Anda di halaman 1dari 12

METODOLOGI PENELITIAN AKUNTANSI

”Data dan Metode Pengumpulan Data”

Dosen Pengampu : Dr. Made Gede Wirakusuma, S.E., M.Si., Ak., CA.

OLEH : KELOMPOK 1
Ni Putu Kristin Santika Dewi (1807531168)
Teresia Novianti Wardani (1807531198)
Ni Putu Ade Wedhanareswari (1807531227)
Ni Putu Yarpi Ismiyanti (1807531237)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
Materi :
9. Data dan Metode Pengumpulan Data
9.1 Data dan Informasi
9.2 Jenis Data
9.3 Sumber Data
9.4 Metode Pengumpulan Data Sekunder
9.5 Metode Pengumpulan Data Primer
9.6 Metode Wawancara/Wawancara Mendalam
9.7 Metode Observasi
9.8 Metode Angket/Kuesioner
PEMBAHASAN
I. Data dan Informasi
A. Definisi Data
Data adalah fakta mentah atau rincian peristiwa yang belum diolah, yang terkadang tidak
dapat diterima oleh akal pikiran dari penerima data tersebut, maka dari itu, data harus diolah
terlebih dahulu menjadi informasi untuk dapat diterima oleh penerima. Data dapat berupa
angka, karakter, symbol, gambar, suara, atau tanda-tanda yang dapat digunakan untuk
dijadikan informasi. Suatu informasi bisa saja menjadi data apabila informasi tersebut
digunakan kembali untuk pengolahan sistem informasi selanjutnya. Dalam dunia komputer
data adalah segala sesuatu yang disimpan di dalam memori menurut format tertentu.
B. Definisi Informasi
Informasi adalah hasil pengolahan data yang sudah dapat diterima oleh akal pikiran penerima
informasi yang nantinya dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Informasi dapat
berupa hasil gabungan, hasil analisa, hasil penyimpulan, dan juga hasil pengolahan system
informasi komputerisasi.
C. Perbedaan Data dan Informasi
Dari definisi dan contoh diatas dapat disimpulkan perbedaan data dan informasi yaitu :
 Data lebih cenderung ke penjelasan singkat atau sebuah gagasan yang belum
menjelaskan sebuah peristiwa atau hasil kegiatan, data juga tidak bisa digunakan
untuk pengambilan keputusan sedangkan informasi adalah hasil pengolahan dari data
yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan.
 Data terkadang tidak dapat digunakan dan diterima oleh akal pikiran penerima,
sedangkan informasi dapat berguna dan dapat diterima oleh akal pikiran penerima.
 Data mempunyai lingkup lebih detail dan bersifat teknis, sedangkan informasi
menghasilkan penjelasan yang dapat dipakai untuk mengambil keputusan. Data
penjualan misalnya merupakan penjelasan yang bersifat mentah, tetapi informasi
penjualan per bulan akan dipakai oleh manajemen untuk mengambil suatu keputusan.
II. Jenis Data
a. Menurut cara memperolehnya :
 Data Primer yaitu data yang dikumpulkan dan diolah sendiri langsung dari objeknya.
Contoh : mewawancarai langsung langsung penonton bioskop 21 untuk meneliti
preferensi konsumen bioskop.
 Data Sekunder yaitu data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian.
Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain
dengan berbagai cara atau metode. Contoh : pada peneliti yang menggunakan data
statistic hasil riset dari surat kabar atau majalah.
b. Menurut sumbernya :
 Data internal adalah data yang menggambarkan keadaan atau kegiatan dalam suatu
organisasi. Misalnya, data keuangan, data pegawai, data produksi, dan lain-lain.
 Data eksternal yaitu data yang menggambarkan suatu keadaan atau kegiatan di luar
suatu organisasi. Contoh : data jumlah penggunaan suatu produk pada konsumen,
tingkat preferensi pelanggan, persebaran penduduk, dan lain-lain.
c. Menurut sifatnya :
 Data kualitatif adalah data yang sifatnya hanya menggolongkan saja dan tidak
dapat diwujudkan dalam bentuk angka. Yang termasuk dalam klasifikasi data
kualitatif adalah data yang berskala ukuran nominal dan ordinal, seperti jenis
kelamin, jenis pekerjaan, status pekerjaan, motivasi karyawan, dan lain sebagainya.
 Data kuantitatif adalah data yang dapat dinyatakan dalam bentuk angka. Yang
termasuk dalam data kuantitatif adalah data yang berskala ukuran interval dan
rasio. Contoh : jumlah karyawan, jumlah penjualan, jumlah piutang, jumlah
hutang, dan lain-lain.
d. Menurut waktu pengumpulannya :
 Cross Section/insidentil adalah data yang dikumpulkan pada suatu waktu tertentu.
Contoh : laporan keuangan per 31 Desember 2020, data pelanggan PT. Angin Ribut
bulan mei 2019, dan lain sebagainya.
 Time Series/data berkala adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk
menggambarkan suatu perkembangan atau kecenderungan
keadaan/peristiwa/kegiatan. Contoh data time series adalah data perkembangan nilai
tukar dollar amerika terhadap euro eropa dari tahun 2018 sampai 2020.
III. Sumber Data
Terdapat dua sumber data penelitian yaitu :
1. Data Primer (Primary Data)
Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber
asli (tidak melalui media perantara). Data primer secara khusus dikumpulkan oleh peneliti
untuk menjawab pertanyaan penelitian. Data primer dapat berupa opini subjek (orang) secara
individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian/kegiatan,
dan hasil pengujian. Ada dua metode yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data
primer yaitu, metode survey dan metode observasi.
 Keuntungan menggunakan data primer :
 Tidak ada resiko kadaluwarsa
 Semua data dipegang oleh peneliti
 Mengetahui kualitas dari metode yang digunakan
2. Data Sekunder (Secondary Data)
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak
langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat pihak lain). Data sekunder
umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip yang
dipublikasikan dan tidak dipublikasikan. Bentuk data sekunder ada dua kategori yaitu berasal
dari sumber internal dan sumber eksternal. Data internal tersedia pada tempat penelitian
dilakukan misalnya, faktur penjualan, laporan penjualan, laporan hasil riset yang lalu, dan
lain-lain. Data eksternal dapat diperoleh dari sumber-sumber luar misalnya, data sensus
penduduk dan registrasi. Data yang diperoleh dari badan atau perusahaan yang aktivitasnya
mengumpulkan keterangan-keterangan yang relevan akan berbagai masalah.
 Keuntungan menggunakan data sekunder
 Lebih murah
 Lebih cepat
IV. Metode Pengumpulan Data Sekunder
Metode pengumpulan data sekunder sering disebut metode pengumpulan bahan dokumen,
karena peneliti tidak secara langsung mengambil data sendiri tetapi memanfaatkan data atau
dokumen yang dihasilkan oleh pihak-pihak lain.
Pada umumnya, data sekunder yang digunakan oleh pihak peneliti untuk memberikan
gambaran tambahan, gambaran pelengkap, ataupun untuk diproses lebih lanjut. Dalam
metode pengumpulan data sekunder, obsevator tidak meneliti langsung, tetapi data
didapatkan misalnya dari media massa, BPS, lembaga pemerintah maupun swasta, lembaga
penelitian maupun pusat bank, data hasil penelitian lain, penelitian kepustakaan dalam hal
untuk mengetahui berbagai pengetahuan dan karya yang pernah dicapai oleh para peneliti
terdahulu. Dengan penelitian kepustakaan, akan melatih peneliti untuk membaca kritis segala
bahan yang dijumpainya, kecermatan dan ketelitian peneliti akan sangat teruji dalam
memutuskan sumber yang dipercayanya.
V. Metode Pengumpulan Data Primer
Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data penelitian yaitu, kualitas
instrument penelitian dan metode pengumpulan data. Ada beberapa cara untuk
mengumpulkan data yaitu : interview (wawancara), kuisioner, dan observasi (pengamatan),
atau mungkin saja ketiganya.
a. Interview (Wawancara)
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti ingin melakukan
studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang diteliti, dan juga apabila peneliti
ingin mengetahui hal-hal yang dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sangat sedikit. Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa anggapan yang
perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan interview dan juga kuisioner adalah
sebagai berikut :
1. Bahwa subjek atau responden adalah orang yang paling tahu dirinya sendiri
2. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya
3. Bahwa interpretasi subjek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti
kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksud peneliti
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawancara terstruktur dan wawancara
tidak terstruktur.
1. Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data bila peneliti atau
pengumpulan data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi yang akan diperoleh.
Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama dan
alternative jawaban yang sama.
2. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap
untuk pengumpulan datanya. Wawancara tidak terstruktur atau terbuka, sering digunakan
dalam penelitian pendahuluan atau penelitian yang lebih mendalam terhadap responden.
b. Kuisioner (Angket)
Kuisioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuisioner
merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti mengetahui variable-variabel
yang akan diukur.
Uman Sekaran (1992) mengemukakan beberapa prinsip penulisan angket sebagai metode
pengumpulan data yaitu : prinsip penulisan, pengukuran dan penampilan fisik.
Prinsip penulisan angket menyangkut beberapa faktor yaitu :
 Isi dan tujuan pertanyaan
 Bahasa mudah
 Pertanyaan tertutup, terbuka, positif, negative
 Pertanyaan tidak mendua
 Tidak menanyakan hal-hal yang sudah lupa
 Pertanyaan tidak mengarahkan
 Panjang pertanyaan
 Acuan pertanyaan
Penampilan fisik
Dicetak dalam kertas bagus sehingga direspon oleh responden. Bila menggunakan kertas
buram akan kurang direspon oleh responden.
c. Observasi
Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks,
suatu proses yang tersusun dari berbagai suatu psikologis dan biologis. Dari proses
pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi Participant Observation
(observasi berperan serta), dan Non Participant Observation selanjutnya dari segi instrument
yang digunakan, maka observasi dapat dibedakan menjadi observasi terstruktur dan tidak
terstruktur.
VI. Metode Wawancara/Wawancara Mendalam
Wawancara mendalam (In-depth Interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara
dengan responden atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman
(guide) wawancara dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang
relatif lama (Sutopo 2006:72). Ciri khusus/Kekhasan dari wawancara mendalam ini adalah
keterlibatannya dalam kehidupan responden/informan.
Dalam wawancara mendalam melakukan penggalian secara mendalam terhadap satu topic
yang telah ditentukan (berdasarkan tujuan dan maksud diadakan wawancara tersebut) dengan
menggunakan pertanyaan terbuka. Penggalian yang dilakukan untuk mengetahui pendapat
mereka berdasarkan perspektif responden dengan memandang sebuah permasalahan. Teknik
wawancara ini dilakukan oleh seorang pewawancara dengan mewawancarai satu orang
secara tatap muka (face to face).
Kegunaan atau manfaat dilakukannya wawancara-mendalam adalah :
1. Topik/pembahasan masalah yang ditanyakan bisa bersifat kompleks atau sangat sensitif
2. Dapat menggali informasi yang lengkap dan mendalam mengenai sikap, pengetahuan,
pandangan responden mengenai masalah
3. Responden tersebar, maksudnya bahwa siapa saja bisa mendapatkan kesempatan untuk
diwawancarai namun berdasarkan tujuan dan maksud diadakan penelitian tersebut
4. Responden dengan leluasa dapat menjawab pertanyaan yang diajukan tanpa adanya
tekanan dari orang lain atau rasa malu dalam mengeluarkan pendapatnya
5. Alur pertanyaan dalam wawancara dapat menggunakan pedoman (guide) atau tanpa
menggunakan pedoman. Jika menggunakan pedoman (guide), alur pertanyaan yang telah
dibuat tidak bersifat baku tergantung kebutuhan dilapangan.
Sedangkan kelemahan dari wawancara mendalam ini adalah adanya keterikatan emosi antara
ke duanya (pewawancara dan orang yang diwawancarai), untuk itu diperlukan kerjasama
yang baik antara pewawancara dan yang diwawancarainya.
Materi dalam wawancara-mendalam tergantung dari tujuan dan maksud diadakannya
wawancara tersebut. Agar hasil dari wawancara tersebut sesuai dengan tujuan penelitian,
diperlukan keterampilan dari seorang pewawancaranya agar narasumbernya (responden)
dapat memberikan jawaban yang sesuai dengan pertanyaan yang diajukan. Beberapa teknik
dalam wawancara agar berjalan dengan baik, adalah :
1. Menciptakan dan menjaga suasana yang baik. Hal ini dapat dilakukan dengan cara :
 Adakan pembicaraan pemanasan : dengan menanyakan biodata responden
(nama, alamat, hobi, dll), namun waktunya jangan terlalu lama (kurang lebih 5
menit)
 Kemukakan tujuan diadakannya penelitian, dengan maksud agar responden
memahami pembahasan topic yang akan ditanyakan dan supaya lebih
transparan kepada responden (adanya kejujuran)
 Timbulkan suasana bebas : maksudnya responden boleh melakukan aktivitas
yang lain ketika sesi wawancara ini berlangsung sehingga memberikan rasa
”nyaman” bagi responden (tidak adanya tekanan), misalnya responden boleh
merokok, minum kopi/teh, makan dan lain-lain
 Timbulkan perasaan bahwa ia (responden) adalah orang yang penting,
kerjasama dan bantuannya sangat diperlukan : bahwa pendapat yang responden
berikan akan dijaga kerahasiaannya dan tidak ada jawaban yang salah atau
benar dalam wawancara ini. Semua pendapat yang responden kemukakan
sangat penting untuk pelaksanaan penelitian ini
2. Mengadakan probing. Probes adalah cara menggali keterangan yang lebih mendalam, hal
ini dilakukan karena :
 Apabila jawaban tidak relevan dengan pertanyaan
 Apabila jawaban kurang jelas atau kurang lengkap
 Apabila ada dugaan jawaban kurang mendekati kebenaran
3. Tidak memberikan sugesti untuk memberikan jawaban-jawaban tertentu kepada
responden yang akhirnya nanti apa yang dikemukakan (pendapat) responden bukan
merupakan pendapat dari responden itu sendiri
4. Intonasi suara. Jika pewawancara merasa lelah atau bosan atau tidak suka dengan
jawaban responden, hendaknya intonasi suara dapat dikontrol dengan baik agar
responden tetap memiliki rasa ”nyaman” dalam sesi wawancara tersebut. Hal yang dapat
dilakukan misalnya : mengambil minum, ngobrol hal yang lain, membuat candaan, dll.
5. Kecepatan berbicara. Agar responden dapat mencerna apa yang ditanyakan sehingga
memberikan jawaban yang diharapkan oleh pewawancara
6. Sensitifitas pertanyaan. Pewawancara mampu melakukan empati kepada responden
sehingga membuat responden tidak malu dalam menjawab pertanyaan tersebut
7. Kontak mata. Agar responden merasa dihargai, dibutuhkan selama proses wawancara
tersebut
8. Kepekaan non-verbal pewawancara mampu melihat gerakan dari bahasa tubuh yang
ditunjukan oleh responden, misalnya responden merasa tidak nyaman dengan sikap yang
ditunjukan oleh pewawancara, pertanyaan atau hal lainnya. Karena hal ini dapat
menyebabkan informasi yang diterima tidak lengkap
9. Waktu. Dalam pelaksanaan wawancara-mendalam ini pewawancara dapat mengontrol
waktu. Hal ini dikhawatirkan responden dapat menjadi bosan, lelah sehingga informasi
yang diharapkan tidak terpenuhi denga baik. Waktu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
wawancara-mendalam yang dilakukan secara tatap muka adalah 1-2 jam, tergantung isu
dan topic yang dibahas
Sebelum dilakukan wawancara-mendalam, perlu dibuatkan pedoman (guide) wawancara. Hal
ini bertujuan untuk mempermudah pewawancara dalam menggali pertanyaan serta
menghindari agar pertanyaan tersebut tidak keluar dari tujuan penelitian. Namun pedoman
(guide) wawancara tersebut tidak bersifat baku, dapat dikembangkan dengan kondisi pada
saat wawancara berlangsung dan tetap pada koridor tujuan diadakannya penelitian tersebut.
VII. Metode Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik dibandingkan
dengan metode yang lain. Metode pengumpulan data dengan observasi digunakan bila,
penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila
responden yang diamati tidak terlalu besar.
Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi dua
yakni :
1. Observasi berperan serta
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati
atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Dengan observasi partisipan ini, maka
data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna
dari setiap perilaku yang nampak. Sambil mengamati, peneliti ikut melakukan apa yang
dikerjakan oleh sumber data. Misalnya, mengamati bagaimana perilaku karyawan dalam
bekerja, bagaimana semangat kerjanya, bagaimana hubungan karyawan dengan karyawan
lain, dan sebagainya.
2. Observasi Non-patisipan
Dalam observasi non-partisipan, peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat
independen. Pengumpulan data dengan observasi non-partisipan ini tidak akan mendapatkan
data yang mendalam dan tidak sampai pada tingkat makna. Makna adalah nilai-nilai di balik
perilaku yang tampak, yang terucapkan dan yang tertulis. Misalnya, mengamati perilaku
pembeli, mengamati barang-barang apa saja yang diminati pembeli.
Dari segi instrument yang digunakan, maka observasi dibedakan menjadi :
1. Observasi terstruktur
Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis tentang apa
yang akan diamati, dimana tempatnya. Peneliti telah tahu dengan pasti tentang variable apa
yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan, peneliti menggunakan instrument yang
telah teruji validitas dan reliabilitasnya.
2. Observasi tidak terstruktur
Merupakan observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan
diobservasi. Dalam melakukan pengamatan peneliti tidak menggunakan instrument yang
telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan.
VIII. Metode Angket/Kuesioner
Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah disusun sebelumnya. Pertanyaan-
pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner, atau daftar pertanyaan tersebut cukup terperinci
dan lengkap dan biasanya sudah menyediakan pilihan jawaban (kuesioner tertutup) atau
memberikan kesempatan responden menjawab secara bebas (kuesioner terbuka)
Penyebaran kuesioner dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti penyerahan kuesioner
secara pribadi, melalui surat,dan melalui email. Masing-masing cara ini memiliki kelebihan
dan kelemahan, seperti kuesioner yang diserahkan secara pribadi dapat membangun
hubungan dan memotivasi responden, lebih murah jika pemberiannnya dilakukan langsung
dalam satu kelompok, respon cukup tinggi. Namun kelemahannya adalah organisasi
kemungkinan menolak memberikan waktu perusahaan untuk survey dengan kelompok
karyawan yang dikumpulkan untuk tujuan tersebut.
Daftar Pustaka
Sugiyono. 2007.Metode Penelitian Bisnis. Bandung : ALFABETA
http://www.kuliah.info/2015/05/pengertian-dan-perbedaan-data-dan.html/ Diakses pada 13
November 2020
http://zetzu.blogspot.co.id/2010/12/metode-pengumpulan-data.html/ Diakses pada 13
November 2020
http://raachmaa.blogspot.co.id/2014/04/pengertian-dan-jenis-jenis-data-metode.html/ Diakses
pada 13 November 2020

Anda mungkin juga menyukai