Anda di halaman 1dari 13

PERKEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN IPS

Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Pendidikan IPS di SD

Disusun Oleh
Ahmad Muhshi Nur
(857698361)

Kelas BI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kenyataan menunjukkan bahwa program pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial (IIS),
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS), dan Pendidikan Disisplin Ilmu
Pengetahuan Soail (PIPS) telah menjadi bagian dari wacana kurikulum system
pendidikan Indonesia.
Secara kelembagaan, IIS dikelola dan dibina di fakultas-fakultas keilmuan
social dan humaniora murni. IIS yang dikelola dan dibina di semua fakultas tersebut
mencakup pendidikan ilmu geografi, ilmu sejarah, antropologi, sosiologi, ilmu
ekonomi, ilmu politik, ilmu pemerintahan, ilmu hokum, ilmu komunikasi, dan
pisikologi. Masing-masing program pendidikan bertujuan menghasilkan ilmuwan
sosila dalam berbagai tingkat.
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) merupakan program
pendidikan sosial pada jalur pendidikan sekolah dan luar sekolah yang mencakup
mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), IPS terpadu
di Sekolah Dasar (SD) dan paket A luar sekolah ; IPS terkolerasi di Sekolah Tingkat
Lanjutan Pertama (SLTP) dan paket B Luar Sekolah, yang didalamnya mencakup
materi geografi, sejarah, dan ekonomi koperasi, dan IPS terpisah di Sekolah
Menengah Umum (SMU) yang terdiri dari mata pelajaran geografi, sejarah,
antropologi, sosiologi, ekonomi dan tata negara. Tujuan utama program pendidikan
tersebut adalah menyiapkan peserta didik sebagai anggota masyarakat dan warga
negara yang baik dan memberi dasar pengetahuan dalam masing-masing
bidangnya untuk kelanjutan pendidikan jenjang di atasnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaiman perkembangan kurikulum pendidikan IPS dari kurikulum tahun 1975 –
2006?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan penulisan makalah ini yaitu sebagai pengantar untuk dapat menjelaskan
Sejarah Perkembangan Kurikulum IPS dari tahun 1975 – 2006.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Kurikulum Pendidikan IPS
a. Tahun 1975
Pada tanggal 17 Januari tahun 1975, melalui Keputusan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan nomor 008-D/U/1975, Pemerintah menetapkan kurikulum
baru untuk SMP dan dinamakan Kurikulum 1975, sesuai dengan tahun
penetapan berlakunya kurikulum tersebut. Dapat dikatakan bahwa Kurikulum
1975 memberikan landasan baru bagi kebijakan pengembangan kurikulum di
Indonesia. Kurikulum 1975 merupakan kurikulum pertama di Indonesia yang
dikembangkan berdasarkan teori, model, dan desain kurikulum modern. Pikiran
teoritik tentang peserta didik, proses pembelajaran, penilaian hasil belajar
dijadikan dasar-dasar utama dalam pemikiran pengembangan kurikulum. Model
pembelajaran yang dikenal dengan nama Perencanaan Sistem Instruksional
menjadi model baru dalam dunia pendidikan Indonesia
Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien dan
efektif. “Yang melatarbelakangi adalah pengaruh konsep di bidang manejemen,
yaitu MBO (management by objective) yang terkenal saat itu. Metode, materi,
dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem
Instruksional (PPSI). Zaman ini dikenal istilah “satuan pelajaran”, yaitu rencana
pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan pelajaran dirinci lagi: petunjuk
umum, tujuan instruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran,
kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi. Kurikulum 1975 banyak dikritik. Pada
tahun 1975, lahirlah kurikulum 1975 yang mengelompokkan tiga jenis
pendidikan, yakni pendidikan umum, pendidikan akademis dan pendidikan
keahlian khusus. Kurikulum 1975 memiliki ciri-ciri khusus sebagai berikut:
1. Menganut pendekatan yang berorientasi pada tujuan.
Setiap guru harus mengetahui dengan jelas tujuan yang harus dicapai oleh
setiap murid di dalam menyusun rencana kegiatan belajar-mengajar dan
membimbing murid untuk melaksanakan rencana tersebut.
2. Menganut pendekatan yang integratif, dalam arti setiap pelajaran dan bidang
pelajaran memiliki arti dan peranan yang menunjang tercapainya tujuan yang
lebih akhir.
3. Pendidikan Moral Pancasila dalam kurikulu 1975 bukan hanya dibebankan
kepada bidang pelajaran Pendidikan Moral Pancasila di dalam
pencapaiannya, melainkan juga kepada bidang pelajaran ilmu pengetahuan
sosial dan pendidikan agama.
4. Kurikulum 1975 menekankan pada efisiensi dan efektivitas pengguna dana,
daya dan waktu yang tersedia.
5. Mengharuskan guru untuk menggunakan teknik penyusunan program
pengajaran yang dikenal dengan Prosedur Pengembangan Sistem
Instruksional (PPSI).
6. Organisasi pelajaran meliputi bidang-bidang studi: agama, bahasa,
matematika, ilmu pengetahuan sosial, kesenian, olahraga dan kesehatan,
keterampilan , disamping Pendidikan Moral Pancasila dan integrasi
pelajaran-pelajaran yang sekelompok.
7. Pendekatan dalam strategi pembelajaran memandang situasi belajar-
mengajar sebagai suatu sistem yang meliputi komponen-komponen tujuan
pembelajaran, bahan pembelajaran, alat pembelajaran, alat evaluasi, dan
metode pembelajaran.
8. Sistem Evaluasi, diakukan penialain murid-murid pada setiap akhir satuan
pembelajaran terkecil dan memperhitungkan nilai-nilai yang dicapai murid-
murid pada setiap akhir satuan pembelajaran.
Kurikulum 1975 mengemukakan secara eksplisit istilah mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) yang merupakan fusi (perpaduan) dari mata
pelajaran sejarah, geografi dan ekonomi. Selain mata pelajaran IPS,
Pendidikan Kewarganegaraan dijadikan sebagai mata pelajaran tersendiri ialah
Pendidikan Moral Pancasila (PMP). Dalam kurikulum 1975, IPS termasuk
kelompok pendidikan akademis sedangkan PMP termasuk kelompok
pendidikan umum.
Dalam kurikulum tahun 1975 dinyatakan bahwa IPS adalah paduan sejumlah
mata pelajaran Ilmu sosial. Untuk IPS pada jenjang pendidikan dasar
disebutkan bahwa materi pelajaran IPS ditunjang geografi dan kependudukan,
sejarah dan ekonomi koperasi, sedangkan untuk menengah IPS mencakup
geografi dan kependudukan, sejarah, antropologi budaya, ekonomi dan
koperasi serta tata buku dan hitung dagang. Jadi orientasi pendidikan intinya
mata pelajaran IPS masuk ke kurikulum 1975 masuk ke dalam SD/MI
SMP/MTS, namun IPS sebagai pendidikan akademis mempunyai misi
menyampaikan nilai-nilai berdasarkan filsafat pancasila dan UUD 1945. Dengan
demikian mata pelajaran IPS pun berfungsi dan mendukung tercapainya tujuan
PMP. Kurikulum 1975 adalah kurikulum pertama di Indonesia yang
dikembangkan berdasarkan proses dan prosedur yang didasarkan pada teori
pengembangan kurikulum. Meskipun demikian kurikulum 1975 masih
dikembangkan berdasarkan pemikiran orientasi filosofis pendidikan keilmuan
yang dominan dan tidak berorientasi kepada pembangunan, walaupun
demikian tidaklah berarti kurikulum 1975 telah melepaskan diri dari npengaruh
politik . (S. Hamid Hasan : 2006) dimana situasi pemerintahan saat itu awal
pemerintahan Orde Baru.
Di dalam Kurikulum 1975, pendidikan IPS menampilkan 4 profil antara lain :
a) Pendidikan Moral Pancasila menggantikan Kewargaan Negara sebagai
bentuk Pendidikan IPS khusus.
b) Pendidikan IPS terpadu untuk SD.
c) Pendidikan IPS terkonfederasi untuk SMP yang menempatkan IPS sebagai
konsep payung untuk sejarah, geografi, dan ekonomi koperasi.
d) Pendidikan IPS terpisah-pisah yang mencakup mata pelajaran sejarah,
ekonomi, dan geografi untuk SMA, atau sejarah dan geografi untuk SPG,
dan IPS ( ekonomi dan sejarah ) untuk SMEA / SMK.
b. Tahun 1984
Dalam kurikulum 1984, pengajaran IPS disekolah khususnya pada jenjang
sekolah menengah di uraikan berdasrkan disiplin ilmu sosial untuk masing-
masing mata pelajaran atau bahkan pembahasan tersendiri secara terpisah.
Kurikulum IPS 1984 pada hakikatnya menyempurnakan atau memperbaiki
kelemahan-kelemahan Kurikulum 1975. Pada model kurikulum 1984 untuk
jenjang SMP dan SMA tidak banyak mengalami perubahan karena sebagai
penyempurnaan dari kurikulum 1975. Demikian pula untuk jenjang SD, mata
pelajaran IPS tidak mengalami perubahan artinya kurikulum yang berlaku
adalah kurikulum 1975. Kurikulum Tahun 1984 merupakan penyempurnaan
Kurikulum Tahun 1975.
Dalam kurikulum 1984, nama IPS hanya digunakan untuk menyebutkan
nama mata pelajaran pada jenjang pendidikan dasar MI/SD dan MTs/SMP,
sama seperti dalam Kurikulum 1975. Disiplin ilmu yang dimasukkan dalam mata
pelajaran IPS pada jenjang pendidikan dasar (MTs/SMP) menjadi lebih luas
dibandingkan dengan Kurikulum 1975. Disiplin ilmu seperti sosiologi,
antropologi, hukum, politik dijadikan materi baru bagi IPS. Dilihat dari jumlah
disiplin ilmu yang tercakup, maka dapat dikatakan bahwa Kurikulum Tahun 1984
untuk IPS lebih maju jika dibandingkan dengan Kurikulum Tahun 1975. Berbeda
dengan mata pelajaran IPS pada jenjang pendidikan dasar, untuk jenjang
pendidikan menengah, nama IPS tidak lagi digunakan, melainkan disiplin ilmu
sosial itu sendiri. IPS untuk jenjang pendidikan menengah diwakili mata
pelajaran sejarah, geografi, ekonomi, antropologi-sosiologi, dan tata negara.
Setiap disiplin ilmu yang disebutkan itu merupakan mata pelajaran yang berdiri
sendiri. Dengan demikian tiap-tiap disiplin ilmu memiliki GBPP yang berbeda
yang secara fisik terpisah dan isinya tidak berhubungan.
Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski mengutamakan
pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering
disebut “Kurikulum 1975 yang disempurnakan”. Posisi siswa d itempatkan
sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan,
mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif
(CBSA) atau Student Active Leaming (SAL).
Oleh karena itu, Kurikulum 1984 ini berorientasi kepada tujuan instruksional.
Didasari oleh pandangan bahwa pemberian pengalaman belajar kepada siswa
dalam waktu belajar yang sangat terbatas di sekolah harus benar-benar
fungsional dan efektif. Sebelum memilih atau menentukan bahan ajar, yang
pertama harus dirumuskan adalah tujuan apa yang harus dicapai siswa
c. Tahun 1994
Materi Kurikulum IPS 1994 ditata secara lebih terpadu dan lebih sederhana
dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya. Dilihat dari cakupan materi, terdiri
dari pengetahuan sosial dan sejarah. Di dalam Kurikulum 1994, mata pelajaran
PPKn merupakan pejaran sosial khusus yang wajib diikuti oleh semua siswa
setiap jenjang pendidikan ( SD, SLTP, SMU ). Sedangkan mata pelajaran IPS
diwujudkan dalam :
a) Pendidika IPS terpadu di SD kelas III s/d kelas VI.
b) Pendidikan IPS terkonfederasi di SLTP yang mencakup materi geografi,
sejarah, dan ekonomi koperasi.
c) Pendidikan IPS terpisah-pisah yang mirip dengan tradisi in social studies
taught as social science. Di SMU ini bidang IPS terpisah-pisah terdiri atas
mata pelajaran Sejarah Nasional danSejarah Umum di kelas I dan II,
Ekonomi dan Geografi di kelas I dan II, Sejarah Budaya di kelas III Program
Bahasa, Ekonomi, Sosiologi, Tata Negara, dan Antropologi di kelas III
Program IPS.
Dalam kurikulum 1994, IPS dan PMP tetap terpisah, hanya berubah menjadi
PPKn yang diajarkan sejak kelas 1, dan IPS mulai kelas 3, dan tetap
menggunakan pendekatan spiral. Kurikulum SD 1994, lebih menekankan :
a. Membaca, menulis dan berhitung
b. Muatan lokal
c. IPTEK
d. Wawasan Lingkungan
e. Pengembangan Nilai
f. Pengembangan Ketrampilan
 ketrampilan manual.
 ketrampilan sosial
 ketrampilan mental atau kognitif
Khusus untuk IPS SD Untuk IPS SD, bahan kajian pokok dibedakan atas
dua bagian, ialah pengetahuan sosial meliputi lingkungan sosial, geografi,
ekonomi, dan politik atau pemerintahan, sedangkan bahan kajian sejarah
mencakup perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lampau hingga
kiniataupunsejarah local dan sejarah nasional.
d. Tahun 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi
Dalam Kurikulum SD/MI 2004 hanya terdapat satu SK masing-masing
jenjang kelas untuk hampir semua mata pelajaran. Namun dalam Kurikulum
2006 terdapat dua SK untuk setiap jenjang kelas untuk seluruh mata pelajaran
plus rinciannya pada kelas dan pelajaran tertentu. Masing-masing SK sudah
diplot mana yang untuk semester 1 dan 2. Sementara itu, batasan semacam ini
tidak ada pada Kurikulum 2004.
a. Kurikulum 2004 untuk Ilmu Penggetahuan Sosial memuat materi
Pengetahuan Sosial dan Kewarganegaraan.
b. Pengetahuan Sosial disatukan dengan Pendidikan Kewarganegaraan
dipelajari siswa mulai dari kelas I sampai kelas IV SD.
c. Merupakan korelasi berbagai disiplin ilmu seperti Sosiologi, Antropologi,
Sejarah, Ekonomi, Geografi dan Politik kewarganegaraan dan sebagainya.
d. Dari segi tujuan kurikuler untuk setiap kelas dari kelas I – VI masing-masing
memiliki satu tujuan disebut Standar Kompetensi. Dari setiap standar
kompetensi dikembangkan menjadi kompetensi dasar, hasil belajar
indikator dan materi pokok.
e. Dari segi lingkup bahan pengajaran menggunakan pendekatan spiral, yaitu
pendekatan pembelajaran dimulai dari lingkungan yang terdekat dan
sederhana sampai kepada lingkungan yang makin luas dan kompleks.
f. Untuk sejarah pendekatan yang digunakan bisa menggunakan periodesasi
yaitu penyampaian bahan pelajaran dimulai dari zaman kuno sampai
dengan sejarah kontemporer, bisa juga menggunakan pendekatan
Flashback dimulai dengan zaman sekarang menuju zaman yang terjadi
pada masa lalu.
g. Materi yang disampaikan sedikit tetapi mendalam dan kontektual
(perampingan materi dan lebih simpel), komoperhensif dan berkelanjutan.
h. Mengutamakan hasil disamping proses agar siswa memiliki kompetensi
yang memadai atas pengetahuan, keterampilan dan sikap yang sesuai
dengan tujuan yang telah digariskan dalam kurikulum dan dalam
pembelajaran.
i. Materi ilmu-ilmu sosial diambil dalam kehidupan sehari-hari yang lansung
dapat diamati dan dipahami siswa. Pengorganisasian materi dimulai dari
lingkungan terdekat sampai pada lingkungan terjauh, yaitu dari lingkungan
keluarga, tetangga,sekolah, masyarakat sekitar, Indonesia, dan dunia.
j. Merujuk pada tuntutan Kurikulum Berbasis Kompetensi yaitu dengan
menggunakan program “life skill” ini merupakan salah satu upaya untuk
memberikan kecakapan bagi lulusan sekolah disemua jenjang pendidikan.
Dari poin-poin diatas kurikulum 2004 KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi)
ini pendidikan dasar (SD) dikenal dengan IPS, dengan mata pelajaran sejarah
nasional, geografi, koperasi dan ilmu bumi. Pada tingkat menengah (SMP)
materi IPS menjadi satuan terpisah yaitu sejarah, ekonomi dan geografi. Dan
pada penilaiannya siswa dihadapkan pada tiga kategori yaitu: kognitif, efektif
dan psikomotorik.
e. Tahun 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
Kurikulum 2006 atau dikenal dengan Model KTSP (Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan) yakni model umum yang berisi kerangka acuan dan model
kurikulum lengkap yang lansung diaplikasikan ke dalam satuan pendidikan.
Kurikulum 2006 atau KTSP merupakan modifikasi dari model kurikulum yang
sudah ada. Kurikulum ini memuat berupa standar isi dan standar kompetensi.
Dalam Kurikulum SD/MI 2004 hanya terdapat satu SK masing-masing
jenjang kelas untuk hampir semua mata pelajaran. Namun dalam Kurikulum
2006 terdapat dua SK untuk setiap jenjang kelas untuk seluruh mata pelajaran
plus rinciannya pada kelas dan pelajaran tertentu. Masing-masing SK sudah
diplot mana yang untuk semester 1 dan 2. Sementara itu, batasan semacam ini
tidak ada pada Kurikulum 2004.
Kurikulum 2006 merupakan kurikulum operasional yang disusun dan
dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan (sekolah). Sekolah atau
guru mempunyai kelulusan penuh untuk menjabarkan kompetensi menjadi
beberapa indikator atau mengembangkan indikator sendiri. Kurikulum 2006
bersifat memberi rambu-rambu untuk menentukan materi kemudian
pendalaman dan keluasan materi sepenuhnya ditentukan oleh guru.
Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang
dituangkan dalam kriteria tentang tamatan, kompetensi bahan kajian,
kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi
oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar
kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/diobservasikan untuk
menunjukan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan mata
pelajaran. Kurikulum SD tahun 2006 lebih menekankan :
1) Kelompok Mata Pelajaran. PP No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan pasal 6 (1) menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis
pendidikan umum, kejuruan dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah terdiri atas :
a. Kelompok mapel agama dan akhlak mulia
b. Kelompok mapel kewarganegaraan dan teknologi
c. Kelompok mapel ilmu pengetahuan dan teknologi
d. Kelompok mapel setetika
e. Kelompok mapel jasmani, olahraga dan kesehatan.
2) Adapun yang menjadi ruang lingkup mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial, dapat dilihat pada tabel Aspek dan Sub Aspek Ilmu-ilmu Sosial di
bawah ini:Tabel Aspek dan Sub Aspek Ilmu-Ilmu Sosial
ASPEK SUB ASPEK
Individu, Keluarga, dan Masyarakat
Sosiologi sebagai Ilmu dan Metode
1. Sistem Sosial dan Interaksi Sosial
Budaya Sosialisasi
Pranata Sosial
Struktur Sosial
Kebudayaan
Perubahan Sosial Budaya
Sistem Informasi Geografi
Interaksi Informasi Geografi
2. Manusia, Tempat, dan
Interaksi Gejala Fisik dan Sosial
Lingkungan
Struktur Internal Suatu Tempat/Wilayah
Interaksi Keruangan
Persepsi Lingkungan dan Kewajiban
Berekonomi
Ketergantungan
3. Perilaku Ekonomi dan
Spesialisasi dan Pembagian Kerja
Kesejahteraan
Perkoperasian
Kewirausahaan
Pengelolaan Keuangan Perusahaan
4. Waktu, Keberlanjutan, Dasar-dasar Ilmu Sejarah
dan Perubahan
Fakta, Peristiwa, dan Proses
(Sumber: Kurikulum 2006)

3) Khusus melalui mata pelajaran IPS SD, standar kompetensi kecakapan


hidup dan telah dibakukan dalam kurikulum 2006, meliputi:
a. Kecakapan Personal
Kecakapan ini meliputi beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, berfikir rasional, memahami diri sendiri,, percaya diri,
bertanggung jawab untuk pembelajaran pribadi, dapat menghargai, dan
menilai diri sendiri. Aspek akhlak mulia meliputi ke mampuan pengenalan,
pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-
nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan.
Peningkatan spriual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi
sebagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan
harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan.
b. Kecakapan Sosial
Kecakapan ini meliputi kompetensi bekerjasama dalam kelompok,
menunjukkan tanggungjawab sosial, mengendalikan emosi, dan berinteraksi
dalam masyarakat dan budaya lokal serta global. disamping itu siswa dapat
meningkatkan potensi fisik serta membudayakan sikap sportif, disiplin, kerja
sama, dan hidup sehat.
c. Kecakapan Intelektual
Kecakapan ini meliputi kompetensi menguasai pengetahuan,
menggunakan metode dan penelitian ilmiah, bersikap ilmiah,
mengembangkan kapasitas sosial dan berfikir strategis untuk belajar
sepanjang hayat, serta berkomunikasi secara ilmiah. Disamping itu siswa
dapat memperoleh kompetensi lanjut akan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif, dan mandiri dan
berprilaku ilmiah yang kritis, kreatif, dan nilai-nilai untuk mengambil
keputusan yang tepat.
d. Kecakapan vokasional
Kecakapan ini berkaitan dengan suatu bidang kejuruan/keterampilan
yang meliputi keterampilan funsional, keterampilan bermata pencahrian
seperti menjahit, bertani, berternak, otomotif; keterampilan bekerja;
kewirausahaan; dan keterampilan menguasai teknologi informasi dan
komunikasi.
Dapat disimpulkan kurikulum 2006 KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan). Dalam kurikulum ini materinya hampir sama dengan kurikulum
2004. Bentuk penilaiannya juga hampir sama, pada kurikulum 2006 peserta
didik diharuskan kritis, kreatif dan mampu memecahkan masalah, dan sisiwa
diberi presentasi 70% kreatifnya dan guru presentasinya hanya diberi 30% saja.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kurikulum mempunyai sejarah dan tahapan yang unik. Kurikulum di Indonesia
juga memiliki sejarah dimana kurikulum Indonesia mengalami banyak
perubahan demi berjalannya tujuan pendidikan di Indonesia.
2. Pengembangan kurikulum ilmu-ilmu sosial menjadi IPS sejak tahun 1975
dilatarbelakangi oleh dua hal penting, yakni sejarah atau pengalaman hidup
masyarakat yang labil dimasa lalu dan laju perkembangan teknologi ke depan
yang perlu disikapi agar peserta didik yang dihasilkan relevan dengan kondisi
yang akan dihadapi dalam masyarakatnya.
3. Kurikulum yang baru merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya.
Pada masing-masing kurikulum terdapat persamaan, perbedaan, keunggulan
dan kelemahannya.
4. Kurikulum IPS metode pembelajaran yang dirancang tidak hanya untuk individu
saja, tetapi juga untuk keperluan kelompok. Tempatnya bebas, tidak harus
formal.Unsur pentingnya adalah sumbe pengajaran, guru dan murid.
B. Saran
Sebagai calon guru SD sebagai guru kelas (guru semua mata pelajaran,
termasuk IPS), seharusnya kita mengetahui hal di atas sebagai pengantar agar
memahami lebih jauh dan selanjutnya dapat menjelaskan Konsep Pengajaran IPS
sebagai suatu bidang yang memusatkan perhatian pada berbagai masalah
konseptual.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, kami harap kedepannya akan menjadi lebih baik. Maka dari itu kami
mohon bimbingan dan saran dari Tutor pengampu.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk menambah
pengetahuan dan wawasan tentang makalah Perkembangan ips pada kurikulum
nasioanal yang kami bawakan.
DAFTAR PUSTAKA
1. https://oktaseiji.wordpress.com/2011/04/24/paradigma-pendidikan-ips-di-indonesia/
2. http://raudhatulmukaramah.blogspot.com/2013/01/kurikulum-ips-dalam-kurikulum-
tahun-1975.html
3. https://lmsspada.kemdikbud.go.id/mod/page/view.php?id=37403
4. http://egharhiyanti.blogspot.com/2015/09/makalah-perkembangan-sejarah-
pendidikan.html
5. https://www.academia.edu/39766053/PERKEMBANGAN_IPS_PADA_KURIKULUM
_NASIONAL
6. http://deniprasetyatoeltoel.blogspot.com/2012/01/tugas-kuliah-pendidikan-ips-
sd.html

Anda mungkin juga menyukai