Anda di halaman 1dari 4

Nama : Farish Tri Nugraha

Nim : 1724090021

Quiz Essay Open Book

1. Jelaskan maksud dari perkembangan manusia berlangsung sepanjang hidup!


Manusia dilahirkan kebumi akan selalu mengalami perkembangan setiap
harinya. Sebagai contoh, ketika kecil kita selalu dibantu oleh orang tua namun
dengan seiring waktu kita akan bisa belajar dengan sendirinya sehingga kita
tidak perlu lagi dibantu oleh orang tua.
2. Sebutkan dan jelaskan minimal 2 karier atau profesi di bidang perkembangan
masa hidup!
 Psikolog anak/remaja/lansia : membantu mengatasi masalah perilaku
yang sulit.
 Konselor : seorang yang mempunyai keahlian dalam melakukan
konseling/penyuluhan.
 HRD (semua bagian psikologi bisa) : yang bertugas untuk mengatur serta
mengembangkan sumber daya atau kemampuan seluruh pekerja yang ada
dalam suatu perusahaan.
3. Sebutkan dan jelaskan dengan lengkap teori-teori dalam perkembangan
manusia! (selain yang diterangkan di slide)
1.    Teori Empirisme
Teori ini digagas oleh Jhon Locke. Teori Empirisme menganggap
perkembangan individu dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman yang
diperoleh selama perkembangan manusia sejak lahir hingga dewasa.
Berdasarkan teori ini, pendidikan dan pergaulan merupakan sebuah
pengalaman. Lebih jelasnya, menurut teori empirisme, pada dasarnya manusia
merupakan kertas putih, manusia tersebut akan menjadi apa, tergantung pada
apa yang dituliskan di kertas itu nantinya.
Teori ini menimbulkan pandangan yang optimis dalam dunia pendidikan,
dimana pendidikan merupakan usaha yang cukup mampu untuk membentuk
pribadi individu. Teori empirisme ini dikemukakan oleh John Locke, juga
sering disebut dengan teori tabula rasa, yang memandang keturunan atau
pembawaannya tidak mempunyai peranan.
Selanjutnya aliran ini mempunyai pengaruh yang sangat besar di Amerika
Serikat, dimana banyak para ahli yang walaupun tidak secara eksplisit menolak
peranan dasar itu, namun karena dasar itu sukar untuk ditentukan, maka praktis
yang dibicarakan hanyalah lingkungan, dan sebagai konsekuensinya juga hanya
lingkunganlah yang masuk percaturan. Paham Environmentalisme yang banyak
pengikutnya di Amerika Serikat itu pada hakekatnya adalah kelanjutan dari
aliran Empirisme ini.

2.    Teori Nativisme
Pelopor teori ini yaitu Athur Schopenhauer. Menurut teori ini, perkembangan
manusia dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dibawa manusia sejak dilahirkan.
Teori ini menegaskan bahwa manusia membawa sifat-sifat tertentu yang
mempengaruhi dan menentukan keadaan individu yang bersangkutan. Faktor
pendidikan dan lingkungan dianggap tidak berpengaruh terhadap perkembangan
manusia.
Teori ini juga memunculkan pandangan bahwa seakan-akan manusia telah
ditentukan oleh sifat-sifat sebelumnya, yang tidak dapat diubah, sehingga
individu akan sangat tergantung kepada sifat-sifat yang diturunkan oleh orang
tuanya. Apabila orang tuanya baik, seseorang akan menjadi baik, sebaliknya
apabila orang tuanya jahat, seseorang akan menjadi jahat. Sifat baik atau jahat
itu tidak dapat diubah. Teori ini menimbulkan konsekuensi pandangan bahwa
manusia apabila dilahirkan baik akan tetap baik, sebaliknya apabila manusia
dilahirkan jahat akan tetap jahat, yang tidak dapat diubah oleh pendidikan dan
lingkungan.
Teori ini menimbulkan pandangan pesimistis dalam bidang pendidikan, yang
memandang pendidikan sebagai suatu usaha yang tidak berdaya menghadapi
perkembangan manusia. Hal demikian bertentangan dengan kenyataan yang
kita hadapi, karena sejak zaman dahulu hingga sekarang orang berusaha
mendidik generasi muda, karena pendidikan adalah hal yang dapat, perlu,
bahkan harus dilakukan. Lebih jauh lagi, teori ini juga dapat menimbulkan
pendapat bahwa untuk menciptakan masyarakat yang baik, langkah yang
diambil ialah mengadakan seleksi terhadap anggota masyarakat. Anggota
masyarakat yang tidak baik, tidak dapat diberikan kesempatan untuk
berkembang, karena ini akan memberikan keturunan yang tidak baik pula. Jadi
teori nativisme ini tidak dapat diterima oleh ahli-ahli lain karena tidak dapat
dipertahankan ataupun dipertanggungjawabkan.

3.    Teori Naturalisme
Pelopor teori ini adalah J.J Rosseau. Ia berpendapat  bahwa “Semua anak
adalah baik pada waktu baru datang dari tangan sang pencipta, tetapi semua
menjadi buruk di tangan manusia.” Aliran ini disebut juga aliran negativisme,
karena pendidik hanya wajib membiarkan pertumbuhan anak didik dengan
sendirinya atau diserahkan kembali ke lingkungannya. Dengan kata lain, anak
tidak memerlukan pendidikan tetapi yang perlu dilakukan oleh seorang
pendidik terhadap anak didiknya adalah menyerahkannya ke alam, agar
pembawaan yang baik itu tidak menjadi rusak melalui proses kegiatan
pendidikan itu sendiri. Teori ini menimbulkan anggapan bahwa alam yang
memegang peranan penting dalam memberikan pendidikan kepada anak,
sehingga anak bukanlah hasil bentukan dari pendidikan yang diperolehnya di
sekolah formal melainkan dari alam. Peran pendidik menjadi tidak lagi begitu
penting karena menurut teori ini, sudah selayaknya anak dikembalikan ke alam
dan belajar dari sana.
4.    Teori Konvergensi
Yang mempelopori teori ini adalah William Stern. Teori Konvergensi
merupakan gabungan antara teori Nativisme dengan teori Empirisme. Teori ini
menyatakan bahwa pembawaan dan pengalaman memiliki peranan dalam
perkembangan manusia. Menurut aliran konvergensi, antara lingkungan dan
bakat pada individu yang terbawa sejak lahir saling memengaruhi. Teori ini
mengatakan bahwa bakat telah ada pada masing-masing individu, akan tetapi
bakat yang sudah tersedia itu perlu menemukan lingkungan yang sesuai supaya
dapat berkembang. Misalnya tiap anak manusia yang normal mempunyai bakat
untuk berdiri tegak di atas kedua kaki. Akan tetapi bakat ini tidak akan menjadi
aktual (menjadi kenyataan) jika anak manusia itu sekiranya tidak hidup dalam
lingkungan masyarakat manusia. Anak yang semenjak kecilnya diasuh oleh
serigala tak akan dapat berdiri tegak diatas kedua kakinya, tapi mungkin ia akan
dapat berjalan di atas tangan dan kakinya (seperti serigala). Disamping bakat,
perlu pula dipertimbangkan soal kematangan (readiness). Bakat yang sudah ada
dan mendapatkan pengaruh lingkungan yang serasi belum tentu dapat
berkembang, jika bakat tersebut belum matang. Misalnya anak yang normal
umur 6 bulan, walaupun hidup di tengah manusia-manusia lain, tak akan dapat
berjalan karena belum matang.
Al-Qur’an sebagai acuan dasar pendidikan Islam  telah memberikan konsep
terhadap pemikiran yang terdapat aliran nativisme, empirisme dan konvergensi.
Dalam hal ini, al-Qur’an menegaskan bahwa pembawaan seorang anak sejak
lahir disebut fitrah, dan fitrah ini adalah dasar keagamaan yang dimiliki oleh
setiap orang. Fitrah menurut al-Qur’an di samping dapat menerima pengaruh
dari dalam (keturunan) juga dapat menerima pengaruh dari luar (lingkungan).
Untuk mengembangkan fitrah ini, maka pendidikan keluarga, sekolah, dan
masyarakat sangat penting peranannya. Sifat keturunan atau pembawaan
bukanlah faktor utama yang menentukan perkembangan individu, akan tetapi
juga harus didorong dengan faktor lingkungan

Anda mungkin juga menyukai