A. Tegangan Permukaan
Tegangan permukaan merupakan sifat permukaan suatu zat cair yang berperilaku
layaknya selapis kulit tipis yang kenyal atau lentur akibat pengaruh tegangan. Pengaruh
tegangan tersebut disebabkan oleh adanya gaya tarik-menarik antar- molekul di permukaan
zat cair tersebut. Besarnya tegangan permukaan merupakan usaha yang diperlukan cincin
untuk menciptakan suatu permukaan baru, sifat permukaan yang dimiliki oleh zat cair yang
berperilaku layaknya selapis kulit tipis yang kenyal atau lentur akibat pengaruh tegangan.
Tegangan ini terjadi jika molekul- molekul di permukaan suatu cairan saling tarik menarik
satu sama lain, sehingga menciptakan pembatas antara udara dengan cairan itu (Ermawati,
2008).
B. Tegangan Permukaan Cairan ()
Tegangan permukaan cairan () adalah kerja yang dilakukan untuk memperluas
permukaan cairan dalam satuan luas. Tegangan permukaan cairan dapat diukur dengan
cara drop out, cara buble pressure, tensiometer , cara capilary rise. Metode Pendant drop
adalah metode yang sangat luas dipakai, yang hanya membutuhkan sejumlah kecil cairan dan
bisa dipakai kesituasi pengukuran yang sulit secara eksperimenpada suhu tinggi ataupun
dengan bahan reaktif. Dengan peralatan optik yang baik, itu baik untuk persepuluhan persen.
Metode buble juga telah dinyatakan penting untuk pengukuran tensi permukaan logam lebur.
Itu telah dipakai juga dalam penentuan tenci interfacial elektrolit mercuri encer (Ginting,
2002).
Tegangan permukaan menyebabkan suatu perbedaan tekanan antara gelembung sabun
atau tetesan zat cair bagian dalam dan bagian luar. Suatu gelembung sabun terdiri permukaan
film berbentuk bola yang sangat rapat. Dengan suatu lapisan tipis dan diantara zat cair.
Tegangan permukaan menyebabkan film cenderung untuk melakukan pengusutan, tetapi
sebagaimana gelembung menyusut, sebegitu juga ia menekan udara didalam, menambah
tekanan bagian dalam , ke titik yang mencegah pengusutan lebih lanjut. Tekanan permukaan
tersebut pada cairan khusus biasanya berkurang sebagaimana temperatur bertambah.
Sebagaimana temperatur bertambah dan molekul zat lain berpindah dengan lebih cepat,
interaksi antara mendapat pengaruh yang mengurangi mosi merekadan mengurangi tegangan
permukaan (Ginting, 2002).
(Giancolli,2001)
Tegangan antar muka adalah gaya persatuan panjang yang terdapat pada
antarmukadua fase cair yang tidak bercampur. Tegangan antar muka selalu lebih kecil dari
pad tegangan permukaan karena gaya adhesi antara dua cairan tidak bercampur lebih besar
dari pada adhesiantara cairan dan udara(Hamid, 2010).
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tegangan Permukaan Cairan
Molekul pada permukaan mengalami tarikan kedalam rongga cairan, karena gaya
tarik-menarik didalam rongga cairan dari pada gaya tarik oleh uap molekul yang ada diatas
permukaan. Akibat tarikan ini, maka permukaan cenderung mengkerut untuk mencapai luas
sekecil mungkin sehingga mempunyai tegangan permukaan. Tegangan permukaan
didefinisikan sebagai gaya tiap satuan panjang yang bekerja pada permukaan, atau sebagai
energi per satuan luas yang diperlukan untuk memperluas permukan tiap satu satuan luas
pada suhu, tekanan dan komposisi tetap. Selain tegangan permukaan untuk sitem cair-uap,
dikenal pula tegangan antarmuka untuk dua cairan yang tak saling campur.
Faktor-taktor yang mempengaruhi antara lain suhu, tekanan dan konsentrasi larutan.
Dalam cairan, sebuah molekul mengalami gaya tarik dari molekul tetangganya, tetapi pada
permukaannya, sebuah molekul hanya dikelilingi sebagian saja dan akibatnya molekul pada
permukaan ini hanya mengalami gaya tarik kearah benda cairannya, (dapat dikatakan seolaholah benda cairan dibungkus oleh suatu membran atau lapisan yang tidak tampak). Perilaku
cairan pada permukaan cairan inilah yang disebut tegangan permukaan dan sifat ini pula yang
menyebabkan cairan dapat jatuh membentuk tetesan yang dapat merambat pada
pembuluh atau pipa kapiler serta dapat mengembangkan selembar kertas logam.
Tegangan permukaan terjadi karena permukaan zat cair cenderung untuk menegang,
sehingga permukaannya tampak seperti selaput tipis. Hal ini dipengaruhi oleh adanya gaya
kohesi antara molekul air. Pada dasarnya tegangan permukaan suatu zat cair dipengaruhi oleh
beberapa faktor suhu dan dan zat terlarut. Dimana keberadaan zat terlarut dalam suatu cairan
akan mempengaruhi besarnya tegangan permukaan. Keberadaan zat terlarut dalam suatu
cairan
akan
mempengaruhi
tegangan
permukaan.
Penambahan
zat
terlarut
juga
Silikat : Zeolit
deterjen itu sendiri. Salah satu contoh bahan tambahan ini adalah Enzym AR.
Bahan ini berbentuk serbuk putih yang berfungsi mencegah kotoran kembali
ke pakaian (anti redeposisi).
e) Bahan Pewangi/ Bibit Parfum
Keberadaan bahan wangi ini sangat penting keberadaannya, sebab suatu
deterjen dengan kualitas baik , Harum & Disukai Pelanggan. Parfum untuk
deterjen bentuknya cair kekuning-kuningan. Pemilihan parfum ini sangat
penting, karena biasanya konsumen selalu membau dulu barang yang akan
dibeli, baru mencoba untuk memakai produk tersebut.
f) Bahan Tambahan untuk membuat sabun yang kulitas istimewa:
Extrableach : Untuk Memutihkan Cucian yang khusus berwarna putih,
pemakiannya 3-10%. Lipozyme: Pembersih noda yang disebabkan oleh
minyak, lemak & gemuk. Dengan ditambah lypozyme, maka daya cuci sabun
terhadap kotoran yang mengandung minyak, lemak ataupun gemuk yang
membandel akan lebih mudah dibersihkan. Dosis pemakaian 2-10%.
Protease: Pembersih noda yang membandel disebabkan oleh protein, seperti
darah, kecap, susu, saos dll. Dengan ditambah Protease, maka daya cuci sabun
terhadap kotoran yang disebabkan protein seperti darah, makanan bayi, susu,
saos, kecap dll yang membandel akan lebih mudah dibersihkan. Dosis
Pemakaian 2-10%.
Bioenzyme (Bintik Biru) dosis pemakaian secukupnya.
Daftar Pustaka
Indarniati, dan Firda U. Ermawati, 2008, Perancangan Alat Ukur Tegangan Permukaan
Dengan Induksi Elektromagnetik, Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Volume 4, Nomor 1.
Ginting, E.M, 2002. Pengaruh Aktivitas Manusia Terhadap Kualitas Air di Perairan Parapat,
Danau Toba. Tesis Program Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara, Medan.
Hamid, Rimba. 2010. Penuntun Kimia Fisik. Universitas Hauoleo: Kendari.
Giancoli, Douglas C. 2001.Fisika jilid 1. Erlangga: Jakarta.
Tipler, P. A., 1998, Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid I (Terjemahan), Jakarta: Penerbit
Erlangga Jilid I.
Sutrisno. 1986. Seri Fisika Dasar: Fisika Modern. Bandung: Penerbit ITB.