A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini, Anda harus mampu:
6.1 Mendefinisikan persepsi dan menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhinya .
6.2 Menjelaskan teori atribusi, dan mengetahui tiga penentu atribusi.
6.3 Mengidentifikasi jalan pintas yang individu gunakan dalam membuat penilaian
mengenai orang lain.
6.4 Menjelaskan hubungan antara persepsi dan pengambilan keputusan
6.5 Memperbandingkan model rasional pengambilan keputusan dengan rasionalitas
terbatas dan intuisi
6.6 Menjelaskan bagaimana perbedaan-perbedaan individu dan batasan-batasan
organisasi memengaruhi pengambilan keputusan.
6.7 Menjelaskan bagaimana perbedaan-perbedaan individu dan batasan-batasan
organisasi memengaruhi pengambilan keputusan.
6.8 Memperbandingkan tiga criteria keputusan etis.
6.9 Mendefinisikan kreativitas dan menjelaskan model tiga tahap dari kreativitas.
B. URAIAN MATERI
49
Apakah yang Dimaksud Persepsi
50
Pelaku Persepsi
Target
Situasi
Teori Atribusi
51
kendali perilaku pribadi individu. Sedangkan perilaku yang disebablan eksternal
adalah apa yang kita bayangkan situasi memaksa individu untuk melakukannya.
52
Ekspektasi Kinerja, Prediksi pemenuhan diri dan efek pygmalion menjelaskan
bagaimana perilaku seorang individu ditentukan oleh ekspektasi orang lain. Prediksi
Pemenuhan Diri (Self-Fulfilling Prophecy) adalah sebuah situasi dimana seseorang
secara tidak akurat menilai orang kedua dan ekspektasi yang dihasilkan menyebabkan
orang kedua itu berperilaku dengan cara yang konsisten dengan persepsi asli.
53
prosesnya secara eksternal masuk akal, mereka bisa saj tidak mengarah pada
keputusan paling akurat (atau terbaik). Lebih penting lagi pada saat-saat dimana satu
strategi bisa mengarah pada hasil yang lebih baik dibandingkan yang lainnya pada
situasi tertentu.
1. Definisikan masalah,
2. Identifikasi kriteria keputusan,
3. Alokasikan bobot pada kriteria,
4. Kembangkanlah alternatif,
5. Evaluasi alternatif,
6. Pilihlah alternatif terbaik.
54
6. Pelunasan maksimum : alternatif yang dirasakan paling tinggi akan dipilih.
Intuisi: Penggunaan intuisi untuk mengambil keputusan tidak lagi dianggap tak
rasional atau tak efektif. Ada pengakuan yang makin berkembang bahwa analisis
rasional terlalu ditekankan dan bahwa dalam kasus-kasus tertentu mengandalkan pada
intuisi dapat memperbaiki pengambilan keputusan. Namun perlu dilihat bahwa
definisi intuitif dari para ahli adalah suatu proses tak sadar yang diciptakan dari dalam
pengalaman yang tersaring. Intuisi ini juga saling melengkapi dengan analisis
rasional.
Bias Terlalu Percaya Diri (Over confidence Bias), Tidak ada masalah dalam
penilaian dan keputusan yang lebih umum dan berpotensi menimbulkan bencana
besar dari pada kepercayaan diri yang berlebih.
Bias Jangkar, Kecenderungan untuk sangat tertarik dengan informasi awal, darimana
kita kemudian gagal menyesuaikan diri dengan baik untuk informasi yang berikutnya;
55
Bias Konfirmasi, Kecenderungan untuk mencari informasi yang menguatkan
pilihan-pilihan masa lalu dan mengabaikan informasi yang bertentangan dengan
penilaian-penilaian masa lalu.
Aversi Risiko, Kecenderungan untuk lebih memilih hasil yang pasti dari jumlah yang
menengah daripada hasil yang lebih berisiko. Bahkan sekalipun hasil yang lebih
berisiko itu memiliki ekspektasi payoff lebih tinggi.
Bias Retropeksi, Kecenderungan yang salah dalam mempercayai sesudah hasil dari
suatu peristiwa sebenarnya diketahui, bahwa seseorang tadinya akan dapat
memprediksinya secara akurat.
Jenis Kelamin, Sebuah studi selama dua puluh tahun menemukan bahwa wanita
menghabiskan lebih banyak waktu daripada pria dalam menganalisis masa lalu, masa
56
kini, dan masa depan. Mereka lebih cenderung menganalisis masalah secara
berlebihan sebelum membuat sebuah keputusan dan mengolah keputusan yang telah
dibuat. Hal ini dapat menimbulkan pertimbangan masalah dan alternatif penyelesaian
yang lebih hati-hati. Namun, hal ini dapat membuat masalah lebih sulit diselesaikan,
meningkatkan penyesalan atas keputusan-keputusan masa lalu, dan meningkatkan
depresi.
Evaluasi Kinerja, Jika manajer divisi percaya bahwa kinerja pabrik di bawah
tanggung jawabnya beroperasi dengan baik ketika dia tidak mendengar hal negatif,
maka manajer yang menangani pabrik tersebut akan berusaha agar hal negatif
tersebut tidak sampai kepada atasannya yaitu manajer divisi.
Peraturan Baku, Semua organisasi kecuali organisasi yang kecil membuat peraturan
dan kebijakan untuk memprogram keputusan dan mengarahkan individu bertindak
57
sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian, mereka membatasi pilihan-pilihan
keputusan.
Batasan Waktu Akibat Sistem, Hampir semua keputusan penting ada deadline nya.
Kondisi ini sering membuat sulit, jika tidak mungkin, bagi para manajer untuk
mengumpulkan semua informasi sebelum membuat keputusan.
Etika juga termasuk hal yang perlu diperhatikan dalam segala bentuk
pembuatan keputusan. Ada tiga kriteria yang digunakan untuk melakukan sebuah
keputusan, yaitu :
58
3. Etika Perilaku, yaitu Pembuatan keputusannya berdasarkan melaksanakan tiap
peraturan yang dibuat secara adil dan fair, atau adanya keseimbangan dalam
distribusi keuntungan dan biaya. Umumnya digunakan oleh Serikat pekerja, agar
mereka mendapatkan upah yang sama dengan job desk yang dilaksanakan.
Kelebihan yang dimiliki oleh kriteria ini ialah perlindungan pada individu yang
lebih lemah, sementara kelemahannya ialah mengurangi inovasi, produktivitas dan
pengambilan resiko.
Perilaku Kreatif
Berdayaguna
59
Kreativitas melibatkan tiga tahapan, yaitu penyebab perilaku kreatif, perilaku
kreatif, dan hasil kreatif atau inovasi.
Perilaku Kreatif
1. Potensi Kreatif, Potensi kreatif berasal dari banyak hal,yaitu kepribadian kreatif
yang dimilki seseorang, kecerdasan, sifat keterbukaan terhadap pengalaman, dan
keahlian.
a. Kepribadian Kreatif, Seseorang yang memilki karateristik kepribadian kreatif
memilki potensi kreatif yang tinggi, contohnya Steve Jobs yang memilki
kreatiftas dalam hal bisnis,dan Pablo Picaso yang memilki kreatifitas yang
tinggi dalam bidang seni melukis.
b. Kecerdasan, Orang-orang yang cerdas mereka mampu memecahkan masalah
yang kompeks karena memiliki kreatifitas yang lebih, selain itu mereka juga
mamu menampung dan mengingat informasi yang lebih banyak,dimana
60
informasi informasi tersebut tentu mendorong mereka untuk mengembangkan
kreatifitas.
c. Sifat Keterbukaan Terhadap Pengalaman, Orang-orang yang terbuka terhadap
pengalaman bersifat lebih terbuka terhadap keragaman dan mau mencoba hal
baru,tentu saja mereka memilki pengalaman dan pengetahuan yang lebih
dibanding orang-orang yang tertutup terhadap pengalaman,dimana
pengalaman dan pengetahuan yang lebih akan mendorong mereka untuk lebih
kreatif.
d. Keahlian, Keahlian merupakan hal utama dala semua pekerjaan kreatif,karena
orang yang ahli dalam bidang tertentu memilki kemampuan,pengetahuan,dan
kecakapan yang dibutuhkan untuk mengembangkan kreatifitas dalam bidang
tersebut.
2. Lingkungan Kreatif
Potensi kreatif tentunya harus didukung juga oleh lingkungan yang dapat
merealisasikan potensi kreatif tersebut,faktor-faktor lingkungan kreatif mencakup :
61
d. Kepemimpinan, Sifat kepemimpinan seorang pemimpin juga berpengaruh
terhadap perkembangan kreativitas dari para bawahannya. Seorang pemimpin
yang berperilaku transparan,memacu dan mendorong para pekerjanya untuk
berkembang, akan mendorong para pekerjanya untuk lebih kreatif, sebaliknya
pemimpin yang berperilaku menghukum dan tidak mendukung akan membuat
para pekerjanya merasa tertekan sehingga menghambat perkembangan
kreatifitas mereka sendiri.
e. Keberagaman Anggota Tim, Dengan adanya keberagaman dalam anggota tim
memungkinkan para anggota untuk saling bertukar pikiran dan pengetahuan
yang akan mendorong perkembangan kreativitas dari anggota tim itu sendiri.
Perilaku kreatif tidak selalu menghasilkan hasil kreatif atau inovatif. Keluaran
atau outcome dari perilaku kreatif adalah ide atau solusi-solusi yang baru dan berguna
bagi mereka yang berkepentingan. Sebuah ide atau solusi mampu dikatakan kreatif
apabila mampu memecahkan suatu masalah. Ide-ide kreatif akan percuma jika tidak
diimplementasikan, para individu dapat mengimplementasikan ide-ide tersebut ketika
mereka termotivasi untuk mengimplementasikan dalam praktik nyata. Selain itu iklim
organisasi harus mendukung adanya pengembangan kreativitas sehingga mampu
menciptakan inovasi.
C. SOAL LATIHAN/TUGAS
62
4. Apakah kaitan antara persepsi dan pengambilan keputusan? Bagaimana yang
satu memengaruhi yang lainnya?
D. DAFTAR PUSTAKA
63