Anda di halaman 1dari 8

MATERI PERTEMUAN KE-10

MANUSIA, PEMBAWAAN, DAN LINGKUNGAN

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampu: Slamet Hamid, Drs., M.Pd.

Disusun Oleh:

Alvitoni Putra Hariyanto – 202001500588

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

2021
Pengantar Umum

Manusia merupakan makhluk yang lebih sempurna dibandingkan dengan makhluk hidup

yang lain. Akibat dari unsur kehidupan yang ada pada manusia, manusia berkembang dan

mengalami perubahan, baik perubahan dalam segi fisiologik maupun dalam segi psikologik.

Bagaimana manusia berkembang dibicarakan secara mendalam dalam psikologi khusus yang

membicarakan tentang masalah perkembangan manusia. Dalam kesempatan ini akan

diketengahkan mengenai faktor-faktor yang menentukan dalam perkembangan manusia ternyata

terdapat beberapa pendapat mengenai faktor perkembangan manusia.

Hubungan individu dengan lingkungannya ternyata tidak hanya berjalan sebelah, dalam

arti hanya lingkungan saja yang mempunyai pengaruh terhadap individu. Hubungan antara

individu dengan lingkungannya terdapat hubungan yang saling timbal-balik, yaitu lingkungan

dapat mempengaruhi individu, tetapi sebaliknya individu juga dapat mempengaruhi lingkungan.

Manusia dan Perkembangannya

Manusia merupakan makhluk yang lebih sempurna dibandingkan dengan makhluk hidup

yang lain. Akibat dari unsur kehidupan yang ada pada manusia, manusia berkemba12qng dan

mengalami perubahan, baik perubahan dalam segi fisiologik maupun dalam segi psikologik.

Bagaimana manusia berkembang dibicarakan secara mendalam dalam psikologi khusus yang

membicarakan tentang masalah perkembangan manusia. Dalam kesempatan ini akan

diketengahkan mengenai faktor-faktor yang menentukan dalam perkembangan manusia ternyata

terdapat beberapa pendapat mengenai faktor perkembangan manusia, dari pendapat tersebut

munculah beberapa teori yang berbeda antara teori satu dengan yang lainnya, antara lain:
1. Teori Nativisme

Pelopor teori ini adalah Athur Schopenhauer. Teori ini menyatakan bahwa perkembangan

manusia dipengaruhi oleh nativus atau faktor-faktor bawaan manusia sejak dilahirkan. Teori ini

menegaskan bahwa manusia memiliki sifat-sifat tertentu sejak dilahirkan yang mempengaruhi dan

menentukan keadaan individu yang bersangkutan. Faktor lingkungan dan pendidikan diabaikan

dan dikatakan tidak berpengaruh terhadap perkembangan manusia.

Teori ini menimbulkan pandangan bahwa seakan-akan manusia telah ditentukan oleh sifat-

sifat sebelumnya, yang tidak dapat diubah, sehingga individu akan sangat tergantung kepada sifat-

sifat yang diturunkan oleh orang tuanya. Apabila orang tuanya baik seseorang akan menjadi baik,

sebaliknya apabila orang tuanya jahat seseorang akan menjadi jahat. Sifat baik atau jahat itu tidak

dapat diubah oleh kekuatan-kekuatan lain.

2. Teori Empirisme

Berbeda dengan teori sebelumnya, teori ini memandang bahwa perkembangan individu

dipengaruhi dan ditentukan oleh pengalaman-pengalaman yang diperoleh selama perkembangan

mulai dari lahir hingga dewasa. Teori ini memandang bahwa pengalaman adalah termasuk

pendidikan dan pergaulan. Penjelasan teori ini adalah manusia pada dasarnya merupakan kertas

putih yang belum ada warna dan tulisannya akan menjadi apa nantinya manusia itu bergantung

pada apa yang akan dituliskan . pandangan teori ini lebih optimistic terhadap pendidikan,bahkan

pendidikan termasuk factor terpenting untuk menemukan perkembangan manusia. Teori ini

dipelopori oleh John Locke.

Apabila dilihat kedua teori tersebut di atas merupakan teori-teori yang saling bertentangan

satu dengan yang lain. Teori nativisme sangat menitikberatkan pada segi keturunan atau
pembawaan, sebaliknya teori empirisme sangat menitikberatkan pada empiri, pada lingkungan,

kedua- duanya merupakan teori yang sangat menyebelah. Berhubung dengan hal tersebut adanya

usaha untuk menggabungkan kedua teori ini yaitu merupakan teori konvergensi.

3. Teori Konvergensi

Teori ini merupakan gabungan dari kedua teori di atas yang menyatakan bahwa

pembawaan dan pengalaman memiliki peranan dalam mempengaruhi dan menentukan

perkembangan individu. Asumsi teori ini berdasar eksperimen dari William Stern terhadap dua

anak kembar. Anak kembar memiliki sifat keturunan yang sama, namun setelah dipisahkan dalam

lingkungan yang berbeda anak kembar tersebut ternyata memiliki sifat yang berbeda. Dari sinilah

maka teori ini menyimpulkan bahwa sifat keturunan atau pembawaan bukanlah faktor mayor yang

menentukan perkembangan individu tapi turut juga disokong oleh factor lingkungan.

4. Teori Biologis

Teori ini merupakan sinonim dari evolusi darwin, teori ini merujuk kepada bakat yang

dimiliki seseorang dan faktor gen. Perkembangan yang dialami oleh individu dilihat sebagai

pertumbuhan dan pemasakan organisme. Pengaruh lingkungan sangatlah menetukan sifat yang

akan terwujud yang dimiliki organisme dalam periode tertentu. Kelemahan teori ini terlihat

didalam penelitian anak kembar. Anak kembar yang dilahirkan dari satu sel telur apabilah

dibesarkan dalam mileu yang berbeda maka akan menghasilkan individu yang berbeda pula.

Perbedaan tersebut terlihat melalui banyak sedikitnya pendidikan formal yang dialami.

5. Teori Lingkungan

Disebut juga teori belajar,Mileu (lingkungan primer), sosialisasi yang bersifat positif dan

sosiologis. Disini individu beerkembang dengan lingkungan, belajar untuk bersosialisasi dengan
sesama dalam menjalin hubungan, belajar untuk memahami karakteristik suatu kelompok. Dalam

lingkungan perkembangan berjalan seiring dengan prinsip sosialisasi/ proses belajar. Dalam

bahasa antropologi disebut ekulturasi. Perkembangan dalam teori ini dipandang sebagai bentuk

perubahan dalam disposisi (potensi untuk bertingkah laku dan bersikap) seseorang yang bersifat

relatif tetap.

6. Teori Psikodinamika

Teori Psikodinamika dipelopori oleh tokoh besar psikologi yaitu Sigmund Freud. Dalam

teori psikodinamika terdapat kesamaan dengan teori lingkungan dalam perkembangan manusia.

Perbedaannya terdapat pada komponen yang bersifat sosio-afektif berupa ketegangan yang ada

pada diri seseiorang. Ketegangan ini berasal pada sinamika struktur kepribadian manusia yang

terdiri dari id (Das Es), Ego (Das Isc), Dan Super Ego (Das Uber ich). Contoh id: Ada seseorang

yang melihat makanan di toko yang tidak dijaga seseorang idnya berkata "ambil saja makanannya

selagi tidak ada pemilik tokonya". Kemudian super egonya berkata: "Jangan diambil ! Itu bukanlah

hak milikmu, selagi ada uang lebih baik dibeli". Contoh ego adalah " Coba kamu lihat kantongmu!

Apa ada uang untuk membeli makanan tersebut? Apabila tidak ada lebih baik tidak usah membeli

atau mengambilnya tanpa izin. Dari contoh ini kita dapat mengambil intisari, Ego adalah insting

yang mengarahkan kita terhadap sesuatu yang negatif, super ego insting yang mengarahkan kita

untuk selalu mentaati peraturan, sedangkan ego menjadi penengah antara keduanya. Disinilah

ketegangan yang dimaksudkan.


Faktor Pembawaan dan Lingkungan

Pembawaan adalah suatu konsep yang dipercayai/dikemukakan oleh orang-orang yang

mempercayai adanya potensi dasar manusia yang akan berkembang sendiri atau berkembang

dengan berinteraksi dengan lingkungan. Ada pula istilah lain yang biasa diidentikkan dengan

pembawaan, yakni istilah keturunan dan bakat. Sebenarnya ketiga istilah tersebut tidaklah persis

sama pengertiannya. Pembawaan ialah seluruh kemungkinan atau kesanggupan (potensi) yang

terdapat pada suatu individu dan yang selama masa perkembangan benar-benar dapat diwujudkan

(direalisasikan).

Pembawaan adalah seluruh potensi yang terdapat pada individu dan pada masa

perkembangannya benar-benar dapat diwujudkan. Manusia itu sejak dilahirkan telah mempunyai

kesanggupan untuk dapat berjalan, mempunyai potensi untuk berkata-kata dan lain-lain. Potensi-

potensi yang bermacam-macam yang ada pada anak itu tentu saja tidak begitu saja dapat

diwujudkan. Untuk dapat diwujudkan menjadi sebuah kenyataan, potensi-potensi tersebut harus

mengalami perkembangan serta membutuhkan latihan-latihan. Tiap-tiap potensi mempunyai masa

kematangan sendiri-sendiri.

Pembawaan tersebut berupa sifat, ciri, dan kesanggupan yang biasa bersifat fisik atau bisa

juga yang bersifat psikis (kejiwaan). Warna rambut, bentuk mata, dan kemampuan berjalan adalah

contoh sifat, ciri, dan kesanggupan yang bersifat fisik. Sedangkan sifat malas, lekas marah, dan

kemampuan memahami sesuatu dengan cepat adalah sifat-sifat psikis yang mungkin berasal dari

pembawaan. Pembawaan yang bermacam-macam itu tidak berdiri sendiri-sendiri, yang satu

terlepas dari yang lain. Seluruh pembawaan yang terdapat dalam diri seseorang merupakan

keseluruhan yang erat hubungannya satu sama lain; yang satu menentukan, mempengaruhi,

menguatkan atau melemahkan yang lain. Manusia tidak dilahirkan dengan membawa sifat-sifat
pembawaan yang masing-masing berdiri sendiri-sendiri, tetapi merupakan struktur pembawaan.

Struktur pembawaan itu menentukan apakah yang mungkin terjadi pada seseorang.

Faktor pembawaan manusia dalam teori ini disebut sebagai faktor endogen yang meliputi

faktor kejasmanian seperti kulit putih, rambut keriting, rambut warna hitam. Selain faktor

kejasmanian faktor ada juga faktor pembawaan psikologis yang disebut dengan temperamen.

Temperamen berbeda dengan karakter atau watak. Karakter atau watak adalah keseluruhan ari sifat

manusia yang namapak dalam perilaku sehari-hari sebagai hasil dari pembawaan dan lingkungan

dan bersifat tidak konstan. Jika watak atau karakter bersifat tidak konstan maka temperamen

bersifat konstan. Selain temperamen dan sifat jasmani, faktor endogen lainnya yang ada pada diri

manusia adalah faktor bakat (aptitude). Aptitude adalah potensi-potensi yang memungkinkan

individu berkembang ke satu arah.

Untuk faktor lingkungan yang dimaksud dalam teori ini disebut sebagai faktor eksogen

yaitu faktor yang datang dari luar diri manusia berupa pengalaman, alam sekitar, pendidikan dan

sebagainya yang populer disebut sebagai milieu. Perbedaan antara lingkungan dengan pendidikan

adalah terletak pada keaktifan proses yang dijalankan. Bila lingkungan bersifat pasif tidak

memaksa bergantung pada individu apakah mau menggunakan kesempatan dan manfaat yang ada

atau tidak. Sedangkan pendidikan bersifat aktif dan sistematis serta dijalankan penuh kesadaran.

Sikap Individu Terhadap Lingkungan

Bagaimana sikap individu terhadap lingkungan dapat dikemukakan sebagai berikut:

a. Individu menolak atau menentang lingkungan. Dalam keadaan ini lingkungan tidak sesuai

dengan yang ada dalam diri individu. Dalam keadaan yang tidak sesuai ini individu dapat

memberikan bentuk atau perubahan lingkungan seperti yang dikehendaki oleh individu
yang bersangkutan. Misalnya, akibar banjir sebagian jalan terputus. Untuk mengatasi ini

dibuat tanggul untuk melawan pengarah dari lingkungan itu, sehingga orang tidak

menerima begitu saja pengarah lingkungan tetapi orang menolak atau mengatasi pengarah

lingkungan demikian itu. Dalam kehidupan bermasyarakat kadang-kadang orang tidak

cocok dengan norma-norma dalam sesuatu masyarakat. Orang dapat berusaha untuk dapat

mengubah norma yang tidak baik itu menjadi norma yang baik. Jadi individu secara aktif

memberikan pengaruh terhadap lingkungannya.

b. Individu menerima lingkungan. Dalam hal ini keadaan lingkungan sesuai atau sejalan

dengan yang ada dalam diri individu. Dengan demikian individu akan menerima

lingkungan itu.

c. Individu bersikap netral. Dalam hal ini individu tidak menerima tetapi juga tidak menolak.

Individu dalam keadaan status quo terhadap lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai