Anda di halaman 1dari 1

Cerpen “CINTA TAK 

TERBALAS”
By : DEWI LESTARI
 
Dulu, aku tak begitu mengenalnya, karena selain dia memiliki seorang kekasih, aku pun juga
memiliki seorang kekasih, hingga beberapa bulan setelah aku memutuskan hubunganku dengan
kekasihku, dan begitu juga dengannya.
Berawal dari sebuah flash disk yang ia pinjam dariku, lalu kami pun menukar nomor
handphone, setelah kejadian itu, kami berdua pun semakin akrab. Hampir setiap hari, ia
menanyakan apa yang sedang aku lakukan, hingga pada suatu hari, saat aku tidak sengaja menabrak
dua ekor burung dara, dia adalah orang pertama yang memperhatikan kondisiku dan mengobati
lukaku.
Sejak saat itulah perasaanku mulai muncul kepadanya, tetapi dia belum bisa melupakan mantan
kekasihnya yang dahulu. Seminggu kemudian, aku mendengar kabar bahwa ada banyak wanita
yang menyukai dia, dia pun mencoba untuk membuka hatinya dan menyeleksi wanita-wanita yang
suka padanya. Hampir setiap hari aku selalu memberinya permen yang bertuliskan isi hatiku, dan
aku selalu senyum sendiri bila melihat senyum manisnya, tapi dia menanggapinya dengan biasa
saja, aku tidak pernah menyerah. Satu per satu dari mereka gugur, sekarang hanya ada aku dan
gadis yang berinisial “S”.
Berbagai upaya kulakukan untuk mendapatkan cintanya, hingga pada suatu hari, pada saat
pelajaran biologi, aku dan dia saling membalas surat, dan di dalam surat itu, dia mengatakan :
“kenapa kamu tidak berbicara secara langsung saja denganku “, lalu dengan gugup aku pun
mengatakan : “ aku malu “. Setelah pelajaran biologi berakhir, aku pun di paksa oleh temanku agar
aku mau berbicara berdua dengan lelaki yang aku sukai itu, aku pun tidak bisa menolaknya. “ Ada
apa? “, ujar lelaki yang kusukai itu. “ aku suka padamu “, ujarku dengan malu-malu. Dia pun heran,
dan apa yang aku dapat, seperti kata pepatah : “sudah jatuh, tertimpa tangga pula “, sudah malu,
ditolak pula.
Keesokan harinya, aku mendangar kabar bahwa dia sudah memiliki seorang kekasih, hatiku hancur
mendengarnya, aku berusaha untuk menyembunyikan kesedihanku dihadapannya, tapi ternyata itu
sulit.
Dua hari tiga malam, aku masih menangisi nasibku yang selalu di sakiti oleh lelaki, dan aku
belum bisa menerima semuanya,  kalau ternyata orang yang aku cintai, sekarang telah memiliki
seorang kekasih, walaupun aku tahu dari temanku, ternyata dia hanya melampiaskan perasaan sakit
hatinya kepada kekasih barunya itu dan ia tidak ingin menyakiti perasaanku seperti dia menyakiti
perasaan gadis itu nantinya, karena aku terlalu baik baginya.
Siang harinya, saat aku berdiri disamping jendela kelasku, aku mendengar suaranya yang sedang
tertawa bersama teman-temannya, lagi-lagi aku tidak bisa menahan air mataku, aku pun menangis
tersedu-sedu bila mendengar suaranya, sulit bagiku untuk melupakannya, apalagi dia sekelas
denganku.
Mungkin dia berpikir kalau sikapku ini terlalu berlebihan dan agresif, tapi inilah sifatku,
inilah diriku, aku berbeda dengan yang lainnya.
Memang susah untuk melupakan orang yang sangat kita cintai, tapi aku tidak akan pernah
menyerah untuk mendapatkan cintannya, meski kutahu dia telah memiliki kekasih, dan aku sadar ia
tidak akan pernah memberikan cintanya padaku, tapi tak ada salahnya jika kita mengharapkan
sesuatu yang kita inginkan, walaupun itu semua tak akan mungkin terjadi, tapi yang terpenting kita
sudah berusaha semampunya.
Mungkin orang-orang berpikir bahwa lebih baik dicintai dari pada mencintai seseorang, tapi itu
tidak berlaku kepadaku, aku lebih baik mencintai seseorang dari pada dicintai, karena jika kita
mencintai seseorang, kita akan merasa bahagia, meskipun hati kita tersakiti karena tidak dicintai.
Tetapi jika kita dicintai seseorang dan kita tidak mencintai orang tersebut, maka kita akan
selalu merasa bersalah karena telah menerima orang yang tidak kita cintai dan dia akan tersakiti,
karena bagiku lebih baik tersakiti daripada menyakiti.

Anda mungkin juga menyukai