A. INTI KURIKULUM
Kurikulum 1952 merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya,
yaitu kurikulum 1947, dimana kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran.
Karena itu, kurikulum 1952 lebih dikenal sebagai Rencana Pelajaran Terurai
1952. Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional.
Paling menonjol sekaligus ciri dari Kurikulum 1952 ini, yaitu setiap pelajaran
dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Silabus mata pelajaran
menunjukkan secara jelas seorang guru mengajar satu mata pelajaran. Isi
kurikulum 1952 merupakan penjabaran arah dan tujuan pedidikan sekolah
menengah dan tujuan kurikulum. Sebagaimana dikemukakan di atas bahwa
tujuan pendidikan sekolah menengah dan tujuan kurikulum diarahkan pada
penyiapan pelajar ke pendidikan tinggi serta mendidik tenaga-tenaga ahli dalam
berbagai lapangan khusus, sesuai dengan bakat masing-masing dan kebutuhan
masyarakat.
Isi kurikulum 1952 jauh lebih rinci dibandingkan dengan kurikulum tahun
1947. Oleh karena itu kurikulum 1952 disebut Rencana Pelajaran Terurai 1952.
Struktur kurikulum SMP tahun l952 mengacu pada tujuan pendidikan dan tujuan
kurikulum yang tercantum dalam UU No. 4 Tahun 1950. Tujuan pendidikan
nasional berdasarkan kurikulum 1952 adalah membentuk manusia yang susila
dan cakap dan warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab akan
kesejahteraan masyarakat dan tanah air.
B. AJARAN KURIKULUM
Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran yang disebut Rencana
Pelajaran Terurai 1952. Di penghujung era Presiden Soekarno, muncul Rencana
Pendidikan 1964 atau Kurikulum 1964. Fokusnya pada pengembangan
Pancawardhana, yaitu :a) Daya cipta, b) Rasa, c) Karsa, d) Karya, e) Moral.
Mata pelajaran diklasifikasikan dalam lima kelompok bidang studi.
o Moral.
o Kecerdasan.
o Emosional/artistik.
o Keprigelan (keterampilan).
Jasmaniah.
Isi Kurikulum 1952 jauh lebih rinci dibandingkan dengan Kurikulum 1947.
Oleh karena itu Kurikulum 1952 disebut dengan Rencana Pelajaran Terurai
1952. Berikut ini rincian isi Kurikulum 1952:
1. Kelompok Bahasa:
- Bahasa Indonesia
- Bahasa Inggris
- Bahasa Daerah
2. Kelompok Pengetahuan Alam
- Ilmu Alam/Kimia
- Ilmu Hayat
3. Kelompok Ilmu Pasti
- Berhitung dan aljabar
- Ilmu ukur
4. Kelompok Pengetahuan Sosial
- Ilmu Bumi
- Sejarah
5. Kelompok Ekonomi
- Hitung dagang
- Pengetahuan dagang
6. Kelompok Ekspresi
- Seni suara
- Menggambar
- Pekerjaan tangan/kerajinan wanita
7. Pendidikan Jasmani
- Agama
8. Pendidikan Budi Pekerti
C. METODE PEMBELAJARAN
Di Kurikulum 1952 setiap rencana pelajaran harus memperhatikan isi
pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.. Metode
pembelajaran pada kurikulum 1952 menggunakan metode berpusat pada guru .
Dalam proses pembelajaran guru berperan sebagai model yang menerapkan
etika, moral, nilai, dan aturan-aturan yang berlaku. Kedisiplinan, kerajinan,
sopan-santun, dan jiwa nasionalisme ditanamkan melalui tingkah laku guru dan
penegakan peraturan sekolah yang tegas. Sayangnya proses belajar mengajar
berpusat pada guru. Siswa ditempatkan sebagai objek yang menerima informasi
sebanyak-banyaknya dari guru.
D. JENIS SEKOLAH
Pada masa itu dibentuk Kelas Masyarakat. yaitu sekolah khusus bagi
lulusan SR 6 tahun yang tidak melanjutkan ke SMP. Kelas masyarakat
mengajarkan keterampilan, seperti pertanian, pertukangan, dan perikanan.
Tujuannya agar anak tak mampu sekolah ke jenjang SMP, bisa langsung
bekerja. pendidikan setiap jenjang mencakup tujuan pendidikan sekolah rendah,
tujuan pendidikan sekolah menengah, dan tujuan sekolah tinggi.
E. SISTEM EVALUASI
Sistem penilaian berdasarkan Kurikulum 1952 hampir sama dengan
Kurikulum 1942, yakni dilakukan melalui ulangan harian, ulangan umum catur
wulan dan ujian penghabisan. Ulangan harian dan ulangan umum catur wulan
dipakai sebagai dasar untuk menentukan apakah seorang siswa naik atau
tinggal kelas. Apabila seorang siswa belum mencapai minimal nilai 6 dalam
ulangan umum catur wulan, yang bersangkutan mengikuti ulangan perbaikan
(her).
Ujian Penghabisan yang kemudian diubah namanya menjadi Ujian
Negara pada sekitar tahun 1958, digunakan untuk menentukan kelulusan.
Seorang siswa SMP dapat dinyatakan lulus jika memiliki maksimal nilai 5
sebanyak 4 mata pelajaran atau equivalennya (nilai 4 ekuivalen dengan dua nilai
5, nilai 3 ekuivalen dengan 3 nilai 5).