Anda di halaman 1dari 81

PENDIDIKAN AKUNTANSI

CBR METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN


- Maret 27, 2018

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih-Nya sehingga kami dapat menyusun
Critical Book Report dari buku “Metodologi Penelitian Pendidikan ” karya Prof. Dr. Busmin Gurning,
M.Pd. dan Dra. Effi Aswita Lubis, M.Pd., M.Si, serta buku pembanding 1 karya Prof. Dr. Sugiono dan
buku pembanding 2 karya Prof. Dr. Nana Syaodiah.

Pada kesempatan ini tidak lupa kami mengucapkan terimah kasih kepada Ibu Dosen
PengampuMetodologi Penelitian Pendidikanyang telah memberikan tugas ini.

Semoga hasil Critical Book Report ini dapat memberikan manfaat kepada kami selaku
pembaca dan penyusun.

Kami menyadari dalam penyusunan ini, masih terdapat banyak kekurangan sehingga hasil
diperoleh jauh dari sempurna. Oleh sebab itu saya menerima saran dan kritikan untuk membangun
makalah ini
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

TUJUAN CBR

BUKU UTAMA

IDENTITAS BUKU

RINGKASAN BUKU

BUKU PEMBANDING I

IDENTITAS BUKU

RINGKASAN ISI BUKU

BUKU PEMBANDING II

IDENTITAS BUKU

ANALISIS BUKU

PEMBANDING I

PEMBANDING II

DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Dalam dunia pendidikan banyak fenomena-fenomena dari suatu masalah yang kompleks dan
kait-mengkait yang mengganjal yang perlu dipecahkan dalam suatu penelitian. Namun tidak semua
masalah itu harus dipecahkan secara ilmiah. Olehnya itu makalah ini akan membahas masalah-
masalah dalam dunia pendidikan yang dapat diselesaikan dengan suatu penelitian.

Perkembangan ilmu pengetahuan yang minim di karenakan rendahnya minat baca


masyarakat pada saat ini. Mengkritik buku salah satu cara yang dilakukan untuk menaikkan
ketertarikan minat baca seseorang terhadap suatu pokok bahasan. Mengkritik buku (critical book
report) ini adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai sebuah hasil karya atau buku, baik berupa buku
fiksi ataupun nonfiksi, juga dapatdiartikan sebagai karya ilmiah yang melukiskan pemahaman
terhadap isi sebuah buku.

Mengkritik buku dilakukan bukan untuk menjatuhkan atau menaikkan nilai suatu buku
melainkan untuk menjelaskan apaa danya suatu buku yaitu kelebihan atau kekurangannya yang akan
menjadi bahan pertimbangan atau ulasan tentang sebuah buku kepada pembaca perihal buku-buku
baru dan ulasan kelebihan maupun kekurangan buku tersebut. Yang lebih jelasnya dalam mengkritik
buku, kita dapat menguraikan isi pokok pemikiran pengarang dari buku yang bersangkutan diikuti
dengan pendapat terhadap isi buku.

Uraian isi pokok buku memuat ruang lingkup permasalahan yang dibahas pengarang, cara
pengarang menjelaskan dan menyelesaikan permasalahan, konsep dan teori yang dikembangkan,
serta kesimpulan. Dengan demikian laporan buku atau resensi sangat bermanfaat untuk mengetahui
isi buku selain itu, akan tahu mengenai kekurangan dan kelebihan dari isi buku yang telah dibaca.
Untuk itu, kami harapkan kepada pembaca agar mengetahui dan memahami mengenai laporan buku
atau resensi sehingga dapat menilai isi buku tersebut dengan baik dan bukan
hanya sekedar membaca sekilas buku tersebut melainkan dapat memahami apa yang ada dalam buku
tersebut secara mendalam.

TUJUAN CBR
Kritik buku (critical book report)ini dibuat sebagai salah satu referensi ilmu yang bermanfaat
untuk menambah wawasan penulis maupun pembaca dalam mengetahui kelebihan dan kekurangan
suatu buku, menjadi bahan pertimbangan.
Judul : Metodologi Penelitian Pendidikan

Penulis : Prof. Dr. Busmin Gurning, M.Pd.

Dra. Effi Aswita Lubis, M.Pd., M.Si.

Penerbit : K-Media

Tahun : 2018

Kota : Yogyakarta

ISBN : 978-602-451-137-1

RINGKASAN BUKU
BAB I

PENDAHULUAN

Penelitian adalah art and science guna mencari jawaban terhdap suatu pemasalahan ( Yoseph
dan Yoseph 1979). Karena seni dan ilmiah maka penelitian juga akan memberikan ruang- ruang yang
mengakomodasi adana perbedaan tentang apa yang dimaksud dengan penelitian.

Penelitian dapat pula diartikan sebagai pengamatan atau inkuiri dan mempunyai tujuan untuk
mencari jawaban permasalahan atau proses penemuan, baik itu discovery maupun invention.
Discovery diartikan temuan sesuatu yang sebenarnya benda atau hal yang ditemukan itu sudah ada,
tetapi belum diketahui orang. Sedangkan invention adalah suatu penemuan benar- benar baru, artiya
hasil kreasi manusia.

Penelitian menurut Kerlinger (1986) adalah proses penemuan yang mempunyai karakteristik
sistematis, terkontrol, empiris, dan mendasarkan pada teori dan hipotesis atau jawaban sementara.
Sedangkan menurut Russefendi (1994) penelitian adalah cara mencapai kebenaran melalui metode
ilmiah. Dari kedua pendapat tersebut jelas kiranya bahwa setiap orang pada prinsipnya akan
memberikan pengertian tentang peneliian berbeda- beda. Penelitian dapat dikatakan sebagai cara
mencari kebenaran melalui metode ilmiah, karena dalam mengungkapkan penelitian menggunakan
metode ilmiah meliputi :

1. Perumusan masalah

2. Melakukan studi literatur yakni studi mengenal teori dan atau hasil penelitian dimasa lampau yang
berkenaan dengan permaslahan yang akan dikaji
3. Jika diperlukan merumuskan praduga- praduga atau hipotesis- hipotesis

4. Mengumpulkan data, mengoolah data, menganalisis data, dan

5. Mengambil kesimpulan

Metode ilmiah adalah cara mencari kebenaran yang tidak hanya didasarkan kepada alasan
induktif atau deduktif saja, tetapi bersifat menyeluruh atau gabungan antara berpikir induktif-
deduktif. Jadi metode ilmiah adalah suatu prosedur diri proses menari kebenaran. Penelitian perlu
senantiasa dilakukan karena beberapa alasan, diantaranya :

1. Penelitian akan memecahkan suatu permasalahan yang sedang dihadapi

2. Penelitian yang dilakukan harus berupa penelitian lanjutan

3. Melalui penelitian memungkinkan peningkatan aplikasi hasil penelitian yang ditemukan,


sehingga kita akan bertambah maju.

Menurut Russefendi (1994) terdapat berbagai pandangan bagaimana penelitian itu bisa
dikelompokan, diantaranya sebagai berikut :

1. Berdasarkan maksudnya, penelitian dapat dibedakan menjadi

a. penelitian dasar, yaitu penelitian yang bertujuan untuk memperkembangkan teori


tanpa mementingkan kegunaannya

b. penelitian terapan, yaitu penelitian yang bertujuan untuk nerepkan dengan


memanfaatkan bidang tertentu

c. penelitian evaluasi,yaitu penelitian yang bertjuan untuk membantu dalam proses


pengambilan keputusan

d. penelitian pengembangan, yaitu penelitian yang bertjuan untuk mengembangkan hal-


hal baru dan

e. peneltian mendesak, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan


keterampilan dalam memecahkan persoalan yang ada melalui gagasan

2. Berdasarkan metodenya, penelitian dikelompokan menjadi

a. penelitian sejarah, yaitu study untuk menjelaskan peristiwa pada masa lampau

b. penelitian deskritif, yaitu penelitian yang menggunakan observasi, wawancara, atau


angket mengenai keadaan sekarang

c. penelitian korelasional, yaitu penelitian untuk melihat apakah antara dua variabel
saling berhubungan atau tidak

d. penelitian komparatif, yaitu penelitian bertujuan untuk melihat faktor penyebab nya

e. penelitian percobaan yaitu penelitian untuk melihat hukbungan sebab akibat\


Salah satu langkah paling penting dalam penelitian addalah menentukan masalah. Sebagai
peneliti pemula seringkali kesulitan memilih masalah yang baik. Dan berikut dikemukakan beberapa
karakteristik masalah yang baik :

1. Topic atau judl yang dipilih benar- benar sangat menarik

2. Pemecahan masalah harus bermanfaat bagi orang- orang yang berkepentingan dalam bidang tertentu

3. Masalah yang dikemukakan merupakan suatu hal yang baru

4. Dapat diselesaikan sesuai waktu yang diinginkan

5. Tidak bertentang dengan moral

Dalam merancang suatu penelitian, seorang peneliti perlu memahami langkah- langkah yang
harus ditempuh dalam proses peneliti sebagai berikut :

1. Pengamatan/ studi pendahuluan

2. Merumuskan masalah

3. Mengidentifikasi masalah

4. Merumuskan hipotesis

5. Pengumpulan data

6. Kesimpulan

7. Ringkasan

BAB II

HIPOTESIS PENELITIAN

Menurut Trelease (1960) memberikan defenisi hipotesis sebagai suatu keterangan sementara
dari suatu fakta yang dapat diamati. Sedangkan menurut Good dan Scate (1954) menyatakan bahwa
hipotesis adalah sebuah taksiran atu referensi yang dirumuskan dan diterima untuk sementara yang
dapat menerangkan fakta- fakta yang dapat diamati dan digunakan sebagai petunjuk untuk langkah
penelitian selanjutnya. Dalam pengujian hipotesis yang akan diuji adalah apakah hipotesis benar
adnya yaitu sesuai dengan fakta yang ada dipopulasi. Dalam hubungan ini, hipotesis dipandang
sebagai pernyataan tentang karakteristik populasi yang akan diuji kebenranya berdasarkan data
sampel.

Oleh karena itu, hipotesis dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang merupakan jawaban
sementara terhadap masalah inferensial yang telah dirumuskan, dan pernyataanya tersebut
merupakan pernyataan tentang karakteristik populasi yang akan diuji kebenaranya melalui pengujian
hipotesis secara stastistik dengan menggunakan data empiric yang diperoleh dari sampel. Berikut cirri-
cirri dari hipotesis yaitu :

1. Hasil proses teoritik dapat dipertanggung jawabkan kebenrannya

2. Merupakan pernyataan tentang karakteristik populasi

3. Jawaban sementara yang masih perlu diuji kebenaranya dengan enggunakan data empiric yang
diperoleh dari sampel

4. Hipotesis harus menyatakan hubungan atau perbedaan

5. Hipotesis harus dapat diuji

6. Hipotesis harus spesifik dan sederhana

Menurut Balian (1982) hipotesis statika secara umum, dapat dibedakan menjadi 4 macam
yaitu :

1. Hipotesis nihil yaitu hipotesis yang menyatakan tidak ada perbedaan atau tidak ada hubungan antara
variabel yang menjadi intteres si peneliti.

2. Hipotesis riset yaitu penggambaran terhadap ide yang ada dalam pemikiran si peneliti yang
dikembangkan dari hasil kajian teoritis.

3. Hipotesis alternative yaitu sebagai bentuk batasan ilmu pengetahuan setelah diperoleh dari hasil
kajian teoritis.

4. Hipotesis penyearah yaitu hipotesis yang menunjukan arah yang pasti dan arah yang belum pasti atau
masih dua arah
BAB III

VARIABEL PENELITIAN

Variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai, atau mempunyai lebih dari satu nilai,
keadaan, kategori atau kondisi. Sedangkan menurut Kerlinger (1973) mengatakan bahwa variabel
adalah konstruk atau sifat yang akan dipelajari. Di bagiann lain Kalinger mengatakan bahw variabel
dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda. Dengan demikian
variabel itu merupaka suatu yang variasi. Selanjutnya Kidder (1981) menyatakan variabel adalah suatu
kualitas dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan dirinya. Jenis- jenis variable yaitu :

1. Variabel kategorikal ( categorical variables) yaitu variabel yang mempunyai dua golongan dikotomi
atau bergolongan banyak politomi.

2. Variabel bersambungan ( continous variables) adalah variabel yang memiliki jarak jangkau tertentu,
karena variabel bersambungan harus memiliki nilai peringkat yang lebih baik.

Berdasarkan skala pengukuran yang digunakan terdapat empat macam variabel yaitu :

1. Nominal untuk data nominal atau angka yang diberikan merupakan symbol dari kelompok- kelompok
yang terpisah sebagai araf dari variabel yang diselidiki.

2. Ordinal untuk data angka yang diberikan terhadap taraf variabel yang diselidiki adalah symbol dari
kelompok- kelompok yang terpisah berurutan

3. Interval dan rasio untuk angka yang digunakan adalah nilai yang dapat diidentikan dengan bilangan ril.

Dari segi hubungan antar variabel dikenal dua jenis variabel utama yaitu :

1. Varibel bebas atau variabel pengaruh ( independent variabel) adalah variabel penyebab yang diduga,
terjadi lebih dahulu

2. Variabel tidak bebas atau terikat atau variabel pengaruh (dependent variable) adalah variabel akibat
yang diperkirakan terjadi kemudian.

Selanjutnya akan dibahas jenis- jenis hubungan antara variabel penelitian sabagai berikut :

1. Hubungan simetris

Variabel dikatakan mempunyai hubungan simetris apabilah variabel yang satu tidak
disebabkan atau tidak dipengaruhi oleh yang lainya. Terdapat empat kelompok hubungan simetris :

a) Kedua variabel merupakan indicator sebuah konsep yang sama

b) Kedua variabel merupakan akibat dari suatu faktor yang sama

c) Kedua variabel berkaaitan secara fungsional

d) Hubungan yang kebutulan semata- mata

Paragdigma penelitian dalam hal ini diartikan sebagai pola piker yang menunjukan hubungan
antara variabel yang akan diteliti sekali gus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang
perlu dijawab peneliti. Berdasarkan hal ini maka bentuk paradigm atau penelitian model penelitian
kuantitatif khusunya untuk peneliti survey seperti gambar berikut :

1. Paradigm sederhana

Penelitian ini terdiri atas satu variabel independent dan dependen.


Y

X = kualitas guru Y= Pretasi belajar murid

2. Paradigm sederhana berurutan

Dalam paradigm ini terdapat lebih dari dua variabel tetapi hubungannya masih sederhana

X1 = kualitas input X3 = Kualitas output

X2 = Kualitas Proses Y = Kualitas outcome

BAB IV

METODE PWNGUMPULAN DATA DAN INTRUMEN PENELITIAN

Dalam suat penelitian selalu terjadi proses pengumpulan data. Proses pengumpulan data
ttersebut dapat dilakukan dengan metode tertentu. Jenis metode yang dipilih dan digunakan dalam
proses pengumpulan data tergantung pada sifat da karakteristik penelitian yang dilakukan. Diantara
metode pengumpulan data yang cukup penting adalah wawanara, kuesioner, observasi, tes dan
dokumentasi. Setiap pengumpulan data tersebut menggunakan instrumen menggunakan intrumen
pengumpulan data yang berbeda- beda.

1. Wawancara
Wawancara adalah cara menghimpun bahan- bahan keterangan yang dilaksanakan dengan
Tanya jawab secara lisan, sepihak, berhadapan, muka dengan arah tujuan yang ditentukan. Ada dua
jens wawancara yang dapat dilakukan kaitanya dengan pengumpulan data penelitian yaitu :

a) Wawncara terpimpin / wawancara terstruktur

b) Wawancara tidak terpimpin atau wawancara tidak terstruktur

2. Kuesioner ( angket)

Kuesioner atau angket digunakan sebagai alat atau intrumen pengumpulan data penelitian.
Kuesioner terdiri dari daftar pertanyaan yang disampaikan kepada responden untuk dijwab secara
tertulis

3. Observasi

Observasi adalah cara enghimpun bahan- bahan keterangan yang dilakukan dengan
mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena- fenomena yang
dijadikan objek pengamatan

4. Tes

Tes adalah prosedur sitematik yang dibuat dalam bentuk tugas- tugas yang distandarisasikan
dan diberikan kepada individu atau kelompok untuk dikerjakan baik dala bentuk tulisan atau jawaban
lisan.

5. Dokumentasi

Metode dekomentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan
menganalisis dokumen- dokumen tertulis , gambar maupun elektronik. Secara umum ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam menulis butir instrument, baik instrument dalam bentuk skalah
sikap, skalah penilaian, maupun tes. Hal- hal yang pperlu diperhatikan diantaranya:

1. Butir harus langsung menghitung indicator, yaitu panenda konsep yang berupa sesuatu kenyataan
atau fakta seperti keadan, perasaan, pikiran, kualitas dan sebagainya

2. Jawaban terhadap butir instrument dapat mengindikasihkan ukuran indicator apakah keadaan
responden berada atau deka kekutub positif menandakan sifat postif

3. Butir dapat berbentuk pertanyaan atau pernyataan dengan menggunakan bahasa yang sederhana,
jelas tidak majemuk.

4. Opsi dari setiap pertanyaaan atau pernyataan itu harus releven menjawab pertnyaan atau pernytaan
tersebut

5. Banyaknya skla menunjukan panjang skala yang secara konseptual kontinum.


Validitas suatu instrument penelitian tidak lain adalah derajat yang ditunjukan dimana suatu
tes mengukur apa yang hendak diukur. Prinsip suatu tes adalah valid, tidak universal. Secara
metodologis validitas dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu :

1. Validitas isi adalah derajat dimana suatu tes mmengukuur cakupan substansi yang ingin diukur

2. Validitas konstruk meruakan derajat yang menunjukan suatu tes mengukur sebuah kontruk sementara

3. Validitas konkuren adalah derajat dimana skor dalam suatu tes dihibungkan dengan skor lain yang
telah dibuat

4. Validitas prediksi adalah derajat yang menunjukan suatu tes dapat meprediksikan tentang bagaimana
seseorang akan melakukan suatu prosffek tugas atau pekerjaan yang direncanakan

Realibilitas sama dengan konsisten atau keajekan. Suatu instrument penelitian dikatakan
mempunyai nilai realibilitas yang tinggu, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten
dalam mengukur yang hendak diukur. Ada beberapa tipe realibilitas yang sering digunakan dalam
kegiatan penelitian yaituu :

1. Realibilitas Tes- Retes adalah derajat yang menunjukan konsitensi hasil suatu tes dati waktu ke waktu

2. Reabilitas ekuivalen adalah derajat yang menunjukan variasi skor yang terjadi dari bentuk tes satu
dengan bentuk lainya

3. Realibilitas bela dua yaitu salah satu tipe realibilitas yang didasarkan pada keajekan dalam tes
BAB V

MELAKSANAKAN UJI COBA INSTRUMEN

Secara umum terdapat dua jenis instrument yaitu instrument yang disusun sendiri oleh
peneliti, dan jenis kedua adalah instrument yang sudah tersandar jumlah instrument jenis kedua
belum banyak beredar di Indonesia.

Peneliti yang menggunakan instrument yang disusun sendiri tidak dapat melepaskan diri dari
tanggung jawab mencobkan instruennya agar apabila digunakan untuk mengumpulkan data,
instrument tersebut sudah betul- betul handal. Sebelum melanjutkan mengenai apa saja yang harus
diperhatikan dan cara- cara yang diambil serta prosedur yang harus dilalui dalam uji coa instrume,
terlebih dahulu akan dibedakan tujuan uji coba instrument sebagai berikut:

1. Apakah kkalimat-kalimat didalam instrument cukup dapat dipahami oleh responden?

a) Mengenai intruksi atau pedoman pengisian

b) Mengenai butir- butir pertanyaan

2. Apakah waktu soal diperkirakan atau disediakan untuk mengerjakan soal atau menjawab pertanyaan
sudah memadai?

a) Waktu yang digunakan untuk persiapan

b) Waktu yang digunakan untuk mengerjakan

c) Waktu yang digunakan untuk mengemasi hasil uji coba

3. Bagaimanakah tanggapan responden dan orang- oranng lain yang berhubungan dengan pelaksanaan
penelitian ?

a) Apakah masih pperlu disiapkan peralatan yang diperlukan

b) Apakah masih ada hal- hal yang dilupakan

Dengan demikian tujuan uji coba secara umum yang berhubungan dengan pengelolaan.
Tujuan lain yang telah disinggung adalah diperolehnya informasi mengenai kualitas instrument yang
digunakan.

BAB VI
POPULASI DAN TEKNIK SAMPEL

Populasi merupakan seluruh karakteristik yang menjadi objek penelitian, dimana karakteristik
tersebut berkaitan dengan seluruh kelompok orang, peristiwa, atau benda yang menjadi pusat
perhatian bagi peneliti. (Haryadi Sarjono,2013), dengan kata lain populasi adalah himpunan
keseluruhan objek yang diteliti. Sedangkan Sampel adalah bagian dari populasi secara keseluruhan.

Berikut ini merupakan alasan mengapa peneliti perlu menggunakan sampel:

1. Sedemikian banyak sehingga sulit untuk meneliti seluruh elemen. (Elemen adalah anggota tunggal dari
populasi)

2. Keterbatasan waktu, biaya penelitian, dan sumber daya manusia.

3. Penelitian terhadap sampel dan bukan seluruh populasi kadang kala juga sangat mungkin untuk
memberikan hasil yang lebih terpercaya. Hal tersebut karera sebagian besar kelelahan berkurang dan
karena itu lebih sedikit kesalahan dalam mengumpulkan data, terutama ketika sejumlah besar elemen
terlibat (Sekaran,2006).

4. Jika elemen populasi homogen, penelitian terhadap seluruh elemen dalam populasi menjadi tidak
masuk akal. Sebagai contoh, seorang peneliti ingin mengetahui kualitas rasa buah jeruk dari satu
pohon jeruk. Peneliti cukup memakan satu atau dua buah jeruk untuk kemudian mengambil
kesimpulan mengenai kualitas rasa buah jeruk dari satu pohon jeruk tersebut. Akan tidak masuk akal
jika peneliti memakan semua buah jeruk dari satu pohon jeruk tersebut karena buah jeruk akan habis
setelah pengujian dilakukan.

Teknik sampling merupakan salah satu bagian terpenting dalam bab metodologi penelitian.
Metodologi penelitian biasanya memuat kajian tentang : Uraian variabel pokok, Penentuan
lokasi/waktu penelitian, Penentuan populasi, Penentuan besar sampel atau teknik sampling, Teknik
pengumpulan data, dan Analisis data

Antara metode dengan metodologi penelitian terdapat perbedaan, dimana metode ilmiah
suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu, yang mempunyai langkah-langkah teratur.
Sedangkan metodologi adalah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan yang
terdapat dalam penelitian.

Sampel merupakan contoh, sedangkan teknik merupakan cara. Jadi teknik sampel merupakan
cara mengambil contoh (sampel), baik sampel dari benda hidup maupun benda mati. Teknik sampel
memiliki beberapa manfaat dalam penelitian yaitu dapat:

1) Mereduksi anggota populasi menjadi anggota sampel yang mewakili populasi


(representative), sehingga kesimpulan terhadap populasi dapat dipertanggungjawabkan.

2) Lebih teliti menghitung yang sedikit dibandingkan dengan yang banyak,

3) Menghemat waktu, tenaga dan finansial


Ada beberapa kriteria yang menjadi dasar pertimbangan setiap peneliti dalam mengambil sampel.
Kriteria tersebut adalah:

1) Lakukan dulu generalisasi sampel, jika tidak, akan dapat menyebabkan kesimpulannya terlalu
luas. Penyebab ini dilakukan biasanya si peneliti ingin agar hasil penelitiannya berlaku secara
meluas dan merasa sampel yang ditentukannya telah mewakili populasi

2) Berikan batasan-batasan yang tegas tentang sifat-sifat populasi, Populasi bisa terdiri dari
manusia, hewan atau benda-benda lain. Jadi, semua benda yang akan dijadikan populasi harus
ditegaskan batas-batas karakteristiknya sehingga dapat menghindari dan kebingungan.

3) Tentukan sumber-sumber informasi tentang populasi guna mendapatkan konsep dan


karakteristik suatu populasi. Umpamanya sumber informasi diperoleh dari dokumen-
dokumen, hasil survei langsung dan lain.

4) Pilihlah teknik sampel dan hitunglah besarnya anggota sampel yang sesuai dengan tujuan
penelitian

Untuk menentukan besarnya sampel dapat dilakukan dengan dua teknik, yaitu (1) probability
sampling dan (2) nonprobability sampling.

Besarnya anggota sampel dalam suatu penelitian harus dihitung berdasarkan teknik teknik
sampel yang diperkenankan. Tujuan untuk mendapatkan hasil kesimpulan yang tepat dan benar.
Kebenaran suatu penelitian lebih besar ditentukan oleh jumlah sampel yang diambil yang dijadikan
bahan/data untuk dianalisis.

1) pertimbangan praktis mengacu pada (a) unsur-unsur biaya, tenaga dan kemampuan, (b) bila
untuk exploratory atau penemuan dan penjajakan, maka anggota sampel harus lebih banyak,
(c) jika kita memilih sampel yang banyak, maka tingkat prediksi relatif tepat, kesalahan
mentabulasi dan menghitung besar, dan reliabilitas besar.

2) Ketepatan yaitu semakin kecil kita memilih taraf signifikans atau alpha semakin banyak
anggota sampelnya, akhirnya semakin tepat dan teliti ramalan kita.

3) Pertimbangan non responden yaitu perkiraan jumlah sampel dikurangi dengan jumlah
anggota sampel yang dijadikan kelompok uji coba instrumen penelitian. Termasuk perkiraan
responden yang bersedia mengembalikan angket yang mereka isi.

4) Analisis data yang kita gunakan menentukan besarnya anggota sampel, umumnya untuk
teknik statistic parametrik membutuhkan data relatif besar (kira-kira30 responden).
Sedangkan bila dianalisis dengan statistik non parametrik cukup menggunakan data yang
relatif kecil.
BAB VII

TEKNIK ANALISIS DATA KUANTITATIF

Dalam kaitan dengan analisis kuantitatif dengan menggunakan teknik statistik terdapat dua
jenis analisis di dalamnya, yaitu analisis deskriptif dan analisis infensial. Analisis deskriptif adalah jenis
analisis data yang dimaksudkan untuk mengungkapkan keadaan atau karakteristik data sampel untuk
masing-masing variabel penelitian secara tunggal. Analisis deskriptif dilakukan dengan menggunakan
teknik statistik deskriptif yang meliputi tabel distribusi frekuensi, grafik, ukuran pemusatan (gejala
pusat) dan ukuran penyebaran.

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh
responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah:

1) Mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden,

2) Mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden,

3) Menyajikan data tiap variabel yang teliti.

4) Melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah,

5) Melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan (untuk penelitian yang
tidak merumuskan hipotesis, langkah terakhir tidak dilakukan)

Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Terdapat dua macam
statistic yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian, yaitu statistik deskriptif dan statistic
inferensial.

Teknik teknik atau ukuran-ukuran mana yang tepat digunakan untuk masing-masing variabel
dengan berbagai skala pengukuran dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Level Pengukuran Ukuran Pemusatan Ukuran Penyebaran

Normal Modus Rentangan

Ordinal Median Quartil


Interval/ ratio Mean Standar Deviasi

Di dalam penelitian kuantitatif, terutama survei sampel, penelitian hanya dilakukan terhadap
sejumlah sampel, tetapi kesimpulan yang diperoleh selalu diberlakukan atau digeneralisasikan pada
populasi yang menggunakan statistic dalam sampel untuk menaksir parameter populasi. Misalnya,
rata-rata hitung sampel digunakan untuk menaksir rata-rata hitung populasi. Penaksir seperti ini
disebut titik taksiran, karena kita harus menggunakan satu angka untuk menaksir sebuah parameter.

Jenis analisis inferensial yang kedua adalah uji hipotesis. Pengujian hipotesa dapat dibedakan
atas dua kategori, yaitu menguji hubungan dan menguji perbedaan. Menguji hubungan dilakukan
apabila ada dua variabel yang akan diketahui kuat atau lemahnya hubungan antara keduanya.

Menguji hubungan antara dua variabel disebut analisis bivariat. Penggunaan teknik statistik
pada analisis bivariat, yaitu: (1) menguji hipotesis mengenai hubungan antara dua variabel yang
sedang diselidiki dan (2) menentukan kadar atau derajat hubungan atau asosiasi antara kedua variabel
tersebut.

BAB VIII

PENELITIAN SURVEI

Penelitian Survei adalah suatu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan
menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok, lazimnya dengan menguji
hipotesis.

Penelitian survei merupakan kegiatan penelitian yang mengumpulkan data pada saat tertentu
dengan tiga tujuan penting yaitu,
1. Mendeskripsikan keadaan alami yang hidup saat ini
2. Mengidentifikasikan secara terukur keadaan sekarang untuk dibandingkan,
3. Menentukan hubungan sesuatu yang hidup di antara kejadian spesifik

Penelitian survei antara lain bertujuan untuk: (1) mencari informasi factual secar mendetail
yang sedang menggejala, (2) mengidentifikasi masalah-masalah atau untuk mendapatkan justifikasi
keadaan dan kegiatan-kegiatan yang sedang berjalan, (3) untuk mengetahui hal-hal yang dilakukan
oleh orang-orang yang menjadi sasaran penelitian dalam memecahkan masalah, sebagai bahan
penyusunan rencana dan pengambilan keputusan di masa mendatang. Ryanto (2001) menyebutkan
ciri-ciri penelitian survey antara lain:

1. Data survei dapat dikumpulkan dari seluruh populasi atau dapat pula dari hanya sebagian
saja data populasi

2. Untuk sesuatu hal data yang sifatnya nyata

3. Hasil survei dapat dimanfaatkan untuk kepentingan yang sifatnya terbatas, karena data
yang dikumpulkan dibatasi oleh waktu dan saat data itu dikumpulkan.

4. Biasanya untuk memecahkan masalah yang incidental

5. Pada dasarnya survei dapat merupakan metode cross-sectional dan longitudinal.

6. Cenderung mengandalkan data kuantitatif

7. Mengandalkan teknik pengumpul data yang berupa kuesioner dan wawancara


berstruktur.

Berdasarkan lingkup dan pokok permasalahannya, survei dapat digolongkan menjadi empat
kategori yaitu: Sensus objek nyata, Sensus hal-hal yang tidak nyata (intangable), Survei sampel hal-hal
yang nyata, dan Survei hal-hal uang tidak nyata.

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang cepat, penelitian survei juga mulai
banyak digunakan di bidang pengetahuan seperti pendidikan, ekonomi, dan sosia atau penelitian lain
yang mempunyai tujuan sebagai berikut: Menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan
oleh peneliti, Memecahkan permasalahan yang signifikan dan hidup di masyarakat, Menilai kebutuhan
dan menentukan tujuan institusi atau lembaga tertentu, Menganalisis kecenderungan yang terjadi
dalam suatu masyarakat atau suatu lembaga pada periode tertentu, Menentukan apakah tujuan
spesifik suatu lembaga sudah dapat dicapai, Mendeskripsikan permasalahan yang ada, dan seberapa
jauh implikasinya terhadap lembaga yang ada.

Kegiatan penelitian survei dapat diidentifikasikan dari seorang peneliti dilakukan persiapan
perencana menentukan strategi sampling yang hendak digunakan mendiskusikan instrumen dengan
memilih dari antara alat pengumpul data seperti angket dan wawancara, bagaimana menyampaikan
instrumen tersebut kepada responden sebagai kelengkapan teknik survei, sampai akhirnya
mengidentifikan beberapa prosedur yang tepat agar dapat memproses dan menganalisis untuk
memperoleh hasil penelitian.

Ada minimal tiga persyaratan untuk melakukan penelitian survei. Ketiga persyaratan
pendahuluan tersebut adalah:

1) Perlunya tujuan penelitian yang tepat

2) Adanya populasi yang menjadi pusat kegiatan penelitian, dan

3) Sumber pembiayaan yang mencukupi.

BAB IX

DESAIN EKSPERIMEN DAN ANALISNYA

Desain eksperimental adalah kerangka konseptual pelaksanaan ekspaimen. Suatu desain


mempunyai dua fungsi yaitu:

1. Menciptakan kondisi bagi perbandingan yang diperlukan oleh hipotesis eksperimen, dan

2. Malalui analisis data secara statistik, memungkinkan peneliti melakukan tafsiran yang
berarti mengenai hasil penyelidikan.

Kriteria yang paling penting adalah bahwa desain itu harus merupakan desain yang tepat
untuk menguji hipotesis penelitian yang bersangkutan. Tanda kedalaman suatu eksperimen bukan
terletak pada kepelikan atau kesederhanaannya melainkan pada ketepatannya. Desain yang akan
dapat menyelesaikan tugas yang seharusnya diselesaikan adalah desain yang tepat. Jadi, tugas
pertama seorang peneliti eksperimental adalah memilih desain yang paling tepat mengatur kondisi-
kondisi eksperimental yang dibutuhkan oleh masalah eksperimental yang bersangkutan.

Apabila hipotesis penelitian itu adalah hipotesis insteraksi, maka hipotesis tersebut hanya
dapat diuji dengan desain faktorial, misalkan seorang peneliti yang ingin mengetahui pengaruh
pengajaran berprogram (programmed instruction) terhadap penguasaan konsep sosial dalam mata
pelajaran ilmu pengetahuan sosial sekolah dasar, dengan anggapan bahwa mungkin metode ini
mempunyai pengaruh berdasarkan besarnya kelas dan tingkat kecerdasan siswa. Persoalan ini
memerlukan suatu desain factorial. Peneliti tidak akan dapat memecahkan masalah tersebut dengan
melakukan dua atau tiga eksperimen yang terpisah yang masing-masing dengan suatu variabel bebas
saja.

Desain eksperimen adalah suatu rancangan percobaan yang dibuat sedemikian sehingga
informasi yang berhubungan dengan atau diperlukan untuk persoalan yang sedang diselidiki dapat
dikumpulkan. Desain eksperimen merupakan langkah-langkah lengkap yang perlu diambil jauh
sebelum eksperimen dilakukan agar supaya data yang semestinya diperlukan dapat diperoleh
sehingga akan membawa kepada analisis objektif dan kesimpulan yang berlaku untuk persoalan yang
sedang dibahas.

Desain eksperimen merupakan suatu teknik yang ampuh untuk menguji ada tidaknya
hubungan sebab akibat antar -variabel penelitian. Hal ini mudah dimengerti karena sesuai pendapat
Cook dan Campbell dalam bukunya Quasi variabel-variabel penelitian hubungan sebab akibat yaitu
dapat diuji apabila memenuhi

1. Ada hubungan antara variabel (independent variabel) dengan variabel akibat (dependent
variabel)
2. Variabel sebab mendahului variabel akibat (urutan waktu)
3. Variabel-variabel lain berpengaruh terhadap dependent dikontrol

Control variabel yang mempengaruhi dependent variabel tersebut akan lebih dapat
dipertanggungjawabkan jika dikontrolkan melalui eksperimen yang suatu desain untuk
memperlihatkan bahwa dan dilakukan sebaik mungkkin, dapat dilihat pada bagaimana bproduksi
beras. Dari pengaruh pupuk terhadap peningkatan produksi misalnya akan timbul pertanyaan-
pertanyaan berikut

1. Bagaimana pengaruh ini harus diukur?


2. Karakteristik apa yang harus diukur?
3. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi karakteristik yang harus dianalisis tersebut?
4. Faktor-faktor manakah yang penting untuk dianalisis?
5. Teknik analisis apa yang harus dipergunakan?
6. Bagaimana eksperimen harus dilakukan?
7. Berapa kali eksperimen harus dilakukan?
8. Bagaiman mengontrol pengaruh variabel-variabel lain yang tidak ingin diselidiki?
9. Dan mungkin masih ada pertanyaan lain.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan dapat dijawab dengan desain eksperimen benar dan
monitoring pelaksanaan yang diteliti. Kesahihan suatu eksperimen akan ditentukan oleh desain
eksperimen yang dibuat dan monitoring pelaksanaannya. Faktor-faktor yang mengancam kesahihan
suatu eksperimen, terutama kesahihan internal (internal validity)

Dalam pembahasan mengenai desain eksperimen berikut ini, desain itu digolongkan ke dalam
desain pra-eksperimen, eksperimen yang sejati (rue-experimental) atau eksperimen semu (quasi
experimenta) tergantung pada tingkat pengendalian dalam desain tersebut. Ulasan tentang validitas
internal dan validitas eksternalnya akan diberikan pada waktu desain tersebut disajikan. Sebelum
mulai pembahasan tentang desain-desain eksperimen, perlu kiranya mengenal istilah-istilah dan
lambang-lambang yang akan digunakan dalam pembahasan itu.
1. Pra-eksperimen yang biasa digunakan ada tiga macam, yaitu:

a. One Shot Case Study (Rancangan satu kasus)


b. One Group Pre-Test Post—test Design
c. The Statis Group Comparison (Dengan menggunakan kelompok perbandingan statis)

2. Quasi Eksperimen
Quasi eksperimen adalah suatu jenis eksperimen yang menyadari bahwa kontrol secara
tradisional tidak dapat dilakukan secara tuntas. Untuk meningkatkan kesahihan internal
dalam eksperimen seperti ini dilakukan kontrol secara statistic.

3. True Eksperinnen Design


True Eksperinnen yang biasa digunakan ada tiga macam yaitu

a. Random Control Group Design


b. Randomized pre-les post-test Control Group Design
c. Salomon Four Groups Design
Telah ditunjukkan bahwa kurva probabilitas normaldapat digunakan untuk membandingkan
mean sampel dengan mean populasi, yakni menggunakan skor z untuk melihat apakah mean sampel
tersebut mencerminkan mean populasi atau tidak. Untuk menjelaskan hal ini, kita cari dulu salah baku
mean bagi sebaran sampel. Secara tidak langsung prosedur ini menunjukkan bahwa kurva probabilitas
normal itu tepat untuk digunakan.

BAB X

PENELITIAN EXPOST FACTO

Nama expost facto, bahasa latin yang artinya “ dari sesudah fakta”, menunjukkan bahwa
penelitian itu dilakukan sesudah perbedaan-perbedaan dari variabel-variabel itu terjadi karena
perkembangan kejadian itu secara alami.

Dalam penyelidikan expost facto, kita harus mempertimbangkan kemungkinan bahwa


variabel bebas dan variabel terikat penyelidikan itu adalah dua akibat terpisah yang disebabkan oleh
variabel ketiga. Peneliti expost facto harus senantiasa mempertimbangkan kemungkinan adanya
penyebab umum yang dapat menimbulkan hubungan yang diamati.

Pada waktu menafsirkan hubungan yang diamati dalam penelitian expost facto, kita harus
mempertimbangkan kemungkinan bahwa kebalikan dari dugaan kita juga dapat menyebabkan hasil
penelitian itu, maksudnya, alih-alih X menyebabkan Y, mungkin Y yang menyebabkan X.

Kalau kita dapati bahwa mahasiswa yang suka meminum minuman keras memperoleh IP yang
lebih rendah daripada mahasiswa yang tidak suka minum, kita tidak dapat secara otomatis
menyimpulkan bahwa meminum alcohol akan membuat prestasi akademisnya menjadi rendah.
Mungkin angka-angka yang buruk itulah yang menyebabkan mereka minum alcohol.

Hipotesis tentang hubungan kausal yang terbalik ini lebih mudah diatasi daripada hipotesis
tentang penyebab umum. Dalam setiap kasus, mungkin banyak penyebab umum yang dapat
meyebabkan adanya hubungan tak sebenarnya. Dalam masalah hubungan kausal yang terbalik,
hanya ada satu kemungkinan saja setiap kasus, Y menyebabkan X dan bukan X menyebabkan Y.

Jika X selalu terjadi lebih dahulu daripada Y, maka sifat data kita itu telah menghilangkan
kemungkinan adanya hubungan kausal yang terbalik. Misalnya, berbagai studi telah menunjukkan
bahwa penghasilan rata-rata sarjana adalah lebih tinggi daripada penghasilan tahunan rata-rata bukan
sarjana. Kemungkinan terjadinya hubungan kausal yang terbalik dalam hal ini dapat dihilangkan
karena lulus atau tidak lulusnya seseorang dari perguruan tinggi terjadi lebih dahulu daripada
penghasilan tahunan sesudahnya.Namun kita tidak dapat menghilangkan berbagai kemungkinan
adanya penyebab umum. Cara untuk menetapkan urutan waktu terjadinya variabel adalah dengan
jalan mengukur subjek yang sama pada waktu-waktu yang berlainan.

Ada berbagai strategi untuk meningkatkan kredibilitas penilitian expost facto, kendati tak satu
pun diantaranya yang dapat menutup secara memadai kelemahan dasar penelitian ini, yaitu tidak
adanya pengendalian terhadap variabel bebas. Di antara strategi-strategi itu adlah skor
perubahan (change scores), pemadanan (matcing), analisis kovariansi (analysis of
covariance),kelompok yang homogeny(homogeneous groups), serta dengan memasukkan variabel
luar(extraneous variabels) ke dalam desain.

Studi expost facto akan membandingkan prestasi pemecahan masalah dari mahasiswa yang
kreatif dengan yang tidak kreatif. Hipotesisnya akan berbunyi: Mhasiswa yang kreatif akan
menunjukkan kecepatan dan ketepatan pemecahan masalah yang lebih tinggi jika dibandingkan
dengan mahasiswa yang tidak kreatif. Hipotesis ini jelas memerlukan desain expost facto, karena
peneliti tidak dapat memanipulasi kreativitas maupun mengelompokkan mahasiswa itu secara acak.
Ia harus mulai dengan dua kelompok yang sudah berbeda pada variabel bebas, yaitu kreativitas,
kemudian membandingkan kedua kelompok itu pada variabel terikat, yakni prestasi pemecahan
masalah.

Peneliti harus memberikan defenisi istilah mahasiswa yang kreatif dan mahasiswa yang tidak
kreatif itu dalam istilah operasional yang tepat. Mahasiswa yang kreatif dapat diberi batasan sebagai
mahasiswa tingkat sarjana muda di Fakultas Pendidikan yang mencapai skor di atas kwartal pertama
padaGuilford Test of Alternate Uses and Consequenses maupun pada suatu tes anagram. Mahasiswa
yang mencapai skor di bawah kwartal pertama pada kedua tes tersebut akan diberi batasan sebagai
mahasiswa yang tidak kreatif.
BAB XI

PENELITIAN KUALITATIF

Penelitian kualitatif adalah penelitian eksploratif yang mempunyai proses lain dari penelitian
kuantitatif. Jika metode kuantitatif dapat memberikan gambaran tentang populasi secara umum,
maka metode kualitatif dapat memberikan gambaran khusus terhadap suatu kasus secara mendalam.

Teknik yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam, observasi
partisipasi, kelompok diskusi terarah dan analisis dokumen. Ada tiga unsur utama dalam proses
analisis data pada penelitian kualitatif, yaitu: reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan.

Ciri-ciri penelitian kualitatif yaitu :

1. Bersifat eksploratif

2. Teori lahir dan dikembangkan di lapangan

3. Proses berulang-ulang

4. Pembahasan lebih bersifat kasus dan spesifik

5. Mengandalkan kecermatan dalam pengumpulan data untuk mengungkap secara tepat keadaan yang
sesungguhnya di lapangan.

Analisis kualitatif dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang mengacu pada penelaahan atau
pengujian yang sistematik mengenai suatu hal dalam rangka menentukan bagian-bagian, hubungan
diantara bagian, dan hubungan keseluruhan bagian dalam.

BAB XII

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan suatu penelitian yang menekankan kepda kegiatan
dengan menguji coba suatu ide ke dalam praktek atau situasi nyata dalam skala mikro sehingga
diharapkan kegiatan tersebut mampu memperbaiki dan meningkatkan kualitas suatu program atau
kondisi factual tertentu di masyarakat. Penelitian tindakan kelas terdiri dari 3 macam yaitu :

1. Penelitian tindakan yang bersifat teknis

2. Penelitian yang bersifat praktis


3. Penelitian yang bersifat emansipatoris

Terdapat beberapa asas dalam melakukan penelitian tindakan, di antaranya :

1. Asak kritik reflektif

2. Asas kritik dialektis

3. Asas sumber daya kolaboratif

4. Asas resiko

5. Asas struktur majemuk

6. Asas teori, praktik dan transformasi

Penelitian tindakan terutama yang terkait dengan dunia pendidikan, mempunyai lima fungsi
yaitu :

1. Sebagai alat untuk memecahkan masalah yang dilakukan melalui diagnosis dalam situasi tertentu

2. Sebagai alat pelatihan dalam jabatan

3. Sebagai alat untuk mengenalkna pendekatan tambahan atau inovatif pada pengajaran

4. Sebagai alatuntuk meningkatkan komunikasi

5. Sebagai alat untuk menyediakan alternative

Bidang garapan penelitian tindakan meliputi :

1. Metode mengajar

2. Strategi mengajar

3. Prosrdur evaluasi

4. Perubahan sikap dan nilai

5. Pengembangan jabatan

6. Pengelolaan dan pengendalian serta

7. Administrasi
BAB XIII

MODEL-MODEL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Model adalah abstraksi dunia nyata atau representasi peristiwa kompleks dari suatu system,
dalam bentuk naratif, matematis, grafis, serta lambing-lambang lainnya. Madler menjelaskan
manfaat dari model adalah sebagai berikut :

1. Model dapat menjelaskan beberapa aspek perilaku dan interaksi manusia

2. Model dapat mengintegrasikan seluruh pengetahuan hasil observasi dan penelitian

3. Model dapat menyederhanakan suatu proses yang bersifat kompleks

4. Model dapat digunakan sebagai pedoman untuk melakukan kegiatan

Model-model PTK yang akan dijelaskan berikut ini adalah model-model penelitian tindakan
yang dapat diterapkan dalam PTK. Model-model tersebut adalah sebagai berikut :

1. Desain Siklus PTK Model Kurn Lewin

2. Desain Siklus PTK Model Kemmis dan McTaggart

3. Desain Siklus PTK Model Ebbut

4. Desain Siklus PTK Model Depdiknas

5. Desain Siklus PTK Model Elliot

6. Desain Siklus PTK Model Hopkins


7. Desain Siklus PTK Model Siklus

Prosedur penelitian tindakan kelas meliputi :

1. Pra penelitian

2. Penelitian tindakan kelas

1) Perencanaan tindakan

2) Pelaksanaan tindakan

3) Observasi

4) Refleksi

Teknik pengambilan data dalam penelitian ini adalah berupa observasi, tes dan studi
dokumentasi. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data
tentnag kualitas pembelajaran, motivasi belajar siswa, dan hasil belajar. Data tersebut dikumpulkan
dengan instrument berikut :

1. Instrument Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran di kelas

2. Motivasi Belajar Siswa

3. Instrument Penilaian/Tes Refleksi Awal/Tes Siklus

Analisis data hasil penelitian skripsi berbasis PTK dengan statistic deskriptif. Penelitian
Tindakan Kelas diasumsikan berhasil bila dilakukan tindakan perbaikan kualitas pembelajaran, maka
akan berdampak terhadap perbaikan prilaku siswa dan hasil belajar.
BAB XIV

MENYUSUN PROPOSAL PENELITIAN

Rancangan atau proposal penelitian merupakan pedoman yang berisi langkah-langkah yang
akan diikuti oleh penelitian untuk melakukan penelitiannya.Sistematikan Proposal Penelitian
Kuantitatif

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

1.2. Identifikasi Masalah

1.3. Batasan Masalah

1.4. Rumusan Masalah

1.5. Tujuan Penelitian

1.6. Manfaat Penelitian

II. KAJIAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teori

2.2 Penelitian Yang Relevan

2.3 Kerangka Berpikir

2.4 Pengajuan Hipotesis

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

3.2 Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

3.3 Variabel dan Defenisi Operasional

3.4 Rancangan Penelitian

3.5 Teknik Pengumpulan Data

3.6 Teknik Analisis Data

IV. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN


4.1 Deskripsi Hasil Penelitian

4.2 Analisis Data

4.3 Pembahasan

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

Sistematika Proposal Penelitian Tindakan Kelas

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

1.2. Identifikasi Masalah

1.3. Pemecahan Masalah

1.4. Rumusan Masalah

1.5. Tujuan Penelitian

1.6. Manfaat Penelitian

II. KAJIAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teori

2.2 Penelitian Yang Relevan

2.3 Kerangka Berpikir

2.4 Pengajuan Hipotesis

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

3.2 Subjek dan Objek

3.3 Defenisi Operasional

3.4 Prosedur Penelitian

3.5 Teknik Pengumpulan Data

3.6 Teknik Analisis Data

3.7 Indikator Keberhasilan

IV. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN


4.1 Deskripsi Hasil Penelitian

4.2 Analisis Data

4.3 Pembahasan

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

BUKU PEMBANDING I
IDENTITAS BUKU

Judul : Metode Penelitian Pendidikan

Penulis : Prof. Dr. Sugiono

Tahun : 2013

Penerbit : Alfabeta

Kota : Bandung
BUKU PEMBANDING I

RINGKASAN ISI BUKU


BAB 1

PERSPEKTIF METODE PENELITIAN PENDIDIKAN

(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R & D)

Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu : cara
ilmiah, data, tujuan, kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu berdasarkan pada
ciri- ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu
lilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia..

Secara umum tujuan penelitian ada tiga macam yaitu bersifat penemuan, pembuktian dan
pengembangan. Penemuan berarti yang diperoleh dari penelitian itu adalah data yang betul-betul
baru yang sebelumnya belum pernah diketahui. Pembuktian berarti data yang diperoleh itu digunakan
untuk membuktikan adanya keragu-raguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu, dan
pengembangan berarti memperdalam dan memperluas pengetahuan yang telah ada. Melalui
penelitian manusia dapat menggunakan hasilnya. Secara umum data yang telah diperoleh dari
penelitian dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah.

Dari segi tujuan, penelitian dapat dibedakan menjadi penelitian murni dan terapan. Dari segi
metode penelitian dapat dibedakan menjadi : penelitian survey, expostfacto, eksperimen, naturalistik,
policy research, evaliation research, action research, sejarah dan research and development (R & D).
Dari level of expalantion dapat dibedakan menjadi penelitian deskriptif, komparatif, dan asosiatif. Dari
segi waktu dapat dibedakan menjadi penelitian cross sectional dan longitudinal.

Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama
digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai
metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode penelitian kualitatif
dinamakan sebagai metode baru, karena popularitasnya beum lama, dinamakan metode
postpositivistik karena berlandaskan pada filsafat postpositivisme. Metode ini disebut juga sebagai
metode artistik, karena proses penelitian lebih bersifat seni (kurang terpola), dan disebut sebagai
metode interpretive karena data yang hasil penelitian lebih berkenaan dengan interpretasi terhadap
data yang ditemukan di lapangan.

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana penelitian adalah
sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal.

Perbedaan antara metode kuntitatif dengan kualitatif meliputi tiga hal, yaitu perbedaan
tebtang aksioma, proses penelitian, dan karakteristik. Metode kuantitatif digunakan apabila
1. Bila masalah yang merupakan titik tolak sudah jelas.

2. Bila penelitian ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi.

3. Bila ingin diketahui pengaruh perlakuan/treatment tertentu terhadap yang lain.

4. Bila penelitian bermaksud menguji hipotesis penelitian.

5. Bila penelitian ingin mendapatkan data yang akurat, berdasarkan fenomena yang empiris dan dapat
diukur.

6. Bila ingin menguji terhadap adanya keragu-raguan tentang validitas pengetahuan, teori dan produk
tertentu.

Metode kulititatif digunakan apabila :

1. Bila masalah penelitian belum jelas.

2. Untuk memahami makna di balik data yang tampak.

3. Untuk memahamni interaksi sosial.

4. Memahami perasaan orang.

5. Untuk mengembangakan teori.

6. Untuk memastikan kebenaran data.

7. Meneliti sejarah perkembangan.

Pada umumnya jangka waktu penelititan kualitatif cukup lama, karena tujuan penelitian
kualitatif adalah bersifat penemuan. Bukan sekedar pembuktian hipotesis seperti dalam penelitian
kuantitatif. Namun demikian kemungkinan jangka penelitian berlangsung dalam waktu yang pendek,
bila telah ditemukan seuatu dan datanya sudah jenuh.

Menurut penulis, kedua metode tersebut dapat digunakan bersam-sama atau digabunngkan,
tetapi dengan catatan sebagai berikut :

1. Dapat digunakan bersama untuk meneliti pada objek yang sama, tetapi tujuan berbeda.

2. Digunakan secara bergatian.

3. Metode penelitian tidak dapat digabungkan karena paradigmanya berbeda.

4. Dapat menggunakan metode tersebut secara bersamaan, asala kedua metode tersebut telah
dipahami dengan jelas, dan seseorang telah berpengalaman luas dalam melakukan penelitian.

Berikut ini dikemukakan kompetensi yang perlu dimiliki oleh peneliti kuantitatif dan kualitatif
:

1. Kompetensi penelitian Kuantitatif


a. Memiliki wawasan yang luas

b. Mampu melakukan analisis masalah secara akurat

c. Mampu menggunakan teori pendidikan

d. Memahami berbagai jenis metode penelitian kuantitatif

e. Memahami teknik-teknik sampling

f. Mampu menyusun instrumen baik test atau non test

g. Mampu mengumpulkan data dengan kuesioner

h. Mampu mengorganisasi tim dengan baik

i. Mampu menyediakan data, menganalisis data secara kuantitatif untuk menjawab


rumusan masalah dan menguji hipotesis penelitian hasil pengujian hipotesis

j. Mampu memberikan interpretasi terhadap hassil penelitian

k. Mampu membuat laporan secara sistematis

l. membuat abstraksi hasil penelitian m.Mampu mengkomunikasikan hasil penelitian pada


masyaraka.

2. Kompetensi penelitian kualitatif

a. wawasan yang luas

b. Mampu menciptakan rapport kepada setiap orang yang ada pada situasi sosial yang akan
diteliti

c. Memiliki kepekaan untuk melihat setiap gejala yanga ada pada objek penelitian

d. Mampu menggali sumber data dengan observasi pertisipan

e. Mampu menganalisis data kualitatif secara induktif berkesinambungan

f. Mampu menguji kreabilitas, dependabilitas, konfirmabilitas, dan trasferabilitas hasil


penelitian

g. Mampu menghasilkan temuan pengetahuan

h. Mampu membuat laporan secara sistematis

i. Mampu membuat abstraksi hsil penelitaian

j. Mampu mengkomunikasikan hasil penelitian kepada masyarakat luas

Ruang likungkup penelitian pendidikan di Indonesia meliputi penelitian pada tingkat


kebijakan, tingkat menagerial dan istitusional.
BAB 2

PROSES PENELITIAN, MASALAH, VARIABEL DAN PARADIGMA PENELITIAN

Data yang telah terkumpul dianalisis. Analisis diarahkan untuk menjawab rumusan masalah
dan hipotesis yang diajukan. Data analisis selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan. Penyajian
data dapat menggunkan tabel, tabel distribusi frekuensi, grasik garis, grafik batang, piechart (diagram
lingkaran), dan pictigram. Setelah hasil penelitian diberikan pembahasan, maka selanjutnya dapat
disimpulkan. Kesimpulanberisi jawaban singkat terhadap setiap rumusan masalah berdasarkan data
yang telah terkumpul. Apabila hipotesis penelitian yang diajukan tidak terbukti, maka perlu dicek
apakah ada yang salah dalam penggunaan teori, instrumen, pengumpulan, analisis data, atau rumusan
masalah yang diajukan.

Emory (1985) bahwa, baik penelitian murni maupun terapan, semua berangkat dari masalah,
hanya untuk penelitian terapan, hasilnya langsung dapat digunakan untuk membuat keputusan. Jadi
setiap penelitian yang akan dilakukan harus selalu berangkat dari masalah, walaupun diakui bahwa
memilih masalah penelitian sering merupakan hal yang paling sulit dalam proses penelitian (Tuckman,
1985).

Rumusan masalah berbeda dengan masalah. Kalau masalah itu merupakan kesenjangan
antara yang diharapkan dengan yang terjadi, maka rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan
yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data.

1. Bentuk-bentuk rumusan masalah penelitian

a. Rumusan masalah deskriptif Contoh : Seberapa baik kinerja Departemen Pendidikan


Nasional ?
b. Rumusan masalah komparatif Contoh : Adakah perbedaan disiplin kerja guru antara
sekolah di Kota dan di Desa ?(satu variabel dua sampel)

c. Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan msalah penelitian yang bersifat menanyakan
hubungan antara dua variabel atau lebih.

Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau obyek, yang
mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengn obyek yang lain
(Hatch dan Farhady, 1981). Variabel juga dapat merupakan atribut dari bidang keilmuan atau
kegiantan tertentu. Macam-macam variabel :

1. Variabel independen

2. Variabel dependen

3. Variabel noderator

4. Variabel intervening

5. Variabel control

Dalam penelitian kuantitatif/positivistik, yang dilandasi pada suatu asumsi bahwa suatu gejala
itu dapat diklasifikasikan, dan hubungan gejala bersifat kausal (sebab akibat), maka peneliti dapat
dilakukan penelitian dengan memfokuskan kepada beberapa variabel saja. Pola hubungan antara
variabel yang akan diteliti terssebut selanjutnya disebut sebagai paradigma penelitian.

Untuk menemukan masalah dapat dilakukan dengan cara melakukan analisis masalah, yaitu
dengan bantuan menyusun kedalam pohon masalah. Dengan analisis masalah, maka permasalahan
dapat diketahui mana masalah yang penting, yang kurang penting dan tidak penting. Melalui analisis
masalah ini juga dapat diketahui akar-akar permasalahan.

BAB 3
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGKAJIAN HIPOTESIS

Konsep-konsep dan generalisasi-generalisasi hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai


landasan teoritis untuk pelaksanaan penelitian (Sumadi Suryabrata, 1990). Landasan teoi ini perlu
ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh, dan bukan sekedar perbuatan coba-
coba(trail and eror). Mark 1963, dalam buku (Sitirahayu Hadinito, 1990) membedakan ada tiga macam
teori yang berhubungan dengan data empiris. Dengan demikian dapat dibedakan antara lain :

1. Teori yang deduktif

2. Teori yang induktif

3. Teori yang fungsional

Teori dalam alur logika atau penalaran, yang merupakan seperangkat konsep, defenisi, dan
proposisi yang disusun secara sistematis. Teori mempunyai tiga fungsi, yaitu untuk menjelaskan,
meramalkan, dan pengendalian.

Numan (2003) mengemukakan tingkatan teori menjadi tiga yaitu : micro, meso, dan makro.
Selanjutnya fokus teori dibedakan menjadi tiga yaitu teori subtatif, tori formal, dan midle range
theory. Teori digunakan untuk merumuskan hipotesis yang akan diuji melalui pengumpulan data
adalah teori subtantif, karena teori ini lebih fokus berlaku untuk obyek yang akan diteliti.

Teori-teori pendidikan dibagi menjadi menjadi teori umum pendidikan dan teori khusus
pendidikan. Teori umum pendidikan pedagogik. Filsafat-filsafat pendidikan dapat dibagi menjadi
filsafat ilmu pendidikan dan filsafatpraktek pendidikan.

Deskripsi teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variabel- variabel yang diteliti,
melalui pendefinisian, dan uraian yang lengkap dan mendalam dari berbagai referensi, sehingga ruang
lingkup, kedudukan dan prediksi terhadap hubungan antar variabel yang akan diteliti menjadi lebih
jelas dan terarah. Teori-teori yang dideskripsikan dalam proposal maupun laporan penelitian dapat
digunakan sebagai indikatorapakah penelitian menguasai teori dan konteks yang diteliti atau tidak.

Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang
akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antara variabel independen dan dependen.
Bila dalam penelitian ada variabel moderator dan intervenning, maka juga perlu dijelaskan, mengapa
variabel itu ikut dilibatkan dalam penelitian. Kerangka berfikir dalam suatu penelitian peru
dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau lebih. Apabila penelitian
hanya membahas sebuah varuabel atau lebih secara mandiri, maka yang dilakukan peneliti disamping
mengemukakan deskripsi teoritis untuk masing-masing variabel, juga argumentasi terhadap variasi
besaran variabel yang diteliti (Sapto Hartoko, 1999).

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana


rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Penelitian yang
merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif.
BAB 4

METODE PENELITIAN EKSPERIMEN

Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan
untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.
Bentuk desain eksperimen yang dapat digunakan dalam penelitian bisnis, yaitu : Pre-Experimental
Design, True Experimental Design, Factorial Design, dan Quasi Experimental Design.
BAB 5

POPULASI DAN SAMPEL

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut. Bila
populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya
karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil
adari populasi. Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan
sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik yang digunakan.

Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah sampel yang
diharapkan 100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah anggota populasi itu sendiri. Makin
besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan
begitu pula sebaliknya.

Roscoe dalam buku Research Methids For Business (1982 : 253) memberi saran- saran tentang
ukuran sampel untuk penelitian seperti berikut :

1. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500

2. Bila sampel dibagi dalam kategori, maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal 30

3. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate, maka jumlah anggota sampel
minimal 10 kali dari jumlah variabel yang ditelit

4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol, maka angota sampel masing-masing antara 10 s/d 20.

Pengambilan sampel secara random/acak dapat dilakukan dengan bilangan random,


komputer, maupun dengan undian. Bila pengambilan dilakukan dengan undian, maka setiap anggota
setiap anggota populasi diberi nomor terlebih dahulu, sesuai dengan anggota populasi.
BAB 6

SKALA PENGUKURAN DAN INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. Dengan demikian
jumlah instrumen yang akan diteliti digunakan untuk penelitian akan tergantung pada jumlah variabel
yang diteliti. Bila variabel lima, maka instrumen yang digunakan untuk penelitian juga lima.

Skala pengukuan merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan
panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan
dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Berbagai skala sikap yang dapat digunakan
untuk penelitian administrasi, pendidikan dan sosial antara lain :

1. Skala Likert

2. Skala Guttman

3. Rating Scale

4. Semantic Deferential

Pada perinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial maupun
alam. Instrumen-instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel dalam ilmu alam sudah banyak
tersedia dan telah teruji validitasdan reliabilitasnya. Instrumen- instrumen dalam penelitian
pendidikan memang ada yang sudah tersedia dan dan telah teruji validitas dan reliabilitasnya, seperti
instrumen untuk mengukur motif berprestasi, (n- ach) untuk mengukur sikap, mengukur IQ, mengukur
bakat dan lain-lain.

Instrumen-instrumen penelitian dalam bidang sosial umumnya dan khususnya bidang


pendidikan khususnya yang sudah baku sulit ditemukan. Untuk memudahkan menyusun instrumen,
maka perlu digunakan “matruk pengembangan instrumen”, atau “kisi-kisi instrumen”.

Contoh Judul Penelitian Dan Instrumen Yang Dikembangkan

Judul Penelitian : GAYA DAN SITUASI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH SERTA


PENGARUHNYA TERHADAP IKLIM KERJA ORGANISASI SEKOLAH

Judul tersebut terdiri atas dua variabel independen dan satu dependen. Masing- masing
intrumennya adalah :

1. Instrumen untuk mengukur variabel gaya kepemimpinan

2. Instrumen untuk mengukur variabel situasi kepemimpinan

3. Instrumen untuk mengukur variabel iklim kerja kepemimpinan

Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka
diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reabel. Jadi instrumen yang vali dan reliabel
merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Pada dasarnya
terdapat dua macam instrumen, yaitu instrumen yang berbentuk test untuk mengukur prestasi belajar
dan instrumen yang non-test untuk mengukur sikap.

Berikut ini dikemukakan cara pengujian validitas dan reliabilitas instrumen yang akan
digunakan untuk penelitian :

1. Pengujian Validitas Instrumen

a. Pengujian validitas konstrak

b. Pengujian validitas isi

c. Pengujian validitas eksternal

2. Pengujian Reliabilitas Instrumen

a. Test-retest

b. Ekuivalen

c. Gabungan

d. Internal consistency

3. Contoh Pengujian Validitas Dan Reliabilitas Instrumen

a. Pengujian validitas instrument

b. Pengujian reliabilitas instrument

BAB 7

TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu: kualitas
instrumen penelitian, dan kualitas pengumpulan data. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam
berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Sumber primer adalah sumber data yang
langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang
tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat
dokumen.
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan
studipendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari respondenynag lebih mendalam dan jumlah respondenya sedikit/kecil.

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

1. Prinsip penulisan angket

a. Isi dan tujuan pertanyaan

b. Bahasa yang digunakan

c. Tipe dan bentuk pertanyaan

d. Pertanyan tidak mendua

e. Tidak menayakan yang sudah lupa

f. Pertanyan tidak menggiring

g. Panjang pertanyaan

h. Uruan pertanyaan prisip pengukuran

i. Penampilan fisik angket

Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan
dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesione. Kalau wawancara dan kuesioner selalu
berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek alam yang
lain. Sutrusni Hadi (1986) mengemukakan bahwa, observasi merupakan proses yang komplek, suatu
proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis.
BAB 8

ANALISIS DATA

Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Terdapat beberapa
dua macam statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian, yaitu statistik deskriptif, dan
statistik inferensial.

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi penelitian yang
dilakukan pada populasi (tanpa diambil sampelnya)jelas akan menggunakan statistik deskriptif dalam
analisisnya.

Penggunaan statistik parametris dan nonparametris tergantung pada asumsi dan jenis data
yang akan dianalisis. Statistik parametris memerlukan terpenuhi banyak asumsi. Asumsi yang utama
adalah data yang akan dianalisis harus berdistribusi normal.

1. Macam data Macam-macam data penelitian telah diberikan pada bab I, yaitu: data nominal, ordinal,
interval atau ratio.

2. Bentuk Hipotesis Bentuk hipotesis ada tiga yaitu: hipotesis deskriptif, komparatif, dan asosiatif. Dalam
hipotesis komparatif, dibedakan menjadi dua, yaitu komparatif untuk dua sampel dan lebih dari dua
sampel.

Berikut ini diberikan beberapa contoh judul penelitian, bentuk paradigma, rumusan masalah,
hipotesis dan teknik ststistik yang akan digunakan untuk pengujian hipotesis.

1. Contoh
a. Judul Penelitian : PENGARUH KECERDASAN EMOTIONAL TERHADAP KECEPATAN
MEMPEROLEH PEKERJAAN LULUSAN SMK DI PEMERINTAH PROVINSIMADUKARA

b. Bentuk paradigmanya adalah seperti berikut: X Y X = Kecerdasan Emosional Y = Kecepatan


Memperoleh Pekerjaan

Berdasarkan tersebut terliat bahwa, untuk judul penelitian yang tediri atas satu variabel
independen dan satu dependen, terdapan dua rumusan masalah deskriptif, dan satu masalah
asosiatif. Dengan demikian juga terdapat dua hipotesis deskriptif dan satu hipotesis asosiatif. Duan
hipotesis deskriptif diuji dengan statistik yang sama.

Sebelum diberikan contoh analisis data dan pengujian hipotesis terlebih dahulu diberikan
konsep dasar tentang pengujian hipotesis. Kebenaran dari hipotesis itu harus dibuktikan melalui data
yang terkumpul. Pengertian hipotesis tersebut adalah untuk hipotesis penelitian. Sedangkan secara
statistik hipotesis tersebut diartikan sebagai pernyataan mengenai keadaan populasikyang akan diuji
kebenarannyaberdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian. Dua kesalah dalam menguji
hipotesis :

1. Suatu kesalah bila menolak hipotesis nol yang benar

2. Bila menerima yang salah

BAB 9
CONTOH ANALISIS DATA DAN PENGUJIAN HIPOTESIS

Untuk memahami penggunaan statistic dalam penelitian maka dalam bab ini Prof. Sugiyono
memaparkan contoh penelitian . Misalnya penelitian berjudul “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepal
a Sekolah dan Situasi Kepemimpinan terhadap Iklim Organisasi Sekolah Widyaloka. Variabel penelitia
n adalah gaya kepemimpinan kepala sekolah (X1), dan situasi kepemimpinan (X2) sebagai variable in
dependen dan iklim organiasi sekolah (Y) variable dependen. Populasi sebagai sebagai sumber data d
alam penelitian ini adalah semua guru yang berpendidikan S2,S2 dan D3 dengan jumlah 50 orang. Be
rdasarkan tingkat kesalahan 5 % maka ukuran sampel ditemukan 44 guru terdiri atas 30 orang pria d
an 14 orang wanita. Rumusan masalah adalah sebagai berikut :

A. Rumusan Masalah Deskriptif

1. Seberapa banyak gaya kepemimpinan kepala SMA Widyaloka?

2. Seberapa baik situasi kepemimpinan di SMA Widyaloka?

3. Seberapa baik iklim organisasi SMA Widyaloka?

B. Rumusan Masalah Asosiatif

1. Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan iklim
organisasi SMA Widyaloka?

2. Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara situasi kepemimpinan dengan iklim organisasi S
MA Widyaloka?

3. Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dan situasi k
epemimpinan secara bersama – sama dengan iklim organisasi SMA Widyaloka?

C. Rumusan Masalah Komparatif

1. Adakah perbedaangaya kepemimpinan kepala sekolah yang signifikan menurut persepsi guru yang b
erpendidikan S2, S1 Dan D3?

2. Adakah perbedaan situasi kepemimpinan yang signifikan menurut persepsi guru yang berpendidikan
S2, S2 Dan D3?

3. Adakah perbedaan gaya kepemimpinan kepala sekolah yang signifikan berdasarkan persepsi guru pri
a dan wanita?

Adapun rumusan beberapa hipotesis antara sebagai berikut :

A. Hipotesis Deskriptif dirumuskan sebagai berikut :

1. Gaya kepemimpinan kepala sekolah SMA Widyaloka sama dengan 75% dari yang diharapkan.

2. Situasi kepemimpinan di SMA Widyaloka paling rendah 40% dari yang diharapkan.

3. Iklim organisasi SMA Widyaloka paling tinggi 60 % dari yang diharapkan.


B. Hipotesis Asosiatif dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dan iklim o
rganisasi SMA Widyaloka.

2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan situasi kepemimpinan dengan iklim organisasi SMA Wi
dyaloka.

3. Terdapat hubungan yang positif da signifikan antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dan situasi k
epemimpinan secara bersama – sama dengan iklim organisasi SMA Widyaloka.

C. Rumusan Komparatif

1. Terdapat perbedaan gaya kepemimpinan kepala sekolah yang signifikan berdasarkan perpsepsi kelo
mpok guru pria dan wanita.

2. Terdapat perbedaan situasi kepemimpinan yang signifikan berdasarkan persepsi kelompok guru pria
dan wanita.

3. Terdapat perbedaan iklim organisasi SMA yang signifikan berdasarkan persepsi kelompok guru pria d
an wanita.

4. Terdapat perbedaan gaya kepemimpinan kepala sekolah yang signifikan berdasarkan perpsepsi guru
S2,S1,D3.

BAB 10

MASALAH, FOKUS, PENELITIAN, DAN TEORI DALAM PENELITIAN KUALITATIF

Dalam penelitian kualitatif, akan terjadi tiga kemungkinan terhadap “masalah” yang dibawa
oleh peneliti dalam penelitian. Yyang pertama masalah yang dibawa oleh peneliti tetap, seingga sejak
awal sampai akhir penelitian sama. Denagan demikian judul proposal dengan judul penelitian sama.

Karena terlalu luasya masalah, maka dalam penelitian kuantitatif, peneliti akan membatasi
penelitian dalam satu atau lebih variabel. Dengan demikian dalam penelitian kuantitatif ada yang
disebut batasan masalah.

Rumusan masalah merupakan bentuk pertanyaan yang dapat memadu peneliti untuk
mengumpulkan data di lapangan berdasarkan level of explanation satu gejala, maka secara umum
terdapat tiga bentuk ruusan masalah, yaitu rumusan masalah deskriptif, komparatif, asosiatif.

Judul dalam penelitian kuantitatif pada umumnya disusun berdasarkan masalah yang telah
ditetapkan. Dengan demikian judul penelitiannya harus sudah spesifik dan mencerminkan
permasalahan dan variabel yang akan diteliti. Judul penelitian kuantitatif tentu saja tidak harus
mencerminkan permasalahan dan variabel yang diteliti, tetapi lebih dari pada usaha untuk
mengugkapkan fenomena dalam situasi sosial secara luas.

Seorang peneliti pada awalnya akan meneliti denga judul proposala sebagai berikut :
“perbandingan kemampuan kerja antara lulusan SMA dan SMK di Industri”. Rumusan masalahnya
adalah adakah perbedaan kemampua kerja antara lulusan SMK dan SMA ?

Semua penelitian bersifat bersifat ilmiah, oleh karena itu semua peneliti harus berbekal teori.
Dalam penelitian kuantitatif, teori yang digunakan haruslah sudah jelas, karena teori di sini akan
berfungsi memperjelas masalah yang diteliti, dalam penelitian kuantitatif jumlah teori yang digunakan
sesuai dengan jumlah variabel yang diteliti, sedangkan dalam penelitian kualitatif yang bersifat
holistik, jumlah teori yang harus disesuaikan dengan fenomena yang berkembang.

BAB 11

POPULASI DAN SAMPEL

Terdapat perbedaan yang mendasar dalam pengertian antara pengertian populasi dan
sampel. Dalam penelitian kuantitatif,populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah sebagian dari polupasi itu.
Populasi itu misalnya penduduk di wilayah tertentu. Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan
istilah polulasi,tetapi sebenarnya onyek penelitian kualitatif,juga bukan semata-mata pada situasi
sosial yang terdiri dari tiga elemen,dan dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi,karena
penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil
kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi,tetapi di transfer ke tempat lain pada situasi sosial yang
memiliki kesamaan dengan situasi sosial lainnya.

Sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data,yang pada awalnya jumlahnya
sedikit,lama-lama menjadi besar. Hal ini dilakukan karena dari jumlah sumber data yang sedikit itu
tersebut belum mampu memberikan data yang lengkap,maka mencari orang lain lagi yang dapat
digunakan sebagai sumber data. Jadi penentuan sampel dalam penelitian kualitatif dilakukan saat
peneliti mulai memasuki lapangan dan selama penelitian berlangsung. Cara nya yaitu peneliti memilih
orang tertentu ynag dipertimbangkan akan memberikan data yang diperlukan.
BAB 12

INSTRUMEN DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu
sendiri. Oleh karena itu,peneliti sebagai instrumen juga harus validasi seberapa jauh peneliti kualitatif
siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan. Validasi terhadap peneliti sebagai
instrumen meliputi validasi terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif,penguasaan wawasan
terhadap bidang yang diteliti.

Teknik pengumpulan Data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian,karena
tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tana mengetahui teknik pengumpulan
data,maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting,berbagai sumber,dan berbagai cara. Bila
dilihat dari setting-nya,data dapat dikumpulkan pada setting alamiah,pada laboratorium dengan
metode eksperimen,di sekolah dengan pendidikan dan kependidikan. Di bawah berikut macam-
macam observasi :

1. Observasi partisipatif, Dengan observasi partisipatif,maka data yang diperoleh akan lebih
lengkap,tajam,dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang tampak.

2. Observasi terus terang atau tersamar

3. Obserasi tak berstruktur,

4. Dilakukan dengan tidak berstruktur,karena fokus penelitian belum jelas.

Di bawah ini manfaat observasi :

1. Dengan observasi di lapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan
situasi sosial.

2. Dengan observasi maka akan diperoleh pengalaman langsung,sehingga memungkinkan peneliti


menggunakan pendekatan induktif

3. Dengan observasi,peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak di minati orang lain.

Obyek observasi dalam penelitian kualitatif yang diobservasi di namakan situasi sosial,yang
terdiri atas tiga komponen,yaitu:

1. Tempat,dimana interaksi dalam situasi sosial sedang berlangsung.

2. Pelaku,atau orang-orang yang sdang memainkan peran tertentu,seperti guru,kepala sekolah,dll.

3. Dan aktivitas,kegiatan yang dilakukan oleh aktor dalam situasi sosial yang sedang berlangsung.

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan
studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti,tetapi juga apabila peneliti
ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam.
1. Wawancara terstruktur, Teknik pengumpulan data bila peneliti atau pengumpul data telah
mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.

2. Wawancara semiterstruktur Dimana pelaksanaan nya lebih bebas bila dibandingkan dengan
wawancara terstruktur.

3. Wawancara tak berstruktur Wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman
wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap.

BAB 13

TEKNIK ANALISIS DATA

Dalam penelitian kualitatif,data diperoleh dari berbagai sumber,dengan menggunakan teknik


pengumpulan data yang bermacam-macam (triangulasi),dan dilakukan secara terus menerus sampai
datanya jenuh. Berdasarkan hal tersebut bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun
secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,catatan lapangan,dan dokumentasi.
Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh
selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu atau menjadi hipotesis.

1. Analisis sebelum di Lapangan,Penelitian kualitatif telah melakukan analisis data sebelum


peneliti memasuki lapangan. Analisis dilakukan terhadap data hasil studi penelitian,atau data
sekunder,yang akan digunakan

2. Analisis selama di Lapangan,dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung,dan setelah


selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara,peneliti sudah
melakukan analisis terhadap jawaban yang di wawancarai.

3. Analisis data selama di Lapangan,proses penelitian berangkat dari yang luas,kemudian


memfokus dan meluas lagi.
BAB 14

VALIDITAS DAN RELIABILITAS PENELITIAN KUALITATIF

Terdapat dua macam validitas penelitian, yaitu validitas internal dan validitas eksternal.
Validitas internal berkenaan dengan dengan derajat akurasi penelitian dengan hasil yang dicapai.
Validitas eksternal berkenaan dengan derajat akurasi apakah hasil penelitian dapat digeneralisasikan
atau diterapkan pada populasi di mana sampel tersebut diambil.

Jadi uji keebsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji, credibility, transferability,
dependability, dan confirmability.
BAB 15

PENYUSUSNAN PROPOSAL PENELITIAN

Penelitian dilakukan berangkat dari adanya suatu permasalahan. Rancangan penelitian harus
dibuat secara sistematis dan logis sehingga dapat dijadikan pedoman yang betul-betul mudah diikuti.
Rancangan penelitian yang sering disebut proposal penelitian paling tidak berisi empat komponen
utama, yaitu permasalahan, landasan, teori, dan pengajuan hipotesis, metode penelitian, organisasi,
dan jadwal penelitian.

GAMBAR SISTEMATIKA PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF

I. PENDAHULUAN

a. Lartar Belakang

b. Identifikasi Masalah

c. Batasan Masalah

d. Rumusan Masalah Tujuan Penelitian

e. Kegunaan Hasil Penelitian

II. LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGUJIAN HIPOTESIS

a. Deskripsi Teori

b. Kerangka Berfikir

c. Hipotesis

III. PROSEDUR PENELITIAN

a. Metode

b. Populasi Dan Sampel

c. Instrumen Penelitian

d. Teknik Pengumpulan Data

e. Teknik Analisis Data

IV. ORGANISASI DAN JADWAL PENELITIAN

a. Organisasi Penelitian

b. Jadwal Penelitian
V. BIAYA YANG DIPERLUKAN

Dalam penelitian kualitatif, karena permasalahan yang diteliti sudah jelas, realitass dianggap
tunggal, tetap, teramati, pola pikir deduktif, maka proposal penelitian kuantitatif dipandang sebagai
“blue print” yang harus digunakan sebagai pedoman baku untuk melaksanakan dan mengendalikan
penelitian.

GAMBAR SISTEMATIKA PROPOSAL PENELITIAN KUALITATIF

I. PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

b. Fokus Penelitian

c. Rumusan Masalah

d. Tujuan Penelitian

e. Manfaat Penelitian

II. STUDI KEPUSTAKAAN

a. ...

b. ...

c. ...

III. PROSEDUR PENELITIAN

a. Metode, Dan Alasan Menggunakan Metode

b. Tempat Penelitian

c. Instrumen Penelitian

d. Sampel Sumber Data

e. Teknik Pengumpulan Data

f. Teknik Analisis Data

g. Rencana Pengujian Keabsahan Data

IV. ORGANISASI DAN JADWAL PENELITIAN

a. Organisasi Penelitian

b. Jadwal Penelitian

V. BIAYA YANG DIPERLUKAN


BAB 16

METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Metode penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa inggrisnya research and
development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan
menguji keefektifan produk tersebut. Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan
penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya
dapat berfungsi di masyarakat luas.

Di bawah ini langkah-langkah penelitian dan pengembangan :

1. Potensi masalah

2. Mengumpulkan informasi

3. Desain produk

4. Validitas desain

5. Perbaikan desain

6. Uji coba produk

7. Revisi produk

8. Uji coba pemakaian

9. Revisi produk

10. Pembuatan produk massal

Seperti telah dikemukakan bahwa metode penelitian pengembangan adalah merupakan


metode penelitian yang digunakan untuk meneliti sehingga menghasilkan produk baru, dan selajutnya
menguji keefektifan produk tersebut. Dengan demikian laporan penelitian yang dibuat harus selalu
dilampiri dengan produk yang dihasilkan berikut spesifikasi dan penjelasannya. Lampiran berupa
produk yang dihasilkan tersebut, dibuat dalam buku tersendiri, dan diberikan penjelasan tentang
kehebatan produk tersebut berdasarkan hasil uji coba, serta cara menggunakan produk tersebut.

Berikut diberikan beberapa contoh judul penelitian yang menggunakan R & D. Judul
mencerminkan produk yang akan dihasilkan.

1. Pengembangan pola pembelajaran teknologi bagi anak-anak cacat

2. Pengembangan media pembelajaran berbasis computer

3. Pengembangan sistem ujian nasional yang efektif dan adil


Contoh Penelitian dan Pengembangan (R & D)

1. Judul penelitian

2. Rumusan masalah

3. Pertanyaan penelitian

4. Model hipotetik

5. Prosedur penelitian

6. Hasil penelitian

7. Kesimpulan
BUKU PEMBANDING II
IDENTITAS BUKU

Judul : Metode Penelitian Pendidikan

Penulis : Prof. Dr. Nana Syaodiah

Penerbit : PT. Remaja Rosdakarya

Tahun : 2012

Kota : Bandung

BAB 1

MAKNA PENELITIAN

Penelitian adalah suatu proses pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dan logis
untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.
Penelitian diperlukan karena adanya 4 latar belakang yang diketahui sbb :

1. Karena pengetahuan, pemahaman dan kemampuan manusia sangat terbatas dibanding dengan
lingkunganya yang luas. Sehingga banyak hal yang tidak diketahui , tidak dipahami dan tidak jelas
dan menimbulkan banyak keraguan dan pertanyaan bagi dirinya.

2. Manusia memiliki dorongan untuk mengetahui atau curiousity. Manusia selalu bertanya , apa itu,
bagaimana dan mengapa. Bagi sebagian orang jawaban sederhana dan sepintas mungkin sudah
memberikan kepuasan, tetapi bagi orang-orang tertentu seperti ilmuwan dibutuhkan jawaban
yang lebih mendalam, rinci dan komperhensif.

3. Manusia membutuhkan penjelasan, pemecehan, dan penyelesaian untuk setiap masalah,


tantangan, kesulitan dan ancaman yang dihadapinya.

4. Manusia selalu tidak merasa puas dengan segala yang diraihnya, dia akan selalu berusaha untuk
lebih sempurna dan ingin menambah kekayaannya dalam berbagai bidang.

Langkah- langkah pencarian ilmiah :

1. Identifikasi masalah

2. Perumusan dan pembatasan masalah

3. Perumusan hipotesis

4. Pengumpulan data

5. Pengujian hipotesis

6. Penarikan kesimpulan

Jenis penelitian berdasarakan tujuannya :

1. Penelitian desktiptif : untuk mendeskripsikan keadaan atau fenomena-fenomena apa adanya.

2. Penelitian prediktif : untuk memprediksi atau memperkirakan apa yang akan terjadi atau
berlangsung pada saat yang akan datang berdasarkan hasil analisis keadaan saat ini.

3. Penelitian improftif : untuk mempertbaiki , meningkatakan atau menyempurnakan suatu keadaan


, kegiatan , atau pelaksanaan suatu program.

4. Penelitian eksplanatif : memberikan penjelasan tentang hubungan antar fenomena atau variabel.
BAB 2

RUANG LINGKUP PENELITIAN PENDIDIKAN

1. Komponen-komponen Proses Pendidikan

Interaksi pendidikan : interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber-sumber
pendidikan tersebut dapat berlangsung dalam situasi pergaulan (pendidikan) , pengajaran,
latihan, serta bimbingan. Segi afektif yang perlu dikembangkan antara lain : nilai-nilai, sikap,
minat, motivasi, disiplin diri, kebiasaan , dll.

2. Tujuan pendidikan

Sasaran dan perbuatan pendidikan selalu normatif, selalu terarah kepada yang baik. Perbuatan
pendidikan selalu diarahkan kepada kemaslahatan dan kesejahteraan peserta didik dan
masyarakat. Karena tujuannya positif maka proses pendidikanya juga harus selalu positif,
konstruktif dan normatif.

3. Lingkungan pendidikan

Pendidikan dalam lingkungan masyarakat lebih bersifat terbuka . bahan yang dipelajati dapat
mencakup seluruh aspek kehidupan, dengan sumber belajarnya yang ada di lingkunganya.

4. Pergaulan pendidikan
Proses pengembangan berlangsung secara informal, alamiah, dan mungkin juga tidak disadari,
walaupn dari sisi pendidik seharusnya selalu disadari. Proses pendidikan dalam situasi pergaulan
berlangsung melalui percontohan.

Landasan psikologis dalam interkasi pendidikan berinteraksi dua individu yang masing-masing
memilki kemampuan dan karakteristik sendiri.sesungguhnya kedua pihak harus saling memahami dan
menyesuaikan diri.

Pendidikan berlangsung dalam pergaulan secara formal ataupun nonformal. Pergaulan yang
bersifat mendidik didasari oleh pemahaman landasan psikologis, perkembangan dan keanekaragaman
karakteristik siswa. Pendidikan dilaksanakan dalam bentuk pengajaran, pelatihan dan bimbingan.
Proses pendidikan dirancang dalam kurikulum-pembelajaran, bimbingan-konseling, dan manajemen
pendidikan didasari oleh teori. Penelitian bidang pendidikan mencakup pen elitian segi teoritis
maupun praktis.

BAB 3

PENDEKATAN DAN METODE PENELITIAN

Penelitian pada dasarnya merupakan suatu pencarian (inquiry) menghimpun data,


mengadakan pengukuran, analisis, sintesis, membandingkan, mencari hubungan, menafsirkan hal-hal
yang bersifat teka-teki.tujuannya dari rancangan penelitian adalah melalui penggunaan metode
penelitian yang tepat, dirancang kegiatan yang dapat memberikan jawaban yang teliti terhadap
pertanyaan-pertanyaan penelitian.

Penelitian kuantitatif didasari oleh filsafat positivisme yang menekankan fenomena-


fenomena objektif dan dikaji secara kuantitatif. Maksimalisasi desain penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan angka-angka, pengolahan statistik, struktur dan percobaan terkontrol. Ada beberapa
metode penelitian yang dapat dimasukan ke dalam penelitian kuantitatif yang bersifat
noneksperimental, yaitu metode : deskriptif, survei, eksposfakto, komparatif, korelasional dan
penelitian tindakan.

Penelitian eksperimental merupakan penelitian yang paling murni kuantitatif, karena semua
prinsip dan kaidah-kaidah penelitian kuantitatif dapat diterapkan pada metode ini. Karena penelitian
ini bersifat mengiuji, maka semua variabel yang diuji harus diukur dengan menggunakan instrumen
pengukuran atau tes yang sudah distandardisasikan atau dibakukan.pembakuan instrumen dan
pengolahan hasil penelitian diolah dengan menggunakan analisis statistik inferensial-parametik.
Untuk menguji apakah perubahan yang terjadi pada variabel terikat itu akibat dari perubahan pada
variabel bebas, dan bukan karena variabel-variabel lainnya, maka semua variabel dilakukan dengan
menyamakan karakteristik sampel dalam variabel-variabel tersebut.

Adalah penelitia yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena,


peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran irang secara individual atau
kelompok. Penelitian kualitatif bertolak dari pandangan Positivisme. Penelitian kualitatif berangkat
dari filsafat kostruktivisme, yang memandang kenyataan itu berdimensi jamak, interaktif dan
menuntut interpretasi berdasarkan pengalaman sosial. Metode kualitatif secara garis besar dibedakan
menjadi dua macam :

1. Kualitatif interaktif

Merupakan studi yang menggunakan teknik pengumpulan data langsung dari orang dalam
lingkungan alamiahnya. Peneliti menginterpretasikan fenomena-fenomena bagaimana orang
mencari makna daripadanya. Para peneliti membuat suatu gambaran yang kompleks, dan
menyeluruh dengan deskripsi detil dari kacamata para informan.

2. Non interaktif

Disebut juga penelitian analitis, merupakan pengkajian berdasarkan analisis dokumen. Peneliti
menghimpun, mengidentifikasi, menganalisis, dan mengadakan sintesis data, untuk kemudian
memberikan interpretasi terhadap konsep, kebijakan, peristiwa yang secara langsung atapun
tidak langsung dapat diamati.

BAB 4

METODE DESKRIPTIF DAN SURVEI

Adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar. Ditujukan untuk mendeskripsikan atau
menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun
rekayasa manusia. Penelitian ini mengkaji bentuk aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan,
kesamaan dan perbedaanya dengan fenomena lain. Dalam penelitian deskriptif , peneliti tidak
melakukan manipulasi atau memberikan perlakuan-perlakuan tertentu terhadap variabel atau
merancang sesuatu yang diharapkan terjadi pada variabel, tetapi semua kegiatan, keadaan, kejadian,
aspek komponen atau variabel berjalan sebagaimana adanya. Tanpa penelitian pun semua kegiatan ,
keadaan, kejadian, komponen variabel berjalan seperti itu.

Ada beberapa jenis informasi yang bisa diperoleh melalui penelitian deskiriptif bagi pemecah
masalah :

1. Informasi tentang keadaan saat ini (present condition). Bagaimana keadaan kita sekarang? Apa
yang kita lakukan? dll.

2. Informasi yang kita inginkan (what we may want ). Apa yang ingin kita capai , apa tujuan dan
sasaran kita. Penelitian ini dilakukan untuk menghimpun informasi tentang tuntutan atau
tantangan yang kita hadapi, kebutuhan yang dirasakan, kekurangna yang dialami, dll.

3. Bagaimana sampai kesana dan mencapainya (how to get there). Informasi yang dikumpulkan
adalah pengalaman orang lain yang mengalami atau menghadapi tuntutan dan kebutuhan yang
sama.

Survei digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang populasi yang besar
dengan menggunakan sampel yang relatif kecil. Populasi tersebut bisa berkenaan dengan orang,
instansi, lembaga, organisasi, unit-unit kemasyarakatan, dll. Tetapi sumber utamanya adalah
orang. Ada tiga karakteristik utama dalam survei :

1. Informasi dikumpulkan dari sekelompok besar orang untuk mendeskripsikan beberapa aspek atau
karakteristik tertentu seperti : kemampuan, sikap, kepercayaan, pengetahuan, dan populasi.

2. Informasi dikumpulkan melalui pengajuan pertanyaan (lisan atau tulisan) dari suatu populasi

3. Informasi diperoleh dari sampel, bukan dari populasi.

Pengumpulan data dalam survei dapat dilakukan melalui beberapa cara seperti wawancara
dan pemberian angket kepada kelompok secara langsung.

Langkah-langkah survei antara lain :

1. Merumsukan tujuan umum dan khusus

2. Memilih sumber dan populasi target

3. Pemilihan teknik dan pengembangan instrumen pengumpulan data

4. Petunjuk pengisian

5. Penentuan sampel

6. Pembuatan alamat
7. Uji coba

8. Tidak lengkap dan tidak mengembalikan

9. Tindak lanjut

BAB 5

PENELITIAN KUALITATIF

Penelitian kualitatif merupakan suatu pendekatan penelitian yang di arahkan pada memaha
mi fenomena social dari perspektif partisipan. Penelitian kualitatif menggunakan strategi multi meto
de, dengan metode utama interview, observasi dan studi documenter. Dalam pelaksanaan penelitian
, penyelitian menyatu dengan situasi yang diteliti, berbeda dengan penelitian kuantitatif yang menga
mbil jarak. Penelitian kualitatif memeliki beberapa perrbedaan yang mendasar dengan penelitian kua
ntitatif yang berpangkal dari perbedaan dasar filsafat pendekatan mengenai kenyataan.

Karakteristik desain penelitian kualitatif memiliki perbedaan dengan penelitian kuantitatif, p


erbedaan tersebut berkenaan dengan desain studi kasus, kegunaan penelitian, sampel purposive, pe
milihan lokasi, penentuan sampel sampel komprehensif, sampel jaringan, sampel tipe khusus dan uk
uran sampel. Walaupun criterianya berbeda desain kualitatif juga menekankan validitas desain. Valid
itas desain kualitatif tersebut terutama berkenaan dengan :

1. Strategi peningkatan validitas

2. Subjektivitas dan refleksivitas

3. Perluasan temuan kualitatif


4. Etika penelitian

5. Stndar kelayakan

Penelitian kualitatif menggunakan strategi pengumpulan data yang bersifat multi metode, ha
l ini berkenaan dengan :

1. Masalah bayangan

2. Reformulasi pertanyaan

3. Peranan peneliti

4. Interview mendalam

5. Macam-macam interview

6. Pertanyaan interview

Penelitian kualitatif memilikilangkah-langkah pengumpulan dan analisis data yang berbeda dengan p
enelitian kuantitatif.

BAB 6

PENELITIAN EVALUATIF

Penelitian evaluatif merupakan suatu desain dan prosedur evaluasi dalam mengumpulkan da
n menganalisis data secara sistematik untuk menentukan nilai atau manfaat (worth) dari suatu prakti
k (pendidikan). Pada dasarnya, penelitian evaluatif diperlukan untuk merancang, menyempurnakan d
an menguji pelaksanaan suatu praktik pendidikan. Dalam merancang suatu program, kegiatan diperl
ukan data hasil evaluasi tentang program atau kegiatan pendidikan yang lalu, kondisi yang ada serta
tuntutan dan kebutuhan bagi program baru.

Dalam evaluasi memiliki dua kegiatan utama, yaitu: pertama pengukuran atau pengumpulan
data, kedua membandingkan hasil pengukuran dan pengumpulan data dengan standar yang digunak
an. Berdasarkan hasil pembandingan ini baru dapat disimpulkan bahwa sesuatu program, kegiatan, p
roduk itu layak atau tidak, relevan atau tidak, efisien atau tidak, efektif atau tidak. Maka disinilah seb
enarnya tujuan utama dari penelitian evaluatif itu sendiri.

Penelitian evaluatif dalam dunia pendidikan mencakup bidang sangat yang luas, misalnya: Ku
rikulum, Program, pendidikan, Pembelajaran, Pendidik, Siswa, Organisasi, Manajemen.

1. Terdapat beberapa langkah dalam penelitian evaluatif. Yaitu:

2. Identifikasi komponen.

3. Identifikasi indikator.

4. Identifikasi bukti-bukti.

5. Menentukan sumber data.


6. Menentukan metode pengumpulan data.

7. Menentukan instrumen pengumpulan data.

Dalam dunia pendidikan, penelitian evaluatif sangat diperlukan karena betapa banyak komp
onen yang ada dalam pendidikan itu sendiri. Satu komponen saja mengalami kegagalan, maka akan
menghasilkan output yang kurang berkualitas bahkan gagal. Karena dalam dunia pendidikan, antara
komponen satu dengan komponen yang lain berkaitan erat dan saling mendukung.

BAB 7

PENELITIAN TINDAKAN

Penelitian tidakan berbeda dengan penelitian biasa, ini bisa kita lihat melaui tabel dibawah
ini.

Apa Penelitian Biasa Penelitian tindakan

Siapa Dilakukan Oleh Para Profesor, Ahli, Dilakukan oleh para pelaksana
peneliti khusus, mahasiswa terhadap kegiatan dalam kegiatan yang menjadi
kelompok khusus kelompok tugasnya
eksperimen dari control

Dimana Dalam lingkungan dimana variabel Di dalam lingkungan kerja atau


dapat dikontrol lingkungan tugasnya sendiri

Bagaimana Menggunakan pendekatan kuantitatif, Mengunaka pendekatan kualitatif


menguji signifikansi statistic, hubungan menggambarkan apa yang sedang
sebab akibat antar variabel berjalan dan ditujukan untuk
mengetahui dampak dari kegiatan
yang dilakukan.

Mengapa Menemukan kesimpulan yang dapat Melakukan tindakan dan


digeneralisasikan mendapatkan hasil positif dari
perubahan yang dilakukan dalam
lingkungan kerja atau tugasnya.

Penelitian tindakan menggambungkan kegiatan penelitian atau pengumpulan data dengan


penggunaan hasil penelitian atau pengumpulan data. Asumsi yang mendasari pelaksanaan penelitian
tindakan adalah bahwa orang akan belajar dan mengembangkan pengetahuan:

1. Dalam pengalaman sendiri konkrit

2. Melalui pengamatan dan refleksi dalam pengalaman

3. Melalui pembentukan konsep abstrak dan generalisasi


4. Dengan menguji implikasi kkonsep dalam situasi baru.

Ada dua faktor yang mendasari penelitian tindakan, yaitu teori penelitian tindakan kritis dan
teori penelitian tindakan praktis. Langkah –langkah paenelitian tindakan dialektik yang diurutkan
secara spiral dari Deborah south adalah yang paling lengkap dan jelas. Daintaranya mengidentifikasi
bidang focus masalah , mengumpulkan data, kemudian dianalisis dan interpretasi data, kemudian di
susun rencana, kemuduan dualkukan pelaksanaannya.

Dalam penentuan bidang focus kegiatan peneitian tindakn diawali dengan pemilihan budang
focus masalah atau kegiatan yang akan dikerjakan. Kemudian dilakukan penjagaan yang sangat
penting untuk menyakinkan tentang pemahaman dan pentingnya focus kegiatan, setelah itu Reviu
Literatur, bidang focus ini akan dikembangkan atau disempurnakan, bukan hanya dipahami dari segi
praktis atau proses pelaksanaannyatetapi juga dari konsep atau teori teori yang mendasarinya.
Setelah itu dilakukan rencana penelitian tindakan, dalam penelitian tindakan ada 9 langkah yang harus
ada dalam rencana penelitian tibdakan yaitu: 1) merumuskan bidang focus penelitian, 2)
mendefinisikan variabel, 3) merumuskan pertanyaan penelitian, 4) mendeskripsikankegiatan atau
inovasi, 5) menjelaskan keanggotaan tim penelitian, 6) menjelaskan siapa yang akan diajak kerjasam
membantu, 7) menyusun jadwal penelitian, 8) merumuskan sumber data yang akan digunakan, 9)
mengembangkan rencana pengumpulan data.

Dalam teknik pengumpulan data yang digubakan dalam penelitian tindakan yaitu,
pengalaman, pengungkapan, pembuktian, persyaratan pengumpulan data, validitas pengumpulan
data, kepercayaan, keterpahaman, reliabilitas pengumpulan data, kebergunaan, dan etika. Kegiatan
penelitian tindakan yaitu,, mengidentifikasi dan menganalisis masalah, merancang cara untuk
memecahkan masalah, lekaanakan dan menguji cara pemecahan, mengevalusi leberhasilan,
merefleksikan hasil sebagai tim, pembuatan kesimpulan dan/atau mengidentifikasi masalah baru,
dan melaporkan temuan-temuan.

BAB 8

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Penelitian dan pengembangan adalah sebuah strategi atau metode penelitian yang cukup
ampuh untuk memperbaiki praktik. Penelitian dan penegmbanganadalah suatu proses atau langkah-
langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada
yang dapat dipertanggungjawabkan.

Dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan, ada beberapa metode yang digunakan,
yaitu metode: deskriptif, evaluative, dan eksperimental. Metode penelitian deskriptif diginakan dalam
penelitian awal utnuk menghimpun data tentang kondisi yang ada. Kondisi yang mencakup : 1) kondisi
produk-produk yang sudah ada sebagai bahan perbandingan atau bahan dasar untuk produk yang
akan dikembangkan , 2) kondisi pihak pengguna, seperti kepala sekolah, guru, siswa, serta pengguna
lainnya, 3) kondisi faktor-faktor pendukung dan oenghambat pengembangan dan pengunaan dari
produk yang akan dihasilkan, mencakup unsur manusia, sarana-prasaran, biaya, pengelolaaan, dan
lingkungan.

Metode evaluative , digunakan untuk mengevalusi proses uji coba, dan setiap kegiatan uji
coba diadakan evaluasi, baik evaluasi hasil maupun evaluasi proses. Sedangkan metode eksperimen
digunakan untuk menguji kemapuan dari produk yang dihasilakn. Dalam eksperimen telah
diakanoengukuran selain pada kelompok eksperimen juga kelompok pembanding atau kelompok
control.

Ada sepuluh Langkah-langkah pelaksanaan strategi penelitian dan pengembangan yaitu:

1. Penelitian dan pengumpulan data

2. Perencanaan

3. Pengembangan draf produk

4. Uji coba lapangan awal

5. Merevisi hasil uji coba

6. Uji coba lapangan

7. Penyempurnaan produk

8. Uji pelaksanaan lapangan

9. Penyempurnaan produk akhir

10. Diseminasi dan implementasi

Jika sepuluh langkah penelitian dan oengembanga ini dukumpulkan dengan benar, dapat
dihasilkan sebuah produk pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan . masing-masing tahapan
dapat diikuti sepertii penelitian dan pengumpulan data (pengukuran kebutuhan (needs
assessment), studi literature, penelitian dalam skala kecil, perencanaan, pengembangan produk awal,
uji coba dan penyempurnaan produk awal , uji coba dan penyempurnaan produk yang telah
disempurnakan, kemudian pengujian produk akhir.
BAB 9

PENELITIAN EKSPERIMENTAL

Penelitian eksperimental merupakan pendekatan penelitian kuantitatif yang paling penuh,


dalam arti memenuhi semua perstyaratan untuk menguji hubungan sebab-akibat. Penelitian ini
banyak digunakan dalam penelitian-penelitian sain atau ilmu kealaman. Penelitian eksperimental
merupakan pendekatan penelitian yang cukup khas. Kekhasan tersebut dierlilhtakan oleh dua hal,
pertama penelitian eksperimen menguji secara langsung pengaruh sutu variabel lain, kedua menguji
hipotesis hubungan sebab-akibat. Variabel dalam eksperimen terdapat variabel yang bervariasi
keualitasnya disebut variabel kuantitatif, yang bervariasi julah atau tingkatannya disebit variabel
kuantitataif.

Agar eksperimen meyakinkan , semua variabel ekstranatus harus dikontor, kalau variabel-
variabel tersebut tidak dikontrol sulit untuk disempulkan bahwa variabel akibat atau variabel terikat
tersebut disebebkan karena penagruh variabel bebas. Campbhell dan Stanley menegmukakan ada 12
hal yang perlu dikontrol dalam vvaliditas internal yaitu: 1) history, 2) maturation, 3) testing , 4)
instrumentation, 5) statistical regression, 6) differensial seletion, 7) Ekperimental mortality, 8)
selection-moturation interaction, 9) eksperimental treatment diffusion, 10) conpensantory rivalry by
the control grup. 11) convensantory equalization. Of treatment, 12) dan resentful demoralization of
the control group. Disamping validitas internal penelitian eksperimental juga perlu memiliki validitas
eksternal. Glenn Bracht dan Gene Glass (1968) mengemukakan hal yang perlu dikontrol berkenaan
dengan validitas eksternal dalam eksperimen yaitu validitas populasi, validitas ekologis menunjukkan
sejauhmana hasil dari eksperimen yang dirancang dalam lingkungan tertentu dapat diteraoka dengan
lingkungan lain.
Desain ekperimental lam yang banyak digunakan adalah odel desain sistematik yang
dikembangkan oleh Egon Brunswick, dalam model desin ini beberapa perlakuan, pretest dan post test
diberikan. Model desain ekperimental yang lebih kuat generalisasinya adalah model representative
yang dikembangkan oleh Richard Snow. Desain ini menempatkan model penelitian kuantitatif [ararel
denga kualitatif, berupa studui tentang perlakuan manusia dalam seting alamiah dan oenekanan pada
kajian emik, kajian dalam pandangan partisipan bukan dari pandangan peneliti.

Snow memberikan beberapa saran tentang penyususnan dan pelaksanaan ekperimen


representative.

1. Lakukan penelitian dalam seting pendidikan yang nyata atau adalam lingkungan yanga memungkinkan
untuk dilakukan generalisasi.

2. Masukkann lah beberapa variasi lingkungan kevdalam desain eksperimen

3. Amatilah apa yang secara nyata dilakuakn oleh partisipan selama eksperimen berlangsung

4. Kajilah konteks sosial dari lingkungan dimana ekperimen akan dilakukan

5. Siapkan denga baik para partisipan yang akan ikut dalam eksperimen

6. Adakan pengendalian perlakuan yang memungkinkan para partisipan meggunakan pendekatan yang
bisa mereka lakukan dalam kegiatan mereka.

Bebeapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam pelaksanaan eksperimen, bias dalam
ksperimen, ketepatan perlakukan, sampel acak. Ada beberapa variasi dalam penelitian ekperimental
, yaitu ekperimental murni, eksperimental kuasi, eksperimental lemah dan subyek tunggal.

BAB 10

TEKNIK PENGUMPULAN DATA DAN PENGUKURAN

Wawancara
Wawancara atau interviu merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang
banyak digunakan dalm penelitian deskriptif kualitatif. Wawancara dilaksanakan secara lisan dalam
pertemuan tatap muka secara individual. Adakalanya wawancara dilakukan secara kelompok kalau
memang tujuan nya untuk menghimpun data dari kelompok seperti wawanncara dengan suatu
keluarga, pengurus yayasan, Pembina pramuka, dll. Wawancara yang ditunjukan untuk memperoleh
data individu dilaksanakan secara individual. Sebelum melakukan wawancara para peniliti
menyiapkan instrumen wawancara yang disebut pedoman wawancara ( interview guide ). Pedoman
ini berisi sejumlah pertanyaan atau pertanyaan yang meminta untuk di jawab atau di respon oleh
responden. Isi pertanyaan atau pertanyaan bisa mencakup fakta, data, pengetahuan, konsep,
pendapatan, persepsi atau evaluasi responden berkenan dengan fokus masalah atau variable-variabel
yang dikaji dalam penelitian.

Angket

Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak
langsung ( penelitian tidak langsung bertanya-jawab dengan responden ). Insterumen atau alat
pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertanyaan atau pertanyaan yang harus
dijawab atau di respon oleh responden. Sama dengan pedoman wawancara, bentuk pertanyaan bisa
bermacam-macam, yaitu pertanyaan terbuka, pertanyaan berstruktur dan pertanyaan tertutup.

Pada angket dengan pertanyaan terbuka, angket berisi pertanyaan-pertanyaan atau


pertanyaa pokok yang bisa di jawab atau direspon oleh responden secara bebas. Tidak ada anak
pertanyaan ataupun rincian yang memberikan arah dalam pemberian jawaban atau respon.
Responden mempunyai kebebasan untuk memberikan jawaban atau respon dengan sesuai dengan
persepsinya. Pada angket berstruktur, pertanyaan atau pertanyaa yang sudah di susun secara
berstruktur di samping ada pertanyaan pokok atau pertanyaan utama, juga ada anak pertanyaan atau
subpertanyaan. Dalam angket tertutup, pertanyaan atau pertanyaan-pertanyaan memiliki alternatif
jawaban ( option )yang tinggal dipilih oleh responden. Responden tidak memberikan jawaban atau
respon lain kecuali yang telah tersedia sebagai alternatif jawaban.

Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknnik atau cara mengumpulan data dengan
jalann mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Kegiatan berlangsung
bisa berkenan dengan cara guru mengajar, siswa belajar, kepala sekolah yang sedang memberikan
pengarahan, personil bidang kepegawaian yang sedang rapat. Observasi dapat dilakukan secara
partisifatif pegammataan ikut serta dalamkegiatan yang sedang berlangsung, pengamat ikut sebagai
peserta rapat atau peserta pelatian, dalam observasi non partisfasi pengamat tidak ikut serta dalam
kegiatan, dia hanya berperan mengamati kegiatan, tidak ikut dalam kegiatan.

Kedua jenis observasi ada kelebihan dan kekurangannya.kelebihan observasi partisipatif


adalah individu-individu yang diamati tidak tahu bahwwa mereka sedang diobservasi sehingga situasi
dan kegiatan akan berjalan lebih wajar.kelemahan observasi partisipatif,pengamatan harus
melakukan dua kegiatan sekaligus,ikut serta dalam kegiatan disamping melakukan pengamatan.
Studi dokumenter

Studi documenter merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan
menganalisis dokumen dokumen,baik dokumen tertulis,gambar maupun elektronik.dokumen
dokumen yang dihimpun dipilih yang sesuai dengan fokus masalah.kalau fokus penelitiannya
berkenan dengan kebijakan pendidikan,dan tujuan mengkaji kebijakan kebijakan pendidikan untuk
mengembangkan karakter bangsa,maka yang dicari adalah dokumen dokumen undang-
undang,kepres,PP,kepmen,kurikulum pedoman pedoman sampai juklak dan juknis yang berkenan
denga;n kebijakan pengembangan karakter bangsa.

1. Teknik Pengukuran

INSTRUMEN TES INSTRUMEN NON TES

(Bersifat Mengukur) (Bersifat Menghimpun)

1. Bersifat mengukur 1. Bersifat menghimpun

2. Ada hasil pengukuran berbentuk data angka


2. Ada hasil penghimpunan barupa data naratif
ordinal, interval atau rasio atau data angka nominal

3. Perlu standardisasi instrumen (pengukian


3. Tidak perlu standardisasi instrumen, cukup
validitas empiris, reliabilitas, analisis butir soal) dengan validitas isi dan konstruk

4. Digunakan dalam penelitian kuantitatif:


4. Digunkan dalam penelitian kualitatif, kuantitatif:
eksperimental, korelasional, komperatif, dan deskripsi, survai, expost facto, penelitian
sejenisnya. tindakan.

Tes

Tes umumnya bersifat mengukur,walaupun bebeberapa bentuk tes psikologis terutama tes
kepribadian banyak yang bersifat deskriptif,tetapi deskripsinya mengarah kepada karakteristik atau
kualifikasi tertentu sehingga mirip dengan interpretasi dari hasil pengukuran.Tes yang digunakan
dalam pendidikan biasa dibedakan antara tes hasil belajar (achievement tests) dan tes
psikologis (psychological tests).

Tes hasil belajar

Tes hasil belajar kadang kadang disebut juga tes prestasi belajar, mengukur hail-hasil belaja
yang dicapai siswa selama kurun waktu tertentu. Menurut waktu yang dibedakan dalam rentang satu
pertemuan ( tes akkhir pertemuan ), satu pokok bahasan ( tes akhir pokok bahasan ), satu minggu,
setelah catur wulan. Tes hasil belajar juga dibedakan menurut materi yng diukur, sesuai dengan nama-
nama mata pelajaraan atau bidang studi yang dipelajarai seperti tes :
matematika,kimia,biologi,bahasa,sejarah,geografi, dll.

Tes psikologi

Tes psikologi digunakan untuk megkur atau mengetahui kecakapan potensiaal dan
karaktersistik pribadi dari para siswa. Individu termasuk siswa dan mahasiswa
memilikikecakapan (ability).kecakapan ini dibedakan antara kecakapan potensial atau
kapasitas (capacity) dan kecakapan nyata(achievenment).kecakapan potensial merupakan sesuatu
kecakapan yang memiliki individu dari kelahirannya, atau juga disebut kecakapan bawaan.kecakapan
ini masih bersifat potensial,bakal atau kemungkinan dan dikembangkan menjadi kecakapan
nyata.kecakapan nyata adalah kecakapan yang sudah dikuasai ,sudah biasa dinyatakan,dilakukan
sekarang dan dikembangkan/berkembang dari kecakapan potensial.

Skala

Skala merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat mengukur,karrena diperoleh hasil
ukur yang berbentuk angka-angka.Skala berbeda dengan tes,kalau tes ada jawaban benar atau
salah,sedangkan skala tidak mempunyai jawaban salah-benar,tetapi jawaban atau respon yang
terletak dalam ratu rentang skala. Titik pada rentang pilih menunjukan posisi responden. Ada
beberapa macam skala. Yaitu skala: deskripsi,garis,pilihan,wajib, pembanding pasangan dan daftar
cek.

Contoh Skala deskriptif: sikap terhadap belajar

1. Belajar mentukan keberhasilan masa depan kita SS S R TS STS

2. Saya berusaha belajar meskipun sedang sakit SS S R TS STS

3. Belajar menguras energi SS S R TS STS

Skala garis (graphic rating scale)hampir sama dengan skala deskriptif respon dari responden
tidak dalam bentuk persetujuan atau pertanyaan.respon juga tidak perlu seragam seperti dalam skala
garis,bisa berbeda-beda sesuai rumusan pertanyaan atau pertanyaan.meskipun rumusan responnya
berbeda-beda tetapi jarak rentannya sama,kalau rentang tiga,tiga semua,kalau lima amaka lima
semua

Skala pilihan wajib (force choice) biasanya digunakan untuk mengukur minat.skala
ini berbentuk pernyataan yang diikuti oleh sejumlah alternatif jawaban atau
respon yang berkenan dengan minat,minat bekerja,belajar,minat terhadap benda-benda,dsb. Contoh
skala pilihan wajib

1. Dalam perjalanan :

- Saya lebih senang memperhatikan pemandangan alam

- Saya lebih senang memperhatikan orang-orang yang sedang berkerja


- Saya lebih senang memperhatikan bangunan-bangunan perumahan daan kantor

Contoh skala pembanding pasangan

Ada empat jenis olahraga yang dapat dipilih dalam kegiatan ekstra kurikuler. Nyatakan pilihan
anda terhadap jenis pasangan olahraga berikut.

a. Sepak bola b. Bola basket

b. sepak bola b. Bola voli

a. sepak bola b. Soft voli

a. bola basket b. Bola voli

a. bola basket b. Sot ball

a. bola voli b. Sorf ball

3 validitas dan reliabilitas instrumen

a. validitas instrumen

validitas instrumen menunjukan bahwa hasil dari suatu pengukuran mengambarkan segi
aatau aspek yang diukur

b. reliabilitas instrumen

reliabilitas berkenan dengan tingkat keajengan atau ketetapan hasil pengukuran. Suatu
instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang memandai, bila instrumen tersebut digunakan
mengukur aspek yag diukur beberapa kali hasilnya sama atau relatif.

4. Penyusunan instrumen

Instrumen tes bersifat mengukur karena berisi pertanyaan atau pertanyaan yang alternatif
jawabanya memiliki standar jawaban tertentu.

Contoh skala deskriptif

1. Kesungguhan belajar BS B C K KS

2. Kemampuan menyatakan pendapat BS B C K KS

3. Kemampuan menganalisis masalah BS B C K KS

BAB 11
POPULASI DAN SAMPEL

Pengambilan sampel merupakan suatu protes pemilihan dan penentuan jenis sampel dan
perhitungan besarya sampel yang akan menjadi subjek atau objek penelitian. Sampel yang secara
nyata diteliti harus representatif dalam arti mewakili populasi baik dalam karakteristik maupun
jumlahnya.

Salah satu cara pengambilan sampel yang representatif adalah secara acak atau random.
Pengambilan sampel secara acak berarti setiap individu dalam populasi mempunyai peluangan yang
sama atau diasuamsikan sama. Seringkali sangat sulit untuk menentukan sampel acak untuk populasi
atau target populasi yang besar dan luas. Kalaupun itu dilakukan biasanya hanya dalam penelitian-
penelitian yang bersifat survai, yang tingkat ketelitian atau akurasinya tidak terlalu tinggi. Untuk
penelitian eksperimental, korelasional dan komparatif diperlukan target populasi yang lebih terbatas.

Untuk tujuan-tujuan penelitian tertentu dilakukan pengambilan sampel tidak secara acak.
Bukan acak atau ‘’ non sampling ‘’ penelitian demikian dilakukan karena tidak ditunjukan untuk
menarik kesimpulan umum atau pun generalisasi bagi populasi.

Dalam pengambilan acak sederhan seluruh individu yang menjadi anggota populasi memiliki
peluang yang sama dengan bebas dipilih sebagai anggota sampel. Setiap individu memiliki peluang
yang sama untuk diambil sebagai sampel, karena individu-individu tersebut memiliki karakteristik
yang sama. Setiap individu juga bebas dipilih karena pemilihan individu-individu tersebut tidak akan
mempegaruhi individu yang lainnya.

Populasi selain disusun dalam bentuk jenjang, tingkat atau strata, juga terbagi atas kelompok-
kelompok atau klaster tersebut bisa berbentuk wilayah, lembaga, organisasi, atau satuan-satuan
lainnya.

Pengambilan sampel acak klaster-berstrata atau random sampling, merupakan gabungan atau
perpaduan dari cara pegambilan sampel acak berstrata dengan sample acak klaster.seperti telah
dijelaskan di bagian awal bab ini, bahwa populasi atau target populasi yang cukup besar dan luas,
jarang sekali bersifat acak (random) atau memiliki karakteristik yang sama.Beberapa jenis populasi
mungkin hanya memiliki strata, dan populasi lain hanya memiliki klaster, tetapi pada umumnya
popoulasi tersebut memiliki keduanya, strata dan klaster.

Demikian juga pada populasi yang hanya memiliki klaster saja karena peneliti sudah
membatasi pada strata tertentu umpamanya populasi Guru-guru lulus D3 atau S1 saja,siswa SMA atau
SMK kelas III, petani peserta PIR, dsb.

Pemilihan dan pengambilan sample merupakan hal yang sangat penting dalam peneliitian.
Ketepatan jenis dan jumlah anggota sampel yang diambil akan sangat mempengaruhi keterwakilan
sample terhadap populasi.keterwakilan populasi sangat menentukan kebenaran kesimpulan dari hasil
penelitian. Secara umum ada kecenderungan bahwa semakin besar ukuran sample akan semakin
besar mewakili populasi.
Secara umum, untuk penelitian korelasional jumlah sample (n) sebanyak 30 individu telah di
pandang cukup besar, sedangkan dalam penelitian kausal kompratif dan eksperimental 15 individu
setiap kelompok yang dibandingkan dipandang sudah cukup memadai.

Kebutuhan Sampel Besar

a. Jika terdapat sejumlah variabel yang tidak bisa dikontrol.Banyak penelitian yang tidak mungkin
mengntrol semua variabel,dalam situaisi seperti itu para peneliti dapat mengatasinya dengan
menggunakan sampel besar.

b. Jika dalam peneliitian terantisipasi adanya hubungan atau perbedaan yang kecil. Adanya perbeda atau
hubungan yang kecil bisa terabaikan jika ukuran sampelnya kecil.dengan sampel besar perbedaan atau
hubungan-hubungan yang kecil dapat terukur kebermaknaannya (signifikasinya).

c. Jika dalam penelitian dibentuk kelompok kelompok kecil.dalam beberapa penelitian eksperimental,
tujuan penelitian tidak hanya diarakan pada menguji perbedaan pengaruh dari beberapa perlakuan
yang diberikan, tetapi juga meguji perbedaan pengaruh satu atau lebih perlakuan tersebut terhadap
beberapa kelompok yang berbeda.

d. Menghadiri penyusutan.dalam proses penelitian seringkali penyusutan jumlah sampel. Mangkin


panjang masa penelitian berlangsung kemungkinan terjadinya penyusutan jumlah sampel semangkin
besar.

e. Jika diharapkan syarat syarat keabsahan secara statistic dipenuhi. Dalam anaisis statistik apakah
pengujian instrumen(validitas, realibilitas, analisi butir soal), apakah dalam pengujian hipotesis
dituntut tingkat kepercayaan (level of confident)tertentu, minimal 95% atau alpha 5% (.05) lebih baik
kalau 99% Atau alpha 1% (.01).

f. Jika dalam penelitian dihadapkan pada populasi yang sangat heterogin.dalam penelitian kita
mengharapkan populasi yang heterogin, sehingga sampel acak sederhana dengan segera dapat kita
temukan.

g. Jika realiabilitas bebas tidak terjamin. Dalam penelitian tidak selalu reliabilitas atau keajegan atau
ketetapan itu hasil pengukuran tidak terjamin.hal itu bukan disebabkan karena kelemahan instrumen
atau alat pengumpulan data yang digunakan tetapi karena karakteristik variabel itu sendiri.

Untuk menentukan sampel besar dalam penelitian-penelitian survai dapat saja dilakukan
perhitungan secara kasar berdasarkan perkiraan, dengan prinsip pengambilan sampel maksimal.
Umpanya dalam survai tentang dalam pembagian waktu belajar diantara para mahasiswa
disatu fakultas yang seluruhnya berjumlah 4.000 orang terdiri dari 5 studi dan tiap program studi
memiliki tiga tingkatan. Dari hasil uji coba instrumen yang sekaligus merupakan studi pendahuluan
dalam sebuah penelitian pada suatu sekolah tinggi, diperoleh hasil seperti dalam tabel beriku. Dengan
berpegangan dengan angka-angka hasil uji coba dan jumlah populasi secara keseluruhan dan tiap
tingkatan dapat dicari besar sampel atau n secara keseluraun dan n tiap tingkatan.
BAB 12

PERUMUSAN MASALAH,

METODOLOGI DAN DESAIN PENELITIAN

Dalam bab ini di bahas cara-cara mengidentifikasi dan pemilihan masalah: memilih bidang,
dan mengurutkan masalah, merumuskan dan membatasi masalah: merinci membatasi variabel
,memilih variabel dominan. Dalam bagian selanjutnya dibahas perumusan metodologi penelitian
meliputi perumusan tujuan penelitian, hipotesis atau pertanyaan penelitian, teknik dan instrumen
pengumpulan data, penentuan sumber kata, kuantitatif dan penentuan lokasi penelitian. Setelah
mengkaji bab ini pembaca diharapkan dapat:

1) Mengidentifikasi bidang bidang keahlian yang banyak menghadapi masalah penting.

2) Mengidentifikasi dan memilih masalah sensial, krusial dan bermanfaat untuk di pecahkan

3) Merumuskan dan mematasi varibel yang terkait dengan fokus masalah dan
merumuskannya menjadi judul penelitian

4) Memilih dan merumuskan pendekatan dan metode penelitian serta teknik instrumen
pengumpulan data yang tepat bagi penelitiannya.

5) Memilih dan merumuskan sumber data dan lokasi bagi penelitiannya.

6) Memilih dan merumuskan teknik analisis data yang tepat bagi penelitiannya.

7) Membuat desain pengumpulan dan analisis (pengolahan) data bagi penelitiannya.

Untuk memilih masalah penelitian atau lebih tepat disebut fokus penelitian tidak bisa
ditentukan begitu saja.Tidak langsung bisa ditentukan berdasarkan perkiraan, khayalan atau perasaan.
Memilih fokus adalah masalah berdasarkan perkiraan atau perasaan sama dengan menembak burung
terbang, yaitu menanti burung yang akan lewat, bila (bilanya bisa cukup lama) ada burung lewat lalu
di tembak. Burung yang ditembak juga belum tentu yang kita harapkan, sehingga harus menanti lagi
(merenung dan merenung) burung lain yang akan lewat.

Maka dari perumpamaan ini dalam penelitian.apabila akan mencari dan memilih masalah
atau fokus penelitian,jangan didasarkan atas perenungan, lamunan dan coba-coba. Pemilihan dan
penentuan metode penelitian tidak dapat dipisahkan dari tujuan dan perumusan masalah, kalau
permasalahannya difokuskan pada satu variabel atau aspek dan tujuannya ingin mendapatkan
deskripsi dari variabel atau aspek tersebut, maka metodenya adalah metode penelitiannya adalah
korelasional atau komparartif.

Dalam pemilihan masalah (pembatasan masalah) yang terkait dengan tujuan dan metode
penelitian, hendaknya dilakukan dengan hati-hati, penuh pertimbangan, sebab penentuan metode
penelitian akan berhubung erat dengan instrumen yang akan digunakan, data yang diperoleh, serta
desain penelitian yang akan digunaka.

Seperti telah diutarakan di muka bahwa pembatasan masalah berhubungan erat


dengan tujuan metode penelitian. Tujuan penelitian ada dua macam, ada tujuan umum dan tujuan
khusus. Tujuan umum bisa dirumuskan dalam bentuk proses ataupun hasil yang akan tercapai.jika
tujuan umumnya “menganalisis, dan menemukan pengaruh pembelajaran IPS terhadap disiplin
sosial para lulusan SLTP” maka penelitiannya adalah eksperimental, dan metode yang digunakannya
adalah eksperimen.

Tujuan khusus merupakan jabaran atau rincian dari tujuan umum, dengan demikian isinya
akan sejalan dengan sasaran dan lingkup tujuan umum. Tujuan umum dirumuskan dalam bentuk hasil
atau sasaran yang akan dicapai. Dalam judul ini ada empat variabel yang utama, yaitu : kemampuan
guru mengajar , kebiasaan siswa belajar, proses belajar mengajar IPS dan disiplin sosial.

1. Rumusan tujuan yang bersifat deskriptif adalah pengetahui gambaran kemampuan guru
mengajar, kebiasaan siswa belajar, proses belajar-mengajar IPS dan disiplin sosial siswa
SLTP.

2. Rumusan tujuan yang bersifat korelasional:

a) Mengetahui atau menemukan hubungan antara:

-kemampuan guru mengajar dengan proses belajar mengajar IPS

-kebiasaan belajar siswa dengan proses belajar mengajar IPS ,

-proses belajar-mengajar IPS dengan disiplin sosial siswa SLTP

b) mengetahui atau menemukan hubungan antara :

- kemampuan guru mengajar dan kebiasan belajar siswa secara bersama-sama


dengan proses belajar mengajar IPS

- Kemampuan guru mengajar dan kebiasanya belajar siswa dan proses belajar-
mengajar
-Tujuan yang bersifat korelasonal

Perumusan Hipotesis atau Pertanyaan Penelitian

Pemilihan Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Pemilihan dan Penentuan Sumber Data

Sumber Data Penelitian Kuantitatif

Sumber Data Penelitian Kualitatif

Pemilihan dan Penentuan lokasi Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan bagaimana penelitian tersebut dilaksanakan. Dalam


penelitian eksperimental dikenal banyak bentuk desain penelitian atau desain eksperimen.

Eksperimen murni ( true experiemntal )

a. The randomized posttest only control group design

b. The randomiized pretest control group design

c. The treatment counterbalanced

Eksperimen semu ( Quasi experimental design )

a. Matching only posttest only control group design

b. Matching only pretest-posttest control group design

c. The treatment counterbalanced

Pra eksperimental ( pre-experimental design )

a. One group posttest only design

b. One group pre test-posttest design

c. Nonequivalent group posttest only design

Teknik analisis atau pengolahan data sangat berhubungan erat dengan jenis data yang
diperoleh, pertanyaan penelitian atau hipotesis dan tujuan penelitian. Tujuan penelitian dengan
pertanyaan penelitian atau hipotesis walaupun rumusannya berbeda, tetapi memiliki sasaran yang
sama. Kalau tujuan atau pertanyaan penelitiannya hanya di arahkan untuk mendapatkan deskrpisi,
maka analis data nya cukup dengan menggunakan stastistik deskriptif sederhana: menghitung
frekuensi dan presentase, yang disajikan dalam bentuk tabel, dan grafik. Untuk mengatahuai
cenderung frekuansi yang menonjol dapat dicari dengan menggunakan teknik chi kuadrat.
Data dalam penelitian kualitatif umumnya berupa narasi deskriptif kualitatif, kalaupun ada
data dokumen yang bersifat kuantitatif juga bersifat deskriptif. Tidak ada analisis data secara statistik
dalam penelitian kualitatif. Analisisnya bersifat naratif kualitatif, mencari kesamaan-kesamaan dan
perbedaan-perbedaan informasi.

Analisis data dalam penelitian kualitatif tidak di nantikan sampai semua data terkumpul, tetapi
dilakukan secara berangsur selesai mendapatkan sekumpulan data dari wawancara, atau observasi
atau dokumen. Dalam menanfsirkan kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan tersebut, tidak
bersifat menggeneralisasikan atau mencari jawaban terbanyak. Penafsiran diarahkan pada
menentukan esensi atau hal-ha mendasar dari kenyataan.

Interpretasi temuan dimaksudkan untuk memberi makna terhadap temuan-temuan


penelitian. Maksa biasanya bisa di tarik dalam suatu hubungan, sebab sesuatu bermakna apabila ada
hubungan. Hubungan itu bisa positif atau memberikan kebaikan, tetapi bisa negatif atau menimbulkan
ancaman,kesulitan. Dalam penelitian kuantitatif, hubungan tersebut sudah dinyatakan dalam analisis
dengan besar nya koefiisien korelasi, regres, Perbedaan, dst. Interpretasi berkenaan dengan
pemberian arti dari besarnya koefisien. Dalam penelitian kualitatif dan kualitatif deskriptif, makna
hubungan dan penafsiran artinya ditentukan oleh kejelian dan kekritisan penelitian dalam melihat
fakta-fakta atau data dan hubungan antara fakta-fakta atau data tersebut. Kesimpulan pada dasarnya
merupakan generalisasi dari hasil interpretasi terhadap temuan-temuan penelitian.

BAB 13

PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN

Pemilihan pendekatan dan metode penelitian yang digunakan disesuasikan dengan sifat
masalah yang diteliti dan tujuan penelitian. Masalah penelitian bisa berkenaan dengan kondisi atau
kegiatan yang berjalan pada saat ini, atau pada saat yang lampau. Keadaan dan kegiatan pada saat ini
bisa dilihat hanya dalam konteks saat ini, tetapi bisa juga dilihat hubungnya dengan keadaanya pada
masa lalu atau kemungkinan perkembangannya pada masa yang akan datang. Penelitian yang
berhubungan atau berkenaan dengan keadaan nya pada masa laluu di kelompokan sebagai penelitian
historis, dan diteliti dengan menggunakan metode penelitian historis. Pendidikan masa lalu yang
dapat diteliti, umpamanya : pendidikan pada masa sebelum kemerdekaan, pendidikan dari tahun ‘ 66
sampai sekarang, pendidikan taman siswa ki hajar dewantara, pendidikan kayu tanam moh syafii,
pendidikan laboratorium dan PPSP, dsb. Metode deskriptif survai diarahkan pada mendapatkan
gambaran yang bersifat umum, meliputi banyak aspek , dengan lingkup wilayah penelitian yang relatif
luas. Karena aspek yang diteliti cukup banyak, wilayah penelitian luas, kajiannya kurang mendalam.
Penelitian ini diarahkan untuk menghimpun pendapat, mendapatkan data yang bersifat nominal.

Di samping fokus masalah perumusan judul juga merupakan hal yang sangat penting. Bagi
peneliti, perumusan judul memberikan pegangan dalam menentukan arah penlitian, variabel-variabel
dan metode penelitian. Bagi pembaca, perumusan judul yang tetap akan menmbulkan daya tarik,
memudahkan menagkap isinya.

Penyusunan proposal mengikuti sejumlah tahap: mengidentifikasi dan mimilih bidang


masalah, mengidentifikasi dan memilih bidang maslah, mengidentifikasi masalah dalam salah satu
bidang, megadakan kajian literatur memilih masalah yang paling esensial krusial dan bermakna,
merumuskan dan membatasi variabel, merumuskan tujuan penelitian, merumuskan asumsi, dan
hipotesis atau pertanyaan penelitian, memilih dan menentukan lokasi dan subjek penelitian, memilih
teknik dan instrumen pengumpulan data, memilih teknik analisis data interpretasi temuan, menyusun
desain penelelitian.

Walaupun format proposal antar perguruan tinggi dan antar lembaga penelitian berbeda-
beda, tetapi komponen umunya hampir sama, meliputi: permasalahan, kajian literatur,
metodologidan penyusunan desain. Rincian lebih detil dalam setiap komponen ada variasi. Format
proposal dari lembaga penyandang dan menuntut tambahan rincian komponen biaya, personalia dan
peralatan.
ANALISIS BUKU

PEMBANDING I
KELEBIHAN BUKU

1. Buku Prof. Dr. Sugiono ini sangat lengkap

2. Mempunyai contoh analisa data

3. Menggunakan bahasa yang mudah di pahami

4. Memaparkan sistematika pembuatan proposal

KELEMAHAN BUKU

1. Kurangnya informasi tentang cara memperoleh hipotesis

2. Tidak dicantumkan kode etik penelitian yang baik dan benar

3. Buku ini terlalu tebal

4. Untuk pemula akan sulit memahami buku ini, karena ada beberapa hal yang sulit dimengerti

PEMBANDING II
KELEBIHAN BUKU

1. Layout dan ketatabahasaan yang sudah mengikuti selera pembaca

2. Cover buku ini juga menarik sehingga dapat memikat pembaca untuk membacanya

3. Materi juga sudah sangat bagus karena pada setiap bab nya penulis sudah memaparkan maksud dan
tujuan dari membaca

4. Setiap akhir bab penulis juga memberikan rangkuman dari keseleruhan babnya sehingga pembaca
langsung dapat mengingat kembali materi yang sudah dibaca

5. Mudah dipahami dan dicerna oleh sipembaca


6. Materi pada buku ini lebih diperluas agar pembaca lebih luas memiliki engetahuan tantang Metode
Penelitian Pendidikan sehingga memudahkan mereka untuk menyusun penelitian

7. Buku ini dilengkapi dengan soal latihan dan contoh- ontoh dari setiap sub jdudul pembahasan sebagai
sarana pembaca dalam menguji pemahamannya mengenai materi yang sudah dibaca sebelumnya
sehing cocok dipakai sebagai modul pembelajaran di sekolah atau perguruan tinggi.

KELEMAHAN BUKU

1. Buku Metode Penelitian Pendidikan ini tidak tealalu banyak memuat pendapat para ahli sebagai
pendukung dalam menguatkan dasar dari setiap point materi yang dibahas dalam buku ini.

2. Buku Metode Penelitian ini menggunakan rumus-rumus tetapi tidak dijelaskan lebih lanjut penjelasan
dari rumus tersebut sehingga menyulitkan pembaca untuk memahaminya

3. Banyak menggunakan kata ilmiah yang sulit diahami oleh si pembaca

Berdasarkan kelebihan dan kelemahan buku-buku pembandingdibawah ini adalah kelebihan


dan kelemahan buku utama :

KELEBIHAN BUKU

1. Buku yang ditulis oleh Prof. Dr. Busmin Gurning, M.Pd. dan Dra. Effi Aswita Lubis, M.Pd., M.Si ini sangat
lengkap karena membahas terebih dahulu apa itu penelitian, hipotesis penelitian, variabel penelitian,
metode pengumpulan data dan instrument penelitian, bagaimana melaksanakan uji coba instrument,
populasi dan teknik sampel, teknik analisis data kuantitatif, penelitian survey, desain eksperimen dan
analisisnya, penelitian expost facto, penelitian kualitatif, penelitian tidakan kelas, model-model
penelitian tindakan kelas, dan penyususnan proposal penelitian. Sedangkan dalam buku karangan
Prof. Dr. Sugiono tidak lengkap karena tidak memuat informasi tentang cara memperoleh hipotesis,
sedangkan buku Prof. Dr. Nana Syaodiah ini tidak tealalu banyak memuat pendapat para ahli sebagai
pendukung dalam menguatkan dasar dari setiap point materi yang dibahas dalam buku ini.

2. Penulisan dalam buku ini sangat mudah dipahami oleh pembacanya, karena penggunaan bahsa yang
mudah dimengerti Di beberapa sub materi juga diberikan contoh, sehingga para pembaca langsung
mengerti dari materi yang ditulis, sedangkan pada buku karangan Prof. Dr. Sugiono sulit untuk
dipahami oleh pemula, karena ada beberapa hal yang sulit untuk dimengerti

3. Terdapat ringkasan setiap akhir bab, sedangkan pada buku karangan Prof. Dr. Sugiono
pada menggunakan rumus-rumus tetapi tidak dijelaskan lebih lanjut penjelasan dari rumus tersebut
sehingga menyulitkan pembaca untuk memahaminya

4. Terdapat latihan-latihan disetiap akhir bab agar pembaca lebih mengerti lagi melalui latihan tersebut.

KELEMAHAN BUKU
Didalam pembahasan bab XIV ada kesalahan menulis urutan pada penulisan pendahuluan
penelitian tindakan kelas, yang seharusnya dalam pendahuluan itu rumusan masalah terlebih dahulu
baru pemecahan masalah, sedangkan didalam buku ini pemecahan masalah dahulu baru rumusan
masalah. Sedangkan dalam buku karangan Prof. Dr. Sugiono sangat lengkap dengan memuat conroh
analisa data, dan memaparkan sistematika pembuatan proposal.

DAFTAR PUSTAKA
Gurning, Busmin, dan Effi Aswita Lubis. 2018. Metodologi Penelitian Pendidikan. K-Media; Yogyakarta

Sugiono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta; Bandung

Syaodiah, Nana. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. PT. Remaja Rosdakarya; Bandung.
Komentar

Postingan populer dari blog ini


AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1 “HUBUNGAN ANTARA KANTOR
PUSAT DAN CABANG PROSEDUR UMUM”
- Agustus 10, 2017

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1


“HUBUNGAN ANTARA KANTOR PUSAT DAN CABANG PROSEDUR UMUM”

Disusun Oleh:

AL-WAHFI SUHADA SIPAHUTAR ANNE NOVITA MANIK

Kelas A 2015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS


NEGERI MEDAN 2017
PERBEDAAN AGEN DAN CABANG Pembentukan unit penjualan yang menyalurkan
dapat mengambil bentuk sebagai agen penjual ataupun sebagai cabang. Organisasi
penjualan hanya mengambil pesanan untuk barang serta jasa, dan yang beroperasi di
bawah pengawasan langsung pejabat dari kantor pusat disebut agen,
penjual.Sedangkan organisasi penjualan, yang menjual barang-barang dari persediaan
yang diselenggarakan sendiri dan yang bekerja sebagai kesatuanusaha yang bebas
(independent) disebut cabang.OPERASI AGEN PENJUAL

BACA SELENGKAPNYA
AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1 “LIKUIDASI PERSEKUTUAN USAHA”
- Agustus 10, 2017

BACA SELENGKAPNYA

Diberdayakan oleh Blogger

Gambar tema oleh Galeries

ANNE NOVITA

KUNJUNGI PROFIL

Arsip

Laporkan Penyalahgunaan

PENDIDIKAN AKUNTANSI

Anda mungkin juga menyukai