Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN

PERKEMBANGAN KURIKULUM YANG BERLAKU DI


INDONESIA

MATA KULIAH

PERENCANAAN PEMBELAJARAN

Oleh

Kelompok II

Kelas A

ASTRIANTI (2017-35-007)

HAJIJAH SARLUF (2017-35-001)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2019
A. SEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM DI INDONESIA
(1952)

Secara etimologis, istilah kurikulum (curiiculum) berasal dari bahasa Yunani,


yaitu currir yang artinya “pelari” dan curere yang berarti “tempat berpacu”. Dalam
bahasa Prancis, istilah kurikulum berasal dari kata courier yang berarti berlari (to
run). Kurikulum berarti suatu jarak yang harus ditempuh oleh seroang pelari dari
garis start sampai dengan garis finish untuk memperoleh medali atau penghargaan.
Jarak yang harus ditempuh tersebut kemudian diubah menjadi program sekolah dan
semua orang yang terlibat di dalamnya (Arifin, 2014). UU No. 20 Tahun 2003
mengegaskan Kurikulum merupakan seperangkat rencana & sebuah pengaturan
berkaitan dengan tujuan, isi, bahan ajar & cara yang digunakan sebagai pedoman
dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai sebuah tujuan
pendidikan nasional. Secara umum dapat dijelaskan bahwa kurikulum merupakan
perencanaan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Kurikulum di Indonesia mengalami 10 kali perubahan sesuai dengan kebijakan
Menteri Pendidikan. Mutu pendidikan Indonesia hingga kini belum memenuhi
standar mutu yang jelas. Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum
pendidikan nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964,
1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006, 2013 (10 kali perubahan). Perubahan kurikulum
terjadi karena konsekuensi politik, sosial budaya, ekonomi, dan IPTEK dalam
masyarakat berbangsa dan bernegara. Kurikulum sebagai seperangkat rencana
pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan
perubahan yang terjadi di masyarakat. Semua kurikulum nasional dirancang
berdasarkan landasan yang sama, yaitu pancasila dan UUD 1945, perbedaannya pada
penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya.
Pada tahun 1952 kurikulum di Indonesia mengalami penyempurnaan yang
diberi nama Rencana Pelajaran Terurai 1952. Kurikulum ini sudah mengarah pada
suatu sistem pendidikan nasional. Hal yang paling menonjol dan sekaligus ciri dari
kurikulum Rencana Pelajaran Terurai 1952 ini bahwa setiap rencana pelajaran harus
memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.
Kurikulum Rencana Pelajaran Terurai 1952 lebih merinci setiap mata pelajaran.
Silabus mata pelajaran jelas sekali dan seorang guru hanya mengajar satu mata
pelajaran saja. Pada masa tersebut juga dibentuk Kelas Masyarakat, yakni sekolah
khusus bagi lulusan Sekolah Rakyat (SR) 6 tahun yang tidak melanjutkan ke Sekolah
Menengah Pertama (SMP). Kelas Masyarakat ini mengajarkan keterampilan, seperti
pertanian, pertukangan, dan perikanan. Tujuan adanya Kelas Masyarakat ini agar
anak yang tidak mampu ke jenjang SMP dapat langsung bekerja.
Seiring dengan berlakunya Undang-Undang Pendidikan No. 4 Tahun 1950
yang baru dilaksanakan pada tahun 1954, kurikulum yang berlaku bukan lagi
kurikulum Rencana Pelajaran 1947, tetapi kurikulum Rencana Pelajaran Terurai
1952. Dengan kata lain, kurikulum Rencana Pelajaran Terurai 1952 merupakan
kurikulum pertama yang memiliki dasar hukum operasional. Landasan yuridis
kurikulum Rencana Pelajaran Terurai 1952 tidak berbeda jauh dari Rencana Pelajaran
1947. Landasan idiilnya adalah Pancasila yang tercantum dalam Pembukaan UUD
1945, sedangkan landasan konstitusionalnya adalah UUD 1945. Landasan
operasional kurikulum Rencana Pelajaran Terurai 1952 adalah UU No. 4 Tahun 1950.
Seiring dengan terbentuknya kembali negara kesatuan Republik Indonesia (RI)
setelah berada di bawah pemerintahan Republik Indonesia Serikat, maka UU No. 4
Tahun 1950 disempurnakan lagi dan diterima oleh Dewan Perwakilan Rakyat pada
tanggal 23 Desember 1953, pengesahannya dilakukan pemerintahan RI pada tanggal
12 Maret 1954 sebagai UU No. 12 Tahun 1954. Dengan demikian, UU No. 12 Tahun
1954 sebenarnya merupakan dasar hukum bagi pelaksanaan UU No. 4 Tahun 1950.
Maka, landasan operasional kurikulum Rencana Pelajaran Terurai 1952 adalah UU
No. 4 Tahun 1950 dan UU No. 12 Tahun 1954.
Isi kurikulum Rencana Pelajaran Terurai 1952 merupakan penjabaran arah dan
tujuan pendidikan sekolah menengah dan tujuan kurikulum. Tujuan pendidikan
sekolah menengah dan tujuan kurikulum ini diarahkan pada penyiapan pelajaran ke
pendidikan tinggi serta mendidik tenaga-tenaga ahli dalam berbagai lapangan khusus,
sesuai dengan bakat masing-masing dan kebutuhan masyarakat. Hal ini didasarkan
pada kesadaran akan corak pendidikan masa lampau. Penjalasan tersebut dapat
diperoleh pada penjelasan UU No. 4 Tahun 1950 Bab V Pasal 7 Ayat 3. Dalam
undang-undang tersebut dinyatakan bahwa pada masa lampau pendidikan menengah
dibedakan menjadi dua, yakni pendidikan menengah kejuruan dan pendidikan
menengah umum. Sekolah menengah umum mementingkan pelajaran-pelajaran bagi
perguruan tinggi, sedangkan sekolah menengah kejuruan mendidik tenaga-tenaga
dalam bermacam-macam pekerjaan kepandaian dan keahlian. Maka, sebagian besar
siswa memilih pendidikan menengah umum dengan maksud supaya dapat
meneruskan pendidikan ke sekolah yang lebih tinggi. Sementara itu, sekolah-sekolah
kejuruan kurang mendapat minat. Merespon minat siswa yang rendah dalam
melanjutkan ke sekolah kejuruan, pemerintah melakukan beberapa upaya. Sistem
pendidikan mengutamakan pendidikan orang-orang yang dapat bekerja. Baik sekolah
menengah umum maupun sekolah menengah kejuruan, keduanya bertujuan untuk
mendidik tenaga-tenaga ahli yang dapat menunaikan kewajibannya kepada negara.
Kurikulum Rencana Pelajaran Terurai 1952 terbagi atas enam kelompok
pengetahuan, yakni kelompok bahasa, kelompok ilmu pasti, kelompok pengetahuan
alam, kelompok pengetahuan sosial, kelompok ekonomi, dan kelompok ekspresi.
Selain itu, sebagai wujud penyiapan tenaga terampil dan terdidik pada kelas tiga
diadakan penjurusan. Terdapat dua pilihan jurusan, yakni A bagi bahasa dan
pengetahuan sosial dan B untuk ilmu pasti dan pengetahuan alam.
Tujuan pendidikan nasional berdasarkan kurikulum Rencana Pelajaran Terurai
1952 adalah membentuk manusia yang susila dan cakap dan warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab akan kesejahteraan masyarakat dan tanah air.
Dalam proses pembelajaran, guru berperan sebagai model yang menerapkan etika,
moral, nilai-nilai, dan aturan-aturan yang berlaku. Kedisiplinan, kerajinan, sopan
santun, dan jiwa nasionalisme ditanamkan melalui tingkah laku guru dan penegakan
peraturan sekolah yang tegas. Proses pembelajaran kala itu berpusat pada guru. Siswa
ditempatkan sebagai obyek yang harus menerima informasi sebanyak-banyaknya dari
guru. Peran guru dalam kelas sangat dominan. Siswa bersifat pasif menerima
informasi. Hal itu sebagai dampak dari proses belajar yang mengutamakan materi dan
penguasaan materi.
Sistem penilaian berdasarkan kurikulum Rencana Pelajaran Terurai 1952
hampir sama dengan kurikulum Rencana Pelajaran 1947, yakni dilakukan melalui
ulangan harian, ulangan umum catur dan ujian penghabisan. Ulangan harian dan
ulangan umum catur wulan dipakai sebagai dasar untuk menentukan apakah seorang
siswa naik atau tinggal kelas. Apabila seorang siswa belum mencapai minimal nilai 6
dalam ulangan umum catur wulan, yang bersangkutan mengikuti ulangan perbaikan
(remedial). Ujian Penghabisan yang kemudian diubah namanya menjadi Ujian
Negara pada sekitar tahun 1958, digunakan untuk menentukan kelulusan. Seorang
siswa SMP dinyatakan lulus jika memiliki nilai 5 sebanyak 4 mata pelajaran atau
ekuavalennya (nilai 4 ekuavalen dengan 2 nilai 5, nilai 3 ekuavalen dengan 3 nilai).

B. PERBEDAAN KURIKULUM 1952 DENGAN KURIKULUM 1947


Persamaan antara kurikulum 1947 dengan 1952 adalah dikenal dengan nama
Rentjana Pelajaran. Sementara perbedaan utama keduanya terletak pada kurikulum
pendidikan tahun 1947 masih dipengaruhi oleh sistem pendidikan kolonial Belanda
dan Jepang, sehingga hanya meneruskan yang pernah digunakan sebelumnya
sedangkan kurikulum tahun 1952 sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan
nasional.
Susunan Rencana Pelajaran 1947 sangat sederhana, hanya memuat dua hal pokok,
yaitu
1. Daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya
2. Garis-garis besar pengajarannya (GBP)
Adapun rincian kurikulum tahun 1947 dan kurikulum tahun 1952
sebagai berikut :

1. Kurikulum tahun 1947 (Rentjana Pelajaran 1947) lebih bersifat politis


yakni dari orientasi pendidikan Belanda ke kepentingan nasional
jarena suasana kehidupan berbangsa saat itu masih dalam semangat
juang merebut kemerdekaan maka pendidikan sebagai development
conformism lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia
Indonesia yang merdeka dan berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain
di muka bumi ini. Rentjana Pelajaran 1947 baru dilaksanakan sekolah-
sekolah pada 1950 dengan memuat dua hal pokok yakni daftar mata
pelajaran dan jam pengajarannya dan garis-garis besar pengajaran
(GBP).
Rentjana Pelajaran 1947 menekankan pendidikan watak atau
perilaku yang meliputi kesadaran bernegara dan bermasyarakat, materi
pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-hari dan perhatian
terhadap kesenian dan pendidikan jasmani. Pun, fokus pelajarannya
pada pengembangan Pancawardhana, yaitu daya cipta, rasa, karsa,
karya dan moral. Mata pelajaran dalam kurikulum ini diklasifikasikan
menjadi lima kelompok bidang studi yakni Moral, Kecerdasan,
Emosional/artistik, Keprigelan (keterampilan) dan Jasmaniah.

2. Kurikulum tahun 1952 (Rentjana Pelajaran 1952) memiliki


karakteristik dimana setiap rencana pelajaran harus memperhatikan isi
pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Kala itu
dibentuk Kelas Masyarakat yang merupakan sekolah khusus bagi
lulusan Sekolah Rakyat 6 tahun yang tidak melanjutkan ke SMP yang
mengajarkan keterampilan, seperti pertanian, pertukangan dan
perikanan sehingga masyarakat dapat langsung bekerja.
Daftar Rujukan
Brainly.co.id - https://brainly.co.id/tugas/22664979
Yulianti, & Yuniasih Nury. 2016. Buku Ajar Telaah Kurikulum dan Aplikasi Dalam Proses
Belajar dan Mengajar. Malang: Media Sutra Atiga.
https://www.tintapendidikanindonesia.com/2017/05/kurikulum-rencana-pelajaran-terurai-
1952.html

Anda mungkin juga menyukai