Anda di halaman 1dari 13

KURIKULUM 1975

1. Haedar Ahmad H (1531224125)


2. Yustar Afif P (15312241028)
3. Lailatul Munawaroh (15312241035)
4. Rincan Stefanus Alloy R (15312241041)
Point Penting
Bahwa kurikulum 1975 :
1. Menganut pendekatan yang berorientasi pada
tujuan. setiap guru harus mengetahui dengan jelas
tujuan yang harus dicapai oleh setiap murid di dalam
menyusun rencana kegiatan belajar-mengajar dan
membimbing murid untuk melaksanakan rencana
tersebut.
2. Menganut pendekatan yang integratif, dalam arti
setiap pelajaran dan bidang pelajaran memiliki arti
dan peranan yang menunjang tercapainya tujuan
yang lebih akhir.
3. Pendidikan Moral pancasila dalam kurikulum 1975
bukan hanya dibebankan kepada bidang pelajaran
Pendidikan Moral Pancasila di dalam pencapaiannya,
melainkan juga kepada bidang pelajaran IPS dan
pendidikan Agama.
4. Kurikulum 1975 menekankan pada efisiensi dan
efektivitas pengguna dana, daya, dan waktu yang
tersedia.
5. Mengharuskan guru untuk menggunakan teknik
penyusunan program pengajaran yang dikenal
prosedur pengembangan sistem instruksional (PPSI).
8. Organisasi pelajaran bidang-bidang study :
agama, bahasa, matematika, IPS, kesenian, olahraga
dan kesehatan, keterampilan, disamping pendidikan
Moral Pancasila dan integrasi pelajaran–pelajaran
yang sekelompok.
7. Pendekatan dalam strategi pembelajaran
memandang situasi belajar-mengajar sebagai suatu
sistem yang meliputi komponen-komponen tujuan
pembelajaran, bahan pembelajaran, alat
pembelajaran, alat evaluasi, dan metode
pembelajaran.
8. Sistem evaluasi, dilakukan penilaian murid-murid
pada setiap akhir satuan pembelajaran terkecil dan
memperhitungkan nilai-nilai yang dicapai murid-murid
pada setiap akhir satuan pembelajaran.
Semangat Kurikulum
Membentuk manusia pembangunan yang
berpancasila dan membentuk manusia Indonesia
yang sehat jasmani dan rohani, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, dapat
mengembangkan kreativitas dan tanggung jawab,
dapat menyuburkan sikap demokrasi dan penuh
tenggang rasa, dapat mengembangkan
kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti
yang luhur, mencintai bangsanya dan mencintai
sesama manusia sesuai dengan ketentuan yang
bermaktub dalam Undang-Undang Dasar 1945”.
Latar Belakang Pemberlakuan Kurikulum
1975
 Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih
efektif dan efisien, latar belakang lahirnya kurikulum ini adalah
pengaruh konsep di bidang manejemen, yaitu MBO
(management by objective) yang terkenal saat itu. Metode, materi,
dan tujuan pengajaran dirinci dalam

 Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI), yang dikenal


dengan istilah "satuan pelajaran", yaitu rencana pelajaran setiap
satuan bahasan. Setiap satuan pelajaran dirinci menjadi : tujuan
instruksional umum (TIU), tujuan instruksional khusus (TIK), materi
pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi.
Kurikulum 1975 banyak dikritik. Guru dibuat sibuk menulis rincian
apa yang akan dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran.
Dalam Kata Pengantar Kurikulum 1975, Menteri Pendidikan Republik Indonesia Sjarif
Thajeb, menjelaskan tentang latar belakang ditetapkannya Kurikulum 1975 sebagai
pedoman pelaksanaan pengajaran di sekolah. Penjelasan tersebut sebagai berikut :

1.Sejak Tahun 1969 di Negara Indonesia telah banyak perubahan yang terjadi sebagai
akibat laju pembangunan nasional, yang mempunyai dampak baru terhadap program
pendidikan nasional. Hal-hal yang mempengaruhi program maupun kebijaksanaan
pemerintah yang menyebabkan pembaruan itu adalah :

a)Selama Pelita I, yang dimulai pada tahun 1969, telah banyak timbul gagasan baru
tentang pelaksanaan sistem pendidikan nasional.

b)Adanya kebijaksanaan pemerintah di bidang pendidikan nasional yang digariskan


dalam GBHN yang antara lain berbunyi : “Mengejar ketinggalan di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi untuk mempercepat lajunya pembangunan”.
c)Adanya hasil analisis dan penilaian pendidikan
nasional oleh Departemen Pendidikan dan
Kebudayaaan mendorong pemerintah untuk meninjau
kebijaksanaan pendidikan nasional.

d)Adanya inovasi dalam sistem belajar-mengajar yang


dianggap lebih efisien dan efektif yang telah memasuki
dunia pendidikan Indonesia.

e)Keluhan masyarakat tentang mutu lulusan pendidikan


untuk meninjau sistem yang kini sedang berlaku.
2.Pada Kurikulum 1968, hal-hal yang merupakan faktor
kebijaksanaan pemerintah yang berkembang dalam rangka
pembangunan nasional tersebut belum diperhitungkan,
sehingga diperlukan peninjauan terhadap Kurikulum 1968
tersebut agar sesuai dengan tuntutan masyarakat yang sedang
membangun.

Atas dasar pertimbangan tersebut maka dibentuklah kurikulum


tahun 1975 sebagai upaya untuk mewujudkan strategi
pembangunan di bawah pemerintahan orde baru dengan
program Pelita dan Repelita.
Alasan berakhirnya Kurikulum 1975
 Karena sudah tidak sesuai dengan tuntutan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan
masyarakat.
 Banyak dikritik, guru sibuk menulis rincian apa yang
akan dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran
 Belum semua sekolah mengimplemantasikan kurikulum
1975, mulai dirasakan kurikulum ini tidak bisa
mengejar kemajuan pesat masyarakat
 Memenuhi kebutuhan peserta didik
 Belum mencapai tujuan dari kurikulum 1975 sendiri
 Timbulnya pendirian baru mengenai proses belajar
Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan
 Menekankan pada pendidikan yang lebih efektif
dan efisien dalam hal daya dan waktu
 Menganut sistem yang senantiasa mengarah
kepada tercapainya tujuan yang spesifik, dapat
diukur dan dirumuskan dalam bentuk tingkah laku
siswa
Kekurangan
 Guru dibuat sibuk menulis rincian apa yang akan
dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai