Anda di halaman 1dari 16

STATISTIK BISNIS I

Modul 2
Pengumpulan dan Pengolahan Data
Dedi Supiyadi, S.Pd., M.M

inaba.ac.id
Statistik Bisnis I
Modul 2
BAB 2
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Dedi Supiyadi, S.Pd., M.M.

2.1 PENDAHULUAN

Pengumpulan data berarti mencatat peristiwa, kejadian, karakteristik, elemen, nilai suatu
variabel. Hasil data yang dikumpulkan merupakan data mentah yang belum dapat memberikan
informasi yang dibutuhkan. Data yang dikumpulkan diharapkan adalah data yang dapat dipercaya
dan dapat memberikan informasi yang dapat digeneralisasi, oleh karena itu pengumpulan data
harus baik dan mencakup seluruh unit yang menjadi unit penelitian.
Tujuan pengumpulan data yaitu untuk mengetahui atau mempelajari suatu masalah atau
variabel penelitian. Dalam pengumpulan data penting diperhatikan jenis elemen atau objek
penelitian dan karakteristik data tersebut. Elemen adalah objek terkecil dari objek penelitian
yang disebut unit analisis atau sampling. Sedangkan karakteristik adalah sifat-sifat atau ciri-ciri
yang dimiliki oleh elemen-elemen tersebut yaitu semua keterangan yang dimiliki oleh elemen.
Pada bab 2 ini akan dibahas secara komperehensif metoda pengumpulan data, teknik
pengumpulan data dan metoda pengolahan data yang diperlukan dalam memahami statistik,
sehingga setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan mampu:
1. Memahami pengertian pengumpulan data dan Pengolahan Data
2. Menjelaskan Metoda Pengumpulan Data
3. Menjelaskan Teknik Pengumpulan Data
4. Menjelaskan Metoda Pengolahan Data

2.2 METODA PENGUMPULAN DATA

Metoda pengumpulan data dapat dilakukan dengan dua cara yaitu sensus dan sampling.
A. SENSUS
Sensus adalah cara pengumpulan data apabila seluruh elemen populasi diselidiki satu per
satu. Data yang diperoleh sebagai hasil pengolahan sensus disebut data data yang sebenarnya.
Misalnya hasil sensus penduduk tahun 2019 memberikan data sebenarnya mengenai penduduk
Indonesia tahun 2019 yang memuat informasi tentang (jumlah, jenis kelamin, agama,
pendidikan, wilayah dsb) , sensus pertanian, sensus Industri yang memberikan data sebenarnya
tentang permasalahan pertanian dan industri.
Cara mengumpulkan data dengan metode sensus membutuhkan biaya yang sangat besar,
tenaga dan waktu, karena data yang dikumpulkan yaitu data seluruh populasi. Sensus biasanya
dilakukan oleh otoritas yang memiliki kewenangan luas misalnya pemerintah. Cara pengumpulan

inaba.ac.id
Statistik Bisnis I
Modul 2
data dengan sesus tidak efesien, oleh karena itu PBB merekomendasikan pada negara-negara
yang menjadi anggota PBB, sensus cukup dilakukan 10 tahun sekali untuk sensus penduduk,
sedangkan sensus pertanian dan industri dapat dilakukan 5 tahun sekali.
B. SAMPLING
Sampling adalah cara pengumpulan data apabila yang diselidiki adalah elemen sampel
dari suatu populasi, data yang diperoleh dari sampling bukan merupakan data sebenarnya akan
tetapi merupakan data perkiraan. Misalkan dalam suatu populasi industri ada 1000 perusahaan
dan yang diselidiki hanya 100 perusahaan, maka hasil penyelidikannya mrupakan hasil perkiraan.
Sebagai contoh perkiraan jumlah karyawan, kapasitas produksi, rata-rata gaji perbulan, tingkat
kehadiran dan sebagainya. Jika nilai yang dihitung adalah seluruh elemen populasi disebut
elemen, maka data yang dihitung berdasarkan sampel disebut Statistik (statistic tanpa s sebab
statistic dengan s berarti ilmu statistik yang sering disebut Statistika).
Kelebihan pengumpulan data dengan metode sampling dibandingkan dengan metode
sensus, biaya yang dibutuhkan dengan metode sampling relatif lebih sedikit, waktu yang lebih
cepat, tidak terlalu banyak membutuhkan tenaga dan dapat menghasilkan data yang lebih luas
serta terperinci. Metode pengumpulan data dengan metode sampling lebih banyak disuaki oleh
para peneliti dengan pertimbangan keterbatasan biaya dan waktu.
Pada dasarnya ada dua cara dalam pengambilan sampel yaitu acak (random) dan bukan
acak (nonrandom). Cara acak adalah cara pemilihan sejumlah elemen dari populasi untuk
menjadi anggota smpel, dimana pemelihannya sedemikian rupa sehingga setiap elemen populasi
memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel. Cara pengambilan sampel
dengan metode ini dianggap lebih objektif karena dianggap netral.
Pengambilan sampel dengan cara non-random adalah suatu cara pemilihan dari elemen-
elemen populasi untuk menjadi sampel dimana setiap elemen tidak memiliki kesempatan yang
sama untuk dijadikan sampel, cara pengambilan sampel dengan cara ini bersifat subjektif dan
samplingnya disebut nonprobability sampling artinya setiap elemen tidak memiliki probabilitas
yang sama untuk dipilih.
Mengenai cara mana yang akan digunakan sepenuhnya sangat tergantung pada peneliti,
yang tentunya dengan mempertimbangkan berbagai aspek, misalnya waktu, biaya dan aspek lain
yang mempengaruhinya. Penekanan penting bahwa cara pengambilan data dengan metoda
probality sampling, akan memperkirakan besarnya kesalahan, dapat menggunakan metoda
analisis statistik, membuat perkiraaan interval, sehingga peneliti dapat memperhitungkan
besarnya kesalahan dalam pengambilan keputusan.
2.3 TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan
berbagai cara. Dari sudut pandang setting data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural
setting), pada laboratorium dengan merode eksperimen, pada sebuah seminar, diskusi dan lain

inaba.ac.id
Statistik Bisnis I
Modul 2
sebagainya. Dilihat dari sumber datanya, pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer
dan sumber sekunder. Sumber primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
sumbernya, sedangkan seumber sekunder adalah cara pengumpulan data yang diperoleh bukan
dari sumber langsung misalnya data laporan keuangan perusahaan XYZ yang diperoleh dari BEJ.
Dilihat dari teknik pengumpulan data, data dapat dikumpulkan melalui wawancara, observasi,
angket, Survei dan Arsip. Pada bab ini selanjutnya akan dibahas pengumpulan data berdasarkan
tekniknya.
A. WAWANCARA
Wawancara adalah komunikasi dua arah untuk mendapatkan data dari responden.
Wawancara dapat berupa wawancara personal, wawancara interstep dan wawancara telepon.
Menurut (Creswel, 2010) wawancara dalam penelitian survey dilakukan oleh peneliti dengan cara
merekam jawaban atas pertanyaan yang diberikan ke responden. Peneliti mengajukan
pertanyaan kepada responden dengan pedoman wawancara, mendengarkan atas jawaban,
mengamati prilaku dan merekam semua respon dari yang disurvey. Menurut (Sugiyono, 2014)
wawancara merupakan teknik pengumpulan data dimana pewawancara dalam megumpulkan
data mengajukan suatu pertanyaan kepada yang diwawancarai.
Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat pula
dilakukan melalui tatap muka maupun dengan menggunakan telepon.
1. Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, jika peneliti atau
pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.
Persiapan yang dilakukan oleh pewawancara yaitu menyiapkan intrumen penelitian berupa
pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya telah disiapkan. Responden
diberikan pertanyaan yang sama dan peneliti mencatatnya, dalam wawancara terstruktur
pengumpulan data dapat dilakukan oleh banyak orang yang berpedoman pada intrumen yang
telah dibuat sebelumnya oleh peneliti. Selain intrumen sebagai pedoman wawancara,
pengumpul data dapat menggunakan alat bantu untuk memperlancar wawancara misalnya:
rekaman, hp dan alat bantu lainnya yang relevan.
Berikut contoh Intrumen Penelitian wawancara testruktur tentang “Pengaruh Budaya
Organisasi Terhadap Motivasi Dan Kepuasan Kerja Serta Dampaknya Terhadap Organizational
Citizenship Behavior (OCB) Pada Kantor PT. Permodalan Nasional Madani (PNM) Cabang Garut.
Apakah perusahaan memberikan kendaraan dinas untuk mempermudah pekerjaan dilapangan?
a. Memberikan
b. Memberikan kendaraan Dinas dan Supit
c. Tidak memberikan kendaraan dinas tapi ada Transport
d. Menggunakan kendaraan sendiri
Bagaimana hubungan kerja dengan rekan kerja didalam satu divisi?

inaba.ac.id
Statistik Bisnis I
Modul 2
a. Sangat Bagus
b. Bagus
c. Tidak Bagus
d. Sangat Tidak Bagus

2. Wawancara Tidak Testruktur


Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas dimana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk
pengumpulan data. Pedoman wawancara yang digunakan berupa garis besar pertanyaan yang
akan ditanyakan. Wawancara terbuka sering digunakan pada penelitian pendahuluan atau
digunakan untuk penelitian yang lebih mendalam tentang responden, peneliti berusaha
mendapatkan berbagai informasi awal tentang berbagai isu yang ada pada objek penelitian,
sehingga peneliti dapat menentukan secara pasti masalah apa atau variabel apa yang harus
diteliti. Oleh karena itu peneliti melakukan wawancara kepada berbagai pihak yang dianggap
dapat memberikan informasi yang diperlukan oleh peneliti.
Dalam wawancara terstruktur peneliti belum mengetahui secara pasti data apa yang akan
diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang diinformasikan oleh
responden. Berdasarkan analisis dari setiap jawaban responden tersebut maka peneliti dapat
mengajukan pertanyaan berikutnya yang lebih fokus pada permasalahan penelitian. Dalam
melakukan wawancara peneliti dapat memulai dari topik-topik ringan baru ke inti utama,
tujuanya untuk mecairkan suasana agar tujuan penelitian yang utama dapat tercapai.
Informasi yang diperoleh dari wawancara sering bias, atau menyimpang dari yang
seharusnya, sehingga data tersebut atau data yang diperoleh tidak akurat. Hal ini terjadi karena
faktor pewawancara, yang diwawancarai atau kondisi pada saat diwawancara. Pewawancara
yang tidak netral akan memberikan interpretasi data yang berbeda dengan informasi yang
disampaikan oleh responden. Dari sisi responden akan memberikan data yang bias, jika
responden tidak mampu menangkap dengan jelas informasi yang ditanyakan oleh peneliti atau
responden tidak terbuka dalam memberikan jawaban karena alasan-alasan tertentu. Situasi dan
kondisi dapat mempengaruhi proses wawancara, yang pada akhirnya akan mempengaruhi
terhadap kualitas data yang diperoleh. Oleh karena timing perlu diperhatikan dengan baik.
Permasalahan utama dalam wawancara adalah terjadinya kesalahan responden yaitu
jawaban yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting (Hartono, 2016), kesalahan responden terjadi
karena faktor-faktor berikut:
❖ Pewawancara gagal mengajak responden bekerjasama dengan baik, akibatnya responden
tidak memberikan jawaban yang benar. Solusinya adalah pewawancara membuat
responden dapat bekerjasama dengan baik.
❖ Pewawancara gagal melakukan wawancara dengan prosedur yang benar dan konsisten.
❖ Pewawancara gagal menciptakan lingkungan wawancara yang menyenangkan. Jawaban
responden akan bias karena responden merasa tidak nyaman atau aman.

inaba.ac.id
Statistik Bisnis I
Modul 2
❖ Pewawancara gagal menangkap jawaban yang tidak jujur dari responden. Pada proses
wawancara kondisi ini sering terjadi, hal ini terjadi karena responden merasa tidk
bertanggung jawab dan ingin wawancara cepat selesai.
❖ Pewawancara gagal mempengaruhi prilaku responden. Jawaban bias karena
pewawancara gagal mempengaruhi responden dengan tidak tepat misalnya memberikan
pertanyaan yang tidak tepat, solusinya yaitu dengan membuat pedoman wawancara.
❖ Pewawancara gagal mencatat jawaban dengan lengkap dan akurat, solusinya
pewawancara dapat menggunakan alat perekam.
❖ Bias karena kehadiran fisik pewawancara, untuk mengatasi permasalahan ini buat kondisi
wawancara senyaman mungkin.
❖ Bias karena responden tidak memiliki pengetahuan atau informasi yang akurat.
❖ Pertanyaan menyangkut private sector responden, sehingga jawaban bias. Misanya: usia,
kekayaan dan lainnya yang menyangkut aspek pribadi responden.
Permasalahan utama wawancara adalah responden tidak memberikan jawaban yang
bear, umumnya jawaban bias ini akibat responden tidak memahami pertanyaan yang diajukan
dan enggan menjawab yang sebenarnya karena menyankut informasi-informasi yang sensitif.
Untuk mengatasi permasalahan ini dapat digunakan teknik probing.
Probing adalah teknik untuk menstimulasi responden menjawab lebih banyak dan lebih
relevan, caranya adalah sebagai berikut:
❖ Pewawancara memberikan kesan mengerti dan mendengarkan.
❖ Memeri waktu responden untuk berbicara lagi setelah responden mengakhiri kalimatnya.
❖ Mengulangi pertanyaan jika responden ragu-ragu atau tidak mengerti pertanyaanya.
❖ Mengulang jawaban responden
❖ Memberi pertanyaan netral seperti “Apa yang anda maksud?”, “Terus bagaimana?”
❖ Memberikan pertanyaan klarifikasi jika jawaban melengceng atau tidak jelas.
❖ Meyakinkan responden bahwa topik wawancara penting.
❖ Membuat situasi wawancara menyenangkan.
❖ Meyakinkan bahwa responden adalah orang yang suka membantu.
❖ Menghindari mempermalukan responden.
❖ Menghindari isi wawancara yang tidak disukai oleh responden.
❖ Menghindari rasa takut responden untuk berpartisipasi.

B. OBSERVASI
Observasi sebagi teknik pengumpulan data yang mempunyai ciri-ciri yang lebih spesifik
dibandingkan wawancara dan angket. Jika wawancara dan angket selalu berkomunikasi dengan
manusia, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga objek-objek alam lainnya.
(Creswel, 2010), menyatakan bahwa merupakan proses untuk memperoleh data dari tangan
pertama dengan mengamati orang dan tempat pada saat dilakukan penelitian.
Teknik pengumpulan data dengn observasi dilakukan jika penelitian berkenaan dengan
prilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala dalam dan jika responden yang diamati tidak terlalu
besar. Menurut (Sugiyono, 2014) Observasi sebagai pengamatan terhadap pola prilaku manusia

inaba.ac.id
Statistik Bisnis I
Modul 2
dalam situasi tertentu, untuk mendapatkan informasi tentang fenomena yang diinginkan.
Sedangkan menurut (Hartono, 2016), observasi merupakan teknik atau pendekatan untuk
mendapatkan data primer dengan cara mengamati langsung onjek datanya. Menurut (Sugiyono,
2014) dari segi pelaksanaan pengumpulan data observasi dapat dibedakan menjadi:
❖ Obserbasi berperan serta
Dalam observasi ini peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari objek yang sedng diamati
atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan
peneliti terlibat lansung dengan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut
merasakan langsung apa yang terjadi. Dengan observasi partisipan ini, data yang
diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari
setiap perilaku yang terlihat.
❖ Observasi non partisipan
Dalam observasi non-partisipan peneliti tidak melibatkan diri atau terjun langsung dalam
kegiatan atau aktivitas orang-orang atau objek yang diamati. Peneliti berperan sebagai
pengamat independen. Peneliti mencata, menganalisis dan membuat kesimpulan.
Kelemahan dalam observasi ini yaitu tidak akan mendapatkan data yang mendalam dan
tidak sampai pada tingkat makna, yaitu nilai-nilai dibalik prilaku yang tampak, yang
terucapkan dan yang tertulis.
Dari segi instrumentasi yang digunakan obeservasi dapat dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
❖ Observasi terstruktur
Observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan
dan dimana tempatnya. Observasi terstruktur dilakukan apabila peneliti telah
mengetahui tentang variabel-variabel yang akan diteliti. Dalam melakukan pengamatan
peneliti menggunakan intrumen penelitian yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya.
Pedoman wawancara terstruktur atau angket terstruktur dapat digunakan sebagai
pedoman untuk melakukan observasi.
❖ Observasi tidak terstruktur
Onservasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak disiapkan secara sistematis
tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini terjadi karena peneliti tidak mengetahui secara
pasti tentang apa yang akan diamati. Dalam melakukan penelitian, peneliti tidak
menggunakan intrumen yang baku, tetapi berupa rambu-rambu pengamatan.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa observasi dapat berupa observasi tidak
terstruktur atau observasi sederhana dan observasi tertstruktur. Dalam melakukan observasi
tersetruktur menurut (Hartono, 2016) terdapat empat langkah yang perlu diperhatikan oleh
peneliti yaitu:
❖ Menentukan data yang akan diobservasi.
❖ Membuat rencana pengumpulan data
❖ Memilih dan melatih pengamat
❖ Mencatat atau merekam yang diobservasi.

inaba.ac.id
Statistik Bisnis I
Modul 2
Observasi memiliki kebaikan dibandingkan dengan metode pengumpulan data lainnya, berikut
beberapa keunggulan observasi yaitu:
❖ Untuk data yang berupa catan dan prosedur-prosedur mekanik, observasi merupakan
satu-satunya cara yang dapat dilakukan.
❖ Data dapat diperoleh secara orsinil pada saat terjadnya.
❖ Observasi menghindari data yang dilupakan atau data yang disaring jika digunakan cara
lain untuk mendapatkan data, misalnya menggunakan cara wawancara.
❖ Data diperoleh secara langsung dari pengaturan alamiah yang belum diubah atau dibuat
oleh peneliti.
❖ Obsevasi tidak menanyatakan langsung kepada responden, sehingga tidak menyebabkan
responden tertekan.
Selain keuanggulan, observasi memiliki beberapa kelemahan sebagai berikut:
❖ Proses observasi biasanya lama dan mahal
❖ Kejadian yang akan diobservasi kadang kala belum jelas, kapan akan terjadi dan dapat
terjadi setiap saat, misalnya mengobservasi badai tornado yang akan terjadi, maka akan
sulit menentukan kapan bagai tersebut akan terjadi.
❖ Proses observasi hanya melihat bagian yang tampak saja, tetapi bagian yang tidak terlihat
sperti persepsi orang tidak dapat diobservasi.
❖ Pengamat tidak mengontrol lingkungan terjadinya sehingga tidak dapat melakukan
eksperimen apa yang akan terjadi jika kondisi lingkungannya berbeda.
❖ Terbatas pada kejadian yang sedang terjadi pada saat dan tempat tertentu saja.

C. ANGKET (KUESIONER)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dimana partisipan/responden mengisi
pertanyaan atau pernyataan kemudian setelah diisi dengan lengkap dikembalikan kepada
peneliti, (Creswel, 2010). Selanjutnya (Sugiyono, 2014) menyatakan bahwa kuesioner merupakan
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi perangkat pertanyaan tertulis
kepada responden untuk dijawab. Menurut (Sekaran & Bougie, 2016) kuesioner adalah daftar
pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan sebelumnya yang akan dijawab responden, biasanya
dalam alternatif yang didefiniskan dengan jelas.
Koesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efesien jika peneliti tahu dengan
pasti variabel-variabel yang akan diteliti dan tahu apa yang akan diharapkan dari responden.
Kuesioner dapat diberikan secara pribadi, melalui surat (tradisional & elektronik), atau
disebarkan secara elektronik (google form, microsoft form, twitter, facebook dll).

inaba.ac.id
Statistik Bisnis I
Modul 2

Gambar 2.1
Prinsip Design Kuesioner
Dalam membuat kuesioner (Sekaran & Bougie, 2016) mengemukakan beberapa prinsip
yang harus diperhatikan yaitu menyangkut tiga hal penting: Pertama berkaitan dengan susunan
kata dalam pertanyaan, kedua mengacu pada perencanaan bagaimana variabel akan
dikatagorikan, diskalakan, dikodekan setelah respon diterima. Dan yang ketiga berkaitan dengan
penampilan kuesiner secara keseluruhan. Ketiganya merupakan persoalan penting dalam desain
kiesioner tujuannya untuk meminimalkan bias dalam penelitian. Ketiga aspek desain kuesioner
dapat dilihat pada gambar 2.1 Prinsip Desaign Kuesioner.
Prinsip Penyusunan Kata
Perinsip penyusunan kata mengacu pada tiga faktor yaitu:
❖ Ketepatan isi pertanyaan
Setiap pertanyaan harus menggunakan skala yang tepat dan jumlah itemnya mencukupi
untuk mengukur variabel yang diteliti. Sifat variabel yang diteliti, perasaan subjektif atau
fakta objektif, akan menentukan jenis pertanyaan yang diajukan. Oleh karena itu
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan harus bisa diukur secara memadai dan tanpa ada
pertanyaan yang tidak berguna.
❖ Bagaimana pertanyaan disampaikan dan kefasihan bahasa yang digunakan
Bahasa yang digunakan untuk menulis kuesioner harus disesuaikan dengan kemampuan
berbahasa responden. Bahasa yang digunakan dalam angket harus memperhatikan
jenjang pendidikan, keadaan sosial, budaya dan frame of refence responden.
❖ Tipe dan bentuk pertanyaan yang diajukan

inaba.ac.id
Statistik Bisnis I
Modul 2
Tiper pertanyaan dalam angket dapat terbuka atau tertutup dan bentuknya dapat
menggunakan kalimat pasif atau kalimat aktif. Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan
yang diharapkan responden menjawab pertanyaan dalam bentuk uraian tentang sesuatu
hal. Contoh: bagaimana pendapat saudara tentang penangan COVID-19 di Indonesia.
Bentuk pertanyaan tertutup adalah bentuk pertanyaan yang mengendaki jawaban singkat
atau responden dihadapkan pada alternatif pilihan yang sudah disiapkan oleh peneliti,
data yang didapatkan dari bentuk pertanyaan tertutup berbentuk data nominal, ordinal,
interval dan rasio.
❖ Urutan pertanyaan
Rutan pertanyaan dalam kuesioner sebaiknya membawa responden dari pertanyaan yang
bersifat lebih umum ke pertanyaan spesifik, dan dari pertanyaan yang relatif lebih mudah
ke pertanyaa yang semakin sulit. Dalam menenntukan urutan pertanyaan disarankan
tidak menempatkan secara berdekatan antara pertanyaan positif dengan pertanyaan
negatif yang mengungkap elemen atau dimensi konsep yang sama. Misalnya seperti
pertanyaan berikut:
✓ Saya memiliki kesempatan yang sama untuk berinteraksi dengan rekan saya
selama jam kerja.
✓ Saya memiliki sedikit kesempatan untuk berinteraksi dengan rekan saya selama
bekerja.
❖ Data pribadi yang dicari responden
Data pribadi merupakan data yang sangat sensitif, peneliti harus mempertimbangkan
tingkat kepentingan meminta data pribadi kepada responden. Data pribadi sebaiknya
diminta dengan kesepakatan dengan responden dan memperhatikan privasi.
Prinsip Pengukuran
Perinsip pengukuran dalam kuesioner perlu diperhatiakan dengan baik dengan tujuan
agar data yang diperoleh adalah data yang tepat, sehingga hipotesis dapat diuji dengan baik.
Prinsip pengukuran mengacu pada teknik penyusunan skala pengukuran yang akan digunakan
dalam mengukur konsep, sekaligus mengukur validitas dan reliabilitas ukuran yang dipakai.
Ketepatan skala yang digunakan tergantung pada jenis data yang perlu dikumpulkan,
berbagai mekanisme penyusunan skala dapat digunakan oleh peneliti untuk menentukan skala
yang tepat (Internal, ordinal, nominal atau rasio). Data yang sudah diperoleh kemudian harus
diuji validitas dan reliabilitasnya, oleh karena itu data hendaknyan dikumpulkan dengan cara yang
paling memudahkan peneliti untuk mengkatagorisasi dan koding.
Prinsip Tampilan Umum Kuesioner
Penampilan kuesioner akan mempengaruhi respon atau keseriusan responden dalam
mengisi kuesioner yang diberikan pada responden. Kuesioner yang aktraktif dan rapi dengan
pendahuluan yang tepat, intruksi, dan kumpulan pertanyaan yang dipersiapkan dengan baik dan
alternatif jawaban akan memudahkan responden untuk memberikan jawaban dengan tepat.
Pendahuluan yang baik secara jelas mengungkapkan identitas peneliti mutak diperlukan,
hal ini penting karena pendahuluan sebagai langkah awal untuk membangun hubungan dengan

inaba.ac.id
Statistik Bisnis I
Modul 2
responden dan memberikan motivasi untuk menjawab setiap pertanyaan yang diajukan dalam
kuesioner dengan antusias. Jaminan kerahasian setiap informasi yang diberikan responden dapat
memberikan jaminan informasi yang akurat. Pada bagian pendahuluan perlu diakhiri dengan
ucapan-ucapan yang elegan dan sopan, berupa ucapan terima kasih kepada responden karena
telah bersedia mengisi kuesioner dan meluangkan waktunya.

Sumber: Sekaran
Gambar 2.2
Keuntungan dan kerugian dari kuesioner yang berbeda
Menysusun pertanyaan yang rapi dan logis, serta memberikan petunjuk yang jelas dan
mudah dipahami tentang bagaimana cara mengisi kuesioner akan membantu responden untuk
menjawabnya tanpa kesulitan. Pertanyaan sebaiknya disusun dengan rapi sehingga responden
tidak kesulitas menjawab dan membaca kuesioner waktu dan usaha sedikit mungkin tanpa
melehakan mata.
Data yang dikumpulkan baik melalui kuesioner maupun melalui wawancara, data yang
dilaporkan dapat menjadi bias. Oleh karena itu data harus dikumpulkan dari berbagai sumber
dengan menggunakan berbagai metode dan teknik pengumpulan data, tujuannya agar data yang
didapatkan adalah data yang dapat dipertanggungjawabkan dan kesimpulan yang dihasilkan
dapat memberikan gambaran yang komprehensif.
D. SURVEI
Servei atau selft administered survey adalah metode pengumpulan data primer dengan
meberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden individu. Survei dapat dilakukan melalui
mail survey, computer delivered survey dan intercept studies.

inaba.ac.id
Statistik Bisnis I
Modul 2
Mail survey (suvey pos) merupakan survei yang pertanyaan-pertanyaanya dikirimkan
melalui pos, fak atau pengiriman lainnya, computer delivered computer yaitu survei yang
dilakukan menggunakan komputer, misalnya: intranet, internet. Sedangkan survei intersep
adalah survei yang dilakukan ditempat-tempat umum misalnya di mall.
Permasalahan-permasalahan survei terletak pada pertanyaan-pertanyaan yang
ditanyakan dan tidak meresponnya responden. Permasalahan yang timbul dari aspek pertanyaan
adalah terlalu banyaknya pertanyaan yang diajukan dalam survei, sehingga responden tidak mau
menjawab serta ketidakjelasan pertanyaan yang membuat responden tidak mengerti untuk
menjawabnya. Akibatnya respnden tidak mengembalikan survei yang telah dikirimkan. Menurut
(Hartono, 2016), beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi permaslahan survei yaitu:
❖ Pemberitahuan awal
Merupakan pemberitahuan pendahuluan kepada responden, tentang informasi-
informasi penting mengenai survai yang akan dilakukan, pemberiatahuan awal dapat
dilakukan memalui media telepon atau email, pemberitahuan awal penting agar
responden paham dan tentunya mau berpartisipasi.
❖ Isi dari survei
Isi survei dapat meningkatkan kualitas survei sekaligus meningkatkan tingkat respon
dalam mengirimkan pertanyaan-pertanyaan kepada responden dengan memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
✓ Panjang pertanyaan dalam survei
✓ Sponsor survei
✓ Amplop kembalian
✓ Cara mengirim
✓ Personalisasi
✓ Surat pengantar
✓ Tanpa nama
✓ Insentif uang
✓ Tanggal jatuh tempo
❖ Tindak lanjut
Follow-up adalah pengiriman kembali pertanyaan atau sekedar mengingatkan responden
setelah beberapa waktu survei dikirimkan, tindak lanjut ini diperlukan untuk
meningkatkan tingkat respon.

E. ARSIP
Pengumpulan data arsip dapat berupa data primer atau data sekunder. Untuk
medapatkan data sekunder, teknik pengumpulan data yang dapat digunakan adalah teknik
pengumpulan data analisis isi(content analysis). Untuk medapatkan data sekunder, teknik
pengumpulan data yang dapat digunakan adalah teknik pengumpulan data di basis data (data
base).

inaba.ac.id
Statistik Bisnis I
Modul 2
2.4 ETIKA PENGUMPULAN DATA

Peneliti dan pihak yang terkait harus memperhatikan aspek etika dalam pengumpulan
data, karena pengumpulan data berkaitan dengan siapa yang mensponsori, siapa respondennya,
yang mengumpulkan data dan sebagainya. Setiap pihak harus mentatati etika yang berlaku,
misalnya menjaga kerahasian data yang diperoleh, penelitian hanya untuk tujuan organisasi
bukan kepentingan pribadi, memiliki pikiran terbuka dan menerima hasil dan rekomendasi hasil
penelitian.
Berikut beberapa etika dalam pengumpulan data menurut (Sekaran & Bougie, 2016), yang
dapat dijadikan patokan oleh para peneliti sebagai berikut:
❖ Menjaga kerahasian data yang diperoleh dari responden dan privasi responden, karena
kerahasian data merupakan tujuan fundamental.
❖ Peneliti tidak boleh mengemukan informasi yang tidak benar tentang sifat penelitian
kepada subjek, terutama eksperimen Lab, tujuan penelitian harus diinformasikan secara
jelas.
❖ Informasi sensitif yang menyangkut informasi pribadi tidak perlu ditanyakan, dan jika
informasi tersbut mutlak diperlukan maka peneliti harus menginformasikannya dengan
jelas alasan yang spesifik untuk apa data tersebut digunakan.
❖ Apapun sifat metode pengumpulan data, harga diri dan kehormatan responden harus
dijaga.
❖ Tidak boleh ada paksaan kepada orang untuk merespon survei, jika responden tidak
berkenan untuk berpartidipasi maka peneliti harus menghormatinya.
❖ Pengamat nonpartisipan harus sedapat mungkin tidak mencampuri, dalam studi kualitatif
nilai-nilai pribadi bisa dengan mudah membiaskan data, peneliti harus memperjelas
asumsi, harapan, dan bias, sehingga keputusan informatif yang berkaitan dengan kualitas
data dapat dibuat oleh peneliti.
❖ Dalam studi Lab, subjek harus diberitahu sepenuhnya alasan eksperimen, setelah subjek
berpartisipasi.
❖ Subjek tidak boleh dihadapkan pada situasi yang mengancam disik dan mental. Peneliti
harus bertanggung jawab secara pribadi atas keamanan subjek.
❖ Tidak boleh ada distorsi dalam melaporkan data yang dikumpulkan selama setudi.
Selain etika yang harus menjadi pegangan bagi para peneliti, (Sekaran & Bougie, 2016),
mengemukakan etika untuk responden sebagai berikut:
❖ Responden, setelah menyetujui pilihan untuk berpartisipasi dalam sebuah studi, harus
bekerjasama sepenuhnya dalam mengisi atau memberikan informasi yang diperlukan
oleh peneliti, seperti merespon survei atau menjadi bagian dalam sebuah eksperimen.
❖ Responden wajib meyampaikan informasi secara benar dan jujur, hindari memberikan
informasi-informasi tidak benar dan tidak jujur.

inaba.ac.id
Statistik Bisnis I
Modul 2
2.5 PENGOLAHAN DATA
Data yang sudah dikumpulkan dengan menggunakan berbagai metode dan teknik
pengumpulan data, masih merupakan data mentah yang belum memberikan informasi maksimal
sesuai dengan tujuan penelitian. Data-data tersebut selanjutnya harus diolah dengan metoda
dan pendekatan statistika yang sesuai dengan karakteristik serta tujuan penelitian. Data mentah
adalah data yang dihasilkan dari pencatatan peristiwa atau karakteristik elemen yang dilakukan
pada tahap pengumpulan data, dan pengolahan data pada dasarnya adalah suatu proses untuk
memperoleh data/angka ringkasan berdasarkan kelompok data mentah.
Data statistik pada dasarnya merupakan angka-angka ringkasan hasil dari pengolahan
data mentah, seperti mean, prosentase, angka indeks, simpangan baku, koefisien korelasi, dan
regresi. Pada dasarnya tujuan pengolahan data adalah untuk mendapatkan data statistik yang
dapat digunakan untuk melihan datau menjawab persoalan secara agregat atau kelompok bukan
persatu secara individu. Misalnya: berapa jumlah produksi beras di Indonesia pada Tahun 2019.
A. Metoda Pengolahan Data
Pada dasarnya dalam menentukan metode pengolahan data mana yang lebih baik, sangat
tergantung pada ukuran data yang dimiliki oleh peneliti, jika data yang dimiliki hanya sedikit maka
pengolahan data dapat dilakukan secara manual, akan tetapi jika jumlah data yang dimiliki
jumlahnya sangat besar, maka pengolahan data dapat dilakukan dengan menggunakan komputer
dengan menggunakan perangkat lunak tertentu yang didesain untuk mengolah data misalnya
SPSS, Excel, Eviews, Stata, R, Lisrel dsb.
Metode pengolahan data secara umum dapat dibedakan menjadi dua yaitu pengolahan
data secara manual dan pengolahan data secara elektronik (elekctronic data processing).
B. Pengolahan Data Manual
Pengolahan data secara manual biasanya dilakukan untuk jumlah observasi yang tidak
terlalu banyak. Pengolahan data secara manual membutuhkan waktu yang sangat lama karena
harus memeriksa data secara teliti satu per-satu. Metode pengolahan data secara manual dapat
dijumpai pada Pemilihan Umum, dimana jumlah suara yang masuk harus dihitung secara manual.
Hasil pengolahan data secara manual dapat ditampilkan dalam bentuk tabel atau grafik.
Contoh: Survai terhadap 10 perusahaan untuk mengetahui jumlah rata-rata modal serta
presentase perusahaan dengan modal kurang dari presentase tertentu. Dari hasil penelitian
diperoleh data mentah 10 perusahaan sebagai berikut:

50 40 70 60 30 100 120 80 110 90

Tentukan jumlah rata-rata modal serta presentse perusahaan dengan modal kurang dari 100
juta!

inaba.ac.id
Statistik Bisnis I
Modul 2
Penyelesaian
Data tersebut dapat langsung di olah secara manual sebagai berikut:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 = 50 + 40 + 70 + ⋯ + 90
= 750
750
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎𝑎𝑛 = = 75
10
7
Prosentase perusahaan dengan modal kurang 100 juta = 10 x 100% = 70%

C. Pengolahan Data Elektronik


Pengolahan data secara manual membutuhkan waktu yang lama dan membutuhkan
ketelitian yang presisi, untuk data yang relatif sedikit pengolahan data manual bisa dilakukan,
akan tetapi untuk data dalam jumlah sangat banyak pengolahan data dengan metode ini tidak
dapat dilakukan, oleh karena itu diperlukan perangkat komputer untuk melakukan pengolahan
data tersebut.
Dengan menggunakan komputer, data dapat dirinci dengan mudah berdasarkan katagori,
karakteristik dan sebagainya. Dalam pengolahan dengan cara manual kesalahan perhitungan
relatif besar, namun pengolahan data secara elektronic kesalahan tersebut dapat diminimalisir.
Setelah data dimasukan kedalam bentuk file, maka data tersebut siap diolah dengan teknik dan
metode yang sesuai, sehingga outputnya dapat dianalisis dan dijadikan sumber data untuk
mengambil keputusan.

inaba.ac.id
Statistik Bisnis I
Modul 2
DAFTAR PUSTAKA

Creswel, J. . (2010). Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed (1st ed.).
PUSTAKA PELAJAR.
Hartono, J. (2016). Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman (6th
ed.). BPFE-YOGYAKARTA.
Moleong, L. J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif (1st ed.). PT. Raja Grafindo Persada.
Sekaran, U., & Bougie, R. (2016). Research Methods for Business A Skill-Building Approach
(Seventh Ed). Wiley.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Method) (6th ed.). Cv. ALFABETA.

inaba.ac.id

Anda mungkin juga menyukai