Disusun Oleh:
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah STW, yang karena
bimbingannyalah maka penulis bisa menyelesaikan sebuah makalah yang
berjudul Jenis dan Manfaat Semantik Serta Semantik dalam Linguistik.
Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dalam jangka waktu
tertentu sehingga menghasilkan karya yang bisa dipertanggungjawabkan
hasilnya. Saya mengucapkan terimakasih kepada pihak terkait yang telah
membantu saya dalam menghadapi berbagai tantangan dalam
penyusunan makalah ini.
Saya menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang
mendasar pada makalah ini. Oleh karna itu saya mengundang pembaca
untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
kemajuan ilmu pengetahuan ini. Terima kasih, dan semoga makalah ini
bisa memberikan sumbangsih positif bagi kita semua
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR................................................................................................
...
DAFTAR
ISI.................................................................................................................
.
BAB I Pendahuluan
A. Latar
Belakang..................................................................................................
.....
B. Rumusan
Masalah.................................................................................................
C. Tujuan.......................................................................................................
............
BAB II ISI
A. Pengertian
Wacana.................................................................................................
B. Batasan
Wacana.....................................................................................................
C. Struktur
Wacana.....................................................................................................
D. Organisasi
Wacana.................................................................................................
A. Kesimpulan...............................................................................................
.............
DAFTAR
PUSTAKA..................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sepanjang hidupnya, manusia hampir- hampir tidak dapat lepas dari peristiwa
komunikasi. Di dalam berkomunkasi manusia memerlukan sarana sebagai pengungkap ide,
gagasan, isi pikiran, maksud, tujuan, keinginan, penjelasan, dan sebagainya. Sarana yang
paling utama dan vital untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah bahasa. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa fungsi bahasa paling utama adalah sebagai sarana komunikasi.
Studi bahasa yang idealnya mencakup seluruh aspek dan komponen kebahasaan yang ada
sesuai dengan kenyataan pemakaian bahasa. Studi tentang bahasa yang hanya didasarkan atas
pendekatan linguistik dan gramatika bahasa dirasakan oleh para ahli memiliki keterbatasan-
keterbatasan, terutama mengenai kesesuaian dengan kenyataan pemakaian bahasa karena
hanya mampu meganalisis dan mengungkapkan persoalan bahasa sampai pada tataran
gramatikal. Padahal, aspek kebahasaan berupa wacana sangat penting dan tidak kalah penting
apa bila dibandingkan dengan aspek kebahasaan yang lain. Berdasarkan hal tersebut,
pengkajian bahasa berdasarkan pendekatan pragmatik terhadap komponen kebahasaan yang
lebih besar , yakni wacana semakin diminati. Analisis wacana sebagai suatu disiplin ilmu
mencapai masa pemantapannya pada dekade 1980-an. Sejumlah bukti teks mengenai analisis
wacana terbit pada saat itu, seperti Larsen-Freeman (1980), Stubbs (1983). Brown and Yule
(1983), dan Van Dijk (1985). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kajian bidang ini
tergolong masih baru. Dengan demikian teori- teori pendukung studi wacana belum sebanyak
teori yang mendukung aspek- aspek kebahasaan yang lain.
Pragmatik pada dasarnya membahas tentang penafsiran wacana yang dikehendaki oleh
penutur. Hal-hal yang dikaji dalam pragmatik diperlukan juga dalam analisis wacana.
Analisis wacana (discourse analysis) membahas mengenai cara pemakai bahasa mencerna hal
yang ditulis oleh para penulis dalam buku-buku teks, memahami hal yang disampaikan
penyapa secara lisan dalam percakapan, dan mengenal wacana yang koheren dan yang tidak
koheren. Namun studi wacana berdasarkan pendekatan pragmatik tidak mungkin
mengabaikan pemanfaatan pendekatan linguistik karena komponen- komponen yang
membangun wacana adalah komponen linguistik pula.
Atas dasar pentingnya studi kebahasaan pada aspek wacana, pada kesempatan ini akan
dikemukakan pembahasan mengenai analisis wacana sebagai bentuk studi kebahasaan pada
tataran wacana yang menduduki fungsinya sebagai alat komunikasi. Penyelidikan tentang
wacana membuka bidang- bidang yang tidak dibatasi dan saling menembus atau berhubungan
dengan disiplin ilmu bahasa yang lain. Jika kita membahas analisis wacana secara
menyeluruh dan dengan pendekatan dari segala sudut, kemungkinan akan menghasilkan
tulisan yang beratus- ratus lembar karena luasnya cakupan kajian tentang analisis wacana. Di
hampir seluruh perguruan tinggi jurusan bahasa menempatkan kajian analisis wacana menjadi
satu mata kuliah tersendiri. Oleh karena itu, perlu adanya batasan dalam membahas analisis
wacana.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian wacana menurut umum dan para ahli?
2. Bagaimana batasan-batasan wacana?
3. Bagaimana struktur-struktur wacana?
4. Bagaimana organisasi wacana?
C. Tujuan
1. Agar mengetahui apa itu wacana.
2. Agar mengetahui apa saja batasan-batasan wacana.
3. Agar mengetahui struktu-struktur wacana.
4. Agar mengetahui organisasi apa saja yang ada dalam wacana.
BAB II
ISI
A. Pengertian Wacana
Wacana berasal dari bahasa Inggris discourse, yang artinya antara lain
Kemampuan untuk maju menurut urutan-urutan yang teratur dan
semestinya. Pengertian lain, yaitu Komunikasi buah pikiran, baik lisan
maupun tulisan, yang resmi dan teratur. Jadi, wacana dapat diartikan
adalah sebuah tulisan yang teratur menurut urut-urutan yang semestinya
atau logis. (Pengertian wacana dan wacana naratif: Linarfad).
B. Batasan Wacana
Wacana adalah suatu peristiwa yang terstruktur yang dimanifestasikan dalam prilaku
linguistic (atau yang lainya). (Edmondson, 1981 : 4)
Wacana adalah organisasi bahasa di atas kalimat atau di atas klausa ; dengan perkataan
lain unit-unit linguistic yang lebih besar dari pada kalimat atau klausa, ( stubbs, 1983 : 10)
Wacana adalah seperangkat proposisi yang saling berhubungan untuk menghasilkan suatu
rasa kohesi bagi pembaca penyimak. (desee, 1984 : 72)
Wacana adalah satuan bahasa terlengkap; dalam heraki gramatikal merupakan satuan
gramatikal tinggi atau terbesar.
Demikianlah, telah kita utarakan uraian pengertian, atau batasan wacana yang kita ambil
dari berbagai sumber. Dari sumber-sumber itu dapat kita lihat adanya persamaan dan
perbedaan pendapat dari berbagai pakar atau penulis.
Dari sumber-sumber tersebut dapat kita lihat adanya unsure-unsur penting wacana
sebagai berikut:
1. Satuan bahasa
2. Terlengkap/terbesar/klausa
3. Diatas kalimat/klausa
4. Teratur/tersusun rapi/rasa kohesi
5. Berkesinambungan/kontinuitas
6. Rasa kohesi/rasa kepaduan
7. Lisan/tulis
8. Awal dan akhir yang nyata
C. Struktur Wacana
D. Organisasi Wacana
Istilah Organizational Discourse berkonotasi berbagai perspektif yang
diambil dari berbagai disiplin ilmu di mana fokus utama adalah peran
bahasa dalam pengaturan organisasi (Grant, Hardy, Oswick, dan Putnam,
2004). Wacana dalam konteks ini termasuk bukan hanya bagaimana
kita bicara tentang hal-hal di sekitar sini, tetapi setiap bentuk komunikasi
berbasis bahasa. Sebagai contoh, percakapan, narasi resmi, cerita,
obrolan kantor, dokumen, dan plak di dinding. Mereka dapat terjadi pada
tingkat mikro lebih, seperti interaksi interpersonal atau kelompok kecil,
atau pada tingkat makro lebih seperti dokumen kebijakan, rencana
strategis, dan posisi ruang rapat. Wacana dari masa lalu juga dapat
membentuk perilaku sekarang dan masa depan dalam bentuk
kepercayaan masyarakat dibentuk, teori, dan cerita tentang hal-hal.
Misalnya, narasi Newton tentang alam semesta mekanis masih
membentuk cara banyak manajer berpikir tentang organisasi dan
perubahan.
Meskipun pendekatan untuk Organisasi Wacana dalam komunitas
ilmiah mencakup berbagai orientasi, bagian signifikan dari lapangan
merangkul salah satu atau kedua konstruksionis sosial dan perspektif
kritis. Kami percaya dua perspektif, khususnya, berhubungan dengan
asumsi utama yang mendasari praktik OD banyak tepi terkemuka.
Khususnya, mereka alamat bagaimana bahasa, cerita, percakapan,
teks dan sebagainya mempengaruhi perilaku organisasi dan bentuk pola
pikir anggota organisasi . Mereka juga menarik perhatian pada proses
yang membangun makna sosial bersama dan kesepakatan dalam
organisasi sementara menyatakan bahwa tidak ada realitas, independen
objektif. Sebaliknya, ada beberapa realitas sosial yang menawarkan
pemahaman alternatif fenomena organisasi. Akhirnya, mereka
menekankan bagaimana kekuasaan dan proses politik yang digunakan
untuk membangun baru realitas atau disukai pemandangan dunia,
sehingga menguntungkan kepentingan dan kepercayaan dari beberapa
anggota organisasi lebih dari orang lain.
BAB III
A. Kesimpulan
Wacana adalah satuan bahasa terlengkap daripada fonem, morfem,
kata, klausa, kalimat dengan koherensi dan kohesi yang tinggi yang
berkesinambungan, yang mampu mempunyai awal dan akhir yang nyata,
disampaikan secara lisan atau tertulis ini dapat berupa ucapan lisan dan
dapat juga berupa tulisan, tetapi persyaratanya harus dalam satu
rangkaian dan dibentuk oleh lebih dari sebuah kalimat.
DAFTAR ISI
Anton M. Moeliono (ed). 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Henry Guntur Tarigan. 1987. Pengajaran Wacana. Bandung: Angkasa.
I.G.D Oka dan Suparno. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: Depdikbud.
Sumarlam, dkk. 2009. Teori dan Praktik Analisis Wacana. Surakarta:
Pustaka Cakra Surakarta.
http://efoel-lintang.blogspot.com/2013/06/makalah-wacana-bahasa-
indonesia.html Kamis, 27 Juni 2013