NT : Ini hanyalah ceritaku tentang dia dan sedikit tambahan curhatan bersama sedikit
Entah mau mulai dari mana, tapi perkenalkan nama dia Ayu. Ingat yaaaa. Aku
mengenalnya sejak SMA, kita mulai sekelas setelah menginjak kelas 2 SMA dan
sampai sekarang kita masih saling berhubungan tapi kali ini agak berbeda. Menurutku
dia cantik, baik, walau pun agak sedikit gajeee. Gajenya itu bercanda yaaa, hehehe
Kenapa aku bilang hubunganku kali ini berbeda, itu karena akhir-akhir ini kita berdua
lebih sering chat-chatan dan telponan padahal kan dulu tidak pernah sama sekali. Kok
bisa yaaa? Hmmm. Apa karena aku habis confess kali ya🤭. Semuanya berjalan begitu
saja.
Tak banyak ingatanku tentang dia saat di SMA sebab dulu dia masih milik orang lain
jadi aku hanya berusaha untuk tidak memperhatikannya kalian tau lah pasti kenapa,
entar malah di kira mau ambil pacar orang lagiii. Bersikap cuek ajalah saat itu.
Cuma satu yang masih ku ingat, entah dia ingat atau tidak. Jadi saat itu di kelas pada
jam istrahat, aku dan teman-teman lagi duduk di bangku belakang kebetulan dia juga
datang lalu dia berdiri di belakang kursiku dan memerhatikan apa yang sedang kami
lakukan dan yang dia lakukan adalah memainkan rambutku dari belakang padahal
waktu itu rambutku sedang cepak tapi tetap di mainin sama dia. Jujur waktu itu
salting sih 😁
Jadi sekarang dia itu sedang kuliah di makassar, baru-baru ini dia balik lagi ke bau-bau
untuk liburan walaupun tak lama. Disinilah awalnya, kita bertemu lagi karena saat itu
teman-teman yang lain pengen kumpul jadi di pertemuan itu lah kita bertemu lagi.
Jujur sebenarnya dari dulu aku memang sudah suka sama dia tapi hanya sekedar suka
saja karena seperti yang kalian baca di fase pertama tadi. Tapi tenang aja, dia yang
sekarang sedang tidak di miliki oleh siapapun selain ortunya. Mari kita mulai!
Jadi memang benar, aku sudah confess ke dia yaaa walaupun lewat chat sih habisnya
dia cuek bet pas aku ajak nonton susah ajak bicaranya. tapi wajarlah kan dia cewek
bukan batu jadi masih ada responnya lah kalau tak mana bisa aku ajak dia nonton.
wooooh
Kok lu bisa ajak dia nonton? ...
Yaaa kan namanya juga usaha mesti berani ngajak itu pun juga sudah percobaan
Hebat lu nyet masih mau mencoba, dahlah lanjut sono menulis nya....
setelah confess itu mulailah kita chattingan, lebih tepatnya kita telponan dulu
mungkin sekitar sejam kali kita telponanya, kadang putus telponnya tapi ku telpon
lagi ehhh malah di angkat lagi padahal udah mengirah ga bakal di angkat lagi. senang
deh pokoknya
Kita chattingan sampai sekarang yaa walaupun aku yang mulai duluan mulu sih. Tapi
dia punya alasan kenapa seperti itu nanti aku kasih tau yaaa. Kalau chattingan sama
dia tuh ada saja pembahasannya sama juga kalau lagi telponan.
kadang aku pikir mungkin dia bakalan risih kalau aku chat terus ke dia tapi pas di
tanya dia bilangnya "gak kok". Kadang juga malah ngerasah kayak lagi ngemis
Singkatnya, mungkin sekitar seminggu nah ku coba deh buat nembak nih ceritanya
tapi dengan keragu-raguan yang seperti mencekik leher dan jantung agar tak
melakukan itu. Di sinilah letak kebodohan ku dan kegoblokan ku yang mengira dia
punya ekspetasi apapun untuknya. Ada satu tapi...... Lanjut dulu yaaa
FASE 3 : MEYAKINKAN
Sekarang dia sudah balik lagi ke makassar, tapi kita masih chattingan namun sudah
agak berkurang sedikit karena aku mengerti di sana dia sedang kuliah, kerja tugas,
Tidak sampai di situ aku masih berusaha untuk terus mencoba mnyampaikan lagi
perasaan ku ke dia. Semalam deh kejadiannya. Singkat saja yaa. Jadi pas aku habis
Aku tidak bisa kasi kesempatan karna aku saja belum punya rasa apa-apa
Aku pernah ada di posisi aku respon orang tapi malah aku disalahkan karna dikira
Jadi aku takut kalau ada orang yang berharap sama aku
Jadi, bagimana menurut kalian? tolol bet sumpah aku ini wkwkwkwkwk
sumpah orang yang pernah buat dia jadi punya trust issue seperti ini pengennya ku
maki, kalau bisa di delete dari bumi di delete aelah. Kek *nji*g sumpah dah. sorry
Yang kubutuhkan hanyalah satu kesempatan dari dia. Bukan untuk menerimaku
secara cuma-cuma tapi untuk membiarkan aku menumbuhkan rasa untuknya dengan
terbiasa. Aku pernah bilang ke dia bahwa cinta yang tulus itu pasti akan menerima
Hmmm sudahlah nanti kesannya malah jadi memaksa. Biarkan saja dulu. Aku hanya
ingin dia tau bahwa aku takkan pernah menyerah walaupun aku dalam diam
sekalipun . Hanya satu yang akan membuatku berhenti dan menyerah jawabnya ada
di fase final....
Fase ini sebenarnya bagian yang paling awal selesai. Jujur aku benci dengan fase final
ini dan tidak ingin kalian membacanya sekarang. Jadi kunci untuk membuka fase final
fase final ini agar kalian bisa membacanya. Ini juga menjadi jawaban dari berhentinua
Bagaimana?