Anda di halaman 1dari 11

a.

Prinsip penetapan KKM


Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal perlu mempertimbangkan bebrapa ketentuan
sebagai berikut:
Penetapan KKM merupakan kegiatan pengambilan keputusan yang dapat dilakukan
melalui metode kualitatif dan atau melaui kuantitatif. Metode kualitatif dapat dilakuakn
melalui professional judgement oleh pendidik dengan mempertimbangkan kemampuan
akademik dan pengalaman pendidik mengajar mata pelajaran disekolahnya. Sedangkan
metode Kuantitatif dilakukan dengan rentang angka yang disepakati sesuai dengan
penetapan kriteria yang ditentukan.
Penetapan kriterian ketuntasan minimal dilakukan melalui analisis ketuntasan belajar
minimal pada setiap indicator dengan memperhatikan kompleksitas, daya dukung, dan
intake peserta didik untuk mencapai ketuntasan kompotensi dasar dan standar kompetensi.
Kriteria Ketuntasan Minimal setiap Kompetensi dasar ( KD) merupakan rata-rata vdari
indicator yang terdapat dalam Kompetensi dasar tersebut. Peserta didik dinyatakan telah
mencapai ketuntasan belajar untuk KD tertentu apabila yang bersangkutan telah mencapai
ketuntasan belajar minimal yang telah ditetapkan untuk seluruh indikator pada KD tertentu.
Kriteria ketuntasan minimal setiap Standar Kompetensi ( SK ) merupakan rata-rata KKM
Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat dalam SK tersebut;
Kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran merupakan rata-rata dari semua KKM-SK
yang terdapat dalam satu semester atau satu tahu pembelajaran, dan dicantumkan dalam
Lapran Hasil belajar (LHB/ Rapor) peserta didik.
Indikator merupakan acuan/rujukan bagi pendidik untuk membuat soal-soal ulangan, baik
ulangan harian (UH), Ulangan Tengah Semester (UTS), maupun Ulangan Akhir Semester
(UAS). Soal ulangan ataupu tugas-tugas harus mampu mencerminkan/menampilkan
pencapaian indikator yang diujikan. Dengan demikian pendidik tidak perlu melakukan
pembobotan seluruh hasil ulangan, karena semuanya memiliki hasil yang setara.
Pada setiap indikator atau kompetensi dasar dimungkinkan adanya perbedaan nilai
ketuntasan minimal.
b. Langkah-langkah penetapan KKM
Penetapan KKM dilakukan oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran. Langkah
penetapan KKM adalah sebagai berikut:
KKM INDIKATOR

KKM MP

KKM KD

KKM SK

Hasil penetapan KKM indikator berlanjut pada KD, SK hingga KKM mata pelajaran.
Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran disahkan oleh kepala
sekolah untuk dijadikan patokan guru dalam melakukan penilaian.
KKM yang ditetapkan disosialisasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu
peserta didik, orangtua dan dinas pendidikan;
KKM dicantumkan dalam LHB pada saat hasil penilaian dilaporkan kepada orangtua/wali
peserta didik.
c. Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal
Hal yang harus diperhatikan dalam penentuan KKM adalah:
1. Tingkat Kompleksitas, kesulitan/kerumitan setia indicator, kompetensi dasar, dan
standar kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik.

Suatu indicator dikatakan memiliki tingkat kompleksitas tinggi, apabila dalam


pencaaiannya didukung oleh sekurang-kurangnya satu dari sejumlah kondisi sebagai
berikut:
a. Guru yang memahami dengan benar kompetensi harus diterapkan pada peserta didik;
b. Guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang bervariasi;
c. Guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang diajarkan;
d. Peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi;
e. Peserta didik yang cakap/terampilmenerapkan konsep;
f. Peserta didik yang cermat, kreatif dan inovatif dalam penyelesaian tugas/pekerjaan;
g. Waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena memilikitingkat
kesulitan dan kerumitan yang tinggi, sehingga dalam proses pembelajarannya
memerlukan pengulangan/latihan;
h. Tingkat kemampuan penalarandan kecermatan yang tinggi agar peserta didikdapat
mencapai ketuntasan belajar.
Contoh 1
SK 2

: Memahami hukum-hukumdasar
perhitungan kimia (stoikiometri)

kimia

dan

penerapannya

dalam

SK 2.2

: Membuktikan dan mengkomunikasikan berlaku hokum-hukum dasar


kimia melalui percobaan serta menerapkan konsep mol dalam
menyelesaikan perhitungan kimia

Indikator : Menentukan pereaksi pembatas dalam suatu reaksi


Indikator ini memiliki kompleksitas yang tinggi, karena untuk menentukan pereaksi
pembatas diperlukan bebrapa tahap pemahaman/penalaran peserta didik dalam
perhitungan kimia.
Contoh 2
SK 1

: Memahami struktur atom, sifat-sifat periodic unsure, dan ikatan kimia

KD 1.1

: Memahami struktur atom berdasarkan teori atom Bohr, sifat-sifat unsur,


massa atom relative, dan sifat-sifat periodik unsure dalam tabel periodik
serta menyadari keteraturannya, melalui pemahaman konfigurasi elektron

Indikator

: Menentukan konfigurasi elektron berdasarkan tabel periodik atau nomor


atom unsur.

Indikator ini memiliki kompleksitas yang rendah karena tidak memerlukan tahapan
berpikir/penalaaran yang tinggi.
2. Kemampuan Sumber daya Pendukung Dalam Penyelenggaraan Pembelajaran
Pada Masin-masing Sekolah
a. Sarana dan Prasarana pendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang
harus dicapai peserta didik seperti perpustakaan, laboratorium, dan alat/bahan untuk
proses pembelajaran;
b. Ketersediaan tenaga, manajemen sekolah, dan kepedulian stakeholders sekolah.
Contoh :
SK 3

: Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang


mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan
industri

KD 3.3

: Menjelaskan keseimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi


pergeseran arah keseimbangan dengan melakukan percobaan.

Indikator

: Menyimpulkan pengaruh perubahan suhu, konsentrasi, tekanan, dan


volume pada pergeseran keseimbangan melalui percobaan.

Daya dukung untuk Indikator ini tinggi apabila sekolah mempunyai sarana dan prasarana
yang cuku untuk melakukan percobaan, dan guru mampu menyajikan
pembelajaran dengan baik, tetapi daya dukungnya rendah apabila sekolah
tidak mempunyai saran untuk melakukan percobaan atau guru tidak
mampu menyajikan pembelajaran dengan baik.
3. Tingkat Kemampuan (Intake) rata-rata peserta didik di sekolah yang bersangkutan.
Penetapan intake di kelas X dapat didasarkan pada hasil seleksi saat penerimaan peserta
didik baru, Nilai Ujian Nasional/Sekolah, rapor SMP, tes seleksi masuk atau psikotes,
sedangkan penetapan intake di kelas XI dan XII berdasarkan kemampuan peserta didik
di kelas sebelumnya. Adata KKm semua mata pelajaran dapat dilihat pada bahagian
lampiran ( lampiran 2).
d. KENAIKAN KELAS DAN KELULUSAN
Kenaikan kelas dan kelulusan kelas diatur oleh sekolah dengan mengacu pada ketentuanketentuan yang telah ditetapkan oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten
Sikka.
Kenaikan kelas dilaksanakan setiap akhir tahun pelajaran atau pada akhir semester 2 atau
akhir semester genap
Ketentuan kenaikan kelas didasarkan pada hasil penilaian yang dilakukan pada semester 2
(dua)
Peserta didik yang dinyatakan naik kelas XI apabila yang bersangktan memiliki:
1) Mata pelajaran yang tidak mancapai KKM maksimal 3 mata pelajaran
2) Kehadiran pesrta didik dalam PBM ada semester 2 minimal 90% dari total kehadiran per
semester
Peserta didik yang dinyakan naik ke kelas XII apabila yang bersangkuatan memiliki:
1) Mata pelajaran yang tidak mencapai KKM maksimal 3 mata pelajaran
2) Untuk program ilmu bahasa, semua mata pelajran yang menjadi cirri khas program ilmu
bahasa ( bahasa Indonesia, bahsa inggris, sejarah dan kesenian) mencapai KKM
3) Untuk program ilmu alam, semua mata pelajaran yang menjadi cirri khas program ilmu
alam (matematika, kimia, fisika dan biologi) mencapai KKM
4) Untuk program ilmu sosial, semua mata pelajaran yang menjadi cirri khas program ilmu
sosial (Ekonomi, Geografi, Sosiologi, dan Sejarah) mencapai KKM
5) Kehadiran peserta didik dalam PBM di sekolah 90%

Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik dinyatakan lulus dari
satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah:
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran
b. Memperoleh nilai minimalbaik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan
kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani,
olahraga dan kesehatan;
c. Lulus ujian sekolah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
dan
d. Lulus Ujian Nasional
e. JURUSAN
a. Penetapan Program

Sesuai kesepakatan sekolah dan komite sekolah serta dengan memperhatikan keadaan
sarana dan prasarana sekolah maka ditetapkan tiga jurusan yang diprogramkan yaitu:
Ilmu Bahasa, Ilmu Alam, dan Ilmu Sosial
b. Waktu Penjurusan
1) Penetuan penjurusan program studi Ilmu Bahasa, Ilmu Alam dan Ilmu Sosial
dilaksanakan pada akhir semester 2 kelas X
2) Pelaksanaan penjurusan di semester 1 kelas XI
c. Kriteria Jurusan
1) Peserta didik yang bersangkutan naik ke kelas XI
2) Peserta didik yang dinyatakan masuk jurusan ilmu bahasa, apabila yang
bersangkutan berminat ke jurusan bahasa dan nilai mata pelajaran yang mencari cirri
khas jurusan bahasa (bahasa Indonesia, bahsa inggris, sejarah dan kesenian)
mencapai kategori tuntas.
3) Peserta didik yang dinyatakan masuk jurusan ilmu Alam, apabila yang bersangkutan
berminat ke jurusan Ilmu Alam dan nilai mata pelajaran yang mencari cirri khas
jurusan Ilmu Alam (Matematika, Fisika, Kimia dan biologi) mencapai kategori
tuntas.
4) Peserta didik yang dinyatakan masuk jurusan ilmu sosial, apabila yang bersangkutan
berminat ke jurusan Ilmu sosial dan nilai mata pelajaran yang mencari cirri khas
jurusan Ilmu Sosial (Ekonomi, Geografi, sejarah dan Sosiologi) mencapai kategori
tuntas.
f. PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP
Kurikulum untuk SMA Negeri 1 Maumere memasukan pendidikan kecakapan hidup, yang
mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik dan/atau kecakapan
vokasional.
Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian integral dari pendidikan semua mata
pelajaran dan/atau berupa paket/modul yang direncanakan secara khusus.
Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan yang
bersangkutan dan/ atau dari satuan pendidikan formal lain dan/ atau formal.
g. PENDIDIKAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DAN GLOBAL
Pendidikan berbasis keunggulan local dan global adalah pendidikan yang memanfaatkan
keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa,
teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain yang semuanya bermanfaat bagi
pengembangan kompetensi peserta didik.
Kurikulum untuk semua tingkat satuan pendidikan dapat memasukan pendidikan berbasis
keunggulan local dan global.
Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan bagian dari semua mata
pelajaran dan juga dapat menjadi mata pelajaran dan juga dapat menjadi nata pelajran
muatan lokal.
Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan
formal lain dan/atau satuan pendidikan nonformal.

BAB IV
KALENDER AKADEMIK
Pada setiap tahun pelajaran sekolah menyusun Kalender Pendidikan yang mengacu Kelender
Pendidkan yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Nusa tenggara Timur
dan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sikka. Pengaturan waktu belajar
mengacu pada Standar Isi dan disesuaikan dengan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan
peserta didik dan kebutuhan masyarakat dan Pemerintah daerah.
Pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran selama satu tahun pelajaran sebagai berikut:
PERMULAAN TAHUN PELAJARAN
Permulaan tahun pelajaran 2010/2011 dimulai pada tanggal 12 juli 2010 hari Senin, hari ke-2.
hari-hari pertama masuk sekolah berlangsung selama 3 hari dengan pengaturan sebagai berikut:
Kelas X melaksanakan Masa Orientasi Sekolah (MOS) dari tanggal 12-14 Juli 2010
Kelas XI dan XII melakukan pendaftaran Ulang
Menyelesaikan penyusunan Program Kerja yang meliputi :
a. Program Tahunan
b. program semester
c. silabus

d. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


e. Program Ekstrakurikulir

WAKTU BELAJAR
Waktu belajar menggunakan sistem semester yang membagi 1 tahun pelajaran menjadi 2
semester yaitu semester 1 (gazal) dan semester 2 (genap)
kegiatan pembelajaran dilaksanakan selama 6 hari kerja yaitu:
NO
1
2
3
4
5
6

Nama hari
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Sabtu

Waktu Belajar
07.15 13.00
07.15 13.00
07.15 13.00
07.15 13.00
07.15 11.00
07.15 12.00

Jenis Kegiatan
Intrakurikuler
Intrakurikuler
Intrakurikuler
Intrakurikuler
Intrakurikuler
Intrakurikuler

Keterangan
7 Mapel
8 Mapel
8 Mapel
8 Mapel
5 Mapel
6 Mapel

KEGIATAN TENGAH SEMESTER


Kegiatan tengah semester atau jedah semester data diprogramkan dilaksanakan pada
pertengahan semester. Kegiatan di isi dengan menggunakan Pekan Olahraga (PORA) dan Pentas
seni (PENSI). Adapun kegiatan ini bertujuan agar warga sekolah dapat keluar sejenak dari
rutinitas belajar yang menjenuhkan.

LIBUR SEKOLAH
Hari libur sekolah adalah hari-hari yang ditetapkan oleh pemerintah pusat, propinsi dan
kabupaten untuk tidak diadakan proses belajar mengajar di sekolah. Penentuan hari libur dengan
memperhatikan ketentuan berikut:
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Indonesia
Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia
Peraturan Pemerintah Pusat, Propinsi Dan Kabupaten
Hari libur yang ditetapkan oleh pemerintah pusat antara lain:
1. Tahun Baru
2. Idul Adha
3. Tahun Baru Imlek
4. hun Baru Hijriah
5. Hari Raya Nyepi
6. Maulid Nabi Muhamad SAW
7. Wafat Isa Almasih
8. Hari Raya Waisak
9. Kenaikan isa Almasih
10. HUT Proklamasi RI
11. Isra Miraj
12. Idul Fitri dan cuti bersama
13. hari Raya Natal
Mengambil Kebijakan hari libur sebagai berikut:
1. Libur awal puasa

2. Libur Semester 1
3. Libur semester 2
Awal Kegiatan
Rencana kegiatan sekolah tahun 2010/2011 adalah tertera dalam tabel di bawah ini:
No

Jenis Kegiatan

Pelaksanaan

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32

Rapat persiapan PSB


Penerimaan siswa baru
Rapat Persiapan KBM semester 1
Hari I Tahun Pelajaran 2008/2009
MOS kelas X
Rapat Koordinasi Staf Kurikulum
Rapat Koordinasi Walikelas
Ulangan Tengah semester
Remedial dan pengayaan
Hari Kemerdekaan
MGMP Sekolah
Libur Awal puasa
Libur Idul Fitri
Try I UN 2010/2011
Rapat persiapan Ujian Semester
Ujian semester
Rapat Dewan Guru
Pembagian Rapor
Libur Semester 1
Hari Pertama sekolah semester 2
Ulangan Tengah Semester
Remedial/Pengayaan
Rapat Pembentukan Panitia UN
Ujian Praktek
Ujian Tulis Sekolah
Ujian Tulis Nasional
Rapat persiapan Ujian Semester 2
Pembagian Amplop UN
Persiapan Ujian Semester 2
Pengaturan ruang Ujian
Ujian semester 2
Pemeriksaan hasil ujian semester
2
Rapat Kenaikan Kelas
Pembagian rapor
Rapat Kerja sekolah

13 Mei 2010
26s/d 30 Juni 2010
21 Juni 2010
12 Juli 2010
12s/d15 Juli 2010
16 Juli 2010
20 juli 2010
19 s/d 25 Oktober 2010
20 s/d 28 Oktober 2010
17 Agustus 2010
26 s/d 28 Agustus 2009
10 s/d 13 agustus 2010
9 s/d 15 September 2010
28 s/d 30 Oktober 2010
24 Nopember 2010
7 s/d 12 desember 2010
21 desember 2010
8 januari 2010
22 Des 2010 s/d 4 jan 2011
5 Jan 2011
1 5 maret 2011
18 23 Mei 2011
Minggu ke-4 Feb. 2011
Minggu ke-2 Maret 2011
21-23 april 2011
Minggu ke 3 / 4 april2011
Minggu ke-3 Mei 2011
Minggu ke 2 juni 2011
Mei-Juni 2011
05 Juni 2010
08 14 Juni 2011
15 18 Juni 2011

33
34
35

Keteranga
n

22 juni 2011
25 Juni 2011
1 juli 2011

Rincian kegiatan sesuai kelender pendidikan SMA Negeri 1 Maumere tahun pelajaran 2010/2011
dapat dilihat pada bagian lampiran (Lampiran 3)

BAB V
PENGEMBANGAN SILABUS
A. PENGERTIAN SILABUS
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/ atau kelompok mata pelajaran/tema
tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indicator pencapaian kompetensi untuk
penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
B. prinsip pengembangan silabus
1. Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
2. Relevan
Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus
sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, social, emosional, dan spiritual
peserta didik.
3. Sistematis
Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai
kompetensi.
4. Konsisten

Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indicator,
materi pokok/pembelajaran, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem
penilaian.
5. Memadai
cakupan indicator, materi pokok/pembelajaran, pengalaman belajar, sumber belajar,
dan sisitem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
6. Aktual dan Konstekstual
Cakupan indicator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar dan sisietm
penilaian memperhatiakan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam
kehiduan nyata dan peristiwa yangterjadi
7. Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasikan keragaman peserta didik,
pendidik serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.
8. Menyeluruh
Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi( kognitif, afektif,
Psikomotorik).
C. Unit waktu silabus
1. silabus mata pelajaran disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu yang disediakan
untuk mata pelajaran untuk mata pelajaran selama penyelenggaraan pendidikan di
tingkat satuan pendidikan.
2. penyusunan silabus memperhatikan alokasi waktu yang disediakan persemester, per
tahun, dan alokasi waktu mata pelajaran lain yang sekelompok
3. implementasi pembelajaran persemester menggunakan penggalan silabus sesuai
dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk mata pelajaran dengan
alokasi waktu yang tersedia pada struktur kurikulum.
D. Pengembangan Silabus
pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok.
di SMA Negeri 1 Maumere pengembangan silabus dilaksanakan secara berkelompok
yaitu melalui Kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) yang dikoordinir
tim pengembangan kurikulum Sekolah.
E. Langkah-langkah pengembangan kurikulum
1. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran sebagaiman
tercantum dalam standar isi, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Urutan berdasarkan hirarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi,
tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di SI
b. Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata
pelajaran
c. keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antara mata pelajaran
2. Mengidentifikasi Materi pokok/pembelajaran
Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian
kompetensi dasar dengan mempertimbangkan:
a. potensi peserta didik
b. Relevansi dengan karakteristik daerah
c. Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, social, dan spiritual peserta
didik.
d. Kebermanfaatan bagi peserta didik
e. Struktur keilmuan
f. Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran
g. Relevansi dengan kebutuhan pesertadidik dan tuntutan lingkungan
h. Alokasi waktu

3. Mengembangan kegiatan pembelajaran


Kegiatan pembelajaran dirancang umntuk menberikan pengalaman belajar yang
melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik
dengan guru, lingkungan, dam sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian
kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui
penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta
didik. pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta
didik.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran
adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik
khususnya guru agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara
professional.
b. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh peserta
didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.
c. penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep
materi pembelajaran
d. Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua
unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu
kegiatan siswa dan materi.
4. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasr yang ditandai oleh
perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan dan
ketrampilan.
indicator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran,
satuan pendidikan, potensi daerah, dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang
terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk
menyusun alat penilaian.
5. Penentuan Jenis Penilaian
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indicator.
Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis
maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa
tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara
sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian
a. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian Kompetensi
b. Penilaian menggunakan acuan Kriteria: yaitu berdasarkan apa yang bias
dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran dan bukan untuk
menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.
c. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan .
berkelanjutan dalam arti semua indicator ditagih, kemudian hasilnya dianalis
untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang brlum, serta
untuk mengetahui kesulitan peserta didik.
d. Hasil penilaian dianalisis Untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa
perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedy bagi peserta didik
yang pencapaian kompetensinya dibawah KKM, dan program pengayaan bagi
peserta didik yang telah memenuhi Kriteria ketuntasan.

e. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh


dalam proses embelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan endekatan
tugas observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses
(ketrampilan proses) misalnya teknik wawancara, maupun produk/hasil
melakukan observasi lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan.

6. Menentukan Alokasi waktu


Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah
minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan
mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan,
dan tingkat kepentingan kompetensi dasar. alokasi waktu yang dicantumkan dalam
silabus merupakan perkiraan waktu rata-rata untuk menguasai kompetensi dasar yang
dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam.
7. Menentukan sumber belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan
fisik, alam, social, dan budaya.
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar
serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indicator pencapaian
kompetensi.
F. Model Silabus
Dalam menyusun silabus dapat menggunakan salah satu format yang sesuai dengan
kebutuhan satuan pendidikan. pada dasarnya ada dua jenis, yaitu jenis kolom (format 1)
dan jenis uraian (format 2). Dalam menyusun format urutan KD, materi pokok/
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indicator dan sterusnya dapat ditetapkan oleh
masing-masing satuan pendidikan, sejauh tidak mengurangi kompenen-komponen dalam
silabus.
Penyusunan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di SMA Negeri 1
Maumere menggunakan model yang sama untuk semua mata pelajaran. Model Silabus
Dan RPP dapat dilihat secara pada bahagian lampiran berikut:
G. Perkembangan silabus berkelanjutan
Dalam Implementasinya, silabus dijabarkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran,
dilaksanakan, dievaluasi, dan ditindaklanjuti oleh masing-masing guru.
Silabus perlu dikaji dan dikembangkan secara berkelanjutan dengan memperhatikan
masukan hasil evaluasi hasil belajar, evaluasi proses (pelaksanaan pembelajaran), dan
evaluasi rencana pembelajaran. Silabus Dan RPP untuk semua mata pelajaran dapat
dilihat pada bahagian lamiran (lampiran 4)

Anda mungkin juga menyukai