Disusun Oleh:
2021
Pengantar Umum
Manusia merupakan makhluk yang lebih sempurna dibandingkan dengan makhluk hidup
yang lain. Akibat dari unsur kehidupan yang ada pada manusia, manusia berkembang dan
mengalami perubahan, baik perubahan dalam segi fisiologik maupun dalam segi psikologik.
Bagaimana manusia berkembang dibicarakan secara mendalam dalam psikologi khusus yang
Hubungan individu dengan lingkungannya ternyata tidak hanya berjalan sebelah, dalam
arti hanya lingkungan saja yang mempunyai pengaruh terhadap individu. Hubungan antara
individu dengan lingkungannya terdapat hubungan yang saling timbal-balik, yaitu lingkungan
dapat mempengaruhi individu, tetapi sebaliknya individu juga dapat mempengaruhi lingkungan.
Manusia merupakan makhluk yang lebih sempurna dibandingkan dengan makhluk hidup
yang lain. Akibat dari unsur kehidupan yang ada pada manusia, manusia berkemba12qng dan
mengalami perubahan, baik perubahan dalam segi fisiologik maupun dalam segi psikologik.
Bagaimana manusia berkembang dibicarakan secara mendalam dalam psikologi khusus yang
terdapat beberapa pendapat mengenai faktor perkembangan manusia, dari pendapat tersebut
munculah beberapa teori yang berbeda antara teori satu dengan yang lainnya, antara lain:
1. Teori Nativisme
Pelopor teori ini adalah Athur Schopenhauer. Teori ini menyatakan bahwa perkembangan
manusia dipengaruhi oleh nativus atau faktor-faktor bawaan manusia sejak dilahirkan. Teori ini
menegaskan bahwa manusia memiliki sifat-sifat tertentu sejak dilahirkan yang mempengaruhi dan
menentukan keadaan individu yang bersangkutan. Faktor lingkungan dan pendidikan diabaikan
Teori ini menimbulkan pandangan bahwa seakan-akan manusia telah ditentukan oleh sifat-
sifat sebelumnya, yang tidak dapat diubah, sehingga individu akan sangat tergantung kepada sifat-
sifat yang diturunkan oleh orang tuanya. Apabila orang tuanya baik seseorang akan menjadi baik,
sebaliknya apabila orang tuanya jahat seseorang akan menjadi jahat. Sifat baik atau jahat itu tidak
2. Teori Empirisme
Berbeda dengan teori sebelumnya, teori ini memandang bahwa perkembangan individu
mulai dari lahir hingga dewasa. Teori ini memandang bahwa pengalaman adalah termasuk
pendidikan dan pergaulan. Penjelasan teori ini adalah manusia pada dasarnya merupakan kertas
putih yang belum ada warna dan tulisannya akan menjadi apa nantinya manusia itu bergantung
pada apa yang akan dituliskan . pandangan teori ini lebih optimistic terhadap pendidikan,bahkan
pendidikan termasuk factor terpenting untuk menemukan perkembangan manusia. Teori ini
Apabila dilihat kedua teori tersebut di atas merupakan teori-teori yang saling bertentangan
satu dengan yang lain. Teori nativisme sangat menitikberatkan pada segi keturunan atau
pembawaan, sebaliknya teori empirisme sangat menitikberatkan pada empiri, pada lingkungan,
kedua- duanya merupakan teori yang sangat menyebelah. Berhubung dengan hal tersebut adanya
usaha untuk menggabungkan kedua teori ini yaitu merupakan teori konvergensi.
3. Teori Konvergensi
Teori ini merupakan gabungan dari kedua teori di atas yang menyatakan bahwa
perkembangan individu. Asumsi teori ini berdasar eksperimen dari William Stern terhadap dua
anak kembar. Anak kembar memiliki sifat keturunan yang sama, namun setelah dipisahkan dalam
lingkungan yang berbeda anak kembar tersebut ternyata memiliki sifat yang berbeda. Dari sinilah
maka teori ini menyimpulkan bahwa sifat keturunan atau pembawaan bukanlah faktor mayor yang
menentukan perkembangan individu tapi turut juga disokong oleh factor lingkungan.
4. Teori Biologis
Teori ini merupakan sinonim dari evolusi darwin, teori ini merujuk kepada bakat yang
dimiliki seseorang dan faktor gen. Perkembangan yang dialami oleh individu dilihat sebagai
pertumbuhan dan pemasakan organisme. Pengaruh lingkungan sangatlah menetukan sifat yang
akan terwujud yang dimiliki organisme dalam periode tertentu. Kelemahan teori ini terlihat
didalam penelitian anak kembar. Anak kembar yang dilahirkan dari satu sel telur apabilah
dibesarkan dalam mileu yang berbeda maka akan menghasilkan individu yang berbeda pula.
Perbedaan tersebut terlihat melalui banyak sedikitnya pendidikan formal yang dialami.
5. Teori Lingkungan
Disebut juga teori belajar,Mileu (lingkungan primer), sosialisasi yang bersifat positif dan
sosiologis. Disini individu beerkembang dengan lingkungan, belajar untuk bersosialisasi dengan
sesama dalam menjalin hubungan, belajar untuk memahami karakteristik suatu kelompok. Dalam
lingkungan perkembangan berjalan seiring dengan prinsip sosialisasi/ proses belajar. Dalam
bahasa antropologi disebut ekulturasi. Perkembangan dalam teori ini dipandang sebagai bentuk
perubahan dalam disposisi (potensi untuk bertingkah laku dan bersikap) seseorang yang bersifat
relatif tetap.
6. Teori Psikodinamika
Teori Psikodinamika dipelopori oleh tokoh besar psikologi yaitu Sigmund Freud. Dalam
teori psikodinamika terdapat kesamaan dengan teori lingkungan dalam perkembangan manusia.
Perbedaannya terdapat pada komponen yang bersifat sosio-afektif berupa ketegangan yang ada
pada diri seseiorang. Ketegangan ini berasal pada sinamika struktur kepribadian manusia yang
terdiri dari id (Das Es), Ego (Das Isc), Dan Super Ego (Das Uber ich). Contoh id: Ada seseorang
yang melihat makanan di toko yang tidak dijaga seseorang idnya berkata "ambil saja makanannya
selagi tidak ada pemilik tokonya". Kemudian super egonya berkata: "Jangan diambil ! Itu bukanlah
hak milikmu, selagi ada uang lebih baik dibeli". Contoh ego adalah " Coba kamu lihat kantongmu!
Apa ada uang untuk membeli makanan tersebut? Apabila tidak ada lebih baik tidak usah membeli
atau mengambilnya tanpa izin. Dari contoh ini kita dapat mengambil intisari, Ego adalah insting
yang mengarahkan kita terhadap sesuatu yang negatif, super ego insting yang mengarahkan kita
untuk selalu mentaati peraturan, sedangkan ego menjadi penengah antara keduanya. Disinilah
mempercayai adanya potensi dasar manusia yang akan berkembang sendiri atau berkembang
dengan berinteraksi dengan lingkungan. Ada pula istilah lain yang biasa diidentikkan dengan
pembawaan, yakni istilah keturunan dan bakat. Sebenarnya ketiga istilah tersebut tidaklah persis
sama pengertiannya. Pembawaan ialah seluruh kemungkinan atau kesanggupan (potensi) yang
terdapat pada suatu individu dan yang selama masa perkembangan benar-benar dapat diwujudkan
(direalisasikan).
Pembawaan adalah seluruh potensi yang terdapat pada individu dan pada masa
perkembangannya benar-benar dapat diwujudkan. Manusia itu sejak dilahirkan telah mempunyai
kesanggupan untuk dapat berjalan, mempunyai potensi untuk berkata-kata dan lain-lain. Potensi-
potensi yang bermacam-macam yang ada pada anak itu tentu saja tidak begitu saja dapat
diwujudkan. Untuk dapat diwujudkan menjadi sebuah kenyataan, potensi-potensi tersebut harus
kematangan sendiri-sendiri.
Pembawaan tersebut berupa sifat, ciri, dan kesanggupan yang biasa bersifat fisik atau bisa
juga yang bersifat psikis (kejiwaan). Warna rambut, bentuk mata, dan kemampuan berjalan adalah
contoh sifat, ciri, dan kesanggupan yang bersifat fisik. Sedangkan sifat malas, lekas marah, dan
kemampuan memahami sesuatu dengan cepat adalah sifat-sifat psikis yang mungkin berasal dari
pembawaan. Pembawaan yang bermacam-macam itu tidak berdiri sendiri-sendiri, yang satu
terlepas dari yang lain. Seluruh pembawaan yang terdapat dalam diri seseorang merupakan
keseluruhan yang erat hubungannya satu sama lain; yang satu menentukan, mempengaruhi,
menguatkan atau melemahkan yang lain. Manusia tidak dilahirkan dengan membawa sifat-sifat
pembawaan yang masing-masing berdiri sendiri-sendiri, tetapi merupakan struktur pembawaan.
Struktur pembawaan itu menentukan apakah yang mungkin terjadi pada seseorang.
Faktor pembawaan manusia dalam teori ini disebut sebagai faktor endogen yang meliputi
faktor kejasmanian seperti kulit putih, rambut keriting, rambut warna hitam. Selain faktor
kejasmanian faktor ada juga faktor pembawaan psikologis yang disebut dengan temperamen.
Temperamen berbeda dengan karakter atau watak. Karakter atau watak adalah keseluruhan ari sifat
manusia yang namapak dalam perilaku sehari-hari sebagai hasil dari pembawaan dan lingkungan
dan bersifat tidak konstan. Jika watak atau karakter bersifat tidak konstan maka temperamen
bersifat konstan. Selain temperamen dan sifat jasmani, faktor endogen lainnya yang ada pada diri
manusia adalah faktor bakat (aptitude). Aptitude adalah potensi-potensi yang memungkinkan
Untuk faktor lingkungan yang dimaksud dalam teori ini disebut sebagai faktor eksogen
yaitu faktor yang datang dari luar diri manusia berupa pengalaman, alam sekitar, pendidikan dan
sebagainya yang populer disebut sebagai milieu. Perbedaan antara lingkungan dengan pendidikan
adalah terletak pada keaktifan proses yang dijalankan. Bila lingkungan bersifat pasif tidak
memaksa bergantung pada individu apakah mau menggunakan kesempatan dan manfaat yang ada
atau tidak. Sedangkan pendidikan bersifat aktif dan sistematis serta dijalankan penuh kesadaran.
a. Individu menolak atau menentang lingkungan. Dalam keadaan ini lingkungan tidak sesuai
dengan yang ada dalam diri individu. Dalam keadaan yang tidak sesuai ini individu dapat
memberikan bentuk atau perubahan lingkungan seperti yang dikehendaki oleh individu
yang bersangkutan. Misalnya, akibar banjir sebagian jalan terputus. Untuk mengatasi ini
dibuat tanggul untuk melawan pengarah dari lingkungan itu, sehingga orang tidak
menerima begitu saja pengarah lingkungan tetapi orang menolak atau mengatasi pengarah
cocok dengan norma-norma dalam sesuatu masyarakat. Orang dapat berusaha untuk dapat
mengubah norma yang tidak baik itu menjadi norma yang baik. Jadi individu secara aktif
b. Individu menerima lingkungan. Dalam hal ini keadaan lingkungan sesuai atau sejalan
dengan yang ada dalam diri individu. Dengan demikian individu akan menerima
lingkungan itu.
c. Individu bersikap netral. Dalam hal ini individu tidak menerima tetapi juga tidak menolak.