Anda di halaman 1dari 3

Cinta Pertama

Aku mengenalnya semenjak aku berusia 16 tahun, tapi mulainya rasa itu ada ketika
aku duduk di kelas dua SMA, semenjak itu aku merasa aneh, karena usiaku juga masih
terbilang remaja. Entah apa yang aku rasa saat itu, aku tak mengerti apa yang sedang terjadi
kala itu, aku seperti orang yang tak tentu arah yang hanya mengerti cinta monyet dan belum
mengerti cinta yang sebenarnya itu.

Saat aku sadari ternyata aku mulai suka, ya aku suka untuk yang pertama kali pada
seseorang. Namun aku tak mampu melakukan apa yang ingin aku lakukan. Aku hanya
mengaguminya dari kejauhan, aku hanya mampu melihat senyumnya dari sini dari tempatku
duduk kala itu. Aku melihatnya tertawa dan melihat bermain bola di lapangan futsal, apa lagi
saat itu dia senyum padaku aku tak membayangkannya. Aku sungguh suka laki-laki yang aku
pandang terlihat tampan dengan gayanya yang khas dan aku suka itu. Matanya sangat indah,
rambutnya yang agak kriting menambah getaran dalam dada ini. Huuuuh aku suka dia, benar-
benar suka dia.

Rasa ini semakin hari semakin dalam. Setiap hari yang aku ingin hanya memandang
wajahnya. Suatu hari aku melihat tatapan matanya, tatapan mata yang sangat sejuk. Yang
mampu membuat jantung ini berdegup lebih cepat. Dan akhirnya aku mulai bisa dekat
dengan dia, karena saat itu dia mengajak aku berkenalan. Sangat menyenangkan, aku merasa
sangat bahagia dan semua itu tak terbayangkan sedikit pun di benakku ini. Aku bisa dekat
dengannya.

Hingga suatu hari, apa yang aku takutkan terjadi, dia pergi. Pergi tanpa pesan terakhir.
Kini, hanya ada aku dan kenangan itu. Aku hanya mampu mengingatnya, mengingat semua
senyumnya dan tatapan indah itu. Aku berjalan sambil meneteskan air mata, air mata
kehilangan dia. Dia, takkan pernah tau betapa sakitnya aku saat itu, saat dia pergi dariku. Aku
tak mampu berkata apapun, aku hanya menangis dalam diam, menyesali semuanya. Aku
mencoba tegar, aku mencoba terus untuk menutup luka ini, luka yang kau beri. Aku mencoba
bahagia degan apa yang aku milikki saat itu. Aku mencoba bertahan dengan senyumanku.
"Yaa Allah, jaga dia selama dia jauh dari sisiku". Dan saat itu aku mulai sadar, inilah cinta
pertamaku. Di dalam penantianku, ada seorang pria datang dgn membawa sejuta cinta. Aku
masih ingin diam, dan diam menunggu cintaku kembali dalam pelukku. Namun kehadirannya
membuat aku tertawa seperti dulu, tetapi sungguh dalam hati ini masih ada nama cinta
pertamaku. Aku hanya mampu tertawa sesaat saja, setelah itu kembali menangis dalam
diamku, dalam penantianku. Untuk sementara waktu, sakitku terobati oleh kehadirannya di
dalam sepiku. Namun hanya sementara dan setelah itu kami berpisah.

Tahun pun telah berganti namun cintaku tak pernah kembali. Aku tetap menunggu, menunggu
dalam ketidakpastian ini. Sampai suatu hari, aku tau dia sudah tak sendiri lagi, dia
mempunyai seorang kekasih. Aku hancuuuur saat itu. Aku harus melihat cinta pertamaku
bersama wanitanya itu. Aku menangis sejadi-jadinya :( Aku terus menangis dalam diamku,
aku tak mampu lagi tersenyum saat itu. Rasanya hatiku sangat sakit saat itu, hatiku ada 1 dan
akhirnya hancur berkeping-keping.

"Yaa Allah , mengapa ini terjadi padaku??" Aku menutupi rapuhnya hatiku dengan
caraku sendiri. Dan aku mencoba berpaling tapi selalu saja gagal. Mengapa?

Akhirnya aku menemukan seorang pria, yang sangat aku harapkan bisa menggantikan
dia. Namun ternyata aku salah, semua yang aku usahakan gagal. Entah apa yang aku rasakan
saat itu, Aku galau... Aku kecewa... Aku harus rela dia bersama wanitanya. Namun aku tak
sekuat yang aku kira, aku berharap aku mampu namun ternyata aku tak mampu. Aku terlalu
rapuh untuk itu.. Namun aku tak putus asa, aku terus menunggunya dan aku hanya menangis
dalam diamku. Aku berdoa, suatu hari nanti DIA bisa mengerti akan perasaan yang ku derita
ini.

Setelah beberapa bulan, ALLAH mendengar doaku, aku kembali bisa dekat dengan
cinta pertamaku itu. Ahhh, senangnya aku ini Lama-kelamaan aku semakin dekat dengan dia.
Tak ku sangka sekarang dia membawa perempuan barunya lagi, untuk yang kedua kalinya
hatiku benar-benar patah. Tapi ini adalah kenyataan yang harus aku terima. Dan 1 minggu
setelah itu, aku mengundurkan diri atas penantianku, walaupun dia tak merespon atau
membalas kata-kataku, tapi aku tahu, mungkin dia bisa bahagia hanya bersama
perempuannya yang Dia pilih. Perjuanganku selama 4 tahun ini hanya sia-sia atau tidak sia-
sia, aku pun tidak tau. Yang pasti aku takan bisa untuk melupakan dia, aku akan
menyimpanya di kotak bernama hati, hingga suatu saat semoga dia yang dapat membukanya
lagi.
Ternyata 2 minggu dia menyakitiku untuk kedua kalinya, dia menyadari kegigihanku
mempertahankan dirinya, menyadari bahwa akulah yang pantas mengerti dia dan mendapingi
hidup dia. Terima kasih ya Allah karena engkau telah memperkenankanku mencintai
seseorang dan Engkau telah membukakan pintu hatinya untuk tulus mencintaiku lagi, walau
masih membesit lukaa dihaaati ini.

Anda mungkin juga menyukai