0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
76 tayangan7 halaman
Dokumen tersebut membahas perkembangan kurikulum di Indonesia sejak tahun 1952, dimulai dari penjelasan tentang arti kurikulum secara etimologis. Kemudian dijelaskan bahwa kurikulum Indonesia telah mengalami 10 kali perubahan, termasuk kurikulum tahun 1952 yang merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya. Kurikulum tahun 1952 lebih merinci mata pelajaran dan memiliki tujuan membentuk manusia
Dokumen tersebut membahas perkembangan kurikulum di Indonesia sejak tahun 1952, dimulai dari penjelasan tentang arti kurikulum secara etimologis. Kemudian dijelaskan bahwa kurikulum Indonesia telah mengalami 10 kali perubahan, termasuk kurikulum tahun 1952 yang merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya. Kurikulum tahun 1952 lebih merinci mata pelajaran dan memiliki tujuan membentuk manusia
Dokumen tersebut membahas perkembangan kurikulum di Indonesia sejak tahun 1952, dimulai dari penjelasan tentang arti kurikulum secara etimologis. Kemudian dijelaskan bahwa kurikulum Indonesia telah mengalami 10 kali perubahan, termasuk kurikulum tahun 1952 yang merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya. Kurikulum tahun 1952 lebih merinci mata pelajaran dan memiliki tujuan membentuk manusia
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON 2019 A. SEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM DI INDONESIA (1952)
Secara etimologis, istilah kurikulum (curiiculum) berasal dari bahasa Yunani,
yaitu currir yang artinya “pelari” dan curere yang berarti “tempat berpacu”. Dalam bahasa Prancis, istilah kurikulum berasal dari kata courier yang berarti berlari (to run). Kurikulum berarti suatu jarak yang harus ditempuh oleh seroang pelari dari garis start sampai dengan garis finish untuk memperoleh medali atau penghargaan. Jarak yang harus ditempuh tersebut kemudian diubah menjadi program sekolah dan semua orang yang terlibat di dalamnya (Arifin, 2014). UU No. 20 Tahun 2003 mengegaskan Kurikulum merupakan seperangkat rencana & sebuah pengaturan berkaitan dengan tujuan, isi, bahan ajar & cara yang digunakan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai sebuah tujuan pendidikan nasional. Secara umum dapat dijelaskan bahwa kurikulum merupakan perencanaan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Kurikulum di Indonesia mengalami 10 kali perubahan sesuai dengan kebijakan Menteri Pendidikan. Mutu pendidikan Indonesia hingga kini belum memenuhi standar mutu yang jelas. Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006, 2013 (10 kali perubahan). Perubahan kurikulum terjadi karena konsekuensi politik, sosial budaya, ekonomi, dan IPTEK dalam masyarakat berbangsa dan bernegara. Kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu pancasila dan UUD 1945, perbedaannya pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya. Pada tahun 1952 kurikulum di Indonesia mengalami penyempurnaan yang diberi nama Rencana Pelajaran Terurai 1952. Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional. Hal yang paling menonjol dan sekaligus ciri dari kurikulum Rencana Pelajaran Terurai 1952 ini bahwa setiap rencana pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Kurikulum Rencana Pelajaran Terurai 1952 lebih merinci setiap mata pelajaran. Silabus mata pelajaran jelas sekali dan seorang guru hanya mengajar satu mata pelajaran saja. Pada masa tersebut juga dibentuk Kelas Masyarakat, yakni sekolah khusus bagi lulusan Sekolah Rakyat (SR) 6 tahun yang tidak melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP). Kelas Masyarakat ini mengajarkan keterampilan, seperti pertanian, pertukangan, dan perikanan. Tujuan adanya Kelas Masyarakat ini agar anak yang tidak mampu ke jenjang SMP dapat langsung bekerja. Seiring dengan berlakunya Undang-Undang Pendidikan No. 4 Tahun 1950 yang baru dilaksanakan pada tahun 1954, kurikulum yang berlaku bukan lagi kurikulum Rencana Pelajaran 1947, tetapi kurikulum Rencana Pelajaran Terurai 1952. Dengan kata lain, kurikulum Rencana Pelajaran Terurai 1952 merupakan kurikulum pertama yang memiliki dasar hukum operasional. Landasan yuridis kurikulum Rencana Pelajaran Terurai 1952 tidak berbeda jauh dari Rencana Pelajaran 1947. Landasan idiilnya adalah Pancasila yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, sedangkan landasan konstitusionalnya adalah UUD 1945. Landasan operasional kurikulum Rencana Pelajaran Terurai 1952 adalah UU No. 4 Tahun 1950. Seiring dengan terbentuknya kembali negara kesatuan Republik Indonesia (RI) setelah berada di bawah pemerintahan Republik Indonesia Serikat, maka UU No. 4 Tahun 1950 disempurnakan lagi dan diterima oleh Dewan Perwakilan Rakyat pada tanggal 23 Desember 1953, pengesahannya dilakukan pemerintahan RI pada tanggal 12 Maret 1954 sebagai UU No. 12 Tahun 1954. Dengan demikian, UU No. 12 Tahun 1954 sebenarnya merupakan dasar hukum bagi pelaksanaan UU No. 4 Tahun 1950. Maka, landasan operasional kurikulum Rencana Pelajaran Terurai 1952 adalah UU No. 4 Tahun 1950 dan UU No. 12 Tahun 1954. Isi kurikulum Rencana Pelajaran Terurai 1952 merupakan penjabaran arah dan tujuan pendidikan sekolah menengah dan tujuan kurikulum. Tujuan pendidikan sekolah menengah dan tujuan kurikulum ini diarahkan pada penyiapan pelajaran ke pendidikan tinggi serta mendidik tenaga-tenaga ahli dalam berbagai lapangan khusus, sesuai dengan bakat masing-masing dan kebutuhan masyarakat. Hal ini didasarkan pada kesadaran akan corak pendidikan masa lampau. Penjalasan tersebut dapat diperoleh pada penjelasan UU No. 4 Tahun 1950 Bab V Pasal 7 Ayat 3. Dalam undang-undang tersebut dinyatakan bahwa pada masa lampau pendidikan menengah dibedakan menjadi dua, yakni pendidikan menengah kejuruan dan pendidikan menengah umum. Sekolah menengah umum mementingkan pelajaran-pelajaran bagi perguruan tinggi, sedangkan sekolah menengah kejuruan mendidik tenaga-tenaga dalam bermacam-macam pekerjaan kepandaian dan keahlian. Maka, sebagian besar siswa memilih pendidikan menengah umum dengan maksud supaya dapat meneruskan pendidikan ke sekolah yang lebih tinggi. Sementara itu, sekolah-sekolah kejuruan kurang mendapat minat. Merespon minat siswa yang rendah dalam melanjutkan ke sekolah kejuruan, pemerintah melakukan beberapa upaya. Sistem pendidikan mengutamakan pendidikan orang-orang yang dapat bekerja. Baik sekolah menengah umum maupun sekolah menengah kejuruan, keduanya bertujuan untuk mendidik tenaga-tenaga ahli yang dapat menunaikan kewajibannya kepada negara. Kurikulum Rencana Pelajaran Terurai 1952 terbagi atas enam kelompok pengetahuan, yakni kelompok bahasa, kelompok ilmu pasti, kelompok pengetahuan alam, kelompok pengetahuan sosial, kelompok ekonomi, dan kelompok ekspresi. Selain itu, sebagai wujud penyiapan tenaga terampil dan terdidik pada kelas tiga diadakan penjurusan. Terdapat dua pilihan jurusan, yakni A bagi bahasa dan pengetahuan sosial dan B untuk ilmu pasti dan pengetahuan alam. Tujuan pendidikan nasional berdasarkan kurikulum Rencana Pelajaran Terurai 1952 adalah membentuk manusia yang susila dan cakap dan warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab akan kesejahteraan masyarakat dan tanah air. Dalam proses pembelajaran, guru berperan sebagai model yang menerapkan etika, moral, nilai-nilai, dan aturan-aturan yang berlaku. Kedisiplinan, kerajinan, sopan santun, dan jiwa nasionalisme ditanamkan melalui tingkah laku guru dan penegakan peraturan sekolah yang tegas. Proses pembelajaran kala itu berpusat pada guru. Siswa ditempatkan sebagai obyek yang harus menerima informasi sebanyak-banyaknya dari guru. Peran guru dalam kelas sangat dominan. Siswa bersifat pasif menerima informasi. Hal itu sebagai dampak dari proses belajar yang mengutamakan materi dan penguasaan materi. Sistem penilaian berdasarkan kurikulum Rencana Pelajaran Terurai 1952 hampir sama dengan kurikulum Rencana Pelajaran 1947, yakni dilakukan melalui ulangan harian, ulangan umum catur dan ujian penghabisan. Ulangan harian dan ulangan umum catur wulan dipakai sebagai dasar untuk menentukan apakah seorang siswa naik atau tinggal kelas. Apabila seorang siswa belum mencapai minimal nilai 6 dalam ulangan umum catur wulan, yang bersangkutan mengikuti ulangan perbaikan (remedial). Ujian Penghabisan yang kemudian diubah namanya menjadi Ujian Negara pada sekitar tahun 1958, digunakan untuk menentukan kelulusan. Seorang siswa SMP dinyatakan lulus jika memiliki nilai 5 sebanyak 4 mata pelajaran atau ekuavalennya (nilai 4 ekuavalen dengan 2 nilai 5, nilai 3 ekuavalen dengan 3 nilai).
B. PERBEDAAN KURIKULUM 1952 DENGAN KURIKULUM 1947
Persamaan antara kurikulum 1947 dengan 1952 adalah dikenal dengan nama Rentjana Pelajaran. Sementara perbedaan utama keduanya terletak pada kurikulum pendidikan tahun 1947 masih dipengaruhi oleh sistem pendidikan kolonial Belanda dan Jepang, sehingga hanya meneruskan yang pernah digunakan sebelumnya sedangkan kurikulum tahun 1952 sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional. Susunan Rencana Pelajaran 1947 sangat sederhana, hanya memuat dua hal pokok, yaitu 1. Daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya 2. Garis-garis besar pengajarannya (GBP) Adapun rincian kurikulum tahun 1947 dan kurikulum tahun 1952 sebagai berikut :
1. Kurikulum tahun 1947 (Rentjana Pelajaran 1947) lebih bersifat politis
yakni dari orientasi pendidikan Belanda ke kepentingan nasional jarena suasana kehidupan berbangsa saat itu masih dalam semangat juang merebut kemerdekaan maka pendidikan sebagai development conformism lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia Indonesia yang merdeka dan berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain di muka bumi ini. Rentjana Pelajaran 1947 baru dilaksanakan sekolah- sekolah pada 1950 dengan memuat dua hal pokok yakni daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya dan garis-garis besar pengajaran (GBP). Rentjana Pelajaran 1947 menekankan pendidikan watak atau perilaku yang meliputi kesadaran bernegara dan bermasyarakat, materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-hari dan perhatian terhadap kesenian dan pendidikan jasmani. Pun, fokus pelajarannya pada pengembangan Pancawardhana, yaitu daya cipta, rasa, karsa, karya dan moral. Mata pelajaran dalam kurikulum ini diklasifikasikan menjadi lima kelompok bidang studi yakni Moral, Kecerdasan, Emosional/artistik, Keprigelan (keterampilan) dan Jasmaniah.
2. Kurikulum tahun 1952 (Rentjana Pelajaran 1952) memiliki
karakteristik dimana setiap rencana pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Kala itu dibentuk Kelas Masyarakat yang merupakan sekolah khusus bagi lulusan Sekolah Rakyat 6 tahun yang tidak melanjutkan ke SMP yang mengajarkan keterampilan, seperti pertanian, pertukangan dan perikanan sehingga masyarakat dapat langsung bekerja. Daftar Rujukan Brainly.co.id - https://brainly.co.id/tugas/22664979 Yulianti, & Yuniasih Nury. 2016. Buku Ajar Telaah Kurikulum dan Aplikasi Dalam Proses Belajar dan Mengajar. Malang: Media Sutra Atiga. https://www.tintapendidikanindonesia.com/2017/05/kurikulum-rencana-pelajaran-terurai- 1952.html