitol mempunyai
nilai perhitungan efek yang paling besar dibandingkan nilai perhitungan efek
untuk propilen glikol dan nilai mutlak perhitungan efek pada sorbitol (Tabel VII).
dari propilen glikol dan sorbitol mempunyai nilai terbesar yaitu 0,66. Sedangkan
di urutan kedua yaitu sorbitol dengan nilai perhitungan efek |-0,37| dan di urutan
digunakan), akan menaikkan daya sebar krim pada level tinggi sorbitol dan
lv
38
menurunkan daya sebar krim pada level rendah sorbitol (Gambar 3a). Begitu pula
menaikkan daya sebar pada level tinggi propilen glikol dan menurunkan daya
Pada grafik terlihat adanya dua garis level yang berpotongan yaitu level
tinggi dan level rendah. Hal itu menunjukkan terjadinya interaksi antara propilen
glikol dan sorbitol dalam krim. Interaksi tersebut yang paling berpengaruh
Propilen glikol dan sorbitol memiliki sifat fisika dan kimia yang berbeda.
2. Viskositas
310
310
LEVEL TINGGI LEVEL RENDAH
280
VISK O SITAS (dPas)
SORBITOL PROPILENGLIK
280
VISKOSITAS (dPas)
OL
250 250
220 220 LEVEL TINGGI
LEVEL PROPILENGLIK
190 RENDAH 190 OL
SORBITOL
160 160
130 130
100 100
5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 2 3 4 5 6 7 8 9
PROPILENGLIKOL (g) SORBITOL(g)
Gambar 4a Gambar 4b
Gambar 4. Hubungan pengaruh propilen glikol (a) dan sorbitol (b) terhadap
viskositas krim ekstrak saw palmetto
viskositas krim pada level rendah sorbitol dan menurunkan viskositas krim pada
lvi
39
level tinggi sorbitol (Gambar 4a). Semakin banyak sorbitol digunakan akan
menaikkan viskositas pada level rendah propilen glikol. Sedangkan pada level
tinggi propilen glikol dengan semakin banyak sorbitol yang digunakan tidak
Grafik yang menunjukkan adanya dua garis yang tidak sejajar pada garis
level yaitu level tinggi dan level rendah menunjukkan adanya interaksi antara
Hal ini dapat dilihat dari perhitungan harga mutlak nilai efek pada desain faktorial
yang tertera pada tabel VII. Dari perhitungan diketahui bahwa efek sorbitol
mempunyai nilai terbesar yaitu 44,90. Sedangkan di urutan kedua yaitu interaksi
antara propilen glikol dan sorbitol dengan nilai perhitungan efek |-39,27| dan di
urutan ketiga yaitu propilen glikol dengan nilai perhitungan efek |-12,19|. Sorbitol
sebagai faktor dominan menaikkan viskositas krim, hal ini dapat dilihat dari nilai
perhitungan efek yang bernilai positif sedangkan efek dari interaksi dan propilen
dihasilkan akan mempunyai viskositas yang semakin tinggi. Hal ini didukung oleh
data viskositas dimana formula (1) dan formula b dengan jumlah propilen glikol
yang sama dihasilkan krim dengan viskositas yang lebih tinggi pada formula b, ini
lvii
40
dengan formula (1). Demikian juga pada formula a dan formula ab pada jumlah
propilen glikol yang sama dihasilkan krim dengan viskositas yang lebih besar
3. Perubahan Viskositas
25 25
LEVEL TINGGI
PROPILENGLIK
20 20 OL
V IS KO S ITAS (% )
LEVEL RENDAH
VISKOSITAS (% )
P E RUBAHAN
PERUBAHAN
SORBITOL
15 15
0 0
5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 2 3 4 5 6 7 8 9
PROPILENGLIKOL(g) SORBITOL (g)
Gambar 5a Gambar 5b
Gambar 5. Hubungan pengaruh propilen glikol (a) dan sorbitol (b) terhadap
perubahan viskositas krim
digunakan) pada level rendah sorbitol maupun pada level tinggi sorbitol akan
(semakin banyak sorbitol digunakan) pada level rendah propilen glikol dan pada
level tinggi propilen glikol akan menurunkan perubahan viskositas (Gambar 5b).
Pada grafik terlihat adanya dua garis yang tidak sejajar yaitu garis level
tinggi dan level rendah, hal tersebut menunjukkan adanya interaksi antara
propilen glikol dan sorbitol yang dapat mempengaruhi perubahan viskositas krim.
viskositas krim jika dibandingkan dengan sorbitol dan interaksi keduanya. Hal ini
dapat dilihat dari perhitungan harga mutlak nilai efek dengan desain faktorial
lviii
41
yang tertera pada tabel VII. Dari perhitungan diketahui bahwa efek propilen glikol
mempunyai nilai terbesar yaitu 10,09. Sedangkan di urutan kedua yaitu sorbitol
dengan nilai perhitungan efek |-3,50| dan di urutan ketiga yaitu interaksi propilen
glikol dan sorbitol dengan nilai perhitungan efek 1,82. Propilen glikol sebagai
yang lebih tinggi dibanding dengan sorbitol. Peningkatan jumlah propilen glikol
semakin tinggi dan semakin encer. Hal tersebut didukung adanya data perubahan
viskositas dimana pada formula (1) dan formula a dengan jumlah sorbitol yang
sama dihasilkan krim dengan perubahan viskositas yang lebih tinggi pada formula
dibandingkan dengan formula (1). Demikian juga pada formula b dan formula ab
pada jumlah sorbitol yang sama dihasilkan krim dengan perubahan viskositas
yang lebih besar pada formula ab karena digunakan propilen glikol yang lebih
perubahan viskositas dari keempat formula hal ini berarti semakin banyak
penggunaan propilen glikol akan dihasilkan krim yang semakin encer pada
penyimpanannya.
lix
42
Uji iritasi primer dilakukan untuk mengetahui efek akut dari sediaan krim
anti hair loss ekstrak saw palmetto yang dibuat. Uji iritasi primer ini
menggunakan metode Draize, caranya dengan mengoleskan 0,5 g krim anti hair
loss ekstrak saw palmetto yang telah dibuat pada punggung kelinci yang telah
dicukur. Pengamatan dilakukan pada 1 jam, 24 jam, 48 jam, 72 jam dan 1 minggu
dapat dikenali tubuh sebagai bahan asing yang sifatnya mengiritasi sehingga
iritan yang ditandai dengan munculnya eritema dan edema. Seperti halnya pada
antibodi yang lebih lambat. Krim dikatakan aman bila tidak menimbulkan iritasi
aman. Oleh karenanya uji iritasi primer perlu dilakukan sebagai uji pendahuluan
atau uji awal untuk mengetahui keamanan dari formula yang dibuat.
Tabel VIII. Hasil pengukuran indeks iritasi primer krim dan sifat iritannya
Formula Indeks iritasi primer Sifat
(1) 0,78 Kurang merangsang
a 0,56 Kurang merangsang
b 0,67 Kurang merangsang
ab 0,89 Kurang merangsang
lx
43
albino yang digunakan, maka berdasarkan uji Draize formula (1), a, b, dan ab
bersifat kurang merangsang. Hal ini berarti kemungkinannya sangat kecil krim
anti hair loss saw palmetto apabila digunakan menimbulkan iritasi. Jikalau ada
iritasi hanya mungkin terjadi pada kulit dengan tingkat sensitifitas yang tinggi.
dikembangkan lebih lanjut namun perlu dilakukan uji keamanan tahap selanjutnya
antara lain uji pemejanan berulang, sub kronis maupun uji kronis.
Data skor untuk uji iritasi primer tidak dapat dihitung dengan desain
faktorial seperti halnya untuk uji daya sebar, viskositas maupun perubahan
viskositas. Hal ini dikarenakan pengamatan untuk uji iritasi primer bersifat
subjektif. Parameter yang digunakan untuk uji iritasi primer yaitu eritema (warna
merah) dan edema tidak mempunyai suatu standar atau ketentuan yang pasti
sedangkan parameter untuk uji daya sebar, viskositas dan perubahan viskositas
D. Optimasi Formula
komposisi propilen glikol dan sorbitol yang optimum dalam sediaan krim anti
hair loss ekstrak saw palmetto. Optimasi yang dilakukan meliputi daya sebar,
viskositas dan stabilitas krim yang merupakan parameter sifat fisik krim. Daya
lxi
44
glikol dan sorbitol dalam krim dengan spreadibility yang baik, viskositas yang
Gambar 6
Contour plot daya sebar krim anti hair loss ekstrak saw palmetto
persamaan ini maka dapat dibuat grafik contour plot daya sebar seperti pada
gambar 6. Pada contour plot dapat ditemukan area optimum komposisi propilen
glikol dan sorbitol yang memberikan daya sebar yang baik yaitu pada diameter 3 -
5 cm.
Dipilihnya parameter daya sebar yang baik yaitu 3-5 cm untuk sediaan
lxii
45
dan < 7 cm). Krim anti hair loss yang dibuat pada aplikasinya akan dioleskan di
kulit kepala, karena itu daya sebar yang baik yaitu daya sebar yang masuk dalam
kelompok semi stiff yaitu krim yang memiliki daya sebar ≤ 5 cm karena dianggap
dengan daya sebar ≤ 5 cm krim sudah dapat menyebar dengan baik bila dioleskan
dan dapat melekat lebih lama. Selain itu dilakukan pembatasan untuk daya sebar
minimum yang baik yaitu ≥ 3 cm karena daya sebar yang <3 dianggap terlalu
Gambar 7
Contour plot viskositas krim anti hair loss ekstrak saw plametto
persamaan dapat dibuat contour plot viskositas seperti pada gambar 7. Pada
contour plot dapat ditemukan area optimum komposisi propilen glikol dan
sorbitol yang memberikan viskositas yang baik yaitu pada rentang viskositas 200-
300d.Pas.
lxiii
46
Viskositas yang dianggap baik untuk sediaan ini yaitu viskositas 200-
sebar yang baik dan dapat diterima oleh masyarakat berdasarkan subjective
assesment. Konsistensi yang cukup tinggi ini akan memungkinkan sediaan untuk
propilen glikol.
Gambar 8
Contour plot perubahan viskositas krim anti hair loss ekstrak saw palmetto
melihat profil kestabilan krim. Semakin kecil nilai perubahan viskositas maka
krim semakin stabil. Pada penelitian ini dipilih perubahan viskositas kurang dari
lxiv
47
0,1012.X1.X2. Dari persamaan yang diperoleh dapat dibuat grafik contour plot
perubahan viskositas seperti pada gambar 8. Dari grafik contour plot dapat
ditemukan area optimum untuk komposisi propilen glikol dan sorbitol yang
mempunyai perubahan viskositas baik yaitu kurang dari 10%. Batasan ini dipilih
viskositas pada rentang viskositas optimum sebesar 50% masih dapat diterima
sorbitol yang digunakan perubahan viskositas semakin kecil. Hal ini berkaitan
dengan sifat propilen glikol yang memiliki higroskopisitas tinggi. Propilen glikol
memungkinkan sediaan kontak dengan udara, propilen glikol akan menarik air
dari udara ke dalam sediaan oleh karenanya sediaan menjadi makin encer dalam
penyimpanannya.
lxv
48
Gambar 8
Contour plot super imposed daya sebar, viskositas, dan perubahan
viskositas krim anti hairloss ekstrak saw palmetto
komposisi propilen glikol dan sorbitol yang optimum dimana pada daerah tersebut
komposisi sorbitol dan propilen glikol akan memberikan daya sebar yang baik,
digunakan akan mempengaruhi sifat fisik krim. Krim yang baik dan memenuhi
glikol dan sorbitol. Propilen glikol diperlukan agar krim yang dibuat tidak terlalu
lxvi
BAB V
A. Kesimpulan
2. Dapat ditemukan daerah optimum pada contour plot super imposed yang
3. Formula krim anti hair loss ekstrak saw palmetto berdasarkan uji Draize
B. Saran
1. Perlu dilakukan optimasi proses pembuatan formula krim anti hair loss
ekstrak saw palmetto antara lain kecepatan pengadukan dan lama pengadukan.
2. Perlu dilakukan uji farmakologis terhadap daya anti hair loss dari ekstrak saw
3. Perlu dilakukan optimasi dalam bentuk sediaan topikal lain untuk formula
4. Perlu dilakukan uji pemejanan berulang untuk krim ekstrak saw palmetto yang
dibuat.
49
lxvii
DAFTAR PUSTAKA
Allen, L.V., Jr, 2002, The Art, Science, and Technology of Pharmaceutical
Compounding, 2nd Ed., 277, 284, 285, 287, 288, American Pharmaceutical,
Assosiation, Washinton, D.C
Anief, M., 2000, Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek, 72, Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, 712, 756, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta
Barel, O.A., Paye, M., Mailbach, H.I., 2001, Handbook of Science and Tecnology,
350, 354-356, Marcel Dekker, Inc., New York
Basoeki, S., 1988, Anatomi dan Fisiologi Manusia, 20-23, Depdikbud Dirjen
Dikti Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Lembaga Kependidikan,
Jakarta
Bolton, S., 1990, Pharmaceutical Statistic Practical and Clinical Application, 3rd
Ed., 308-317, 328, 329 Marcel Dekker Inc., New York
Garg, A., Aggarwal, D., Garg, S. and Singla, A.K., 2002, Spreading of Semisolid
Formulation: An Update, 84-102, www.pharmtech.com. Diakses tanggal 22
April 2006
Goodman, D.S., 2002, Topical Preparation for the Treatment of Hair Loss
Background of The Invention,1-8, www.freepatentsonline.com. Diakses
tanggal 9 Maret 2006, pukul 20.15
Hayes, A.W., 2001, Principles and Methods of Toxicology, 4th Ed., 1063-1064
Taylor & Francis, United States of America
50
lxviii
51
Lu, F.C., 1995, Toksikologi Dasar; Asas Organ dan Sasaran dan Penilaian
Resiko, Edisi 2, 242-244, 250-251, Universitas Indonesia Press, Jakarta
Martin, A., Swarbrick, J., Cammarata, A., 1993, Farmasi Fisik Dasar-Dasar
Kimia Fisik Dalam Ilmu Farmasetik, Edisi 2, 1176-1177, Universitas
Indonesia Press, Jakarta
Martini, F.H., Timmons, M.J., Ober, W.C., Garrison, C.W., Welch, K., and
Hutchings, R.T., 1995, Human Anatomy, 2nd Ed., 96-99, Prentice-Hall
International, Inc., New Jersey
Prager, N., Bicketi, K., French, N., dan Marcovidi, G., 2002 A Randomized,
Double Blind, Placebo-Controled Trial to Determine the Effectiveness of
Botanically Derived Inhibitors of 5AR in Treatment of Androgenetic
Alopecia, The Journal of Alternative and Complimentary Medicine
Research on Paradigm, Practise and Policy, Vol 8, Clinical Research and
Development Network, Aurora, CO; Atlanta
Sagarin, E., 1957, Cosmetics Science and Technology, 162-165, 726, 727, 1135,
1143, Interscience Publishers, Inc., New York
Srilestari, A., Budiman, Y., Hudori cit Panggabean, Erni, 2000, Efek Percepatan
Pertumbuhan Rambut Kelinci Sari Daun Pacar Air (Impatiens balsaminal)
Daun Legundi (Vitex trifolial) Serta Skrining Fitokimianya, Skripsi, 13, Fak.
Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Trancik, R.J., 2000, Hair Growth Enhancer, in, Elsner, P., Mailbach H.I, (Eds.),
Cosmeuticals, 57-60, Marcel Dekker Incorporation, New York
lxix
52
Young, A., 1972, Practical Cosmetic Science, 38-40, Mills and Boon Limited,
London.
lxx
LAMPIRAN
53
lxxi
54
lxxii
lxxiii
lxxiv
lxxv
58
konsentrasi dimana konsentrasi fitosterol dalam total sediaan antara 0,01% dan
0,5% (Goodman, 2002). Kandungan fitosterol dalam ekstrak kering Saw Palmetto
adalah 0,065%. Sehingga untuk membuat sediaan krim anti hair loss ekstrak Saw
sebanyak:
0,01%
x100 g = 15,385 g
0,065%
lxxvi
59
A. Formula (1)
B. Formula a
C. Formula b
lxxvii
60
D. Formula ab
lxxviii
61
Lampiran 6. Data uji sifat fisik krim anti hair loss saw palmetto
B. Uji viskositas
1. Formula (1)
2. Formula a
lxxix
62
3. Formula b
4. Formula ab
lxxx
63
lxxxi
64
a. Formula (1)
b. Formula a
c. Formula b
lxxxii
65
d. Formula ab
e. Kontrol negatif
lxxxiii
66
= 0,286458333
= -0,373958333
= 0,667708333
Persamaan Umum
Formula-(1)
Formula-a
Formula-b
lxxxiv
67
Formula-ab
1,335416667 = 36b1.2
b1.2 = 0,037094907
b1 = - 0,13773148
lxxxv
68
2,002083344 = b0 + 8b2........................................................................................................................(8)
2,377083319 = -6 b2
b2 = -0,396180553
4,379166663 = b0 + 2(-0,396180553)
b0 = 5,171527769
lxxxvi
69
= -12,18750005
= 44,89583335
= -39,27083335
Persamaan Umum
Formula-(1)
Formula-a
lxxxvii
70
Formula-b
Formula-ab
-78,5416667 = 36b1.2
b1,2 = -2,181712964
b1 = 8,877314811
lxxxviii
71
172,9166667= b0 + 2b2…………………………………………...................(7)
-162,7083334= -6b2
b2 =27,11805557
172,9166667= b0 + 2(27,11805557)
b0 = 118,6805556
Jadi persamaan desain faktorial untuk uji viskositas segera setelah dibuat adalah:
lxxxix
72
= 10,08592184
= -3,49883964
= 1,82196924
Persamaan Umum
Formula-(1)
Formula-a
xc
73
Formula-b
Formula-ab
3,64393848 = 36b1.2
b1,2 = 0,101220513
b1 = 1,174884407
xci
74
3,215214052= b0 + 2b2……………………………...……………................(7)
8,964747347 = -6b2
b2 = -1,494124558
3,215214052 = b0 + 2(-1,494124558)
b0 = 6,203463168
Jadi persamaan desain faktorial untuk uji stabilitas krim setelah disimpan selama
1 bulan adalah:
xcii
75
1. Formula (1)
⎛0 0 0⎞ ⎛0 0 0⎞
Kelinci I = ⎜ + + ⎟ + ⎜ + + ⎟
⎝3 3 3⎠ ⎝3 3 3⎠
=0+0
=0
⎛0 0 0⎞ ⎛0 0 0⎞
Kelinci II = ⎜ + + ⎟ + ⎜ + + ⎟
⎝3 3 3⎠ ⎝3 3 3⎠
=0+0
=0
⎛ 0 2 1⎞ ⎛ 0 2 2⎞
Kelinci III = ⎜ + + ⎟ + ⎜ + + ⎟
⎝ 3 3 3⎠ ⎝ 3 3 3⎠
= 1 + 1,3333333
= 2,3333333
0 + 0 + 2,3333333
Rata-rata =
3
= 0,7777778
2. Formula a
⎛0 0 0⎞ ⎛0 0 0⎞
Kelinci I = ⎜ + + ⎟ + ⎜ + + ⎟
⎝3 3 3⎠ ⎝3 3 3⎠
=0+0
=0
⎛0 0 0⎞ ⎛0 0 0⎞
Kelinci II = ⎜ + + ⎟ + ⎜ + + ⎟
⎝3 3 3⎠ ⎝3 3 3⎠
xciii
76
=0+0
=0
⎛ 0 1 1⎞ ⎛0 2 1⎞
Kelinci III = ⎜ + + ⎟ + ⎜ + + ⎟
⎝ 3 3 3⎠ ⎝ 3 3 3⎠
= 0,6666667 + 1
= 1,6666667
0 + 0 + 1,6666667
Rata-rata =
3
= 0,5555556
3. Formula b
⎛0 0 0⎞ ⎛0 0 0⎞
Kelinci I = ⎜ + + ⎟ + ⎜ + + ⎟
⎝3 3 3⎠ ⎝3 3 3⎠
=0+0
=0
⎛0 0 0⎞ ⎛0 0 0⎞
Kelinci II = ⎜ + + ⎟ + ⎜ + + ⎟
⎝3 3 3⎠ ⎝3 3 3⎠
=0+0
=0
⎛ 0 1 1⎞ ⎛ 0 2 2⎞
Kelinci III = ⎜ + + ⎟ + ⎜ + + ⎟
⎝ 3 3 3⎠ ⎝ 3 3 3⎠
= 0,6666667 + 1,3333333
=2
0+0+2
Rata-rata =
3
xciv
77
= 0,6666667
4. Formula ab
⎛0 0 0⎞ ⎛0 0 0⎞
Kelinci I = ⎜ + + ⎟ + ⎜ + + ⎟
⎝3 3 3⎠ ⎝3 3 3⎠
=0+0
=0
⎛0 0 0⎞ ⎛0 0 0⎞
Kelinci II = ⎜ + + ⎟ + ⎜ + + ⎟
⎝3 3 3⎠ ⎝3 3 3⎠
=0+0
=0
⎛0 3 2⎞ ⎛0 2 1⎞
Kelinci III = ⎜ + + ⎟+⎜ + + ⎟
⎝3 3 3⎠ ⎝ 3 3 3⎠
= 1,6666667+ 1
= 2,6666667
0 + 0 + 2,6666667
Rata-rata =
3
= 0,8888889
xcv
78
SUBJECTIVE ASSESMENT
KRIM ANTI HAIR LOSS SAW PALMETTO
DENGAN HUMECTANT PROPILENGLIKOL - SORBITOL
Nama : …………………………….
Umur :……………………………..
Hari, tanggal :……………………………..
Kemasan No. :..............................................
Berilah tanda centang (√) pada salah satu kolom yang anda anggap paling sesuai
dengan pertanyaan di bawah ini!
xcvi
Lampiran 14. Perhitungan Subjective Assesment
Sorbitol sebagai Humectant dalam Formula Krim Anti Hair Loss Ekstrak Saw
Marlinna, lahir di Wonosobo pada tanggal 16 Maret 1985, merupakan anak kedua
dari 3 bersaudara, lahir dari pasangan Slamet (alm) dan Fitriana Meylian. Penulis
tamat pada tahun 2003 dan kemudian penulis melanjutkan studinya di Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma. Selama kuliah penulis pernah beberapa kali
83