Anda di halaman 1dari 2

NAMA: WULAN RAHMAWATI

KELAS: XI F1-E

cerpen by; wattpad

JANGAN AMBIL SAHABATKU

Aku manusia biasa yang bersekolah di salah satu SMA Negeri Di Bandar Lampung. Aku tidaklah se*si
tapi aku bersyukur dengan keadaanku sekarang ini. Aku juga tidaklah pintar tetapi aku berusaha untuk
selalu belajar.

Aku memiliki sahabat yang amat setia menemani ku di kala suka maupun duka sahabatku itu bernama
Lina.Kami bersahabat dari duduk di bangku sekolah dasar sampai sekarang ini. Setelah aku duduk di
bangku sekolah menengah atas aku mendapat begitu banyak sahabat salah satunya Dita dan Cahaya.
Tidak hanya mereka yang menjadi sahabatku tetapi juga Tama. Ia orang yang humoris, ia juga juara kelas
dan ia juga ramah pada setiap orang.

Aku bersahabat dengannya dari mos awal masuk sekolah sma. Kesan pertamaku denganya, ia orangnya
lucu dan misterius. Kemisteriusannya itu ia sembunyikan di balik kacamatanya.

Waktu terus bergulir dan hari terus berganti. Awalnya aku hanya sekedar teman biasa yang memiliki
rasa ingin tahu dengan sifatnya. Semua itu bermula dari tujuh bulan yang lalu tepatnya bulan November.
Kami sering bercerita lewat pesan singkat, banyak cerita duka dan suka yang aku ceritakan denganya.
Banyak pertanyaan yang ku ajukan untuknya. Dari kesukaanya hingga alasan ia melepas kaca matanya
ketika ia berada di luar kelas dan di rumah. Bahkan dia memberiku begitu banyak nasehat "jangan
merubah diri kamu hanya karena hal yang tidak penting".

Sayangnya ke dekatan dan persahabatian kami di warnai gosip dan desas-desus yang menyatakan aku
menyukainya, padahal di antara aku dan dia hanyalah ada sebuah tali persahabatan. Desas desus itu
heboh di kalasnya. Puluhan pesan singkatku tak mendapat tanggapan darinya. Parahnya lagi tiap kami
tidak sengaja bertemu tak ada sedikt senyum di wajahnya dan tak ada sedikit pun kata terucap di bibir
manisnya itu. Yang ada hanyalah tatapan mata yang kosong namun indah.

Tuhan aku binggung dengan apa yang harus ku perbuat. Jujur aku sedih jika selamanya aku dan dia
harus begini. hatiku sakit bagaikan di tusuk seribu jarum. Aku mohon kepada MU jangan ambil
sahabatku. Engkau dapat mengambil semua yang ku miliki tapi jangan kau ambil sahabatku. Karena
sahabat menurutku amatlah berarti dalam hidup ini.

Jika aku boleh meminta pada mu.

kembalikanlah sahabatku seperti dikala pertama kali aku mengenalnya. Aku hanya ingin jika aku kelak
bertemu dengannya aku dapat melihat senyuman manisnya dan mendengar kata sapaan dari bibirnya
yang merah. entah kapan semua itu terjadi yang jelas aku akan selalu menjadikan ia sahabat terbaikku.
aku yakin itu semua akan terjadi..

Jarum jam terus berputar begitu pula harapan ku yang semakin lama luntur karena prilakunya. aku
menyadari mungkin itu semua terjadi karena kesalahanku juga. Yang pada suatu ketika menulis kalimat
permohonan maaf dan kata-kata bahwa aku tidak mau memutus tali silaturami di frendster ku. ia
berkata melalui temannya bahwa aku membuat steres dirinya. bahkan di luar dugaan ku, ia berkata
untuk tidak saling menggangu biar sama-sama enak. padahal di hati kecilku aku hanya ingin
menyambung tali silaturami dengannya. aku sedih dengan perkataannya itu, yang membuat aku sedih
kenapa pertemanan yang diawali dengan baik harus di akhiri seperti ini.

Satu tahun berlalu dari kejadian itu. kini aku telah duduk di kelas dua sma tidak sekelas dengannya. di
antara kami sampai saat ini hanya ada kebisuan dan kepura-puraan. Aku mulai dari kejadian kemarin
hanya bisa berpura untuk tidak mengenalnya. sebenarnya tidak seorang pun mengetahui sejak satu
tahun yang lalu aku mengidap penyakit kanker otak stadium terakhir. kata dokter aku hanya bias
bertahan hidup 2 bulan saja. aku hanya berpura sehat di hadapan semua orang termaksud dia. karena
aku tidak mau mereka semua bersikap baik dengan ku akibat belas kasihan.

Waktu hidupku semakin sempit akibat penyakit kanker yang ku derita. Sampai pada suatu ketika rambut
panjang ku berlahan – lahan habis dan aku harus menjalankan berbagai macam terapi dari dokter.
Karena perasaan malu dengan keadaan ku. aku memutuskan untuk tidak masuk sekolah. Dan meminta
tolong ke pihak sekolah dan guru untuk menyembunyikan alasan ku tidak masuk sekolah karena sakit.
Suatu ketika 2 hari menjelang ulang tahun tama. aku sengaja pergi ke salah satu supermarket untuk
mencari kado ultah buatnya padahal saat itu aku dilarang untuk berjalan dan melepaskan impus. Tapi
dengan usaha kerasku merayu mama akhirnya aku diperbolehkan untuk pergi tetapi harus bersama
maya adikku. Akhirnya setelah beberapa jam kami menemukan hadiah yang cocok buat tama sahabatku
yaitu sebuah jaket berwarna biru tua.

Saat kami pulang ditengah jalan menuju rumah. kami bertemu dengan tama di luar dugaanku disaat
bersamaan aku kehilangan kesadaran. aku baru sadar dari pingsanku ketika di rumah sakit. aku melihat
di sekitar tempat tidurku ada keluarga ku tercinta yang sedang menangis dan yang membuat aku
terkejut di kamar itu ada tama yang membawa seikat mawar merah. tiba tama menghampiriku dan ia
berkata sambil tersenyum “ini bunga untuk mu. semoga kau cepat sembuh dan maaf selama ini aku
membuatmu sedih dan kecewa. kamu maukan memaafkan aku dan bersahabat lagi denganku?" aku
hanya bisa berkata dengan terbata-bata "aku maaffin kamu kok, aku juga minta maaf dan selamat ulang
tahun ya sahabatku”. Akhirnya malaikat pencabut nyawa pun datang menghampiriku dan aku pun
mengakhiri hidup dengan tersenyum. karena di akhir hidupku sahabat-sahabatku ada di dekatku.

Anda mungkin juga menyukai