Anda di halaman 1dari 13

PEMBELAJARAN PUASA

(MATERI, MODEL, STRATEGI DAN METODE)

Oleh:
Santi Riyati Nasution (19120100233)
Nur Azizah Matondang (1920100222)
Hamidah sinaga (1920100208)

Dosen Pengampu: Ahmad Taufik M.A

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PADANGSIDIMPUAN
T.A 2021

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul ”
Pembelajaran Puasa (Materi, Model , Strategi, Dan Metode). Dan tak lupa juga kepada ruh
Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW yang membawa kita dari jaman jahiliah ke jaman
yang berpendidikan seperti yang kita rasakan pada saat ini.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Dosen
pada mata kuliah Pembelajaran Fikih. Dan dengan adanya makalah ini penulis berharap dapat
menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca mengenai pembelajaran puasa. Kami
Sadar dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata sempurna maka dari situ penulis
berharap dengan adanya kritik dan saran yang akan diberikan oleh pembaca.

Padangsidimpuan, 13 April 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................ i


Daftar Isi ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Puasa Ramadhan .............................................................. 3
B. Rukun Puasa....................................................................................... 4
C. Hal-hal yang membatalkan Puasa ...................................................... 6
D. Puasa sunnat ....................................................................................... 8
E. Model Strategi dan Metode Pembelajaran puasa………..…….……..9

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ...................................................................................... 12
Daftar Pustaka .............................................................................................. 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Puasa merupakan ibadah yang telah lama berkembang dan dilaksanakan oleh
manusia sebelum Islam.Islam mengajarkan antara lain agar manusia beriman kepada
Allah SWT, kepada malaikat-malaikatNya, kepada kitab-kitabNya, kepada rosul-
rosulNya, kepada hari akhirat dan kepada qodo qodarNya. Islam juga mengajarkan lima
kewajiban pokok, yaitu mengucapkan dua kalimat syahadat, sebagai pernyataan
kesediaan hati menerima Islam sebagai agama, mendirikan sholat, membayar zakat,
mengerjakan puasa dan menunaikan ibadah haji. Saumu (puasa), menurut bahasa Arab
adalah “menahan dari segala sesuatu”, seperti menahan makan, minum, nafsu, menahan
berbicara yang tidak bermanfaat dan sebagainya. Sedangkan menurut istilah, puasa
adalah menahan diri dari sesuatu yang membatalkannya, satu hari lamanya, mulai dari
terbit fajar sampai terbenamnya matahari dengan niat dan beberapa syarat.
Adapun macam-macam Puasa:
Puasa wajib atau puasa fardhu terdiri dari puasa fardhu ain atau puasa wajib yang harus
dilaksanakan untuk memenuhi panggilan Allah ta’ala yang disebut puasa ramadhan.
Sedangkan puasa wajib yang terdiri dalam suatu hal sebagai hak Allah SWT atau
disebut puasa kafarat. Puasa sunat atau puasa tathawwu’ yang meliputi puasa enam hari
bulan syawal, puasa senin kamis, puasa hari Arafah (tanggal 9 Zulhijjah, kecuali bagi
orang yang sedang mengerjakan ibadah haji tidak disunatkan), puasa hari Syura (10
Muharram), puasa bulan Sya’ban puasatengah bulan (tanggal 13, 14, dan 15 bulan
Qomariyah).
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian dari puasa?
b. Apa saja hal-hal yang dapat membatalkan puasa?
c. Apa pengertian puasa sunnat dan apa saja yang termasuk puasa sunnat?
d. Bagaimana model, Strategi dan metode pembelajaran puasa?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian puasa
2. Untuk mengetahui hal-hal yang membatalkan puasa
3. Untuk mengetahui pengertian puasa sunnat, dan apa saja yang termasuk puasa
sunat.

4
4. Untuk mengetahui model, strategi dan metode pembelajaran puasa
BAB II
PEMBAHASAN
A. Materi Puasa
1. Pengertian Puasa
Menurut bahasa puasa berarti “menahan diri”.Menurut syara’ ialah
menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkanya dari mula terbit fajar hingga
terbenam matahari, karena perintah Allah semata- mata, serta disertai niat dan
syarat-syarat tertentu. Sedangkan arti shaum menurut istilah syariat adalah menahan
diri pada siang hari dari hal-hal yang membatalkan puasa, disertai niat oleh
pelakunya, sejak terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari. Artinya , puasa
adalah penahanan diri dari syahwat perut dan syahwat kemaluan, serta dari segala
benda konkret yang memasuki rongga dalam tubuh (seperti obat dan sejenisnya),
dalam rentang waktu tertentu yaitu sejak terbitnya fajar kedua (yaitu fajar shadiq)
sampai terbenamnya matahari yang dilakukan oleh orang tertentu yang dilakukan
orang tertentu yang memenuhi syarat yaitu beragama islam, berakal, dan tidak
sedang dalam haid dan nifas, disertai niat yaitu kehendak hati untuk melakukan
perbuatan secara pasti tanpa ada kebimbangan , agar ibadah berbeda dari dari
kebiasaan.
Adapun ketentuan yang mewajibkan pusa ini adalah sebagaimana firman
Allah SWT dalam q.s al.-Baqarah ayat 183
َ‫مِن قَ ْب ِلكُ ْم لَعَلَّكُ ْم تَتَّقُ ْون‬
ْ َ‫علَى الَّ ِذيْن‬
َ ‫ِب‬ ِ ‫علَ ْيكُ ُم‬
َ ‫الصيَا ُم َك َما كُت‬ َ ‫يٰٓاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ا َمن ُْوا كُت‬
َ ‫ِب‬
"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa," 1
2. . Rukun Puasa
Puasa terdiri dari dua rukun.Dari dua rukun inilah hakikat puasa terwujud.
Dua rukun tersebut adalah sebagai berikut:
a. Menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa, mulai dari terbitnya Fajar
hingga terbenamnya matahari. Hal ini berdasarkan firman Allah s.w.t “maka
sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah
bagimu. makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan ) antara benang
putih dan benang hitam, yaitu fajar. Kemudian, sempurnakanlah puasa sampai

1
Moh, Rifa’i, Fiqih Lengkap, (Semarang: P.T Karya Toha Putra, 2003), hlm. 322.

5
(datang) malam. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat al-Baqarah ayat
187.
‫ّللا اَنَّكُ ْم كُ ْنت ُ ْم ت َْختَان ُْونَ اَ ْنفُ َسكُ ْم‬ َ ۗ َّ‫َث اِلى نِ َس ۤا ِٕىكُ ْم ۗ هُنَّ ِلبَاس لَّكُ ْم َواَ ْنت ُ ْم ِلبَاس لَّ ُهن‬
ُ ٰ ‫عل َِم‬ ُ ‫الرف‬َّ ‫الصيَ ِام‬ِ َ‫اُحِ َّل لَكُ ْم لَ ْيلَة‬
‫ّللا لَكُ ْم ۗ َوكُلُ ْوا َوا ْش َرب ُْوا َحتٰى يَتَبَيَّنَ لَكُ ُم‬ُ ٰ ‫َب‬ َ ‫اشِر ْوهُنَّ َوا ْبتَغُ ْوا َما َكت‬ ُ َ‫ع ْنكُ ْم ۚ ف َْالـنَ ب‬ َ ‫علَ ْيكُ ْم َو‬
َ ‫عفَا‬ َ ‫فَت‬
َ ‫َاب‬
‫اشِر ْوهُنَّ َواَ ْنت ُ ْم‬ ُ َ‫ام اِلَى الَّ ْي ۚ ِل َو َْل تُب‬ ِ ‫اْلس َْو ِد مِنَ ْالفَجْ ِر ث ُ َّم اَتِ ُّموا‬
َ َ‫الصي‬ َ ْ ِ‫ض مِنَ ْال َخيْط‬ َ ْ ُ‫ْال َخ ْيط‬
ُ َ‫اْل ْبي‬
َ‫اس َل َع َّل ُه ْم يَتَّ ُق ْون‬ ُ ٰ ُ‫ّللا ف ََل تَ ْق َرب ُْوه َۗا كَذلِكَ يُبَ ِين‬
ِ َّ‫ّللا ايتِه لِلن‬ ِ ٰ ُ‫ع ِكفُ ْونَ فِى ْال َمس ِج ِد ۗ ت ِْلكَ ُحد ُْود‬
“Dihalalkan bagimu pada malam hari puasa bercampur dengan istrimu. Mereka
adalah pakaian bagimu dan kamu adalah pakaian bagi mereka. Allah
mengetahui bahwa kamu tidak dapat menahan dirimu sendiri, tetapi Dia
menerima tobatmu dan memaafkan kamu. Maka sekarang campurilah mereka
dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah bagimu. Makan dan minumlah
hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu
fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam. Tetapi jangan
kamu campuri mereka ketika kamu beritikaf dalam masjid. Itulah ketentuan
Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan
ayat-ayat-Nya kepada manusia agar mereka bertakwa.”(QS. Al-Baqarah 2: Ayat
187).

b Niat
Dasar diwajibkannya niat adalah firman Allah SWT dalam surat Al-Bayyinah
ayat 5.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala befirman:
َّ ‫الديْنَ ە ُحنَف َۤا َء َويُ ِق ْي ُموا ال‬
َّ ‫صلوةَ َويُؤْ تُوا‬
ُ‫الزكوةَ َوذلِكَ ِديْن‬ ِ ُ‫ِصيْنَ لَه‬ َ ٰ ‫َو َما ٰٓ اُمِ ُر ْٰٓوا ا َِّْل ِليَ ْعبُدُوا‬
ِ ‫ّللا ُم ْخل‬
‫ْالقَيِ َم ۗ ِة‬
“Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah, dengan ikhlas menaati-
Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan
salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus
(benar).”(QS. Al-Bayyinah 98: Ayat 5).2
Syarat-syarat Wajib dan Sah Puasa Dalam Agama Islam
Umat muslim dalam menjalankan ibadah puasa pastilah memiliki beberapa
syarat-syarat wajib menurut syariat islam yang harus terpenuhi. Berikut ini
syarat wajib ibadah puasa menurut syariat islam..

2 Hafsah, Pembelajaran Fiqih, (Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2013), hlm. 134-135

6
Syarat Wajib Puasa Menurut Syariat Islam
1. Beragama Islam dan menyembah Allah SWT.
2.Sudah baligh atau sudah cukup umur.
3. Kondisi akalnya sehat dan waras.
4. Keadaan rohani dan jasmani yang sehat.
5. Bukan termasuk musafir yang sedang melakukan perjalanan panjang dan
jauh.
6. Dalam keadaan yang suci dari hadas besar.
7. Memiliki kemampuan dan kesanggupan untuk melaksanakan puasa.
Syarat Sah Puasa Menurut Syariat Islam
1. Beragama islam dan tidak murtad.
2. Dapat membedakan yang mana yang baik dan buruk (mumayyiz)
3. Tidak dalam keadaan najis yang suci dari nifas dan haid (khusus wanita)
4. Memiliki pengetahuan mengenai waktu diterimanya puasa.
Hal-hal yang Disunnahkan Ketika Menjalankan Puasa Dalam Agama
Islam
Ketika berpuasa, umat muslim disunahkan untuk melakukan beberapa Sunnah
dalam menjalankan puasa untuk bisa menambah pahala dan meningkatkan
derajat umat muslim. Berikut ini hal-hal yang disunnahkan ketika berpuasa
dalam agama islam.
a. Melambatkan sahur
b. Menyegerakan berbuka ketika sudah waktu berbuka
c. Membaca doa atau niat berbuka puasa
d. Ketika berbuka diawali dengan makanan/minuman yang manis
e. Bersedekah memberi makanan berbuka untuk sesame
f. Lebih giat dalam beribadah dan bersedekah.3
3. Hal-hal yang membatalkan puasa
Adapun hal-hal yang membatalkan puasa adalah sebagai beriku:
a. Makan dan minum dengan sengaja, jika makan dan minum dengan sengaja
ketika berpuasa maka otomatis membatalkan puasa. Jika tidak sengaja atau
lupa, maka tidak membatalkan puasa sebagaimana sabda rasulullah
shallallahu alaihi wasallam yang artinya “barangsiapa lupa puasa dengan

3 Khoirul Abror, Fiqih Ibadah, (Yogyakarta: Publisher, 2019), hlm. 155

7
makan dan minum, maka hendaklah disempurnakannya puasanya
sesungguhnya Allah.
b. Muntah dengan sengaja titik jika tidak sengaja maka tidak membatalkan
puasa.
c. Bersetubuh yang dilakukan pada siang hari ketika bulan Ramadan.
d. Keluar darah haid dan nifas.
e. Gila titik jika gila tersebut datang pada waktu siang hari bulan Ramadhan
maka batallah puasanya.
f. Keluar mani sebab mimpi atau menghayal dan sebagainya tidak
membatalkan puasa, tetapi dengan cara yang lain, maka batallah puasanya.
g. Meniatkan batal titik berniat berbuka puasa, sedangkan ia berpuasa maka
puasanya batal sebab niat adalah salah satu rukun puasa.
4. Puasa sunnat
Puasa sunnah adalah jenis puasa yang jika dikerjakan akan mendapat
pahala dan jika tidak dikerjakan tidak akan mendapat dosa ataupun pahala.
Jenis-jenis puasa sunnat antara lain adalah
a. Puasa 6 hari pada bulan Syawal. Sebagaimana sabda rasulullah Saw.
ِ َّ ‫ رضى هللا عنه – أَنَّهُ َحدَّثَهُ أَنَّ َرسُو َل‬- ،ِ‫اري‬
‫ّللا صلى هللا عليه وسلم قَا َل‬ ِ ‫ص‬َ ‫ُّوب األ َ ْن‬
َ ‫ع ْن أَ ِبي أَي‬
َ
“ ‫َص َي ِام الدَّ ْه ِر‬ ْ ‫ضانَ ث ُ َّم أَتْ َب َعهُ سِ تًّا‬
ِ ‫مِن ش ََّوال كَانَ ك‬ َ ‫ام َر َم‬
َ ‫ص‬َ ‫” َم ْن‬
Artinya: Abu Ayyub al-Ansari (semoga Allah SWT ridho atasnya)
melaporkan Rasulullah SAW berkata, “Dia yang berpuasa selama
Ramadhan dan melanjutkannya dengan enam hari puasa saat bulan Syawal
akan seperti melakukan puasa terus menerus.” (HR Muslim).
b. Puasa hari arafah tanggal sembilan Dzulhijjah kecuali orang yang sedang
mengerjakan ibadah haji maka ia tidak disunatkan untuk melakukan puasa
tersebut.
c. Puasa hari Asyura tanggal 10 Muharram.
sabda rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang artinya dari bahwa
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkata puasa hari Asyura itu
menghapuskan dosa 1 tahun yang lalu. (H. R Muslim)
d. Puasa bulan sya’ban
Sabda rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang artinya nya dari Aisyah
aku tidak melihat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam jam-jam purna kan

8
puasa satu bulan saja kecuali bulan Ramadhan titik aku tidak melihat dalam
satu bulan lebih banyak puasanya selain bulan syakban. Mutafaqa alaih
e. Puasa bulan Muharram sebagai Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
ketika ditanya adakah puasa yang lebih afdol sesudah Ramadhan jawab
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sebagaimana dalam hadits yang
artinya bulan Allah yang engkau melakukannya di bulan Muharram (hadits
riwayat Muslim.)
f. Setiap 13, 14, 15 bulan Qomariah sebagaimana perkataan abu Dzar r.a.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menganjurkan kami untuk berpuasa
tiap bulan 3 hari yaitu tanggal 13 14 dan 15.. Rasulullah shallallahu alaihi
wa sallam berkata itulah seperti puasa sepanjang masa. Hadits riwayat nasa'i
dan Ibnu hibban menshahihkannya.
g. Puasa Senin dan Kamis.
Sabda rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang artinya ketika
diriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam telah banyak
puasa hari Senin dan Kamis. Lalu ditanya tentang hal itu. Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam menjawab semua amal dihadapkan pada hari
Senin dan Kamis maka Allah mengampuni semua Muslim dan mukmin
kecuali orang-orang yang tidak berpuasa sunat saat itu titik lalu Allah
berujar selesaikanlah. Hadits riwayat Ahmad. 4
5. Keutamaan dan hikmah puasa
Berpuasa dalam agama islam apalagi berpuasa Ramadhan yang
diwajibkan oleh Allah merupakan ibadah yang ditujukan agar umat islam selalu
menghamba hanya kepada Allah SWT.
Ibadah puasa memiliki beberapa keutamaan menurut syariat islam, seperti umat
muslim yang melaksanakan puasa akan melewati sebuah pintu di surga yang
bernama Rayyan, pintu surga tersebut adalah pintu yang di khususkan untuk
muslim yang berpuasa. Selain itu, Allah akan memberi kelebihan kepada
muslim yang berpuasa dengan menjauhkannya dari api neraka sejauh 70 tahub
perjalanan masa akhiratnya.
Dengan berpuasa, seseorang mempertegas komitmentnya untuk
memprioritaskan perintah Allah swt. Dan mengalahkan kesenangan nafsu.

4 Hafsah, Pembelajaran Fiqih, (Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2013), hlm. 136-137

9
Inilah hikmah paling subtansial dari puasa yang ditandaskan Al Quran, yaitu
mencetak generasi umat yang bertaqwa. Puasa juga bertujuan untuk senantiasa
diawasi oleh Allah swt. Ketika kita sendirian di tempat sepi merasakan lapar
dan dahaga, kita memiliki kesempatan makan dan minum dengan tanpa
sepengetahuan orang lain. Namun, kita bersikeras untuk tidak melakukannya.
Keyakinan masih ada Dzat yang memantau semua perilaku kita, mampu
menumbuhkan komitmen moral untuk menyempurnakan
ibadah kita selama sebulan penuh. Puasa juga melatih agar senantiasa bersyukur
atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah swt. Seseorang baru menyadari
betapa besarnya nilaisesuatu pada saat dia kehilangan. Dengan tidak merasakan
makan dan minum selama berpuasa, kita akan menyadari betapa besarnya
karunia Allah selama ini. Kita senantiasa diberi kesehatan dan kelapangan rizki
sehingga dapat merasakan nikmatnya makanan dan minuman. 5
6. Model, strategi dan metode pembelajaran puasa
Materi puasa Ramadan yang diajarkan pada siswa meliputi ketentuan-
ketentuan puasa seperti hukum, syarat, rukun, sah, batal puasa ramadhan dan
hikmah-hikmahnya. Untuk mengajarkan puasa Ramadhan guru dapat
menggunakan metode ceramah, tanya jawab, tehnik talking stick, tumpukan
kartu pertanyaan dan metode kisah/cerita. Untuk mengukur pemahaman siswa
dapat dilakukan dengan tes. Amalan-amalan Ramadhan yang diajarkan kepada
siswa adalah sholat tarawih, sholat Witir,l’tikap sedekah, tadarus dan lain
sebagainya. Untuk melaksanakan pembelajaran sholat tarawih dan sholat Witir
dan amalan lain guru dapat menggunakan metode ceramah, tanya jawab,
startegi kepala bernomor, tehnik lempar pertanyaan. Sedangkan cara
pelaksanaan sholat dapat dilakukan dengan metode demonstrasi atau dengan
model pembelajaran langsung. Untuk melatihkan kefasihan bacaan sholat dapat
dilakukan dengan latihan membaca dan penugasan metode hapalan. Untuk
mengevaluasi pemahaman siswa dapat dilakukan dengan tes dan kemampuan
peraktek sholat adalah dengan tes unjuk kerja atau peraktek..6

5 Mufaizin, “kearifan dan Hikmah dalam Puasa”, Jurnal Al-Insyiroh, Volume. 2, No. 2, 2018, hlm. 128
115.
6
Hafsah, Pembelajaran Fiqih, (Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2013), hlm. 138.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pusa adalah menahan diri pada siang hari dari hal-hal yang membatalkan
puasa, disertai niat oleh pelakunya, sejak terbitnya fajar sampai terbenamnya
matahari. Adapun macam-macam Puasa:
Puasa wajib atau puasa fardhu terdiri dari puasa fardhu ain atau puasa wajib yang
harus dilaksanakan untuk memenuhi panggilan Allah ta’ala yang disebut puasa
ramadhan. Sedangkan puasa wajib yang terdiri dalam suatu hal sebagai hak Allah
SWT atau disebut puasa kafarat. Puasa sunat atau puasa tathawwu’ yang meliputi
puasa enam hari bulan syawal, puasa senin kamis, puasa hari Arafah (tanggal 9
Zulhijjah, kecuali bagi orang yang sedang mengerjakan ibadah haji tidak
disunatkan), puasa hari Syura (10 Muharram), puasa bulan Sya’ban puasatengah
bulan (tanggal 13, 14, dan 15 bulan Qomariyah).
Materi puasa Ramadan yang diajarkan pada siswa meliputi ketentuan-
ketentuan puasa seperti hukum, syarat, rukun, sah, batal puasa ramadhan dan
hikmah-hikmahnya. Untuk mengajarkan puasa Ramadhan guru dapat
menggunakan metode ceramah, tanya jawab, tehnik talking stick, tumpukan kartu
pertanyaan dan metode kisah/cerita. Untuk mengukur pemahaman siswa dapat
dilakukan dengan tes. Amalan-amalan Ramadhan yang diajarkan kepada siswa
adalah sholat tarawih, sholat Witir,l’tikap sedekah, tadarus dan lain sebagainya.
Untuk melaksanakan pembelajaran sholat tarawih dan sholat Witir dan amalan lain
guru dapat menggunakan metode ceramah, tanya jawab, startegi kepala bernomor,
tehnik lempar pertanyaan. Sedangkan cara pelaksanaan sholat dapat dilakukan
dengan metode demonstrasi atau dengan model pembelajaran langsung. Untuk
melatihkan kefasihan bacaan sholat dapat dilakukan dengan latihan membaca dan
penugasan metode hapalan. Untuk mengevaluasi pemahaman siswa dapat
dilakukan dengan tes dan kemampuan peraktek sholat adalah dengan tes unjuk kerja
atau peraktek.

11
DAFTAR PUSTAKA

Abror, Khoirul , Fiqih Ibadah, Yogyakarta: Publisher, 2019.


Hafsah, Pembelajaran Fiqih, Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2013
Mufaizin, “kearifan dan Hikmah dalam Puasa”, Jurnal Al-Insyiroh, Volume. 2, No.
2, 2018
Rifa’i,, Moh., Fiqih Lengkap,(Semarang: P.T Karya Toha Putra, 2003

12
13

Anda mungkin juga menyukai